Sinopsis Love Me If You Dare Episode 3

 Sinopsis Love Me If You Dare Episode 3



Yao Yao masih shock setelah mendengar dugaan Jin Yan bahwa anak-anak yang hilang itu bukan cuma diculik tapi juga sudah mati dibunuh.

Jin Yan memerintahkan Yao Yao untuk menenangkan dirinya dalam waktu 1 menit lalu setelah itu Yao Yao harus kembali mengerjakan tugas-tugasnya jadi asisten.

Yao Yao lalu memberitahukan dugaan Jin Yan ini pada polisi via telepon. Sama seperti Yao Yao, para polisi juga shock dan tidka percaya, mereka tidak mengerti bagaimana Jin Yan bisa seyakin itu. Berdasarkan apa Jin Yan bisa sampai membuat kesimpulan seperti itu? tuntut Xun Ran.


Dia meminta Jin Yan untuk memberikan penjelasan pada mereka via telepon sekarang juga. Tapi Jin Yan menolak karena dia gengsi harus pidato di jalan pedesaan seperti ini sementara terakhir kali dia pidato adalah di tempat bergengsi yaitu di hall kampus Baltimore di universitas Maryland.

Yao Yao tidak mengerti memangnya kenapa kalau disini "Selama apa yang kau katakan itu akurat maka kau akan dihormati tak peduli dimanapun kau berdiri"


Tapi Jin Yan tetap saja tidak mau. Yao Yao akhirnya berkata pada Xun Ran bahwa saat ini Jin Yan tidak punya waktu karena dia sedang menyiapkan laporannya dan masih harus memeriksa bukti-bukti tambahan.

Tapi Jin Yan pasti akan segera memberikan laporan lengkapnya begitu dia sampai di kantor polisi nanti, kata Yao Yao.

"Kau pembohong yang hebat" sindir Jin Yan.


Setibanya di kantor polisi, Yao Yao langsung memfotokopi laporannya sambil melihat para polisi yang satu per satu mulai masuk ke ruang rapat.

Saat Jin Yan datang, bukannya langsung masuk ruang rapat, dia malah memperhatikan ekspresi sendu Yao Yao.

"Kenapa aku baru menyadari luka yang tersembunyi dibalik sikap tenangmu? Sepertinya diagnosisku yang dulu salah. Ekspresi kesedihan dan kemuramanmu sepertinya berhubungan dengan ayahmu"


"Salah. Alasan aku merasa terluka adalah karena kau harus memberikan laporan pada polisi segera"

"Nona asisten, apa kau salah minum obat?"

"Karena aku benar-benar asistenmu. Jadi aku ingin memberikanmu sebuah saran yang tulus bahwa orang-orang yang didalam itu adalah para polisi yang mencintai dan menghormati pekerjaan mereka. Saat kau memberikan laporan pada mereka nanti, bisakah kau jangan menggunakan sarkasme pada mereka? Bahkan sekalipun mereka bertanya, bisakah kau menjawab mereka dengan penuh kesabaran?"

Jin Yan tidak mengerti kenapa Yao Yao punya pandangan seaneh itu tentangnya. Yao Yao dengan santainya menjawab bahwa cara Jin Yan memperlakukannya dan orang lain selama ini sama sekali tidak bisa dikategorikan baik, Jin Yan bisa membuat orang lain marah hanya dengan buka mulut tak lebih dari 5 menit.


"Sarkasme biasanya merupakan hasil dari perbedaan IQ bukan karena pekerjaan. Pekerjaan polisi berbeda denganku. Kenapa aku harus menggunakan sarkasme untuk menunjukkan kekurangan pemahaman mereka akan psikologi kriminal?"


Dalam pidatonya, Jin Yan memberitahu para polisi bahwa penjahat yang mereka cari adalah orang yang pintar dan cukup detil. Si pelaku tidak pernah menggunakan kekerasan pada korban untuk mengajak korban pergi bersamanya karena dia punya kemampuan komunikasi yang cukup baik.

Korban-korbannya dipilih secara khusus dan dia akan menghabiskan beberapa saat untuk memahami si korban misalnya dengan cara mentraktir mereka atau semacamnya, sebelum akhirnya dia membawa korban ke lokasi yang sudah dia siapkan. Si pelaku single dan rumahnya di berada area sekitar pasar dan disanalah dia melakukan kejahatannya.

Jin Yan lalu menyebarkan map dimana dia sudah menetapkan beberapa titik lokasi area mana saja yang diduga tempat pelaku melakukan kejahatannya.

Jin Yan berkata bahwa setelah mereka menemukan mayat para korban maka dia akan membuat deskripsi pelaku. Xun Ran bertanya kenapa deskripsi pelaku baru bisa dibuat hanya setelah mayat korban ditemukan.

"Karena keinginannya yang terdalam akan tercermin melalui tubuh korban."


Tapi bahkan setelah itu, polisi masih saja meragukan teorinya Jin Yan. Salah satu polisi lalu menanyakan pendapat Xun Ran karena Xun Ran adalah satu-satunya diantara mereka yang pernah mendapat pelatihan dari Amerika.

Xun Ran berkata bahwa Jin Yan pasti punya dasar yang membuatnya bisa punya dugaan seperti itu. 

Misalnya anak-anak yang hilang itu rata-rata berumur 15-16 tahun. Anak-anak di umur itu memang memiliki postur yang berbeda-beda, ada yang tinggi dan ada juga yang pendek.

Tinggi badan para korban kebanyakan pendek, bahkan yang paling tinggi pun hanya 158 cm.  (Ah, pantesan Fu Ming Yi katanya berumur 15 tahun tapi kok posturnya kayak anak umur 10 tahunan).

Dari hal ini, bisa diduga kalau tersangka kemungkinan juga pendek sehingga dia memilih korban yang posturnya lebih pendek darinya.

Walaupun Xun Ran tidak tahu bagaimana Jin Yan bisa membuat kesimpulan kalau kasus ini adalah pembunuhan berantai tapi dia percaya kalau analisisnya benar.


Seorang polisi lain tiba-tiba datang melaporkan penemuan baru, seorang pedagang buah mengaku mengenali korban ketiga. Si pedagang buah ingat korban masuk ke tokonya bersama seorang pria adalah pada tanggal 5 november.

Korban dan pria yang bersamanya itu adalah pelanggannya yang terakhir. Waktu itu si pedagang buah sudah buru-buru mau pulang karena hari itu adalah hari peringatan pernikahannya tapi kedua pelanggan itu butuh waktu sangat lama untuk memilih buah-buahan yang mau mereka beli.

Informasi baru ini jelas aneh, karena korban berhubungan dengan si pelaku pada tanggal 5 november sementara dia dilaporkan hilang pada tanggal 5 desember.

Xun Ran pun langsung pergi menemui Yao Yao dan memintanya untuk menghubungi Jin Yan. Saat Yao Yao meneleponnya, Jin Yan langsung menyuruh mereka ke villa sekarang juga.


Sementara itu di villa, Jin Yan mengamati papan informasinya sambil bertanya-tanya sendiri, siapa kira-kira korban pertama si pelaku? apa yang membuat si pelaku memulai kejahatan ini? apa yang sebenarnya si pelaku inginkan.


Setibanya di villa, Xun Ran dan Yao Yao tidak sadar kalau ada orang yang diam-diam memotret mereka. Mereka mendapati Jin Yan sedang melamun menatap kosong ke arah papan.


Tapi yang lebih mengejutkan, saat Xun Ran hendak memberitahu Jin Yan tentang informasi terbarunya, dia malah mendapati bahwa Jin Yan ternyata sudah tahu tentang adanya jeda waktu yang cukup jauh antara saat korban menghilang dengan saat orang tua korban melapor ke kantor polisi.

Jeda waktu yang cukup jauh itu ternyata terjadi karena di daerah pedesaan, anak remaja umur 15-16 tahun sudah dianggap sebagai orang dewasa.

Karena hal itulah, hilangnya anak-anak remaja itu tidak dilaporkan lebih cepat. Selain informasi itu, Xun Ran juga memberikan laporan lain pada Jin Yan.


Sementara Jin Yan sibuk sendiri mempelajari informasi barunya, Xun Ran dan Yao Yao bicara berdua di ruang belajar. Yao Yao masih sulit mempercayai dugaan Jin Yan ini. Dia masih berharap kasus ini kasus penculikan biasa dan anak-anak itu masih hidup entah dimana, mungkin dijual ke pasar gelap atau semacamnya.

Tapi Xun Ran sekarang sudah mulai meyakini dugaan Jin Yan. Pertama karena anak-anak yang hilang itu bukan anak kecil yang gampang diculik tapi anak-anak remaja yang sudah dianggap dewasa.

Dan yang kedua, jika kasus ini kasus perdagangan manusia maka para penculiknya pasti harus memindahkan anak-anak itu ke suatu tempat dan dalam proses itu pasti akan ada saksi mata dan jejak, sementara dalam kasus ini tidak ada satupun saksi mata dan tidak ada jejak sedikitpun.


Jin Yan turun tak lama kemudian dengan membawa map yang dia tandai dengan tiga titik lokasi yang dia duga tempat pelaku mengubur mayat para korban. Xun Ran pun langsung pergi mengecek tempat-tempat bersama tim kepolisian.

Setelah Xun Ran pergi, Jin Yan berkata kalau dia lelah dan mau tidur. Yao Yao heran apa Jin Yan tidak akan membantu polisi mencari mayat korban dan tersangka?

"Itu pekerjaan polisi. Aku hanya bertanggung jawab dalam analisa"

"Kalau begitu aku mau pulang saja sekarang. Aku akan datang lagi besok"

"Tidak boleh, semua waktumu adalah milikku"


Yao Yao masih bersikeras ingin pulang dan berjanji akan langsung datang lagi kalau terjadi sesuatu tapi Jin Yan juga ngotot melarangnya dengan alasan jika ditengah malam nanti mereka harus keluar untuk melihat mayat-mayat korban maka dia bakalan repot harus menjemput Yao Yao.

"Kalau begitu aku harus tidur dimana?" tanya Yao Yao.

Dan apa jawaban Jin Yan?... *lirik sofa*

Yao Yao langsung protes "Bahkan dalam situasi seperti ini, kau tetap tidak mau memberikan tempat tidurmu pada seorang wanita?"

"Berhentilah membaca cerita-cerita dongeng"


Akhirnya, terpaksalah Yao Yao harus tidur di sofa. Tapi tengah malam, dia terbangun oleh telepon dari Xun Ran yang memberitahunya kalau mereka sudah menemukan mayat-mayat korban.

Yao Yao langsung naik ke kamarnya Jin Yan dan membangunkannya. Dia mencoba memanggilnya tapi Jin Yan tidak bangun. Yao Yao mencoba lagi dengan menepuk ringan pipi Jin Yan, tapi Jin Yan tiba-tiba menggenggam tangannya sambil berkata dalam tidurnya "Chen Mo, tidurlah."

"Chen Mo? Apa itu nama pacarnya?" pikir Yao Yao. Dia langsung menarik tangannya dan saat itulah Jin Yan akhirnya terbangun. 


Mereka pergi ke TKP pagi-pagi. Yao Yao sedih menyadari kasus ini benar-benar kasus pembunuhan berantai dan anak-anak itu sudah mati. Sementara Jin Yan malah membangga-banggakan kejeniusannya dalam membuat deduksi.


Yao Yao heran kenapa orang sehebat Jin Yan malah menginginkan orang sepertinya jadi asisten, dia kan tidak bisa apa-apa, tidak bisa menyelidiki kasus dan Jin Yan juga lulusan luar negeri jadi sudah pasti dia sebenarnya tidak membutuhkan penerjemah.

"Jangan bilang kalau alasannya hanya karena satu-satunya orang yang kau kenal di kota ini cuma aku. Jangan bilang karena aku cerdas dan jeli. Paman Li (ayahnya Xun Ran) bisa membantumu mendapatkan asisten yang jauh lebih baik dariku"

"Aku mempekerjakanmu karena kau tidak merepotkan... dan juga karena kau cukup cantik"


Sesampainya di lokasi, Xun Ran menyuruh Yao Yao pulang saja dan jangan ikut melihat mayat korban, Yao Yao sendiri juga tidak mau melihat mayat korban dan memutuskan menunggu di mobilnya Jin Yan.

Andy bisa merasakan kegugupan Yao Yao. Dia lalu mengunci dirinya sendiri untuk membantu Yao Yao merasa lebih aman lalu memutar film kartun untuk menenangkan Yao Yao.


Xun Ran membawa Jin Yan ke TKP dimana mereka menemukan 6 mayat sekaligus dalam satu lokasi, Xun Ran menduga mungkin ada jauh lebih banyak lagi terlebih karena tidak semua anak yang hilang dilaporkan ke kantor polisi.


Menurut Xun Ran, anak-anak itu mati dengan cara dicekik dengan menggunakan tali nilon. Lalu setelah korban mati, si pembunuh memutilasi mereka jadi enam bagian lalu dikubur.

Yang lebih aneh lagi, walaupun si pembunuh memotong mayat korban jadi enam bagian tapi dia tidak membuang potongan tubuh korban secara terpisah, dia justru menata kembali semua potongan tubuh korban seperti sedia kala sebelum akhirnya mengubur mereka.

Menurut keterangan coroner (pemeriksa mayat), korban yang paling lama meninggal adalah 5 bulan sementara yang paling baru sekitar seminggu yang lalu.

Jeda waktu pembunuhan tiap-tiap anak diperkirakan sekitar 3 mingguan. Jika korban terakhir mati sekitar seminggu yang lalu maka ada kemungkinan anaknya pak penjual ikan masih hidup sekarang.


Sesampainya kembali ke villa, Jin Yan kembali mempelajari semua informasi tentang kasus ini dan mencoba menerka-nerka apa yang sebenarnya si pembunuh inginkan.

"Kau tidak menikmati permohonan korban, kau tidak mendapat kenikmatan dengan menyiksa mereka, kau tidak ingin menyimpan potongan mayat korban. Yang kau sukai... pembantaiannya. Hanya pembantaiannya"


Keesokan harinya, Xun Ran mengantarkan Yao Yao ke villanya Jin Yan. Dia juga menitipkan laporan hasil 2 otopsi baru untuk Jin Yan, jadi total korban yang mereka temukan sekarang 8 mayat.

Yao Yao makin sedih mendengarnya, apa akan ada lagi? Sayangnya Xun Ran tidak bisa memberi jawaban pasti.

Yao Yao menemukan Jin Yan sedang sibuk di kamar yang banyak potongan organ manusianya. Dia melihat Jin Yan sedang sibuk mempelajari gambar-gambar manusia yang dipotong jadi beberapa bagian dengan menggunakan layar hologram 3D yang programnya dibuat oleh Zi Yu.


Saat Zi Yu muncul, dia langsung memperkenalkan Yao Yao pada 'Chen Mo' yang ternyata kura-kura peliharaannya Jin Yan.



Zi Yu lalu memberitahu Yao Yao kalau Jin Yan sedang melakukan eksperimen mutilasi manusia. Dia melakukan eksperimen dengan menggunakan program itu agar dia bisa memahami proses pembunuhannya, apa yang si pembunuh pikirkan dan lain sebagainya dengan lebih cepat.


Setelah Jin Yan selesai dengan eksperimennya, Yao Yao pun menyerahkan laporan hasil otopsi terbaru. Begitu mempelajarinya, Jin Yan akhirnya tahu tentang bagaimana si pembunuh melakukan kejahatannya.

Di awal-awal kejahatannya, si pembunuh agak kikuk tapi sekarang dia sudah mulai berevolusi dan menemukan cara yang lebih tepat.


Jin Yan lalu kembali ke kantor polisi untuk melaporkan hasil temuannya ini. Menurut analisisnya, si pembunuh memang sudah gila sejak kecil. Dulu si pembunuh suka menyiksa binatang untuk mengekspresikan keinginannya membunuh orang. Tapi seiring berjalannya waktu, si pembunuh butuh kenikmatan yang jauh lebih tinggi dengan membunuh manusia.

Pembantaian yang dilakukannya mulai dia lakukan sekitar setengah tahun yang lalu. Saat itu, pasti ada sesuatu yang memicu aksi si pembunuh. Entah mungkin karena kegagalan dalam bisnis atau keluarga atau patah hati.


Dalam layar proyektornya, Jin Yan menunjukkan contoh bagaimana si pembunuh memutilasi korban-korban terdahulu. Berdasarkan banyaknya luka di tubuh korban, si pembunuh memutilasi korban satu demi satu.

Akan tetapi proses mutilasi korban yang terakhir berbeda, si pembunuh memotong korban jadi enam bagian dalam satu waktu... dengan menggunakan sebuah mesin pembunuh yang dia rancang khusus.


Saat Yao Yao pulang, dia melihat pak penjual ikan sudah menunggunya di rumah. Pak penjual ikan sudah diberitahu polisi tentang kemungkinan anaknya masih hidup dan Jin Yan lah yang membantu polisi menangani kasus ini.

Dia jadi merasa bersalah karena pernah menuduh Jin Yan yang tidak-tidak. Dia ingin minta maaf pada Jin Yan tapi Yao Yao meyakinkannya kalau Jin Yan sama sekali tidak mempedulikan masalah itu.


Berita tentang mesin pembunuh sudah beredar luas di masyarakat, para orang tua jadi ketakutan dan mengurung anak-anaknya di rumah.

Keesokan harinya, Yao Yao kembali ke villa dan menghabiskan waktunya ngobrol bersama Zi Yu karena Jin Yan sedang sibuk entah sedang melakukan eksperimen apa lagi didalam kamar kerjanya. 


Xun Ran datang tak lama kemudian dengan membawa laporan baru karena mereka baru saja menemukan satu mayat lagi. Setibanya didepan villa, si orang misterius lagi-lagi memotretnya secara diam-diam.


Zi Yu membawa Xun Ran masuk menemui Jin Yan yang ternyata sedari tadi sibuk membuat replika mesin pembunuhnya. o.0 buat apa coba membuat replika mesin pembunuhnya?


Jin Yan berkata bahwa jika dia saja butuh banyak pisau untuk membuat satu alat itu maka si pembunuh pun juga sama. Xun Ran langsung sadar kalau pisau-pisau itu adalah produk domestik yang berada dibawah pengawasan pemerintah yang tidak bisa dijual dengan cara biasa jadi pasti ada laporan data pembelian dan penjualannya, Xun Ran pun langsung pergi untuk mencari petunjuk... sebelum akhirnya kembali lagi gara-gara lupa kalau dia datang kemari tujuan utamanya untuk menyerahkan laporan penemuan mayat terbaru.


Berdasarkan keadaan mayat yang cuma tinggal tulang, kemungkinan dia adalah korban pertama. Menurut coroner, mereka tidak bisa mengidentifikasi mayat ini.

Walaupun mayatnya cuma tinggal tulang tapi mereka memang masih bisa melakukan tes DNA. Tapi masalahnya mereka tidak punya data untuk dicocokkan.



Bersambung ke episode 4

Post a Comment

0 Comments