Saat Joong Goo datang menghadiri rapat, seorang direktur langsung memintanya untuk duduk di kursi ketua. Tapi saat Joong Goo hendak melakukannya dengan senang hati, seorang direktur lainnya yang bernama direktur Yoon langsung memprotesnya dan meminta agar kursi itu tetap kosong sampai ketua baru terpilih di rapat pemegang saham. Joo Goo kesal tapi dia cepat-cepat tersenyum menyetujui saran itu.
Joong Goo lalu memberitahu semua orang kalau Ciel sekali lagi berhasil terpilih sebagai hotel terbaik se-Korea dan mereka semua akan datang untuk menerima penghargaannya.
Mo Ne tiba-tiba datang menerobos masuk ke rapat itu dan langsung membuat kehebohan saat dia langsung duduk di kursi ketua. Joong Goo berusaha menenangkan semua orang agar membiarkan Mo Ne apalagi dia adalah putri tunggal ketua Ah.
"Kursi ini nyaman sekali. Apa mereknya?" ujar Mo Ne sambil bermain-main dengan kursinya
Saat Joong Goo menyuruhnya untuk memperkenalkan dirinya sendiri, Mo Ne langsung memperkenalkan dirinya dengan hanya melambaikan tangannya sambil masih bermain-main dengan kursinya.
Walaupun sikapnya tidak sopan tapi direktur Yoon merasa lega dengan kedatangan Mo Ne karena dia bisa mewakili ketua Ah menerima penghargaannya.
Jae Wan langsung protes karena penghargaan yang akan mereka terima adalah penghargaan yang bergengsi, bahkan sekalipun Mo Ne adalah pewaris hotel tapi Jae Wan mereka mereka tidak boleh membiarkan Mo Ne yang mewakili Ciel menerima penghargaannya.
Mendengar hal itu, Mo Ne tiba-tiba berubah serius dan memberitahu Jae Wan bahwa jika dia membutuhkan seseorang untuk menerima penghargaan mewakili ayahnya, maka Mo Ne lah yang harus pergi. Jae Wan tidak perlu mengkhawatirkannya karena Mo Ne akan...
"Mempersiapkan pakaian yang sangat mahal untuk penghargaan yang bergengsi itu" Mo Ne tiba-tiba berubah tidak serius lagi
Setelah rapat usai, Jae Wan memberitahu Mo Ne kalau dia berniat untuk menyingkirkan ruang kantor ketua. Mo Ne sangat terkejut mendengarnya dan langsung bergegas ke kantor ketua.
Saat dia sampai disana semua pekerja hampir selesai mengepak semua barang-barang di kantor itu. Mo Ne memerintahkan agar semua barang itu ditempatkan kembali seperti sedia kala. Tapi Jae Wan langsung memerintahkan agar semua barang-barang itu tetap dipindahkan.
Saat Mo Ne melihat para pekerja hendak mengangkat meja kerja ayahnya, dia langsung menduduki meja kerja itu dan memperingatkan Jae Wan untuk tidak memindahkan apapun dari ruang kantor itu. Tapi Jae Wan dengan dinginnya memberitahu Mo Ne kalau pemindahan barang-barang ketua sudah diputuskan dan Mo Ne sama sekali tidak punya wewenang dalam hal ini.
"Kau sedang meremehkan dan pamer agar aku melihatnya, kan?"
"Iya, aku melakukan ini agar kau melihatnya. Aku sudah bilang, kan? Setiap kali kau melakukan sebuah permainan, aku akan menghapusnya, satu demi satu"
Mo Ne langsung berbaring telentang di meja dan menantang Jae Wan "Cobalah lakukan apapun yang kau suka. Kita lihat saja apakah hal itu akan terjadi"
Tapi Jae Wan tidak mau menyerah begitu saja, dia mengatakan kalau dia akan kembali dalam waktu satu jam. Dan jika saat itu, Mo Ne masih belum pergi maka Jae Wan akan memindahkan Mo Ne juga, Jae Wan memerintahkan Mo Ne untuk kembali saja ke kamarnya sebelum dia benar-benar melakukan hal itu pada Mo Ne. Setelah Jae Wan dan semua pekerja pergi, Mo Ne langsung mengutuk Jae Wan dengan kesal.
Mo Ne melihat-lihat ruang kantor itu dengan sedih. Saat dia hendak pergi, tak sengaja dia menendang sebuah pot bunga yang didalamnya ada sebuah barang mencurigakan. Mo Ne lalu mengambilnya dan isinya adalah pil obat yang sangat banyak.
Mo Ne lalu membawa obat itu ke apotik dan apoteker memberitahunya kalau obat itu adalah obat antidepressant dan loxapine. Obat-obat itu biasanya digunakan untuk pasien penderita skizofrenia (penyakit gangguan jiwa). Apoteker menjelaskan kalau orang yang punya gejala skizofrenia meminum obat itu maka orang itu akan membaik.
"Tapi jika obat itu diminum oleh orang yang tidak punya gejala skizofrenia maka orang itu bisa mengalami halusinasi" kata apoteker
"Obat ini tidak bisa dibeli tanpa resep dokter, bukan?" tanya Mo Ne
Setelah apoteker membenarkan pertanyaannya, Mo Ne langsung menelepon seorang dokter. Tapi sayangnya dokter itu ternyata sedang pergi. Mo Ne bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apa yang sebenarnya terjadi pada ayahnya.
Setelah diskors seminggu, Woo Hyun memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Dalam perjalanan, dia melihat Mo Ne yang baru keluar dari apotik. Dia langsung berhenti untuk menyapa Mo Ne tapi Mo Ne malah langsung menyuruhnya untuk turun dari motornya. Woo Hyun menurutinya dan Mo Ne langsung mengambil helmnya Woo Hyun untuk dia pakai sendiri lalu naik ke motornya Woo Hyun.
Woo Hyun bingung apa yang dilakukan Mo Ne dan saat Mo Ne menyalakan motornya, Woo Hyun cepat-cepat naik dibelakang dan jadilah Mo Ne yang menbonceng Woo Hyun. Mo Ne mengendarai motor itu dengan kecepatan tinggi sampai membuat Woo Hyun berteriak ketakutan dan berpegangan erat-erat pada Mo Ne.
"Nona, pelan-pelan!" teriak Woo Hyun
Tapi Mo Ne malah semakin bersemangat untuk menambah kecepatan sambil meliuk-liukkan motornya.
Sesampainya mereka di sebuah kuil, Mo Ne memerintahkan Woo Hyun untuk tidak mengikutinya masuk kedalam kuil karena Mo Ne datang ke kuil itu untuk menemui ayahnya.
Saat Mo Ne telah sampai di altar mendiang ayahnya, dia membayangkan ayahnya sedang duduk didepannya dan memanggilnya 'boksoon' (gadis keberuntungan).
"Aku kan sudah bilang jangan memanggilku seperti itu" protes Mo Ne "nama itu kedengarannya buruk sekali, lebih cocok sebagai nama anjing"
"Memang kenapa? Bagi ayah, setiap kali putriku tersenyum, aku selalu merasa keberuntungan datang padaku"
"Tapi tetap saja aku tidak menyukainya" Mo Ne menunduk sedih
"Boksoon... boksoon... boksoon" panggil ketua Ah
Dan saat Mo Ne mengangkat pandangannya, bayangan ketua Ah sudah tidak ada lagi. Mo Ne lalu menghampiri papan nama ayahnya dan saat itulah dia langsung menangis.
"Aku merindukanmu, ayah" Mo Ne menangis sedih sambil memeluk papan nama mendiang ayahnya
Di belakang, Woo Hyun ikut bersedih melihat Mo Ne menangis.
Setelah itu Woo Hyun yang membonceng Mo Ne, tapi dalam perjalan Mo Ne menyadari kalau Woo Hyun tidak sedang membawanya kembali ke hotel.
Awalnya Mo Ne kesal dan memerintahkan Woo Hyun untuk berbalik arah. Tapi saat Woo Hyun malah mempercepat laju motornya, Mo Ne malah tersenyum menutup mata dan menikmati angin yang menerpanya.
Jae Wan sedang berjalan-jalan bersama dengan Joong Goo dan anjingnya saat anjing itu tiba-tiba lari setelah melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Joong Goo lalu menanyakan pendapat Jae Wan tentang apa kira-kira alasan Mo Ne terus-menerus membicarakan masalah mendiang ayahnya.
"Kurasa dia hanya bertingkah. Tidak ada pesan bunuh diri yang ditinggalkan untuknya, jadi kurasa dia hanya tidak mau mempercayainya"
Tapi Joong Goo ragu kalau Mo Ne hanya bertingkah. Saat Jae Wan berusaha memberi pengertian kalau Mo Ne melakukan itu karena dia masih muda, Joong Goo langsung memperhatikan kalau Jae Wan sepertinya mulai goyah.
Anjingnya Joong Goo kembali dengan membawa jasad merpati yang baru saja dibunuhnya, Joong Goo langsung tertawa senang dan memuji anjingnya dengan sayang.
Joong Goo lalu memberitahu Jae Wan bahwa setiap kali dia membiarkan anjingnya lepas, anjing itu pasti akan langsung menggila dan kebingungan mencari sesuatu untuk diserang.
Anjing itu memang dilatih untuk mematuhi Joong Goo, tapi sejatinya anjing itu terlahir sebagai binatang liar. Binatang yang suka menyerang dan sekali dia menggigit mangsa, anjing itu tidak akan melepaskannya. Melatih anjing semacam itu memerlukan pelatihan berulang-ulang.
Joong Goo lalu berpaling ke Jae Wan dan mengatakan "Jangan lupa, aku adalah majikanmu"
Joong Goo memerintahkan Jae Wan untuk tidak ikut campur dalam masalah Mo Ne untuk sementara waktu ini, Joong Goo memerintahkan Jae Wan untuk mengurusi masalah hotel saja sementara dia akan mengurusi masalah lainnya.
Lee Da Bae, putrinya Joong Goo datang dan langsung memeluk ayahnya yang juga langsung balas memeluknya dengan sayang. Saat kedua ayah dan anak itu berbicara dengan penuh keakraban dan sayang, Jae Wan hanya terdiam melihat mereka dengan pandangan mendamba.
Saat Jae Wan sedang merenung di tempat parkir, tiba-tiba Chae Kyeong masuk ke mobilnya lalu menunduk bersembunyi dari kejaran para pengawalnya. Chae Kyeong meminta Jae Wan untuk membawanya pergi tapi Jae Wan langsung menolaknya dan menyuruhnya keluar.
"Ini permintaanku sebagai tamu VIP pada general manager hotel. Tolong pergi" pinta Chae Kyeong
Jae Wan akhirnya menurut dan membawanya pergi.
Ciel kedatangan beberapa tamu istimewa yang terdiri dari 3 orang pria dan seorang wanita. Saat mereka sampai ke lobi, tamu wanita langsung menyebutkan berbagai macam permintaan dengan kecepatan kilat.
"Aku mau kamar yang ada ruang terpisahnya, harus ada di lantai atas dengan pemandangan yang bagus dan aku ingin kamar itu dengan lift. Harus ada bak airnya dan tolong ganti peralatan mandinya dengan yang mengandung wewangian dan isi kulkasnya dengan air jernih. Aku akan meminta turn-down service (membersihkan kamar tamu saat tamunya sedang tidak berada di kamar) kalau aku membutuhkannya saja, jadi jangan lakukan. Setiap pagi jam 7 antarkan sarapan ala Amerika ke kamarku. telur ceplok, salad dan kopi. Aku juga ingin roti croissant hangat"
Kedua resepsionis berusaha keras menulis semua permintaannya tapi tetap saja mereka kewalahan dan langsung berusaha meminta agar tamu tersebut mengulanginya pelan-pelan.
"Apa aku harus mengatakannya 2 kali?" tanya tamu itu
Kedua resepsionis jadi tidak enak "Tidak. Kami akan menyiapkan permintaan anda"
Setelah tamu wanita sekarang giliran salah satu tamu pria yang hanya punya satu permintaan yang ia katakan hanya pada Dae Jeong, tamu pria itu mengatakan kalau dia hanya ingin kamarnya didekat kamar si tamu wanita. Dan Dae Jeong langsung memenuhi permintaannya dengan malu-malu. Jung Han yang melihat Dae Jeong bersikap seperti itu langsung kesal pada si tamu pria.
Setelah tamu-tamu mereka pergi ke kamar mereka, Dae jeong bertanya-tanya siapa mereka "Apa mereka agen mata-mata? Atau mungkin... CIA?"
"Berhentilah menonton film dan kerjakan saja pekerjaanmu dengan benar" omel Jung Han
Jae Wan membawa Chae Kyeong ke dermaga. Chae Kyeong merasa senang karena sudah lama dia tidak pergi ke laut sementara Jae Wan hanya terdiam di belakangnya sampai membuat Chae Kyeong langsung protes.
"Kita tidak sedang di hotel. Bersikaplah seperti kau mengenalku"
Jae Wan lalu melepaskan jaketnya dan memberikannya untuk Chae Kyeong yang jadi gugup dengan perlakuan Jae Wan itu.
Tapi Jae Wan hanya menanggapinya dengan dingin, menyuruh Chae Kyeong untuk memuaskan diri melihat laut karena Jae Wan sudah menelepon asistennya Chae Kyeong jadi sebentar lagi asistennya Chae Kyeong akan datang menjemputnya.
Sikap Jae Wan itu langsung mengingatkan Chae Kyeong bahwa walaupun Jae Wan bisa membuatnya merasa bahagia selama seharian. Tapi hanya dengan sebuah pandangan dingin, Jae Wan mampu membuat Chae Kyeong merasa sangat kesepian.
"Apa yang kulakukan bersama pria sepertimu. Aku benar-benar tidak pandai memilih pria" keluh Chae Kyeong
Woo Hyun juga membawa Mo Ne pergi ke dermaga yang sama. Saat Mo Ne protes dan mengancam untuk memecatnya, Woo Hyun malah menyuruhnya melakukan apa saja yang Mo Ne suka tapi nanti setelah mereka menghirup udara segar disini.
"Hotel rasanya sumpek" kata Woo Hyun
"Aku suka sesuatu yang sumpek" balas Mo Ne
Saat sedang melihat sekeliling, tiba-tiba Mo Ne melihat sosok Jae Wan sedang bersama seorang wanita. Melihat mereka berdua membuat Mo Ne ingin sekali melakukan sesuatu.
Maka dia pun langsung menyetir motornya Woo Hyun dan melaju terus kedepan bahkan saat dia mendekati Jae Wan dan Chae Kyeong. Saat Jae Wan melihat kedatangan motor itu, langsung cepat bertindak untuk menyelamatkan Chae Kyeong.
Mo Ne lalu bertanya apakah Jae Wan dan Chae Kyeong berkencan, apakah dia sedang membuat kisah cinta dengan janda kaya yang terlihat seperti bawang itu (punya banyak misteri, seperti bawang yang berlapis-lapis).
"Katakan padaku. Kau punya hubungan spesial dengan wanita berwajah dua ini, bukan?" tanya Mo Ne
Saat Chae Kyeong ingin mengatakan sesuatu, Jae Wan langsung mencegahnya dan mengiyakan pertanyaan Mo Ne "Dia adalah tamu VIP yang telah banyak membantu Ciel, jadi tentu saja dia spesial"
Tapi Mo Ne tidak percaya dan yakin kalau Jae Wan hanya bermain kata-kata. Chae Kyeong berusaha membela kata-kata Jae Wan dan mengatakan kalau dia datang kesini bersama Jae Wan karena dia meminta bantuan Jae Wan untuk menemaninya di area yang tidak terlalu dikenalnya ini.
Asistennya Chae Kyeong datang menjemputnya dan sebelum dia pergi, Chae Kyeong menghampiri Mo Ne untuk menyuruhnya minta maaf padanya nanti. Chae Kyeong bahkan mengancam jika Mo Ne tidak mau meminta maaf maka dia tidak akan menahan dirinya.
Jae Wan lalu menyuruh Woo Hyun untuk pergi sendiri dan dia sendirilah yang akan mengantar Chae Kyeong kembali ke hotel. Mo Ne langsung protes kenapa dia harus ikut mobilnya Jae Wan.
"Jika pegawai hotel melihatmu berkendara bersama seorang pegawai, mereka bisa salah paham"
Sebelum pergi, Woo Hyun meminta agar Jae Wan menjaga Mo Ne baik-baik.
Jae Wan dan Mo Ne akhirnya pergi bersama dalam diam. Saat mereka sedang berhenti di lampu merah, Jae Wan mendapat pesan dari Woo Hyun yang memberitahunya bahwa tadi Mo Ne pergi ke kuil dan menangis.
"Tolong jangan terlalu memarahinya" pinta Woo Hyun dalam pesannya
Saat Jae Wan melihat Mo Ne yang duduk di jok belakang lewat spion depan, dia melihat Mo Ne sedang menyandarkan kepalanya sambil merenung.
Sesampainya di kamar hotel, Jae Wan langsung memberi Mo Ne nasehat untuk tidak lagi melakukan sesuatu yang gampang ketahuan, Jae Wan mengatakan ini demi kebaikan Mo Ne sendiri.
"Apa kau tahu? Aku tidak tahu kenapa aku begitu membencimu" ujar Mo Ne
"Syukurlah" jawab Jae Wan dingin
Jawaban singkat itu malah membuat Mo Ne jadi semakin kesal pada Jae Wan, karena cara bicaranya itulah Mo Ne jadi tidak menyukainya, apa Jae Wan tidak bisa memperbaiki cara bicaranya itu. Dan saat Jae Wan hanya diam saja, Mo Ne langsung masuk kamar sambil geleng-geleng kepala.
Mereka berdua sama sekali tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya sedang diawasi oleh seorang mata-mata yang melaporkan kegiatan mereka pada Joong Goo.
"Mereka kembali bersama? Baiklah, terus awasi mereka" perintah Joong Goo
Di meja kerja Joong Goo terlihat foto masa muda Joong Goo bersama dengan ketua Ah, di foto itu mereka terlihat akrab.
Saat Jae Wan sampai di tempat parkiran hotel, dia melihat ponselnya Mo Ne ketinggalan. Saat dia menyalakannya, dia melihat foto Mo Ne yang terlihat sangat akrab bersama ayahnya.
Saat Mo Ne sedang berada di kamar mandi, tiba-tiba dia mendengar suara pintu depan terbuka. Perlahan-lahan Mo Ne membuka pintu kamarnya dan setelah yakin tidak ada siapa-siapa, Mo Ne langsung bernapas lega dan masuk kedalam kamar dengan tenang.
Tapi saat dia melihat ke kasur, dia langsung terkejut melihat ada seekor burung mati tergeletak di kasur itu, Mo Ne langsung berteriak ketakutan tepat saat Jae Wan tiba di depan kamarnya dan mendengar teriakannya.
Saat mendengar teriakan itu, Jae Wan langsung masuk kedalam kamar dengan menggunakan kartu ID-nya dan melihat Mo Ne sedang meringkuk dan gemetar ketakutan.
Saat Jae Wan melihat sumber ketakutan Mo Ne adalah burung mati, Jae Wan langsung teringat kalau itu adalah burung mati yang sama yang pernah dibunuh anjingya Joong Goo.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Jae Wan
Tapi saat dia melihat seluruh tubuh Mo Ne gemetaran, Jae Wan langsung teringat masa kecilnya sendiri yang suram, yang selalu meringkuk di pojokan dan gemetar ketakutan.
Jae Wan lalu berlutut disamping Mo Ne, perlahan dia mengulurkan tangannya untuk membelai kepala Mo Ne dan berusaha menenangkannya.
"Tidak apa-apa. Sekarang sudah tidak apa-apa" Jae Wan berujar dengan lembut
Mo Ne masih gemetaran saat dia menyandarkan dirinya dalam pelukan Jae Wan yang masih berusaha menenangkannya, kelembutan kata-kata itu membuat Mo Ne akhirnya memandang Jae Wan.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam