Recap The Forbidden Flower Episode 20 & Episode 21

Memikirkan ibunya, He Ran akhirnya berjanji akan pergi berobat ke Xijing. Dia memberitahu Ibu tentang bagaimana cacing pipih laut berreproduksi seperti yang pernah diceritakan oleh Xiao Han dulu, intinya, cacing pipih laut berreproduksi dengan cara berkelahi untuk menentukan siapa yang jadi papa dan siapa yang jadi mama, yang kalah jadi mama.

 

Begitu pun dengan manusia, perempuan selalu di posisi yang lemah dan sulit hidup di masyarakat, apalagi menjadi seorang ibu yang harus membesarkan anaknya seorang diri. Namun seorang ibu akan mengerahkan segenap kekuatannya demi melindungi anak-anaknya. Aww, Ibu terharu mendengarnya. Siapa yang mengajari He Ran hal-hal seperti ini?

"Dia yang mengajariku. Semuanya dia. Aku baru sadar sekarang kalau dia mengajariku banyak hal."

"Dia yang mengajarimu. Ran Ran-ku sudah dewasa."

He Ran penasaran, seandainya Ibu punya kesempatan memilih seperti cacing pipih laut, apakah Ibu akan tetap memilih menjadi Ibu?

"Tentu saja," jawab Ibu.

"Kenapa? Menjadi seorang ibu itu sangat sulit, sangat melelahkan dan menakutkan."

"Ran Ran, dengarkan Ibu. Seorang wanita memang lemah, tapi seorang ibu itu kuat. Ibu ada di sini, kau tidak perlu takut apa pun. Tidak akan ada yang terjadi. Percayalah pada Ibu."


Begitulah, akhirnya He Ran pun pergi berobat ke Xijing mulai bulan Maret TANPA pamitan atau memberi kabar pada Xiao Han. Berulang kali Xiao Han meneleponnya, tapi He Ran selalu me-reject-nya.

Hingga suatu hari pada bulan Juni, teleponnya Xiao Han tak sengaja terangkat oleh bibi pembantunya He Ran di Xijing. Sayangnya, He Ran tetap keras kepala menolak mengatakan alasannya mendadak menghilang yang pastinya membuat Xiao Han salah paham, mengira He Ran adalah cewek brengsek yang mempermainkan perasaannya dan hubungan mereka.

Karena itulah, saat itu juga, Xiao Han memutuskan hubungan mereka. He Ran begitu shock mendengarnya, tidak ingin putus, tapi tetap saja dia bersikeras tidak mau mengatakan apa pun dan hanya menangis diam-diam.


Satu tahun lamanya mereka terpisah, namun mereka masih saling memikirkan satu sama lain. Hari ini adalah hari ultahnya He Ran, Xiao Han tentu saja masih mengingatnya dan mengirimkan ucapan selamatnya dari kejauhan. He Ran pun merayakan ultahnya seorang diri dengan sedih.


Xiao Han mau pindah entah ke mana. Namun saat tengah membereskan baju-bajunya, tak sengaja dia menemukan kaos-kaos putihnya yang sudah digambar 'Aku Cinta Kamu' dalam berbagai bahasa oleh He Ran. Penemuan itulah yang membuat Xiao Han jadi semakin kebingungan dengan keanehan He Ran.

Han Yu masih setia menemani He Ran dan terus berupaya untuk mendapatkan He Ran. Hari ini dia mendadak datang, bersikeras mau memasakkan makanan untuk He Ran, sama sekali tidak memperhatikan He Ran yang merasa terganggu oleh kedatangannya. 

Sebenarnya yang masak bukan dia sih, melainkan bibi pembantu. Tapi errr... masakannya nggak banget. Penampilannya saja tidak meyakinkan, entah apakah makanan itu aman atau tidak untuk dimakan. Masak bebek, tapi bebeknya masih utuh seutuh-utuhnya. Masak sup kura-kura, tapi warna supnya pink. 

He Ran jelas ragu untuk memakannya, takut mati keracunan, jadi He Ran menyuruh Han Yu untuk memakannya sendiri. Terpaksalah Han Yu akhirnya memakan sendiri sup kura-kura itu, dan benar saja, Han Yu benar-benar keracunan makanan hingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Tak lama kemudian saat mereka hendak pulang, He Ran tiba-tiba melihat sosok Xiao Han di kejauhan. Hah? Tercengang, He Ran sontak lari mengejar sosok itu, tapi tidak menemukannya di mana-mana. Apa dia cuma berkhayal?

He Ran akhirnya cuma bisa menangis sedih, dan saat itulah Han Yu baru menemukannya dan langsung panik melihat He Ran menangis. He Ran berusaha mengusir Han Yu dari hidupnya dengan memintanya untuk mencari pacar saja.

Tapi Han Yu bersikeras menolak. Dia benar-benar setia pada He Ran dan menolak meninggalkannya He Ran apa pun yang terjadi, bertekad akan selalu menjaga He Ran. Dia sama sekali tidak peduli bagaimanapun sikap He Ran padanya.

He Ran boleh marah padanya kalau He Ran marah. Kalau He Ran butuh teman bicara, He Ran bisa mencarinya. He Ran juga tidak perlu memedulikannya kalau itu yang He Ran mau. Dia hanya menginginkan kebahagiaan He Ran. Asalkan He Ran bahagia, selama He Ran baik-baik saja, Han Yu rela melakukan apa pun... asalkan He Ran tidak meninggalkannya. 

"Duniaku tidak boleh tidak ada dirimu," ujar Han Yu sebelum kemudian menggendong He Ran pergi dari sana.

(Aww, Han Yu. Sebenarnya dia baik walaupun kadang agak annoying. Kasihan juga dia tidak tahu kalau wanita yang dicintainya, sebenarnya mencintai pria lain)


Dan ya, sosok yang dilihat He Ran itu ternyata memang benar Xiao Han dan dia mendengarkan semua ucapan Han Yu yang pastinya membuatnya salah paham mengira He Ran sudah memiliki pria lain.

Hubungan Yuan Qi dan Ibunya He Ran juga tidak pernah ada kejelasan selama satu tahun ini. Nasib Yuan Qi tidak ada bedanya dengan Xiao Han yang mendadak ditinggal pergi wanitanya tanpa pamit dan tanpa kabar apa pun. 

Mereka bahkan baru bertemu kembali hari ini sebagai bos dan bawahan di kantor. Hubungan mereka benar-benar canggung... hingga akhirnya Yuan Qi tidak tahan dan terang-terangan mengaku bahwa dia merindukan Ibu.

Tapi Ibu malah ingin menghindar. Yuan Qi sontak menyeretnya ke gudang, tak peduli dilihat orang sekantor dan langsung menciumnya dan memeluknya erat. Ibu akhirnya mengakui bahwa selama ini dia pergi ke Xijing demi mengobati putrinya yang kambuh. Karena itulah dia tidak bisa bersama Yuan Qi. Di atas segalanya, dia adalah seorang Ibu.

Suatu malam, Yuan Qi menelepon Ibu karena dia sudah mendengar kabar bahwa Ibu mengambil cuti panjang untuk ke luar negeri. Yuan Qi tidak rela mereka berpisah lagi seperti ini, karena itulah, dia meminta Ibu untuk memberinya kesempatan sekali lagi, sekali saja. Setelah itu, Yuan Qi janji tidak akan mencari Ibu lagi.

Ibu awalnya masih ragu, tapi akhirnya dia setuju untuk berkencan dengan Han Yu selayaknya pasangan muda berkencan: Nonton bioskop, tiduran di taman, foto-foto mesra di booth. Han Yu bahkan mengajaknya ke rumahnya.

Ibu jelas tegang, takut ketahuan orang rumahnya Yuan Qi. Untungnya Yuan Qi bisa menyembunyikan Ibu dengan baik dan cepat-cepat membawanya masuk kamar. Eeeeh, tapi mereka malah ketahuan sama keponakannya Yuan Qi yang masih kecil.

Dia hampir saja mau menyebarkan masalah ini ke orang rumah, untungnya Yuan Qi dengan sigap menghentikannya. Si keponakan ini walaupun masih kecil, tapi dia pintar bin licik juga dengan memanfaatkan situasi untuk menuntut dua mainan mahal sebagai bayaran tutup mulut. 

Yuan Qi setuju-setuju saja lalu bergegas memindahkan Ibu ke ruang lukisnya, ruangan ini lebih aman karena biasanya tidak ada orang yang datang kemari. 

Ibu mengaku bahwa mendiang suaminya adalah seorang pelukis terkenal, tapi dia keukeuh menolak memberitahu nama suaminya. Dulu semasa suaminya masih hidup, Ibu jadi full IRT yang diam di rumah menemani suaminya yang juga jarang keluar rumah. Suaminya lebih sering mengurung diri di kamar untuk melukis.

Dunia Ibu yang dulu sangat kecil, lingkup pergaulannya pun kecil. Ya bisa dibilang, hidup Ibu dulu sangat membosankan. Baru setelah suaminya meninggal dunia, hidup Ibu mengalami perubahan besar.

Dia mulai membuka usaha. Hidupnya menjadi lebih sulit, tapi juga merasa lebih aman dan pergaulannya menjadi semakin luas hingga bisa bertemu anak muda seperti Yuan Qi.

"Aku sangat bahagia. Benar-benar bahagia. Aku merasa... seperti menjadi muda kembali."


Akan tetapi... Ibu tidak bisa melanjutkan hubungan ini lebih jauh. Dia langsung mengakhirinya saat itu juga lalu pergi meninggalkan Yuan Qi yang cuma bisa menangis miris, hubungan mereka berakhir bahkan sebelum dimulai.

He Ran kesal karena Han Yu terus menerus mengganggunya dan menolak meninggalkannya, karena itulah, akhirnya dia memutuskan untuk kembali tinggal di asrama kampus.

Suatu malam, teman sekamarnya He Ran yang gendut, namanya Dong Xiao Ran, memberitahu semua orang di kamar bahwa dia jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang pria tampan yang tak sengaja dia temui di toko bunga terdekat. 

Kemungkinan pria tampan itu adalah pemilik toko bunga itu. Setelah dia membeli bunga untuk menjenguk saudaranya, dia lupa kalau HP-nya ketinggalan di toko bunga. Saat dia kembali ke toko bunga, dia melihat pria itu turun dari lantai dua dengan memakai baju kasual, tidak tampak seperti seorang pegawai, kemungkinan pria itu tinggal lantai atas toko bunga.

Sayangnya Xiao Ran tidak sempat kenalan sama cowok itu soalnya waktu itu dia gugup banget, tapi suara cowok itu sangat merdu. (Hmm, kok agak mirip mirip kisah awal He Ran dan Xiao Han, ya? Gambaran cowoknya juga mirip sama Xiao Han)

Xiao Ran bertekad untuk mengejar cowok itu, kebetulan toko bunga sebelahnya adalah kafe milik sepupunya Xiao Ran, dia mau kerja paruh waktu di sana biar ada alasan dan kesempatan untuk bertemu si cowok ganteng.

Bersambung ke episode 22

Post a Comment

0 Comments