Sinopsis Please Love the Useless Me Episode 1 - Part 2

 Sinopsis Please Love the Useless Me Episode 1 - 2




Keesokan harinya, Michiko menyerahkan seamplop uang pada Ayumu. Uang itu adalah titipan Akira sebagai ganti rugi piring-piring yang dia pecahkan.

Ayumu kaget mendengar Michiko bergaul dengan Akira. Michiko berusaha menasehati Ayumu untuk memperbaiki hubungannya dengan Akira.

 

Tapi Ayumu malah jadi kesal dan langsung memerintahkan Michiko untuk pergi menyebarkan selebaran lagi dengan kostum bunga mataharinya.


Lagi-lagi dia jadi pusat perhatian orang-orang dijalan yang terkikik geli melihat kostumnya. Tiba-tiba dia dapat telepon dari pacar mudanya yang memintanya untuk ketemuan.

Saking senangnya, dia langsung berlari menemui si pacar dengan gaya lebay. hehe!


Dengan tampang sedih, Si pacar muda menceritakan kisah hidupnya yang terdengar sangaaaat menderita. Ayahnya sudah meninggal dunia waktu dia kecil dan sekarang ibunya dirawat di rumah sakit tapi dia tidak punya biaya untuk perawatan ibunya.

Tanpa mencurigai sedikitpun apakah ceritanya benar atau tidak, Michiko jadi sangat kasihan mendengarnya lalu bertanya berapa banyak yang dia butuhkan untuk biaya perawatan ibunya.

"1 juta Yen" katanya. (Hah? emang ibunya sakit apa?)


Michiko shock mendengar jumlah sebanyak itu. Tapi saat Si pacar muda tiba-tiba meneteskan air mata, Michiko tidak tahan melihatnya dan langsung menyatakan kalau dia akan mencari cara untuk membantunya.


Dan dia baru menyesali keputusan dadakan itu sesampainya di rumah. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Dari mana mendapatkan uang sebanyak itu?... Tapi tiba-tiba matanya tertuju ke sebuah bungkus tisu promosi sebuah klub malam. Waduh!

Pikirannya berusaha mencegahnya untuk tidak ke tempat itu... tapi tangannya malah menggapai tongkat untuk mengambil tisu itu... dan walah, hutang 1 juta Yen pun akhirnya dia dapatkan dari klub malam itu.


Saat dia menyerahkan uang itu pada Si pacar muda, dia berkata kalau itu adalah uang tabungannya. Dan Si pacar muda langsung menghadiahinya sebuah pelukan dadakan yang tak disangka-sangka.


Cafe Himawari akhirnya buka kembali, Ayumu mengabsen para pegawainya satu per satu. Dia memperhatikan Michiko tampak murung hari ini tapi tidak mengatakan apapun. 

 

Pelanggan pertama mereka, seorang kakek akhirnya masuk tak lama kemudian. Tapi begitu masuk, dia malah ketakutan gara-gara disambut trio preman berwajah garang yang menyambutnya dengan nada tinggi seperti membentak.


Kakek itu sudah mau pergi, untunglah Michiko bertindak cepat menghentikannya dan meyakinkannya kalau trio preman itu tidak menakutkan sama sekali, malah mereka orang baik-baik. Dan trio preman langsung kompak pasang senyum dan mengubah ekspresi mereka jadi lebih ramah.

Kakek itu akhirnya duduk walaupun dia masih agak shock dengan para preman itu "Suasananya agak berubah dari yang dulu" kata Kakek.

"Apa anda pelanggan tetap disini dulu?"

"Iya"

Cafe tutup malam harinya. Trio preman pulang satu per satu. Michiko pun pamit pulang tapi Ayumu langsung mencegahnya "Kau menyembunyikan sesuatu kan?"


Michiko akhirnya bercerita kalau dia meminjam uang 1 juta Yen untuk pacarnya. Ayumu tak percaya mendengarnya, Michiko ternyata jauh lebih bodoh dari perkiraannya. Bagaimana bisa dia meminjam uang sebanyak itu hanya untuk membiayai pacarnya.

Michiko membela diri kalau dia tidak membiayai tapi menolong orang yang sedang membutuhkan.

Ayumu jelas tak percaya dengan omongan ibu yang sedang sakit itu. Tidak terima, Michiko langsung membela pacar mudanya dan berkata kalau pacar mudanya itu bukan jenis orang seperti itu, dia orang yang baik. Baik dalam hal apa? tanya Ayumu.

"Wajahnya. Wajahnya menunjukkan kalau dia orang yang baik. Wajahnya selalu menyemangatiku"

"Jadi kau hanya suka wajahnya? Apa kau anak SMA?"

"Terima kasih" kata Michiko, dia kira Ayumu memujinya awet muda kali. Padahal Ayumu jelas-jelas menyindirnya.

Dia wanita dewasa tapi pikirannya seperti anak kecil. Wanita yang menua tapi tidak dewasa "Kau hanyalah seorang wanita yang tidak berguna. Cepat suruh dia mengembalikan uangmu sekarang!"

Tapi Michiko menolaknya dan bersikeras akan bekerja keras untuk mengembalikan uang itu dengan usahanya, dia bahkan berjanji tidak akan menyusahkan Ayumu.


Dan pekerjaan yang dimaksudnya ternyata jadi penghibur di klub malam itu. ckckck! Salah seorang rekannya berkata kalau Michiko ingin mendapatkan tip dengan cepat maka dia harus bisa memuaskan pelanggannya.

Dia menunjuk seorang pria yang benar-benar kelihatan kayak orang cupu tapi pria itu presdir sebuah perusahaan, jadi pria itu adalah sasaran yang tepat kalau mau dapat tip besar.


Michiko langsung mendekati dan melayani pria itu dengan harapan akan mendapat tip. Sayangnya bahkan sampai dia pulang, Michiko tetap tidak mendapatkan tip sepersen pun.


Dalam perjalanan pulang, dia melihat seekor kucing liar di bawah bangku taman. Michiko langsung menggendong si kucing, membelainya sayang dan meminta maaf karena pernah mengambil makanannya dulu.

Saat itu, Ayumu tiba-tiba muncul dan langsung menyodorkan sekaleng makanan kucing yang dulu diambil Michiko.

"Shunin"

"Master" Ayumu mengoreksi.


Saat melihat kucing itu makan lahap, Michiko tiba-tiba punya ide "Shunin, bisakah kau merawat kucing ini?"

Ayumu langsung menolaknya dan mengingatkan Michiko kalau rumahnya adalah sebuah restoran. Tapi Michiko terus ngotot, memohon dan berjanji kalau dia akan melatihnya dan mendisplinkan kucing itu sampai dia jadi kucing yang baik.

Ayumu heran melihat sikap Michiko, kenapa dia sangat peduli dengan masalah kucing dan masalah ibunya orang lain dan bukannya mempedulikan dirinya sendiri dulu?

"Sejak aku masih kecil, aku selalu merawat diriku sendiri. Tapi sekarang, aku malah jadi seperti ini. Jika aku mengabaikan apa yang ada di hadapanku. Maka saat aku pulang nanti, aku tidak akan bisa tidur dengan tenang. Shunin... oh tidak Master, Kumohon!"

Ayumu akhirnya menyerah "Baiklah, aku mengerti" katanya.


Si pacar muda minta ketemuan lagi. Sama seperti sebelumnya, dia langsung pasang tampang memelas dan pandangan mata ala Puss in Boots lalu berkata "Aku tidak punya uang." (Astaga, dikemanain aja duit sebanyak itu?)

Dia berkata kalau biaya perawatan ibunya kali ini jauh lebih tinggi daripada sebelumnya... dan kondisi ayahnya juga semakin memburuk gara-gara terlalu gugup. Hah? Katanya kemarin ayahnya sudah mati?

Saat menyadari kesalahannya, dia langsung cepat-cepat menutupinya dengan kebohongan lain dan berkata kalau ayahnya tinggal jauh seorang diri dan kondisinya mulai semakin memburuk belakangan ini.

Michiko pun sadar kalau pacar mudanya itu berbohong. Tapi saat si pacar muda itu mulai menangis dengan pandangan mata memelas lagi,  hati Michiko langsung luluh lagi dan berjanji akan memikirkan cara untuk mencarikan uang yang dibutuhkannya.


Michiko jadi sangat murung gara-gara hal itu. Bahkan saat dia sedang melayani si pelanggan yang kemarin, dia tampak jelas sangat murung.

Pria itu tiba-tiba mengajak Michiko keluar secara diam-diam dengannya dan berjanji akan memberikan tip. Kayaknya Pria itu punya niat tidak baik, tapi Michiko sama sekali tidak menyadarinya gara-gara saking senangnya mau dapat tip.

Sudah bisa diduga, Pria itu membawa Michiko ke sebuah hotel. Panik, Michiko langsung berteriak-teriak minta tolong... Dan Ayumu lah yang menjawab teriakannya.

Dia lalu meloncat turun dari atas jembatan yang jaraknya cukup tinggi tapi dia berhasil mendarat mudah seolah ketinggian jembatan itu tidak seberapa. Dia langsung mendorong pria itu sampai terjatuh, menyatakan Michiko adalah pegawainya lalu menyeret Michiko pergi.


Saat mereka sudah cukup jauh, Ayumu langsung membentak-bentak Michiko, mengatainya bodoh karena bekerja di tempat berbahaya seperti itu dan mau-maunya dibawa pergi hanya dengan iming-iming tip yang jelas tidak akan mungkin diberikan dengan cuma-cuma.


"Aku tahu. Aku tahu betapa bodohnya aku. Aku hanya wanita tidak berguna yang terus menua" Michiko mengakui kalau dia sendiripun sangat kecewa pada dirinya sendiri.

Tapi dia merasa beryukur disukai oleh pacar mudanya yang mau menerima dirinya apa adanya dan karenanya dia ingin melindungi pacar mudanya itu dan tidak mau berpikir kalau pacar mudanya itu menipunya.


"Seperti yang Shunin bilang, aku memang kelaparan. Sangat kelaparan sampai pada tingkat yang sangat menyedihkan. Lapar akan daging dan cinta"

Orang sepertinya bahkan tidak bisa memiliki apa yang orang biasa miliki. Dia tidak memiliki kehidupan seperti yang Ayumu miliki. Seorang pacar, teman-teman dan kemampuan membuat omurice yang lezat.

"Saat kita jadi dewasa, biasanya kita akan jatuh cinta, bekerja, punya pacar, menikah" tapi bahkan semua hal-hal normal dan biasa itu sangat sulit dimilikinya "Hal-hal biasa, rasanya seperti barang mewah bagiku"


"Terlalu cemas untuk menjadi orang biasa, bukankah itu juga hal yang normal" ujar Ayumu "Semua orang berusaha keras untuk menjadi biasa. Tidak ada orang yang akan dengan sengaja menunjukkan wajah sedih mereka di hadapan kita"


Saat itu Michiko tiba-tiba sadar kalau Ayumu memakai sandal rumah. Wah! ternyata dia terburu-buru datang demi menyelamatkan Michiko sampai lupa tidak memakai sepatu luar.

Michiko benar-benar sangat terharu melihatnya "Shunin, terima kasih banyak. Aku bersyukur Shunin datang menyelamatkanku. Shunin kau seperti Doctor Ranger"


Saat mereka kembali ke cafe, Ayumu menyerahkan seamplop uang 1,5 juta Yen dan menyuruh Michiko untuk mengembalikan semua hutangnya di klub malam itu dan berhenti bekerja disana, sementara sisanya bisa Michiko gunakan untuk membayar tunggakan sewa rumah, kartu kredit, dll.

Michiko berterima kasih dan berjanji akan segera mencari pekerjaan agar dia bisa segera mengembalikan semua uang itu.

"Tentu saja, sampai kau mendapatkan pekerjaan baru kau boleh tinggal di kamar kosong di lantai atas"

Hah? bukankah itu berarti mereka akan tinggal bersama? Ayumu menegaskan kalau dia akan menagih uang sewa dan Michiko harus bekerja keras jadi pelayannya untuk membayar semua hutangnya.


Michiko sekarang mengerti maksud Akira, terkadang Ayumu memang sangat gentle. Ayumu beralasan kalau dia juga sama seperti Michiko, dia tidak bisa tenang kalau melihat ada kucing liar yang mati di jalan.


Keesokan harinya, Michiko terbengong kagum melihat sarapan lezat dan hangat tersaji dihadapannya. Ayumu bahkan menyuruhnya untuk tambah sendiri kalau Michiko masih ingin tambah, dia beralasan kalau dia harus memberi makan Michiko agar Michiko punya tenaga untuk bekerja keras karena Michiko kan sekarang pelayannya.


Saat dia keluar untuk buang sampah, dia bertemu lagi dengan Akira yang langsung menanyakan perkembangan hubungannya dengan pacar mudanya.


Entah apa yang yang mereka bicarakan tapi saat Michiko kembali ke cafe, tiba-tiba dia memberitahu Ayumu kalau besok dia berencana untuk bilang ke pacar mudanya untuk mengembalikan semua uangnya.

Ah, ternyata Akira lah yang telah menasehati Michiko untuk bertindak tegas dan memberi pelajaran pada anak berandal itu.

Saat Ayumu mendengar Akira lah yang menganjurkan hal itu padanya, Ayumu tampak kurang senang karena Michiko terus bergaul dengan Akira.

"Akira itu ternyata baik yah?"

"Tidak mengejutkan"

"Lalu, kenapa kau putus dengannya?"


Keesokan harinya, Akira mendampingi Michiko saat dia bertemu dengan si pacar muda. Tapi saat Michiko memintanya untuk mengembalikan uangnya dan mengkonfrontasi kebohongannya, si pacar muda itu langsung menatapnya dengan tatapan memelasnya. Michiko hampir saja luluh tapi untunglah Akira ada disana untuk menyadarkannya.


Dan saat Michiko masih saja tidak tega melabrak si pacar muda, Akira langsung turun tangan melabraknya. Sayangnya usaha Akira gagal saat si pacar muda itu mengabaikannya dan langsung merengek-rengek pada Michiko.


Untunglah tepat saat itu juga, Terui muncul. Dia datang atas suruhan Ayumu untuk menakut-nakuti si pacar muda. Kehadiran Terui benar-benar membuatnya ketakutan dan akhirnya dia mau mengembalikan uangnya Michiko.


Sebelum dia pergi Michiko bertanya-tanya apakah dia pernah menyukainya sedikit saja? Tapi pria itu hanya menjawabnya dengan meminta maaf lalu cepat-cepat pergi.


Dalam perjalanan pulang, Michiko berterima kasih atas bantuan Akira. Dia berinisiatif ingin membantu memperbaiki hubungan Akira dan Ayumu.

Tapi Akira cepat-cepat menolaknya, tidak ada gunanya juga karena Ayumu sebenarnya menyukai wanita lain. Akira mengaku kalau selama ini dia mengetahui masalah itu.

Lagipula alasannya bisa pacaran dengan Ayumu pun hanya gara-gara dia pernah mengancam akan bunuh diri dengan pisau dapur.

"Siapa yah wanita yang disukai Shunin?" Michiko bertanya-tanya.

"Dia tidak pernah mengatakannya. Tapi kau akan mengetahuinya kalau sudah beberapa lama pacaran dengannya"

"Bahkan sekalipun bumi dan langit terbalik, aku tidak akan pernah (pacaran dengan Ayumu)!"


Malam harinya, Michiko mengembalikan uang 1 juta Yen pada Ayumu dan berjanji akan mengembalikan sisanya sesegera mungkin. Ayumu tiba-tiba mendekat padanya lalu mengacak-acak rambutnya sambil tersenyum lebar. Michiko kaget, baru tahu kalau Ayumu ternyata bisa tersenyum juga.

"Tentu saja karena uang yang kupinjamkan sudah kembali"


Dia lalu mengajak Michiko dan trio preman makan daging bersama di restoran lain. Michiko sampai menangis haru bisa makan daging selezat itu. Semuanya makan dengan ceria.


Tapi Ayumu tiba-tiba dapat sms dari seseorang bernama Haruko yang langsung membuat senyumnya memudar, Haruko adalah wanita yang dulu mengantarkan bunga hias untuk cafenya Ayumu. Dalam smsnya, Haruko berkata "Aku akan membawa bunga Christmas Rose yang 'dia' sukai"


Michiko diam-diam bertanya pada Terui, bagaimana Ayumu kalau dia sedang mabuk? Terui berkata kalau Ayumu tidak gampang mabuk sebenarnya. Tapi jika dia sedang bad mood, dia jadi gampang mabuk dan akan langsung tidur.


Michiko hendak ke kamar kecil, tapi tiba-tiba saja dia kesandung dan langsung jatuh terjerembab tepat mengenai kaki seorang pria yang baru keluar dari kamar kecil.

Malu, Michiko cepat-cepat bangkit dan masuk kamar kecil tanpa melihat wajah pria itu. Tapi pria itu ingat pada Michiko. Dia pria tampan yang pernah membantu Michiko mengambilkan selebarannya yang terjatuh.


Saat Michiko kembali dari kamar mandi, dia mendapati Ayumu ketiduran di meja sementara dua preman malah sibuk memotretinya dan mengagumi wajah imut Ayumu yang sedang tidur. Terui lalu menggendong Ayumu pulang dan membaringkannya di sofa sebelum akhirnya dia pamit pulang.


Michiko menyelimuti Ayumu lalu membantu melepaskan kacamatanya. Tapi Ayumu jadi terbangun gara-gara itu. Dalam keadaan setengah sadar, dia menatap Michiko, menggumamkan sesuatu lalu tiba-tiba menarik wajah Michiko mendekat...


Dan menci*mnya... sebelum akhirnya dia jatuh tertidur lagi, meninggalkan Michiko yang shock berat.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments