Sinopsis Please Love the Useless Me episode 1 - Part 1

 Sinopsis Please Love the Useless Me episode 1 - 1



Di umurnya yang sudah menginjak 30 tahun, Michiko Shibata (Kyoko Fukada) tiba-tiba harus menjadi seorang pengangguran setelah perusahaan tempat kerjanya bangkrut dan bosnya melarikan diri.

Dia belum mendapatkan pekerjaan baru dan uangnya makin lama makin menipis sampai-sampai dia harus rela menahan lapar dan makan kubis tiap hari.


Michiko berusaha mencari pekerjaan lain. Tapi dengan umurnya yang sekarang, kebanyakan perusahaan menolaknya. Apalagi mereka juga mengharuskan pelamar kerja untuk memiliki skill, seperti skill Bahasa Inggris atau semacamnya, sementara Michiko tidak punya skill apapun.

Bahkan di tempat kerjanya yang dulu, Michiko sering sekali dimarahi oleh atasannya yang sangat amat kejam dan tidak segan-segan mengatainya bodoh setiap kali Michiko salah melakukan perintahnya.


Dan kebodohan itu masih belum sembuh-sembuh juga sampai sekarang. Bahkan sekalipun dia sadar betul kalau uangnya makin lama makin menipis dan tidak punya pemasukan, tapi dia malah terus menerus memperbanyak hutang kartu kreditnya hanya untuk membeli berbagai hadiah dan makanan mahal untuk pacarnya yang tampan dan usianya lebih muda darinya.


Semua itu dia lakukan hanya karena saking terpesonanya melihat senyum indah si pacar. Padahal si pacar mudanya itu sepertinya cuma memanfaatkan keroyalan Michiko saja.

Dia bahkan jelas-jelas berkata kalau dia sama sekali tidak punya pikiran untuk menikah. Dan di matanya, Michiko itu seperti puppy yang suka menempel padanya. Kurang ajar ga tuh anak?! Tapi Michiko masih saja menyukainya.



Suatu hari saat dia membelikan steak untuk pacarnya, Michiko langsung melotot kepingin. Tapi saat Si pacar tanya apa dia mau makan juga, Michio langsung menyangkalnya, pura-pura tidak lapar. Jadilah Michiko hanya bisa memegangi perutnya sambil merana menatap si pacar dan semua orang di restoran makan daging. (Ckckck! dia nyiksa dirinya sendiri cuma buat ngasih makan enak orang lain. Oon beneran deh nih cewek. wkwkwk!)



Di tengah jalan, tiba-tiba dia mendengar suara kucing mengeong. Michiko langsung mencari kucing itu. Kucing itu tidak ada, tapi ada sesuatu lain yang sangat menarik perhatiannya... sekaleng makanan kucing... yang terbuat dari daging ayam. (Huek! Jijay! Jangan bilang mau makan itu?!).

Michiko yang sangat ngidam ingin makan daging, langsung menjulurkan tangannya untuk meraih makanan itu.

Pikirannya berusaha menghalanginya dan mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak mengambil makanan itu dan merendahkan martabatnya sebagai manusia. Tapi tangannya terus terjulur makin dekat ke kaleng makanan kucing itu... makin dekat... makin dekat...


"Shibata?" sapa seseorang tiba-tiba. Kaget, Michiko langsung menyambar kaleng makanan itu. Dan saat dia berbalik dia mendapati mantan atasannya lah yang memanggilnya... atasannya yang dulu sangat kejam.

"Shunin (atasan)"

Pria itu adalah Ayumu Kurosawa (Dean Fujioka). Michiko shock dan ketakutan melihatnya, apalagi saat Ayumu malah berjalan mendekatinya. Dia mau cepat-cepat kabur tapi malah kesandung dan hampir saja terjatuh, untunglah Ayumu sigap menangkapnya.

"Apa yang sebenarnya kau lakukan?"

"Berusaha menjauh dari musuhku tapi sekarang aku tertangkap"

"Hah?"

"Maaf!"


Ayumu melihat kaleng makanan kucing yang dibawanya dan bertanya-tanya apakah Michiko memelihara kucing? Tapi Michiko malah mengeluh bahwa dirinya jauh lebih buruk daripada puppy... lalu tiba-tiba saja dia menangis histeris di sana, di hadapan orang banyak.

"Daging! Aku ingin makan daging. Aku selalu bersabar. Daging... aku ingin makan daging! AKU INGIN MAKAN DAGING!!! Daging! (hiks!) Aku ingin makan daging! (hiks-hiks!) DAGIIIIIIIING!!!"


Dia tidak malu, Ayumu yang malu dilihatin orang-orang yang lewat dengan tatapan aneh. Tidak tahan lagi, dia langsung menggandeng tangan Michiko lalu menyeret Michiko ke sebuah cafe bernama Cafe Himawari. Cafe itu ternyata cafe milik Ayumu yang diwarisi dari neneknya.

Ayumu mencengangkan Michiko saat dia menunjukkan keahliannya memasak dan membuatkannya omurice "Kau sangat mahir (memasak)"

Ayumu memberitahu bahwa dia punya sertifikasi memasak makanya dia cukup mahir memasak, selain itu dia juga sudah berhenti dari pekerjaan kantorannya. Dia memutuskan untuk berhenti karena merasa tidak cocok sebagai pekerja kantoran. Michiko heran mendengarnya. Sebagai orang yang dulu pernah jadi bawahannya Ayumu, dia jelas tahu kalau Ayumu adalah pegawai paling top di kantor walaupun dia kejam setengah mati pada para bawahannya.

"Aku selalu kesal karena aku memaksakan diriku untuk berusaha menjadi pekerja kantoran biasa"


Di atas omurice, Ayumu menambahkan dua kata 'Tidak Berguna' yang dia bentuk dari saos. Dua kata itu jelas sindiran pedas dan terang-terangan yang dia tujukan pada Michiko "Makanlah!" perintahnya. Michiko pun mencoba sesuap. Bagaimana rasanya? tanya Ayumu.


"Lezat. Seperti kebohongan, makanan yang Shunin buat sangat lezat. Menjijikan!"

"Hah?"

"Rasanya sangat lezat sampai terasa menjijikkan"

"Ini adalah resep khas nenekku. Nasi omelet untuk membuatmu merasa lebih baik"

Michiko berterima kasih atas omurice-nya... sebelum akhirnya dia ingat, berapa harga omurice ini? Cemas kalau harganya mahal, Michiko langsung nyerocos panjang lebar, memohon agar Ayumu tidak menyuruhnya membayar mahal karena dia benar-benar tidak punya uang.

"Kau pikir aku ini apa?"

"Iblis?"

Ayumu mengaku kalau dulu dia memang kejam dan sering emosian, tapi mungkin dia seperti itu karena dia mengerjakan sesuatu yang tidak disukainya tapi dia tidak mau terus jadi orang seperti itu "Itu memang salahku, maafkan aku"


Dia lalu memberitahu Michiko bahwa cafe ini sedang dalam persiapan pembukaan kembali lalu tiba-tiba menyatakan kalau dia akan mempekerjakan Michiko sebagai pekerja paruh waktu di sini sampai Michiko bisa mendapatkan pekerjaan baru. Memang gajinya tidak seberapa tapi lumayan lah daripada nganggur.

Tapi bukannya senang, Michiko malah cemas. Masih takut mengingat betapa kejamnya Ayumu dulu. Dia mengingatkan dirinya sendiri kalau Ayumu adalah musuhnya. Tapi saat Ayumu berkata kalau dia juga akan memberi Michiko makan... plus daging, Michiko langsung setuju tanpa ragu. hehe!

Selain Michiko, Ayumu juga mempekerjakan beberapa orang lain... orang-orang yang punya kekuatan fisik yang cukup mumpuni untuk mengerjakan renovasi tempat ini sebelum buka. Orang-orang itu sebentar lagi akan datang, Michiko senang mendengar akan punya rekan kerja. Dia sudah sangat antusias merapikan penampilannya untuk menyambut rekan kerjanya yang mungkin tampan...


Tapi dia malah shock saat melihat rekan-rekan kerjanya datang. Bagaimana tidak? Yang datang malah sekumpulan preman bertampang garang. Tapi lucunya, mereka malah menunduk hormat pada Ayumu seolah dia bos mereka. Dan yang lebih mencengangkan, Ayumu mengklaim kalau para preman itu adalah teman-temannya.


Salah seorang dari para preman mendekati Michiko lalu memperkenalkan namanya adalah Terui. Ayumu meyakinkan Michiko bahwa Terui sebenarnya orang yang baik walaupun penampilannya seperti itu.


Tak lama kemudian, seorang wanita pemilik toko bunga, datang mengantarkan pesanan bunga ke cafe Himawari (untuk menghias depan cafe). Lagi-lagi, Ayumu membuat Michiko tercengang karena Ayumu ternyata tahu banyak tentang bunga-bungahan.

Saat Michiko kembali ke Cafe Himawari keesokan harinya, dia mendapati 3 preman sudah menunggu disana. Semua orang langsung bekerja membersihkan cafe sementara Ayumu cuma mondar-mandir meneriakkan perintah sana-sini. Dia benar-benar bos yang sangat perfeksionis, masih ada debu nempel sedikit saja langsung dia protes keras.


Tak lama kemudian, Michiko dipaksa untuk menyebarkan selebaran promosi dengan memakai kostum aneh lengkap dengan topi bunga matahari (Himawari artinya bunga matahari).

Awalnya Michiko menolak apalagi topi itu aneh banget. Tapi saat dia diberitahu kalau topi itu dibuat oleh Terui (yang sedang menatapnya dengan cemberut), dia langsung ketakutan dan akhirnya terpaksa memasang topi itu kembali di kepalanya.



Saat Ayumu keluar, Michiko langsung bertanya penasaran apa sebenarnya hubungan ketiga preman dengan Ayumu? Terui berkata kalau Ayumu adalah penyelamat hidup mereka. Terui lalu menunjukkan foto masa SMA Ayumu yang ternyata preman juga. Michiko tertawa melihatnya. Tapi yang tidak disangkanya, ketiga preman ternyata benar-benar mengidolakan Ayumu.


Terui bercerita bagaimana dulu saat mereka masih SMA, mereka pernah berkelahi tepat di depan cafe ini. Waktu itu mereka hanpir saja kalah. Tapi saat mereka pikir kalau mereka akan mati... tiba-tiba Ayumu muncul dari dalam cafe ini, menyelamatkan mereka dan menghajar musuh-musuh mereka sampai KO.

"Kurosawa-san, menghajar mereka semua seorang diri. Sejak saat itu, kami selalu datang ke cafe ini. Himawari adalah tempat ketenangan kami, ini adalah tempat yang sangat berharga bagi kami"


Dengan kostum anehnya, Michiko langsung jadi pusat perhatian semua orang. Di tengah jalan, dia berpapasan dengan Ayumu yang baru selesai berbelanja. Michiko mengaku kalau teman-temannya baru saja menunjukkan foto preman Ayumu sesama SMA.

Dia iri pada Ayumu yang punya banyak hal dalam hidupnya. Dia pekerja kantoran yang sangat top, punya sertifikasi memasak, mengerti bunga-bungahan, pintar berkelahi dan punya teman-teman preman yang baik hati dan sangat mengaguminya.

Dia mengerti betapa berharganya cafe itu baginya dan teman-temannya dan karenanya dia langsung semangat untuk menyebarkan selebaran itu... apalagi saat Ayumu berkata kalau makan malam hari ini daging.


Sayangnya, tidak ada seorangpun yang tertarik mengambil selebarannya. Dengan lesu, dia berbalik dan tapi malah menabrak seseorang sampai terjatuh dan selebarannya berhamburan. Tiba-tiba seorang pria muncul membantunya mengumpulkan semua selebarannya.


Pria itu membaca selebarannya dan tampaknya dia cukup tertarik dengan cafe itu dan berjanji kalau dia akan datang kapan-kapan.

Michiko langsung terkagum-kagum melihat pria asing yang tampan dan baik hati itu, sayangnya dia yakin sekali kalau pria tampan itu tidak akan ditakdirkan untuknya.


Saat sedang makan siang bersama (makanannya kayaknya enak banget deh *pengen*), seorang wanita tiba-tiba datang ke cafe.



Michiko mengira dia pelanggan, tapi wanita itu langsung menghampiri Ayumu dan melabraknya tapi Ayumu cuek.

Wanita itu marah-marah menuntut apa yang sebenarnya Ayumu lakukan di tempat ini. Dan saat Ayumu masih tidak mau menjawabnya, wanita itu langsung merebut piring-piring yang Ayumu pegang dan membantingnya. Tapi Ayumu tetap saja tidak mempedulikannya.


Kaget, diam-diam Michiko berbisik pada para preman menanyakan siapa wanita itu. Mereka berkata kalau wanita itu adalah mantannya Ayumu, Akira Ikushima, mereka bahkan pernah tinggal bersama dulu.


Akira memerintahkan Ayumu untuk pindah kembali ke rumah mereka dan menjelaskan segalanya dengan benar. Tapi Ayumu menolak dan mengingatkan Akira kalau dia sudah pernah menjelaskan tapi dia sendiri yang tidak mau mendengarkan.

Ayumu lah yang tidak mau mendengarkannya, bantah Akira. Ayumu tidak mau mengindahkan larangannya malah memutuskan mengundurkan diri dari perusahaan dan membuka toko semacam ini.

"Jangan bilang 'toko semacam ini'!"

"Toko semacam ini! Dengan para preman sebagai pegawai dan..." dia menatap Michiko dengan pandangan jijik lalu berkata "dan orang pembawa sial"

Michiko tersinggung, tapi dia tidak membantah karena menyadari omongan wanita itu tentangnya memang benar. Saat Akira terus saja nyerocos mencaci cafe ini, Ayumu langsung membentaknya dan memperingatkannya untuk diam atau dia benar-benar akan ngamuk.

"Kalau kau masih ingin membuka cafe ini. Aku akan putus denganmu" ancam Akira.

Dia lalu pergi tapi Ayumu tidak mempedulikannya. Michiko heran melihat sikap Ayumu, bukankah seharusnya pada saat seperti ini dia mengejar Akira. Ayumu bingung, memangnya harus begitu yah?

Tentu saja, "Itu yang biasanya dilakukan didalam drama-drama dan manga"


Ayumu mendengus sinis mendengarnya. Michiko berusaha mengingatkan Ayumu bahwa dia sudah tidak muda lagi sekarang, jika dia tidak mau merendah maka akan sulit baginya untuk menikah.

Kesal dengan kritikan Michiko, Ayumu langsung menyodok-nyodok kepala Michiko dan mengingatkan Michiko tentang segala kekurangan Michiko yang tidak punya pekerjaan, uang dan pacar.

"Aku tidak pernah bilang kalau aku tidak punya pacar"

Ayumu tidak percaya, kalau Michiko memang punya pacar maka tidak mungkin dia akan memakan makanan kucing.


Dalam perjalanan pulang, Michiko melihat Akira sedang minum-minum sendirian. Michiko menyapanya lalu cepat-cepat pergi. Tapi Akira tiba-tiba memanggilnya dan mengajaknya minum bersama.

Awalnya Michoko menolak karena dia tidak punya uang. Tapi saat Akira berkata kalau dia yang traktir, Michiko langsung berbalik dengan antusias.


Beberapa saat kemudian, mereka makan malam bersama di sebuah restoran. Akira sudah mabuk dan menangis-nangis histeris menyesali kata-kata kasarnya pada Ayumu. Michiko yang kurang berpengalaman dalam cinta, hanya mendengarkan curhatannya sambil sibuk makan.

Akira bercerita bahwa hubungannya dengan Ayumu yang sudah terjalin selama 7 tahun dan dia kira kalau hubungan mereka akan berlanjut sampai ke jenjang pernikahan. Tapi nyatanya, tidak pernah sekalipun mereka membicarakan pernikahan dan Ayumu malah meninggalkannya untuk membuka sebuah cafe.

Michiko berusaha menghiburnya dan berkata kalau Akira seharusnya bersyukur mereka tidak menikah. Kalau mereka menikah maka Ayumu pasti akan jadi suami yang sangat merepotkan.

Akira tidak setuju, baginya Ayumu itu pria yang sangat lembut, dia orang paling lembut yang pernah Akira temui. Michiko heran, memangnya Ayumu lembut dalam aspek apa?


"Kalau kau pacaran lama dengan seorang pria, maka sisi buruknya pasti akan muncul dan menuntut kekasihnya untuk memperlakukannya seperti seorang ibu. Tapi Kurosawa-kun selalu memperlakukanku sebagai wanita (kekasih)"

"Aku tidak pernah pacaran lama, jadi aku tidak..."

"Shiba-chan, apa kau tidak punya pacar?" Akira berkata bahwa saat seorang wanita mulai memasuki umur 30 tahunan maka mereka harus punya pacar demi kesehatan hormon mereka agar tidak layu.

"Jangankan layu, mekar saja belum" gumam Michiko.

Akira kontan heran mendengarnya, apa maksudnya? Apa Michiko tidak punya pengalaman melakukan itu? Akira tidak percaya, tidak mungkin, iya kan?... Iya, kata Michiko berbarengan.


"EEEEHHH! KAU MASIH PERAWAN? YANG BENER?!"

Sontak saja semua mata di restoran langsung berpaling menatap mereka. Malu, Michiko cepat-cepat menutup mulut Akira dan berbisik kalau dia sengaja menyimpannya karena dia menunggu momen yang tepat.


"Maaf!" tangis Akira lebay "Membicarakan masalah ini padamu tanpa dipikir dulu. Aku ini memang kejam. Kasihan sekali kau. Kasihaaaan!"

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments