"Apa kau tahu kenapa aku selalu mengganggumu? Itu karena Saran tak pernah peduli padaku sejak kau muncul." Ujar Duang
Alasan Duang datang kemari hanya karena dia melarikan diri dari para penagih hutang. Dan ada beberapa hal yang harus diurusnya sebelum dia pergi ke luar negeri untuk menyusul ayah dan ibunya. Dia mungkin tidak akan pernah kembali lagi.
"Kau sungguh-sungguh melepaskan Khun Saran?"
"Aku menikahi Khun Chai Naria hanya demi mendapatkan keuntungan. Tapi aku malah meninggalkannya. Aku menghancurkan hidupnya dengan tanganku sendiri. Dia mati karena aku. Aku tidak boleh melakukan hal seperti ini pada Saran atau pada siapapun lagi."
Lega, Rin pun langsung menggenggam tangan Duang. "Di mataku, kau adalah wanita yang cantik, mempesona dan membuat banyak orang terpikat. Kuharap kau akan kembali menjadi dirimu yang kuat secepatnya."
"Terima kasih. Kau tidak perlu cemas. Malam ini, Pak Gubernur akan menjemput Bibi dan aku untuk menginap di rumah beliau. Hanya ada Saran yang akan tidur di sini malam ini." Ujar Duang sembari membalas genggaman tangan Rin. Kedua wanita itu saling tersenyum tanpa dendam sedikitpun.
Rin lalu pergi mengunjungi Mae Sai di klinik. Mereka memberitahu bahwa mereka akan tinggal di rumah Pak Gubernur setelah keluar dari klinik nantinya dan menyarankan Rin untuk ikut bersama mereka.
"Baiklah. Tapi aku ingin bicara dengan Sheriff dulu. Kau tidak perlu khawatir Mae Sai. Aku akan mengembalikan semua kerugian yang kau alami."
"Terima kasih, Nyonya."
"Sekarang anda bukan nyonya yang dulu lagi. Anda sudah berubah." Komentar Sherm.
"Anda jadi lebih anggun dan elegan."
"Aku masih nyonya yang dulu. Hanya saja sekarang tanggung jawabku lebih banyak."
Di tengah kesibukannya membersihkan puing-puing rumahnya, Saran tiba-tiba melihat Jim Lim datang dengan membawa beberapa orang tukang lalu memerintahkan mereka untuk membersihkan puing-puing rumah ini. Saran jelas heran, apa-apaan ini?
Jim lim mengaku kalau sekarang dia bekerja pada Rin. Jadi gini, Duang kan belum membayar gajinya sama sekali. Dia bahkan belum membayar tukang yang merenovasi rumah dulu.
Terus tadi Rin mencari tukang, makanya Jim Lim langsung melamar kerja ke dia. Dia bahkan sudah membayar mereka cukup banyak agar mereka menyelesaikannya dalam waktu beberapa hari.
Rin bilang kalau dia tidak mau warga merasa ketakutan melihat rumahnya seperti ini. Dia bahkan bilang bahwa jika geng White Tiger datang untuk membakar rumah ini lagi, maka dia akan membangunnya lagi.
"Tentu saja! Dia tidak sama sekarang. Sekarang dia seorang milyuner! Dia punya uang, jadi dia bisa melakukan apapun semaunya." Nyinyir Saran.
"Pak Sheriff, anda kan sibuk kerja. Apa anda bakalan bisa menyelesaikan segalanya seorang diri? Lebih baik menyewa tukang."
"Dia bilang kalau dia mencintai dan mengkhawatirkan rumah ini. Dia cuma membantu sedikit dan sekarang dia tidak mau membantu."
"Kalau dia mencintai rumah ini, apa dia harus menyikat, menggosok, dan membersihkan rumah ini sendiri? Kalau anda punya uang, maka anda harus menggunakan uang itu. Dia kan tidak mencurinya dari siapapun. Heran aku, apa sih yang dia keluhin?"
Saat Saran masuk rumah, dia mendapati Rin ada di dapur, sedang memasak seperti dulu. Sebuah pemandangan yang benar-benar membuatnya tersentuh. Tapi dengan cepat dia menguasai diri dan pergi dari sana.
Dalam hatinya, Rin bertekad bahwa dia akan berubah demi ayah dan kakaknya agar mereka bisa merasa tenang. Sementara untuk suaminya, dia tidak akan pernah berubah.
Dia akan membuatkan sambal untuk Saran setiap hari. Dia juga akan mengurus sendiri segala keperluan Saran mulai dari baju dan lain sebagainya.
Saat mereka makan bersama tak lama kemudian, Saran terus diam mengabaikan Rin. Bahkan saat Rin memberikan sambal kesukaannya, Saran malah tidak menyentuhnya sama sekali.
Rin sampai gemas sama dia. "Jahat sekali kau. Tidak apa-apa, aku masih punya cara lain."
Braranee lagi-lagi berniat mau pergi ke diskotik. Tapi kali ini dia ketahuan orang tuanya dan dengan tegas mereka menyatakan bahwa mereka tidak akan lagi memberinya uang mulai sekarang.
Menjadi janda cerai saja dia sudah jadi bahan gunjingan orang-orang bermulut ember. Kalau dia terus mabuk-mabukan seperti ini, orang-orang bukan hanya akan menggunjingkannya, tapi mereka juga akan jijik padanya.
Boleh-boleh saja pergi berpesta ke diskotik. Tapi kalau dia pergi setiap malam, itu tidak pantas. Itu adalah tempat yang penuh orang-orang c~~ul, itu bukan tempat yang baik. Tempat yang dipenuhi orang-orang yang tidak baik hanya akan semakin menjatuhkannya.
Pokoknya Braranee harus berhenti. Dan cara pertama mereka untuk menghentikannya adalah menghentikan jatah uangnya. Kalau dia tidak punya uang, maka dia tidak akan bisa pergi.
Dan jika Braranee masih saja belum berubah, maka dia akan diusir dari rumah ini. Braranee tak percaya mendengarnya. Mereka membuat suaminya pergi meninggalkannya dan sekarang mereka mau meninggalkannya juga?
"Orang yang tidak bekerja dan selalu mengeluh sana-sini setiap hari itu orang yang tidak berguna. Selain itu, mereka juga menyebabkan masalah bagi orang lain. Kalau kau tidak mengubah perilakumu, maka kami harus melakukan hal itu."
"Ayah dan Ibu sudah tidak mencintaiku lagi?"
Braranee langsung pergi ke rumah Arun sambil menangis. Arun cemas melihatnya, apa yang terjadi padanya? Siapa yang membuatnya menangis?
Braranee masih saja ngotot mau meneruskan acara minum-minumnya di sini. Tapi Arun tegas melarang dan memaksa Braranee untuk bercerita. Siaapa yang melakukan ini padanya?
"Ayah dan ibuku. P'Arun, aku sudah tidak punya siapapun sekarang." Braranee langsung menangis dalam pelukan Arun sampai pria itu jadi kikuk sendiri dan akhirnya hanya bisa berusaha menenenangkan Braranee dengan menepuk-nepuk lengannya.
Tepat saat Saran baru masuk kamar, Jim Lim mengendap-endap untuk menggembok pintunya. Tapi Saran mendengar suaranya dan mendapati pintunya sudah terkunci.
"Siapa di luar? Kenapa mengunci pintuku?!"
Dia mencoba membuka pintu sebelah, tapi semua pintu sudah terkunci rapat. Saat dia berbalik, dia malah mendapati Rin keluar dari persembunyiannya dengan hanya memakai gaun tidur s~~si.
Dia mengaku kalau dia menyuruh Jim Lim untuk mengunci pintunya. Kalau Saran tidak mau bicara dengannya, maka mereka tidak boleh pergi ke mana-mana malam ini. Jim Lim tidak akan membuka pintu rumah ini sampai aku memerintahkannya.
"Tugas istri, selain mengurus makanan suaminya dan urusan pribadinya, ada hal penting lain untuk diurus." Goda Rin sambil membelai d~~a Saran dengan tangan nakalnya. Tapi Saran dengan cepat menjauhkan kedua tangan Rin darinya dengan wajah kesal.
"Kau berniat menghentikanku atau menghentikan perasaanmu?"
Rin tiba-tiba mengecup pipinya dan Saran tak menolaknya. Rin senang, dia sudah berusaha menggunakan berbagai cara untuk memenangkan hati Saran. Kali ini dia pasti akan berhasil lagi.
"Uang dan emas. Status sebagai ahli waris seorang milyuner. Semua itu tidak akan bisa mengubahku ataupun hubungan kita. Kau tetaplah kau, suamiku. Aku tetaplah aku, istrimu. Jangan lagi menolakku. Biarkan aku berada di sisimu."
Kalau Saran mati karena geng itu, maka dia akan mati di sisi Rin. Dan begitupun sebaliknya, Saran akan menjadi satu-satunya pria di sisinya jika Rin mati.
Rin langsung mengecup ujung bibir Saran, dan tak ada penolakan sama sekali dari Saran. Dia sengaja cuma mengecup singkat lalu pura-pura mau pergi... dan tiba-tiba saja Saran menariknya kembali. (Wah, wah. Mau diapain tuh Rin?)
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam