Sinopsis New Life Begins Episode 9 - Part 2

Saat akhirnya kedua tuan muda itu pulang tak lama kemudian, mereka berhasil membawa pulang beberapa peti uang perak. Yin An kagum juga pada adik yang sebelumnya selalu diremehkan oleh semua orang, dia tidak menyangka kalau Yin Zheng ternyata punya kemampuan juga.

Yin Zheng benar-benar serius dalam tugasnya kali ini karena jika segalanya berjalan lancar dan sukses, maka tahun depan, dia bisa mulai bertugas di pemerintahan. Wah! Li Wei langsung senang mendengarnya. Berarti sesuai kesepakatan mereka, jika Yin Zheng sudah berhasil bekerja di pemerintahan, maka Yin Zheng harus memulangkannya.

Aww, kebahagiaan Yin Zheng seketika sirna mendengarnya. Dia penasaran apa rencana Li Wei setelah dia pulang nanti, apa Li Wei akan mencari pria yang dia cintai dan menikah lagi? 

Li Wei menyangkal, jangan meremehkannya, dia bisa kok mandiri. Dia bisa membantu orang tuanya mengurus sawah atau mungkin membuka usaha. Masalah cinta dan menikah lagi, Li Wei tidak yakin.

Tradisi di Jichuan adalah satu pasangan seumur hidup, di sini saja statusnya hanya sebagai selir, mungkin setelah bercerai dan pulang, orang-orang di sana akan menggosipkannya. Tapi baginya tidak masalah kok, dia dan keluarganya tidak pernah memedulikan gosipan orang lain.

Mendengar itu, Yin Zheng dengan manisnya berkata, "jika setelah pulang nanti kau menemui kesulitan apa pun, tulis surat padaku. Asal kau memintanya, aku bisa melakukan." (Aww, padahal dia sendiri sedih dan patah hati)

Li Wei begitu tercengang mendengar ucapannya itu sampai dia bingung selama beberapa detik, tapi dengan cepat dia menolak, dengan canggung mengklaim kalau dia bisa mengatasi segalanya sendiri, namun dia tidak sadar kalau penolakannya itu membuat Yin Zheng jadi semakin sedih.

Canggung, Li Wei buru-buru menyudahi sarapannya dan bergegas pergi, dan Yin Zheng sontak menghela napas sedih... sampai saat dia menyadari kalau dia tidak sendirian. Wkwkwk! Su Shen sedari tadi ada di belakangnya, memperhatikannya dengan penuh keprihatinan.

Su Shen bisa melihat dengan jelas kalau Yin Zheng pasti tidak ingin Li Wei pergi. Yin Zheng mendadak berniat untuk mengangkat Li Wei jadi istri resminya. Wah! Su Shen langsung setuju. Itu memang cara yang bagus untuk membuat Li Wei tetap tinggal di sini.

Eeeeh, tapi yang tidak disangka Su Shen, Yin Zheng malah berniat mengangkat Li Wei jadi istri resminya bukan untuk dipertahankan, tapi untuk diceraikan. Hah? Yin Zheng ingin menceraikan Li Wei dengan status sebagai istri resmi dan bukan cuma sebagai selir agar setelah bercerai nanti Li Wei akan bisa hidup dengan tenang dan tanpa kesulitan apa pun di kampung halamannya.

Jelas saja Su Shen jadi bingung dan heran dengan tuan mudanya ini, sejak kecil Yin Zheng tidak pernah mendapatkan apa pun yang dia inginkan, kenapa sekarang dia juga tidak mau mempertahankan orang yang dia cintai?

Masalahnya, Yin Zheng sadar kalau Li Wei tidak menyukainya. Seandainya Li Wei juga menyukainya, maka dia pasti akan memperjuangkan Li Wei untuk tetap di sisinya. Yin Zheng tidak ingin memaksa Li Wei.

Su Shen memberitahunya bahwa dulu pernah ada seorang tuan muda yang berhasil mengangkat selir menjadi istri resmi setelah si selir mendapatkan peringkat pertama di Sekolah Inner Garden.

Tapi... Su Shen masih kurang setuju dengan rencana Yin Zheng ini. Seharusnya Yin Zheng mengungkapkan perasaannya pada Li Wei, Li Wei pasti akan tersentuh. Yin Zheng begitu baik dan tulus, wanita mana pun pasti ingin menikah dengannya, apalagi Li Wei, Su Shen saja mau sama Yin Zheng setelah mendengar ucapan Yin Zheng tadi. Pfft!

Maka malam harinya, Yin Zheng memanggil Li Wei ke ruang belajar dan menyuruh Li Wei untuk belajar berhitung pakai sempoa dan membaca setumpuk buku. Tapi dia tidak memberitahu Li Wei tentang rencananya untuk menjadikan Li Wei istri resminya dan hanya memberitahu Li Wei bahwa jika Li Wei ingin dia bisa cepat bekerja di pemerintahan dan Li Wei bisa cepat pulang, maka Li Wei harus membantunya dengan cara mendapatkan peringkat satu di Sekolah Inner Garden.

Hadeh! Li Wei yang biasanya malas belajar jelas keberatan dengan semua ini. Tapi apa boleh buat. Jadilah mereka mulai belajar bersama dengan Yin Zheng yang sesekali melirik Li Wei dengan penuh cinta.

Tapi suatu malam sata mereka sedang belajar bersama, tiba-tiba mereka terganggu oleh kedatangan Song Wu yang membawakan makanan untuk Yin Zheng dan langsung sinis saat melihat rangkaian bunga yang dibuat oleh Li Wei gara-gara Li Wei merangkai bunga pakai daun bawang. 

Kenapa tidak sekalian saja Li Wei merangkai terong dan cabe? Pfft! Niatnya menyindir Li Wei, eeeeh tapi, sindirannya itu malah membuat Li Wei mendadak punya ide bagus untuk pelajaran merangkai bunganya, merangkai sayur-sayuran. Song Wu sebal.

Keesokan malamnya, Li Wei belajar berhitung pembukuan pakai sempoa. Tapi masalahnya, dia benar-benar kurang pandai dalam menggunakan sempoa. Melihat itu, Yin Zheng yang awalnya membiarkannya belajar sendiri, akhirnya memutuskan untuk membantunya.

Tapi dia mengajari Li Wei cara pakai sempoa yang baik dan benar dengan cara memegang tangan Li Wei yang jelas saja membuat Li Wei jadi gugup dan tersipu. Pfft! Kayaknya Li Wei bahkan tidak memperhatikan pelajarannya saking fokusnya sama pegangan tangan mereka.

Tapi kemudian dengan cerdiknya Li Wei memuji-muji kepintaran Yin Zheng, "di hatiku, kau adalah yang paling hebat." 

Pfft! Yin Zheng sontak tersipu malu mendengarnya... sampai saat dia sadar sedetik kemudian kalau Li Wei ternyata mengucap pujian itu sebenarnya hanya untuk menipunya biar dia saja yang melanjutkan perhitungan pembukuannya. Pfft! 

Yin Zheng jelas tidak bisa tertipu dengan mudah dan langsung mengembalikan bukunya kembali ke Li Wei. Jangan harap bisa menipunya! Jadilah mereka lanjut belajar lagi sambil sesekali saling melirik malu-malu.


Di luar, para pelayan sedang menonton mereka dengan senyum. Apalagi Su Shen yang sangat terharu melihat tuannya yang sekarang sudah banyak berubah berkat cintaaaaaaa~~~.

 

Tuan Besar sangat senang karena Yin Zheng dan Yin An berhasil menagih hutang nunggak para pejabat senior, hasilnya bahkan lebih besar daripada perkiraan awal mereka. Karena itulah, Tuan Besar menugaskan mereka berdua untuk pergi ke Jinchuan untuk membayar setoran awal hutang mereka dan mencoba membujuk Tuan Besar Jinchuan agar mau menerima pembayaran dicicil.


Kebun sayurnya Li Wei akhirnya panen juga dan hasilnya sangat banyak, bahkan bisa untuk dibagi-bagikan ke teman-temannya masing-masing satu keranjang besar. Song Wu juga dia beri, tapi khusus buat Song Wu, satu keranjang kecil saja. Pfft!

 

Berkat kiriman sayurnya Li Wei itulah, Hai Tang dan para gadis istilah matahari akhirnya bisa makan dengan layak dan tidak perlu menahan lapar lagi, tapi mereka sengaja tidak memberitahu suami mereka yang pelit dan menyebalkan itu.


Jadi saat Yin An pulang tak lama kemudian, mereka sudah kenyang dan menolak makan. Yin An kepedean banget mengira kalau istri dan para selirnya sangat amat mencintainya dan setia padanya hingga mereka bersedia kelaparan demi dia. Pfft!

Bahkan dengan sangat narsisnya dia mengira kalau istri dan para selirnya pasti akan sangat merindukannya selama dia pergi dinas ke Jinchuan nanti, padahal mereka justru girang banget dan sangat amat menantikan kepergiannya dan sudah pasti tidak akan merindukannya.

Di kediaman Yin Zheng, Koki Liu juga memasak jamur hasil kebunnya Li Wei. Tapi Yin Zheng lebih tertarik membaca tulisan karangannya Li Wei dan langsung mengkritik tulisannya tidak terstruktur dengan baik. 

Li Wei jadi ngambek karenanya. Yin Zheng buru-buru menjelaskan bahwa tulisannya bukannya jelek kok, cukup menggemaskan malah. Ya... setidaknya lebih bagus daripada tulisannya Yin Qi lah.

Tiba-tiba Yin Zheng melihat sudut bibirnya Li Wei belepotan saus jamur, dia langsung menyerahkan saputangan biar Li Wei mengusap sausnya, tapi ternyata saputangan itu sendiri belepotan tinta dan jadilah sekarang wajahnya Li Wei cemong kayak kumis kucing. 

Iiish, dasar Yin Zheng. Li Wei langsung balas dendam mencoreng hidung Yin Zheng jadi kayak hidungnya Doraemon, dan jadilah mereka main saling coret muka satu sama lain sambil kejar-kejaran dengan riang gembira.

Bersambung ke episode 10

Post a Comment

0 Comments