Sinopsis New Life Begins Episode 9 - Part 1

Yin Song melaporkan ide buruknya itu ke Tuan Besar. Untungnya Tuan Besar cukup adil dan langsung tidak menyetujui ide itu, karena bagaimanapun, hutang ini sama sekali tidak ada hubungan dengan wilayah Daichuan.

Walaupun Xinchuan adalah penguasa sembilan wilayah dan bisa saja menekan Daichuan, tapi jika mereka melakukan itu pada Daichuan, maka reputasi kepimimpinan Xinchuan akan tercoreng dan pastinya akan memengaruhi hubungan baik Xinchuan dengan semua wilayah.

Kecewa dengan ide buruknya Yin Song, Tuan Besar memutuskan untuk mendatangi kelasnya Guru Dai karena biasanya kelasnya Guru Dai juga membahas tentang masalah pemerintahan terkini, siapa tahu ada salah satu Tuan Muda yang punya ide bagus untuk menyelesaikan masalah hutang ini.

Saat Tuan Besar masuk kelas, Guru Dai memang sedang menanyai para pangeran tentang masalah ini, tapi tidak ada satu pun yang punya ide bagus... kecuali Yin Zheng tentu saja. Tuan Besar langsung suka dengan idenya Yin Zheng, mengumpulkan uang dengan cara menagih hutang-hutang lama para pejabat senior untuk nantinya digunakan membayar hutang pada Jinchuan. 

Maka begitu kelas usai, Tuan Besar langsung memanggil Yin Zheng menghadapnya untuk membahas idenya Yin Zheng itu lebih jauh. Tuan Besar menyarankannya untuk bekerja sama dengan Yin Song karena Yin Song lebih senior dan lebih berpengalaman. 

Jika segalanya berjalan dengan lancar sesuai rencana Yin Zheng, maka Yin Zheng nantinya akan ditugaskan ke Jinchuan untuk membujuk Tuan Besar Jinchuan agar mau menerima uang muka dulu dan sisanya dicicil.

Yin Zheng punya saran lain, yaitu agar pihak istana, terutama para tuan muda untuk menghemat pengeluaran. Ide yang bagus, Tuan Besar setuju dan langsung memerintahkan seluruh istana untuk berhemat, terutama Yin An yang biasanya sangat boros (gara-gara kebanyakan selir).

Akibatnya, para selirnya Yin An pastinya kena imbas... dipotong uang bulanan mereka. Bah! Para selir cuma bisa diam menahan kesal, padahal dalam hati mereka mengutuki suami mereka yang menyebalkan itu biar dia kesambar petir saja. Kebetulan banget petir memang sedang menyambar-nyambar di luar, kenapa nih orang tidak kesambar petir saja sih?!

 

Tapi mereka tidak ada apa-apanya. Nasib Hao Jia jauh lebih parah lagi. Hanya karena dia sedikit terlambat makan malam, Yin Song dengan kejamnya melarang dia makan. Dia lagi kesal banget gara-gara Tuan Besar memilih menugaskan Yin Zheng dalam masalah pelunasan hutang ini dan sekarang menyalahkan Hao Jia karena Hao Jia-lah yang menyarankannya untuk melaporkan ide itu pada Tuan Besar. (Bah! Kamu sendiri yang punya ide, sekarang malah menyalahkan orang lain)

Kaget dan ketakutan, Hao Jia berusaha membela diri kalau dia hanya mendukung idenya Yin Song, Yin Song sendiri kan yang bilang kalau dia bisa menggunakan tambang mineral milik Fang Ru.
Fang Ru sontak kaget mendengar ucapan Hao Jia itu. (Astaga! Jadi Yin Song secara sepihak ingin menggunakan ide buruk itu tanpa sepengetahuan Fang Ru. Orang seperti ini mau dijadikan pemimpin negara? Bisa hancur seluruh negara)

Fang Ru jelas kesal banget, apalagi Yin Song bahkan tidak merasa perbuatannya salah, meyakini kalau apa-apa yang Fang Ru miliki adalah miliknya juga yang bisa bebas dia ambil seenaknya kalau dia mau.  

Para istri dan selir lain pun jadi kelaparan gara-gara harus makan sedikit demi menghemat pengeluaran. Di sekolah inner garden, Hao Jia mengeluh ke Li Wei tentang Fang Ru yang suka banget sama tahu busuk dan mie siput karena memang kedua makanan itu adalah makanan khas kampung halamannya Fang Ru. Masalahnya, kedua makanan itu bau banget kayak bau toilet, makanya Hao Jia menderita banget harus mencium bau kedua makanan itu setiap hari.

Tapi Li Wei si tukang makan malah penasaran sama mie siput soalnya dia belum pernah memakannya. Sahabat yang baik, Hao Jia dengan senang hati mengambilkan mie siput milik Fang Ru itu untuk Li Wei.

Tapi karena bau banget, jadi dia langsung menjauh. Berbeda dengannya, Li Wei justru sangat amat suka dan menikmati kelezatan mie siput itu, membuat Hao Jia jadi keheranan, sama sekali tidak mengerti kenapa bisa ada orang yang suka sama makanan bau semacam itu.

Tapi tiba-tiba Fang Ru tak sengaja lewat di sana dan sontak kesal memarahi Hao Jia karena mencuri mie siputnya dan merasa tersinggung karena dia mengira kalau mereka pasti menghina mie siputnya... sampai saat dia melihat mangkok mie siput-nya sudah habis yang jelas saja membuatnya kaget, Li Wei suka mie siputnya?

Li Wei membenarkannya, dia suka banget, biarpun bau, tapi rasanya sangat enak, dia suka. Fakta itu sontak membuat kemarahan Fang Ru seketika mereda karena biasanya tidak banyak orang yang menyukai mie siput kesukaannya. Karena itulah dia memutuskan untuk melepaskan mereka dari hukuman.

Di kediaman Tuan Muda Ke-5, Yin Qi entah dari mana bisa membelikan banyak sekali makanan enak untuk Jing. Aww, dia manis. Jing yang sudah sangat kelaparan, langsung saja melahap makanan itu, dan baru sadar beberapa menit kemudian, dari mana Yin Qi punya uang untuk membeli makanan sebanyak ini?

Yin Qi santai mengaku kalau dia hanya menggadaikan sedikit barangnya. Errr... Yang jadi masalah, yang Yin Qi gadaikan bukan hanya barangnya sendiri, tapi juga menggadaikan semua senjatanya Jing. Wkwkwk! Dasar Yin Qi. Semua senjata itu kan barang berharganya Jing, jelas saja Jing kesal dan langsung membulinya.


Di kediaman Yin Zheng, Li Wei berinisiatif menanam sayur-sayuran sendiri sebagai cara untuk menghemat pengeluaran. Karena latar belakangnya yang berasal dari keluarga petani, makanya dia bisa bercocok tanam sendiri dan tahu sayur-sayuran apa saja yang bisa cepat tumbuh.

Tapi menanam sayur di istana itu sebenarnya melanggar peraturan. Song Wu dengan sengaja mengadukan masalah ini ke Yin Zheng, berusaha menghasut Yin Sheng untuk menghukum Li Wei.

Tapi Yin Zheng seperti biasanya, lebih memihak Li Wei, berbohong ke Song Wu bahwa dia sudah memberi Li Wei izin untuk bercocok tanam. Song Wu sontak tantrum kayak anak kecil, menuduh Yin Zheng pilih kasih dan langsung minggat dari sana sambil marah-marah.

Masalah ini membuat Li Wei mendadak lupa dengan misinya menghindari Yin Zheng. Yin Zheng tentu saja senang dan lega mendengar Li Wei sudah tidak marah padanya lagi walaupun dia sama sekali tidak tahu apa yang membuat Li Wei marah padanya.

Melihat Yin Zheng masih memikirkan masalah menagih hutang, Li Wei juga punya pengalaman dalam hal itu dan langsung berbagi cerita tentang pengalaman keluarganya dalam menagih hutang pada orang-orang yang tidak tahu malu dan sulit bayar hutang.

Intinya, kalau Yin Zheng ingin hutang-hutang itu terbayar, maka dia sebagai kreditur harus lebih kejam dan lebih tidak tahu malu daripada para pengutang yang tidak tahu diri itu.

Ah! Yin Zheng mendadak punya ide tentang siapa orang paling tepat untuk melakukan tugas menjadi penagih hutang yang kejam dan tidak tahu malu. Li Wei langsung bisa membaca pikirannya dengan tepat... Yin An. Tapi masalahnya, tidak mudah membujuk Yin An. Yin Zheng punya ide, tapi dia butuh bantuan Li Wei.


Idenya itu adalah membuat situasi yang mendorong Yin An untuk membantu penyelesaian masalah hutang ini, yaitu dengan cara memasukkan semua selirnya Yin An ke istana biar mereka semua membuat ulah menghabiskan semua uang bulanan yang tersisa buat makan-makan.

Idenya sukses, Yin An tidak bisa menghentikan mereka, jadi dia terpaksa harus mendatangi Yin Zheng, menawarkan bantuannya biar masalah hutang ini cepat selesai dan keadaan bisa kembali normal seperti semula.

Yin Zheng tentu saja sudah menyiapkan segalanya dan langsung memberinya daftar para pejabat yang punya hutang menunggak pada Departemen Administrasi. Yin An dengan senang hati setuju membantu, dia memang ahli dalam masalah menagih hutang.


Kedua tuan muda ini memang benar-benar keren dalam masalah menagih hutang, ada-ada saja ide-ide mereka. Yin An bahkan sengaja menyewa beberapa aktor untuk membuat sandiwara heboh untuk mempermalukan salah satu pejabat yang menunggak hutang... hingga akhirnya dia berhasil mendapatkan pelunasan satu peti besar uang perak.

Saat seorang istri muda seorang pengutang berakting heboh agar Yin An mengasihani mereka, Yin An santai saja membopong si wanita sebagai pelunasan hutang. Dan itu sukses membuat si pengutang yang merupakan suami si wanita keluar dari persembunyiannya dan akhirnya dia bersedia membayar hutangnya demi menyelamatkan istri mudanya itu.


Sedangkan Yin Zheng, saat dia ditantang oleh seorang pengutang songong yang menantang Yin Zheng untuk menghajarnya kalau Yin Zheng berani (karena si pengutang merasa kekuasaannya jauh lebih tinggi daripada para tuan muda), Yin Zheng benar-benar menghajarnya sampai babak belur. Wkwkwk! Dan akhirnya dia berhasil juga mendapatkan pelunasan sekotak uang perak.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments