Saat Yang Yan tiba di kediaman Peng Peng, dia melihat seorang gadis muda cantik, langsing dan anggun. Dia langsung nyerocos sendiri mengagumi kecantikan gadis itu lalu tanya apakah dia Zhang Ling Ling, Sepupunya Peng Peng?
Tapi gadis itu malah menunjuk ke arah lain dan berkata orang di sana itulah Zhang Ling Ling. Yang Yan menoleh ke arah yang ditunjuknya, tapi malah mendapati seorang wanita yang jelek dan wajahnya penuh jerawat yang kontan membuat Yang Yan mual-mual.
"Katanya nonamu itu cantik dan berhati lembut. Aku sangat ingin bertemu dengannya, tapi... dia bahkan tidak secantik kau!"
Tapi kemudian Peng Peng datang dan mengkonfirmasi si gadis cantik itulah Zhang Ling Ling yang sebenarnya. Zhang Ling Ling dengan santainya berkata kalau yang barusan itu dia cuma bercanda.
Malu, Yang Yan langsung mewek di pundak Peng Peng. "Jie Jie, aku mau mati saja!"
Saat mereka berduaan, Peng Peng tanya apakah Yang Yan menyukai Ling Ling? Tentu saja, 100 persen malah. Tapi... entah apakah Ling Ling menyukainya.
"Santai saja. Aku yang akan menangani hal itu."
Malam harinya, Peng Peng memperhatikan penampilan Ling Ling dari ujung kepala sampai ujung kaki. Puas, Peng Peng pun menyuruh Ling Ling duduk di sampingnya.
"Aku memintamu tinggal di sini karena aku ingin tahu bagaimana perasaanmu terhadap Yang Yan?"
Ling Ling tidak menjawab secara verbal memang, tapi ekspresi malu-malunya sudah cukup dijadikan jawaban untuk Peng Peng.
Tapi dia meminta Peng Peng untuk tidak terburu-buru. Karena walaupun Yang Yan itu menarik, tapi untuk masalah menikah, dia perlu waktu untuk mengamati Yang Yan.
"Kau masih perlu mengamatinya? Ling Er, katakan padaku, pria seperti apa yang kau sukai?"
"Syaratku tidak setinggi itu. Asalkan dia banyak membaca puisi dan buku-buku, bisa bela diri, sehat dan kuat."
"Standar gadis ini... Yang Yan bahkan tak punya satupun yang benar," gumam Peng Peng.
"Kau bilang apa, kak?"
"Hah? Oh, kubilang kalau semua standarmu itu bisa ditemukan dalam diri Yang Yan. Bahkan sekalipun dia tidak memenuhi syarat, akan kubuat dia memenuhi syarat itu. Jangan khawatir. Standarku terhadap pria jauh lebih tinggi darimu. Serahkan saja padaku."
Keesokan harinya, Peng Peng sibuk menata bertumpuk-tumpuk buku dan batu bata saat Yang Yan muncul tak lama kemudian, lagi-lagi dengan cara beraksi turun dari langit dengan gaya sok keren.
Peng Peng mengaku kalau kemarin dia sudah bicara dengan Ling Ling dan dia punya satu permintaan kecil. Ling Ling bilang kalau dia menyukai pria yang kuat, sehat dan suka membaca banyak buku-buku dan puisi.
Selain pintar berucap manis, Yang Yan kan tidak bisa apa-apa. Jadi semua buku-buku dan batu bata ini untuk Yang Yan. Bawa pulang semuanya, pelajari buku-bukunya dan latihanlah dengan batu batanya.
"Aku?"
"Terus apa aku yang harus latihan?"
"Kau suruh aku memindahkan semua ini dengan tanganku sendiri?"
"Kau mau menikah atau tidak itu terserah kau. Carilah aku setelah 7 hari di istanaku. Aku akan mengecek perkembanganmu."
Terpaksalah Yang Yan harus melakukannya. Tapi mengangkat satu batu bata saja dia tidak kuat dan melihat darah dia malah pingsan. Tapi demi cinta, dia tidak menyerah dan terus berjuang dengan gaya lebay-nya.
Berhari-hari dia berlatih dan belajar sekuat tenaga... hingga akhirnya, 7 hari kemudian saat dia pergi menemui Peng Peng, dia sukses membuktikan kekuatannya dengan melempar dua timba penuh batu bata dengan sangat mudah. Dia bahkan menggotong dan memutar-mutar Lu Li seolah dia seringan bulu.
Puas, Peng Peng pun memutuskan untuk membawa Yang Yan ke rumah keluarga Zhang keesokan malamnya. Sebagai tetua keluarga Zhang, Ibunya Peng Peng langsung mengamati Yang Yan dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Berusaha mempromosikan dirinya sendiri, Yang Yan dengan pedenya pamer kekuatan barunya dan kepintarannya yang sekarang semakin meningkat.
Tapi Ibunya Peng Peng tidak terkesan, semua itu kan memang sifat-sifat umum pria. Jika Yang Yan mau jadi menantu keluarga Zhang, ada syarat lain yang harus dia penuhi untuk membuktikan kalau dia adalah pria sejati.
Tak lama kemudian, pelayan menyodorkan seguci arak ke Yang Yan dan Ibu menyuruhnya untuk lomba minum bersama para sepupu lelakinya Ling Ling.
Ling Ling mengklaim kalau dia bisa minum sedikit, dan minum duluan. Tapi ujung-ujungnya malah habis satu guci penuh dan dia mengklaim kalau itu cuma sedikit. Yang Yan cuma bisa bengong saking shock-nya.
Tak lama kemudian, Yang Yan sudah mabuk berat setelah menghabiskan beberapa guci. Wajahnya bahkan sudah sangat merah seperti kepiting rebus tapi masih minta tambah.
Dia bahkan sudah hampir muntah tapi berhasil menahan diri dan terus menenggak araknya. Setelah menghabiskan satu guci penuh, mendadak dia menceburkan diri dalam segentong air sambil jejeritan lebay.
Peng Peng langsung kesal mengomeli Ling Ling dan Ibunya karena membuat Yang Yan jadi seperti ini. Panik, Ibu berjanji lain kali akan memperlakukan Yang Yan bak tuan rumah ini, secara tak langsung Ibu setuju menerima Yang Yan jadi menantu.
Tapi Yang Yan sudah benar-benar sudah tidak kuat lagi saat itu dan akhirnya muntah ke wajah Ibunya Peng Peng.
Keesokan harinya, Qi Sheng mendatangi Peng Peng sambil ngomel karena Peng Peng bangun kesiangan. Peng Peng beralasan kalau belakangan ini dia sibuk mengurusi banyak hal, makanya dia ketiduran.
Kesal, Qi Sheng mengingatkan kalau Peng Peng sekarang sedang mengandung tapi malah membuat acara perjodohan dan mengadakan acara minum-minum.
"Aku sedang berusaha mencari model yang baik untuk anak ini dengan cara membantu orang lain."
"Makan dan minum arak itu contoh yang baik?"
Kasim Qiang masuk tak lama kemudian dengan membawakan setumpuk buku dan Qi Sheng menyuruh Peng Peng untuk membaca semua buku-buku ini.
Malas, Peng Peng mengklaim kalau dia tidak bisa membaca buku-buku itu. Qi Sheng santai berkata kalau dia akan mengirim guru untuk mengajari Peng Peng. Rencananya gagal, Peng Peng langsung beralih taktik.
Dengan sok manis dia mengakui kalau dia salah, seharusnya dia di rumah saja dan merawat jabang bayinya ini dengan baik.
Baiklah, Qi Sheng akhirnya menyerah untuk menyuruhnya baca buku. Peng Peng hampir saja senang. Tapi Qi Sheng belum selesai bicara. Sebagai gantinya, dia menyuruh Peng Peng untuk belajar menyulam. Karena siapa tahu anak mereka perempuan.
Peng Peng jelas protes. Bagaimana kalau anak mereka lelaki? Menyulam bisa membuatnya jadi girly bahkan saat dia masih dalam kandungan.
"Putraku tidak akan jadi orang seperti yang kau katakan! Buatkan aku sebuah dompet kantong." (membuat kantong adalah lambang cinta yang diberikan seorang wanita hanya kepada pria yang cintainya)
Peng Peng terus berusaha membujuknya, tapi keputusan Qi Sheng sudah bulat. Dia akan datang lagi kemari 5 hari yang akan datang untuk mengambil kantongnya.
Ling Ling datang saat Peng Peng sedang asyik makan durian kesukaannya. Peng Peng memanggilnya kemari untuk menasehati Ling Ling bahwa setelah mereka menikah nantinya, mereka harus hidup rukun.
Semakin baik hubungan mereka, maka aliansi antar keluarga mereka juga akan semakin baik. Jangan khawatir, Ling Ling tahu kalau pernikahan mereka adalah persekutuan dua keluarga, jadi dia pasti akan membantu keluarga mereka. Terlebih karena dia juga menyukai Yang Yan.
Ling Ling lalu cerita pada Peng Peng tentang Yang Yan yang hobi menjelajahi atap dan dinding rumah orang. Yang Yan bahkan pernah melayang turun dari genteng rumahnya. Dia sampai takut mengira ada pencuri. Tapi biarpun begitu, dia merasa kebiasan Yang Yan yang satu ini sangat manis.
Sekarang hanya ada satu hambatan yang harus dilewati Yang Yan dan Ling Ling untuk menikah, yaitu izin Kaisar.
Peng Peng pun pergi menemui Qi Sheng untuk mendiskusikan masalah ini. Sesampainya dia di sana, Qi Sheng sedang berkutat dengan bunganya lalu menanyakan pendapat Peng Peng. Mana bunga paling cantik di vas ini?
Peng Peng memilih yang menurutnya paling cantik, tapi Qi Sheng malah memotong bunga pilihannya itu tanpa ampun dengan alasan bahwa bunga yang terlalu cantik itu terlalu banyak menarik perhatian.
Peng Peng jelas kesal mendengar sindirannya, tapi dia tidak terpengaruh dan fokus pada tujuan utamanya memberitahu Qi Sheng tentang sepupunya dan Yang Yan yang saling jatuh cinta. Karena itulah, dia meminta Qi Sheng untuk menyetujui dan merestui pernikahan mereka.
Saat Qi Sheng tak menjawab, Peng Peng terus nyerocos panjang lebar yang intinya Qi Sheng tidak boleh menyia-nyiakan penyatuan dua insan itu. Yang tidak dia sangka, Qi Sheng mendadak menyetujuinya dengan mudah.
"Kau menyetujuinya secepat ini?"
"Akan kuberikan titahku besok pagi."
"Kalau begitu, aku akan berterima kasih mewakili Zhang Ling Ling dan Yang Yan."
"Aku hanya berharap selama menjelang saat-saat melahirkan, kau jangan berkeliaran ke mana-mana. Tinggal saja di Istana Xing Sheng dan jaga bayi dalam kandunganmu dengan baik."
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam