Sinopsis Go Princess Go Episode 19

 Sinopsis Go Princess Go Episode 19



Tidak tahu cara menyulam, Peng Peng berusaha meminta Lu Li untuk membantunya. Tapi Lu Li menolak karena kantung itu adalah sebuah tanda mata antara lelaki dan wanita. Jadi dia tidak bisa membantu Peng Peng.

Dia sendiri bahkan belum pernah membuat kantung untuk lelaki manapun. "Aku ingin kantung pertama yang kubuat, kuberikan pada belahan jiwaku."

Terpaksalah Peng Peng harus susah payah berjuang menyulam sepanjang malam, bahkan sampai jarinya tertusuk berkali-kali.


Saat Qi Sheng datang tak lama kemudian, Peng Peng ketiduran. Tapi dia melihat sepuluh jarinya Peng Peng terluka dan diperban. Peng Peng akhirnya sukses menyelesaikan kantungnya. Tapi hasilnya ancur. Ha!

"Kantung buatanmu... sangat aneh."

"Seleramulah yang sangat aneh."


Tak ingin membahasnya lagi, Qi Sheng menyuruh Peng Peng untuk ganti baju. Dia mau membawa Peng Peng ke suatu tempat.

Qi Sheng ternyata membawanya melihat pemandangan kota di balkon sebuah gedung. Saat Peng Peng mengeluh kedinginan, Qi Sheng langsung memeluknya untuk menghangatkannya.

Tercengang, Peng Peng buru-buru melepaskan diri dengan tak nyaman. "Ini berlebihan."


Qi Sheng berkata bahwa yang ingin dia bicarakan hari ini adalah tentang Ying Yue. Peng Peng kan bilang kalau dia bukan dirinya yang dulu lagi, jadi mungkin dia sudah lupa dengan masa lalunya.

Saat pertama kali dia melihat Ying Yue di kediaman keluarga Zhang, dia merasa kalau Ying Yue itu membutuhkan orang lain untuk menjaga dan merawatnya. Itulah mengapa Qi Sheng lebih perhatian pada Ying Yue.

Tapi saat Peng Peng melihat itu, dia mulai membenci Ying Yue dan sering menyiksanya. Tapi semakin Peng Peng melakukan itu, semakin Qi Sheng ingin melindungi Ying Yue hingga hubungannya dengan Ying Yue pun menjadi semakin dekat.

"Wanita yang tahu cara bersikap lemah, benar-benar memiliki kehidupan yang lebih baik."

 

"Tapi sekarang karaktermu berubah. Walaupun aku tidak mengerti era modern yang sering kau sebut-sebut itu, tapi aku masih memperlakukanmu sebagai istriku. Tapi dirimu yang sekarang, membuatku ingin mengevaluasi hubungan kita kembali."

"Hei! Jangan berpikir berlebihan. Tidak masalah bahkan sekalipun kau tidak mengevaluasi ulang."

"Banyak hal telah berubah, bagaimana bisa perlakuanku terhadap semua itu tidak berubah. Perlahan aku menyadari bahwa perasaanku pada Nyonya Jiang hanyalah rasa simpati."

Pasca kejadian di Jiang Utara, Zhao jadi sering marah-marah pada Ying Yue hingga membuat Ying Yue sedih dan sakit-sakitan. Karena itulah dia membawa Ying Yue ke istana untuk menyelamatkan nyawanya. Jadi apa intinya Qi Sheng menyukai Ying Yue? Tanya Peng Peng.

"Peng Peng, apa kau benar-benar tidak mengerti atau pura-pura tidak mengerti?"


"Paduka, aku begadang 5 malam hanya untuk membuatkanmu kantung. Perasaanku sekarang cuma ngantuk! Aku tidak punya tenaga untuk mengatakan hal-hal yang tidak ingin kau dengar."

"Aku ingin mendengarnya. Kau boleh mengatakannya, aku tidak akan keberatan."

Baiklah. Tentu saja Peng Peng mengerti maksud Qi Sheng. Intinya Qi Sheng mulai tertarik padanya entah karena Qi Sheng melihatnya secara berbeda sekarang atau karena tekanan realitas hingga membuatnya menyerah akan Ying Yue dan terpaksa memilih Peng Peng.

Qi Sheng tak percaya mendengarnya. Jadi seperti inikah pemikiran Peng Peng terhadapnya?

"Masalahnya kau tidak pernah jatuh cinta pada orang yang tepat di waktu yang tepat."


"Peng Peng! kau membenciku, bukan?"

Peng Peng mengakuinya. Dia mulai membenci Qi Sheng sejak saat Qi Sheng berusaha membunuhnya di Jiang Utara. Dia amat sangat membenci Qi Sheng hingga dia ingin membunuh Qi Sheng.

Tapi sekarang dia berubah pikiran, dia sudah tidak lagi membenci Qi Sheng. Membenci seseorang artinya dia masih berharap pada orang tersebut. Tapi sekarang, kebencian Peng Peng sudah sirna sepenuhnya.


"Peng Peng, kau sangat berbeda dari para wanita yang pernah kutemui. Mari kita taruhan, apa kau berani? Bertaruh apakah aku bisa melindungimu dalam kehidupan ini. Jika aku menang, maka cintamu hanya boleh untukku seorang dan menemaniku seumur hidupku."

Peng Peng terpana menatapnya beberapa saat lamanya. Tapi kemudian dia cepat-cepat menarik tangannya dan menolak taruhannya karena omongan pria tidak bisa dipercaya. Kecewa, Qi Sheng tidak membahasnya lagi dan mengajaknya pulang.


Peng Peng bermimpi buruk kehilangan bayi dalam kandungannya hingga dia tersentak bangun dengan ketakutan. Lu Li sampai cemas melihatnya. Peng Peng mengaku bermimpi kehilangan bayinya.

"Walaupun sebelumnya aku tak pernah peduli tentang anak ini, tapi dalam mimpiku, saat aku menyadari aku kehilangan kandunganku, rasanya seperti kehilangan kedua tanganku, rasanya begitu menyakitkan. Aku tidak menyadari bahwa setelah sekian lama, anak dalam kandunganku ini sudah menjadi bagian dari diriku."


"Jangan khawatir, anda pasti akan melahirkan dengan selamat."

Tapi Peng Peng benar-benar ketakutan sekarang. Anak dalam kandungannya ini mungkin akan menjadi Kaisar nantinya, tapi Jiu Wang juga ingin menjadi Kaisar.

Selama ini dia tidak pernah memikirkan masalah ini karena dia selalu menghindari fakta kalau dia mengandung calon Kaisar.

"Anak ini adalah darah dan dagingku. Darah lebih kental daripada air. Apapun yang terjadi, aku harus melindungi anakku. Dalam beberapa hari nanti, aku akan mengambil resiko untuk memohon pada Jiu Wang."


Suatu malam, Peng Peng pergi ke rumah bordir untuk menemui para sekutunya yaitu Jiu Wang, Yang Yan dan Ayahnya Yang Yan. Mereka meyakinkan Peng Peng bahwa tempat ini adalah tempat yang paling aman dari pengawasan Qi Sheng.

Jenderal Yang berterima kasih pada Peng Peng karena sudah mau menerima putranya yang nakal ini untuk menjadi menantu keluarga Zhang.


Membahas topik utama mereka tentang perang di Awan Barat, Peng Peng menduga kalau Qi Sheng nantinya akan mengirim tentara keluarga Zhang ke sana. Karena cara itu bisa memperlemah kekuatan militer keluarga Zhang di ibukota.

Qi Sheng tahu betul hubungan baik antara Jiu Wang dengan klan Yang, jadi dia tidak mungkin mengirim pasukan klan Zhang demi mencegah Jiu Wang memanfaatkan perang di Awan Barat untuk melakukan pemberontakan.

General Yang sampai kagum mendengar semua dugaan Peng Peng itu, dia sungguh berbakat, sangat berbeda dari kebanyakan wanita biasa.


Jiu Wang menyarankan agar mereka menunggu Qi Sheng beraksi dulu. Begitu dia mengetahui motifnya Qi Sheng, baru mereka bisa membuat perubahan dan bikin onar.

Saat Jiu Wang baru keluar dari toilet, Peng Peng mendadak muncul menghadangnya sambil pura-pura mengklaim kalau mereka kebetulan lagi bertemu di sini.

Dia langsung berlutut di hadapan Jiu Wang dan memohon padanya. Sebelumnya memang mereka setuju untuk bersekutu, tapi sekarang ada anak ini. Perasaannya pada anak ini semakin tumbuh seiring pertumbuhan anak ini. Karena itulah dia mencemaskan anak ini.

Menurut rencana awal, jika Qi Sheng mati maka Jiu Wang lah yang akan jadi kandidat untuk naik tahta. Tapi sekarang, keberadaan anak ini pastinya akan menjadi duri tajam bagi Jiu Wang.


"Demi anakku, aku tidak sanggup mengambil resiko."

"Bagaimana caranya untuk membuatmu merasa tenang?"

"Berhentilah memperebutkan posisi Kaisar."

Shock, Jiu Wang kontan terjatuh berlutut. Peng Peng menyadari permintaannya terlalu berlebihan. Tapi bagaimanapun, dia adalah ibu anak ini. Jika anak ini mati, maka dia tidak mau hidup lagi.

Jiu Wang galau, tapi akhirnya dia mengalah. "Aku janji padamu. Aku berkorban hanya supaya kau setia kepadaku."


Peng Peng sedang tidur saat tiba-tiba dia terbangun karena merasakan kehadiran seseorang di tempat tidurnya lalu ada tangan yang merayap menyentuh perutnya. Siapa lagi yang berani tidur ke tempat tidurnya kalau bukan Qi Sheng.

"Paduka, kenapa kau kemari?"

"Kau akan segera melahirkan. Aku masih mencemaskanmu. Walaupun kau sudah memindahkan semua barangku, aku tetap bisa datang kapanpun aku mau."

"Paduka, apa kau sakit? Apa kau mau tabib istana memeriksamu?"

"Aku hanya ingin melihatmu."

"Jangan khawatir. Aku pasti akan melahirkan bayimu."

Mendengar itu, Qi Sheng semakin mempererat pelukannya. "Aku ingin ibu dan anak selamat."

Bersambung ke episode 20

Post a Comment

0 Comments