Sinopsis New Life Begins Episode 5 - Part 2

Berkat cerita Li Wei itulah, Yin Zheng akhirnya memiliki ide baru dan lebih bagus dalam laporan penanganan bencananya. Bahkan Tuan Besar saja kaget dan tidak menyangka kalau Yin Zheng yang biasanya tidak pernah menonjol, ternyata bisa begitu memahami hal-hal semacam ini. Idenya bahkan jauh lebih bagus daripada idenya kakak-kakaknya seolah Yin Zheng pernah terjun langsung ke lokasi bencana.

Tuan Besar pun langsung memanggil Yin Zheng untuk menguji pengetahuannya lebih lanjut tentang bagaimana cara membawa bantuan makanan dari Xinchuan ke Danchuan dengan lancar agar bahan makanan tersebut tidak membusuk karena lama di perjalanan.

Tapi masalahnya, pertanyaan itu agak-agak risky karena berhubungan dengan keputusan Tuan Besar dalam penanganan banjir sebelumnya, yaitu membuka salah satu kanal sungai sebagai jalur transportasi air untuk mengangkut bantuan bencana. 

Akhirnya Yin Zheng tidak berani berterus terang tentang pendapat pribadinya, karena jika dia berterus terang, maka itu sama saja dia mengungkapkan bahwa keputusan Tuan Besar salah, yang bisa saja akan membuat Tuan Besar murka.

Sementara itu, Shangguan Jing sedang mengumpulkan beberapa harta miliknya untuk dikirim ke Danchuan. Li Wei dan Hai Tang juga datang membawa harta masing-masing untuk disumbangkan, termasuk donasi dari para gadis istilah matahari. Shangguan Jing sungguh terharu dengan perhatian mereka.

Si Si juga datang tak lama kemudian, dengan agak terbata-bata gugup dia berkata bahwa dia juga mau menyumbang sedikit hartanya. Pfft! Ngomongnya sedikit, tapi kemudian dua pengawalnya muncul membawanya sebuah peti besar yang penuh berisi segala macam perhiasan mewah dan bersinar sampai bikin silau mata. 

Buset! Dia bilang itu cuma sedikit? Sekaya apa keluarganya sampai-sampai dia bilang harta sebanyak itu cuma sedikit? Kayaknya keluarganya dia jauh lebih kaya daripada kekayaan keluarga kerajaan.

Shangguan, Li Wei dan Hai Tang sampai melongo melihat isi peti itu, tapi Si Si malah salah paham dengan reaksi mereka dan dengan takut-takut bertanya-tanya apakah semua ini cukup? Pfft! Jelas lebih dari cukup.

Di rumah, Yin Zheng melihat Li Wei sedang memberi makan Baifu. Jadi dia langsung saja mengonfrontasi Li Wei yang jelas-jelas belakangan ini sering memberi banyak resep baru pada Koki Liu.

Tapi dia tidak marah kok. Dia hanya penasaran bagaimana cara Li Wei begitu cepat menaklukkan Koki Liu yang biasanya keras kepala. Bagaimana caranya Li Wei bisa membuat semua orang menyukainya? Hah? Pertanyaan terakhir itu kok kesannya agak-agak gimana gitu. Orang yang tidak tahu mungkin akan mengira Yin Zheng menyukai Li Wei.

"Itu bukan tidak mungkin," bisik Yin Zheng. Pfft!

"HAH?!"

"Apa kau gong?"

"Maaf, tapi kau juga tidak boleh menakuti orang seperti ini. Aku menyadari kalau kau suka mempermainkan orang kalau sedang ada masalah."

"Aku tidak mempermainkan orang."

"Katakan saja, ada masalah apa? Sebagai selir, sudah tugasku untuk membantu tuanku menyelesaikan masalah."

Yin Zheng akhirnya menceritakan tentang kegalauannya yang tidak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan ayahandanya tanpa menyinggungnya. Tapi menurut Li Wei, justru lebih baik Yin Zheng berterus terang saja. Jangan menganggap Tuan Besar sebagai tuan, anggap dia sebagai keluarga. Bicara dengan keluarga harus berterus terang dan tulus.


Song Wu yang diam-diam mengintip dari kejauhan, sontak cemburu, mengira Li Wei memanfaatkan Baifu untuk menarik perhatian Yin Zheng. Maka kemudian, dia diam-diam balas dendam dengan mendandaninya pakai bunga-bunga. Harapannya biar Yin Zheng marah sama Li Wei dan mengira Li Wei tidak becus mengurus Baifu.

Tapi begitu Yin Zheng melihat penampilan Baifu keesokan harinya, dia bisa langsung menebak siapa pelaku yang akan melakukan tindakan kekanak-kanakan semacam ini, yang jelas bukan selirnya.

Dan dia bahkan tidak marah sama sekali, malah senang melihat Baifu jadi terlihat lebih imut. Hatinya pun jadi lebih terhibur dari yang awalnya agak gugup karena sebentar lagi dia harus pergi menyapa ayahandanya.

Li Wei meyakinkannya untuk tidak gugup, Yin Zheng kan hanya akan berbincang dengan ayahnya sendiri, atau kalau Yin Zheng memang gugup, makan permen saja. Li Wei langsung saja menyodorkan satu permen kepadanya, dan Yin Zheng refleks memakannya dari tangan Li Wei. Pfft! Mereka berdua baru sadar sedetik kemudian dan jelas saja itu langsung membuat keduanya jadi gugup dan canggung pada satu sama lain... hingga Yin Zheng pun buru-buru pergi.

Tak lama kemudian, Yin Zheng pun menghadap Tuan Besar untuk menyampaikan jawabannya, tapi dia hanya mau bicara berdua saja tanpa kehadiran para pengawal dan kasim, agar mereka bisa bicara sebagai ayah dan anak.

Yin Zheng berkata bahwa rusaknya bahan makanan sesampainya di lokasi bencana adalah karena bahan makanan itu diangkut melalui jalur air. Memang, perjalanan melalui kanal sungai bisa lebih cepat daripada melalui daratan. 

Masalahnya adalah cuaca Danchuan yang sering kali tidak menentu. Karena itulah, Yin Zheng mengusulkan agar mereka mengirim bantuan makanan melalui dua jalur sekaligus, jalur air dan jalur darat.

Malam harinya, Yin Zheng pulang membawa kabar baik. Tuan Besar menyukai jawabannya. Bahkan berkat itu, Tuan Besar menugaskannya untuk mengurus festival musim gugur. Yin Zheng bahkan pulang bawa dua guci arak untuk merayakan keberhasilan ini. Li Wei pun senang, dan Yin Zheng tampaknya mulai benar-benar jatuh cinta pada Li Wei.

Karena Yin Zheng ditugaskan menangani festival musim gugur, Li Wei pun menulis surat pada orang tuanya lagi, mengatakan pada suratnya bahwa dia berniat membantu Yin Zheng dengan harapan dia akan mendapat apresiasi dari Tuan Besar sehingga dia akan memiliki kesempatan untuk mengundang keluarganya untuk masuk ke istana agar mereka sekeluarga bisa berkumpul lagi.

Dia tahu suratnya tidak bisa dikirim karena aturan istana, karena itulah, dia hanya bisa menjalankan tradisi Jichuan untuk mengantarkan kerinduannya pada keluarganya, yaitu meletakkan suratnya dibawah setangkai tanaman kacang merah lalu mengirimkan kerinduannya ke udara.

 

Seperti sebelumnya, lagi-lagi, keesokan harinya suratnya Li Wei itu mendadak sudah ada di tangan Su Shen. Dia bahkan langsung menyitanya untuk diberikan pada Yin Zheng. Tapi kali ini Yin Zheng menolak membacanya karena itu kan privasinya Li Wei. Hmm, tapi bagaimana yah, Su Shen sudah terlanjur membacanya, jadi dia langsung saja menyampaikan isi suratnya Li Wei itu pada Yin Zheng. 

Pokoknya intinya, Li Wei berkata pada orang tuanya bahwa Yin Zheng sangat baik padanya dan bahwa dia sangat merindukan rumah, itu saja. Sekarang hampir waktunya festival bulan, jadi wajar saja Li Wei jadi semakin merindukan keluarganya. Bahkan sekarang saja Li Wei sedang ada di dapur, membuat kue bulan.

Prihatin mendengar Li Wei sangat merindukan keluarganya, Yin Zheng dengan manisnya memerintahkan Su Shen untuk mengirimkan surat-suratnya Li Wei secara diam-diam, dia bisa meloloskan surat-surat itu keluar istana dengan dalih bahwa itu adalah surat-suratnya Yin Zheng. 

Tepat saat itu juga, tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam dapur. Hah? Apa yang terjadi? Yin Zheng dan Su Shen bergegas ke sana dan mendapati dapur kacau balau dengan orang-orangnya, termasuk Li Wei, belepotan tepung.

Koki Liu sontak berlutut ketakutan, tapi ujung-ujungnya malah menyalahkan Li Wei. Pfft! Mumpung Yin Zheng ada di sini, Li Wei langsung saja mencoba membujuknya agar Yin Zheng menyerahkan urusan festival musim gugur kepadanya saja.

Dia meyakinkan bahwa ledakan ini sungguh tidak disengaja, dia janji akan menangani festival itu dengan baik dan membuatnya istimewa. Yin Zheng awalnya masih agak ragu mengingat kondisi dapur gara-gara ulah Li Wei ini, tapi dia tidak tega juga melihat wajah melas Li Wei... hingga akhirnya dia takluk juga dan mengizinkan Li Wei melakukan. Wah! Li Wei sontak girang banget dan langsung refleks memegang tangan Yin Zheng sambil memujinya yang begitu baik.

Beberapa hari kemudian, festival musim gugur pun tiba. Beberapa tuan muda dan istri masing-masing sudah berkumpul di depan sebuah meja panjang penuh berisi makanan khas berbagai wilayah. Awalnya segalanya tampak damai dan baik-baik saja, tapi saat Yin Song dan Yin Jun tiba, mereka langsung sinis menyindir konsep acaranya Yin Zheng yang cuma pakai meja tanpa tempat duduk, dan menuduh Yin Zheng tidak berpengalaman dalam mengadakan acara semacam ini. 

Tuan Besar datang tak lama kemudian bersama Nyonya Besar dan selirnya, Nyonya He, yang merupakan ibu kandungnya Yin Zheng dan Yin Zai (Tuan Muda ke-11). Tapi tampak jelas hubungan Nyonya He He dan Yin Zheng jauh dan canggung. 

Yin Jun langsung mengadukan konsep acaranya Yin Zheng yang nggak jelas ini pada Tuan Besar, tapi kemudian Li Wei muncul untuk meralat tuduhannya, "ini adalah pesta prasmanan."

Bersambung ke episode 6

Post a Comment

0 Comments