Sinopsis New Life Begins Episode 5 - Part 1

Li Wei dan Shangguan Jing dihukum pukul telapak kaki gara-gara itu, tapi sebenarnya Bibi Yan keterlaluan juga. Sawi yang dipakai Shangguan Jing sebenarnya kecil, tapi Bibi Yan menuduh Shangguan Jing menyodok mulutnya pakai sawi besar. 

Li Wei teriak-teriak kesakitan, tapi Shangguan sama sekali tak terpengaruh. Bahkan setelah selesai, Shangguan tetap bisa berdiri dengan tegak dan berjalan normal. Wah! Kekuatan ahli bela diri memang beda.

Yin Zheng dan Yin Qi datang tak lama kemudian untuk menjemput istri dan selir masing-masing dan Bibi Yan langsung heboh menghina Li Wei dan menyuruh Yin Zheng untuk menghukumnya. Tapi Yin Zheng jelas tak mempercayainya dan lebih membela selirnya dan langsung membopongnya pergi yang kontan saja mmbuat Li Wei terpana padanya. (Aww, romantis)

Yin Qi juga sebenarnya cukup perhatian pada istrinya, bahkan ingin meniru Yin Zheng yang menggendong istrinya dengan romantis, mengira kalau istrinya juga wanita lemah. Pfft! Tapi Shangguan Jing jelas tidak butuh semua itu dan menolak digendong.

Tapi kemudian Hao Jia tak sengaja lewat, dan ujung-ujungnya Yin Qi mendadak melupakan istrinya, malah khawatir dan menunjukkan perhatian lebih ke Hao Jia, dia bahkan memberikan obat siapa tahu Hao Jia tadi juga kena hukum, tapi Hao Jia menolak dengan sopan, dan sepertinya pemandangan itu membuat Shangguan Jing jadi cemburu hingga dia langsung menendang kaki Yin Qi cukup keras.

Tapi terlepas dari perlakuan kasar Shangguan Jing padanya, Yin Qi manis juga dengan melindungi Shangguan Jing saat tabib istana memeriksanya dengan mengklaim kalau tadi dia cuma terjatuh gara-gara membantu Shangguan Jing memikul air terus ditendang sama keledai. Pfft!

Bahkan setelah tabib pergi, Yin Qi ingin mengobati luka kaki Shangguan, tapi Yin Qi malah pakai obat yang tadinya mau diberikan pada Hao Jia. Parahnya lagi, Yin Qi bahkan berani membanding-bandingkan Shangguan Jing yang kasar dengan Hao Jia yang lemah lembut. Jelas saja Shangguan Jing jadi marah dan langsung pergi.

Bibi Yan benar-benar kelewatan, dia bahkan melaporkan Yin Zheng ke Divisi Istana Dalam dan sekarang Yin Zheng juga dihukum potong uang bulanan dan berlutut di kuil leluhur.

Li Wei yang sedih, memutuskan untuk menulis surat lagi biarpun dia tahu kalau suratnya tidak akan terkirim, para pelayannya pasti akan menyerahkan suratnya pada Su Shen lagi seperti sebelumnya. Tapi dia ingin tetap menulisnya hanya untuk kenang-kenangan saja.

Yang tak disangkanya, kedua pelayannya mengaku bahwa sebenarnya mereka sudah berusaha menyembunyikan surat-suratnya dan mencari kesempatan untuk mengirimkannya keluar istana secara diam-diam. 

Tapi tiba-tiba saja waktu itu Su Shen melakukan pemeriksaan kamar dadakan hingga menemukan sura-surat itu dan menyitanya. Li Wei sontak berkaca-kaca penuh haru mendengar pengakuan mereka.

"Terima kasih. Awalnya kukira aku tidak punya keluarga dan teman, dan orang yang bisa kuandalkan di Xinchuan. Terima kasih kalian sudah bersikap baik padaku. Kesalahan yang kulakukan kali ini mungkin harus dibayar dengan nyawa. Jika surat ini tidak bisa terkirim, surat wasiat pasti bisa."


Yin Zheng mendadak muncul saat itu dan langsung geli melihat suratnya Li Wei yang yakin banget kalau dia bakalan dihukum mati. Li Wei setulus hati meminta maaf karena sudah menyeret Yin Zheng dalam masalah ini, tapi Yin Zheng dengan manisnya meyakinkan Li Wei bahwa Li Wei tidak bersalah.

"Kau sungguh berpikir seperti itu? Dulu waktu aku masih kecil, aku memanjat pohon bunga sophora untuk memetik bunga di sekolah. Ibuku dipanggil ke sekolah, tapi ibuku malah bilang pada guru, tidak boleh menghancurkan minat anak."

Yin Zheng tiba-tiba mengangkat kaki Li Wei untuk membantunya mengoles obat. Li Wei sontak geli saat jari Yin Zheng menyentuh telapak kakinya, tapi Yin Zheng dengan nada lemah lembut, menyuruhnya untuk tidak bergerak. Dia benar-benar lembut saat mengoles obatnya, sangat bertolak belakang dari sikapnya terhadap Song Wu.

Li Wei mengaku bahwa waktu dia memetik bunga di sekolah, sebenarnya dia tidak berhasil, malah terjatuh dan terluka. Ibunya membantunya mengoles obat ke lukanya, persis yang dilakukan Yin Zheng ini.

Li Wei tanpa sadar sumringah, terpesona menatapnya, "kau sangat mirip dengan ibuku."

Pfft! Yin Zheng sontak membeku canggung mendengar dirinya disamakan dengan ibu-ibu. Li Wei mendadak sadar juga kalau ucapannya terasa aneh diucapkan pada seorang pria... "maksudku, kau terasa seperti ibuku." (Pfft! Sama aja)

Yin Zheng sontak menyentil dahinya yang kontan membuat Li Wei protes karena tangan Yin Zheng kan barusan menyentuh kakinya. Canggung, Yin Zheng mendadak berhenti mengoles obat dan bergegas beranjak pergi.

"Hei! Aku tidak keberatan kok!" teriak Li Wei.

"Aku yang keberatan."

"Dasar."

Di kediaman Yin Song, mereka membahas tentang hukuman Li Wei dan Shangguan Jing, dan itu langsung dijadikan alasan bagi Yin Song untuk melarang Hao Jia untuk berhenti bergaul dengan Li Wei, mengklaim bahwa orang seperti Li Wei itu sudah pasti bukan orang baik. 

Bahkan saat Hao Jia hendak membela Li Wei, Yin Song dengan dinginnya menuduh Hao Jia berani melawannya. Hao Jia jadi ketakutan padanya hingga akhirnya dia diam saja. Bahkan saat Fang Ru sengaja pamer tentang segala hal yang dia lakukan untuk mengambil hati Nyonya Besar dan mengundang Yin Song untuk datang ke kamarnya malam ini, Hao Jia hanya bisa diam saja.


Sekarang Hao Jia bahkan mulai menyesali keputusannya untuk menikahi Putra Mahkota ini. Dia pikir dia akan menjadi pelayan suaminya, tapi nyatanya, dia hanya hewan peliharaan. Dia jadi iri pada Li Wei yang Shangguan yang bisa hidup lebih bebas dan menjadi pemberani.

Sayang sekali pada akhirnya dia malah tidak bisa memiliki status yang jelas seperti Shangguan Jing (istri resmi) dan dia juga tidak memiliki orang tua penyayang seperti orang tuanya Li Wei.

Tapi bagaimanapun, Hao Jia terus berusaha untuk berpikir positif, meyakini bahwa dengan menikah dengan Putra Mahkota, maka ibunya di rumah akan bisa hidup lebih baik. Dan mungkin, jika dia bertahan, dia mungkin akan bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.

Wilayah Danchuan yang merupakan kampung halamannya Shangguan Jing, mengalami musibah banjir. Kabarnya banjir tahun ini lebih buruk dari tahun-tahun sebelumnya. Gurunya Yin Zheng, Guru Dai, mendesaknya untuk memikirkan ide penanganan bencana yang bagus agar bisa mendapat apresiasi dari Tuan Besar.

Guru Dai sebenarnya kurang setuju dengan pilihan selirnya Yin Zheng mengingat latar belakang Li Wei yang berasal dari keluarga biasa. Karena itulah dia mengingatkan Yin Zheng untuk tidak sampai terpengaruh oleh cinta. Dia harus fokus pada tujuan utamanya, biar bisa cepat naik pangkat dan mendapatkan pasangan lain yang lebih baik.

Yin Zheng kurang setuju, "mengandalkan orang lain tidak akan bisa bertahan lama. Jika bisa melindungi istri yang dianggap biasa saja oleh orang lain tapi tetap bisa sukses, bukankah itu lebih menarik? Aku akan berusaha maksimal, tapi apa yang akan terjadi kelak, itu tergantung pada kemampuan."

 

Tapi rencana penanganan bencara yang Yin Zheng buat, terasa kurang memuaskan. Dia merasa ada sesuatu yang kurang tapi tidak tahu apa. Di tengah kesibukannya ini, eeeh, Song Wu malah mendadak muncul mengganggunya dan bersikap sok manja seperti biasanya.

Yin Zheng bingung bagaimana harus mengusirnya. Tepat saat itu juga, Li Wei datang bersama Koki Liu yang membawakan kue bunga sophora. 

Li Wei dan Koki Liu hanya bilang bahwa itu dibuat oleh Koki Liu, tapi tidak bilang bahwa resepnya dari Li Wei. Tapi Yin Zheng tahu kalau itu pasti dari Li Wei karena dia masih ingat cerita Li Wei kemarin tentang Li Wei yang waktu kecil pernah memanjat pohon bunga sophora. 

Song Wu yang cemburu, akhirnya pergi juga. Saat itulah Li Wei melihat apa yang sedang Yin Zheng tulis. Yang tidak Yin Zheng sangka, Li Wei ternyata juga tahu tentang bencana ini. Li Wei bahkan pernah beberapa kali mengalami bencana banjir di kampung halamannya sendiri, di Jichuan.

Karena itulah Li Wei punya cerita dari pengalamannya tentang cara penanganan banjir yang biasanya dilakukan di kampung halamannya. Biasanya saat bencana banjir melanda, pengurus rumah akan mempekerjakan pengungsi karena biasanya bayaran mereka jauh lebih murah.

Dan juga, biasanya Ayahnya Li Wei akan memagar sawah, rumah dan gudang makanan, dan juga memelihara anjing untuk mencegah pengungsi merampas gudang makanan.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments