Sinopsis Murphy's Law of Love episode 9 - part 1

  


Xiao Tong tiba di klub polo tepat saat Zhi Yu keluar... tapi tepat saat itu juga, ponselnya Xiao Tong tiba-tiba berbunyi.

Xiao Tong terlalu sibuk dengan ponselnya sampai akhirnya tidak melihat Zhi Yu. Jia Wei mengiriminya pesan menyuruh Xiao Tong ke mobilnya.

Gara-gara pertemuannya dengan Zhi Yu, Jia Wei akhirnya mengubah tempat kencan mereka ke sebuah taman.

Jia Wei beralasan kalau dia membawa Xiao Tong kemari karena dia hanya tidak ingin melihat orang yang tidak ingin dia lihat di sana yaitu Simon dan Shao Qiang.

Tapi Xiao Tong memperhatikan kecemasan Jia Wei yang membuatnya jadi cemas juga dan bertanya-tanya Jia Wei ada masalah apa?

Jia Wei dengan cepat membuat-buat alasan kalau dia cuma cemas apakah Xiao Tong hanya membeli satu gelas kopi? Alasannya sukses membuat Xiao Tong mengalihkan perhatiannya dengan mengambilkan gelas kopi kedua tapi Jia Wei malah langsung meminum kopinya Xiao Tong.


Xiao Tong langsung bengong, itu kan kopinya. Xiao Tong akhirnya memutuskan untuk meminum gelas kedua saja, tapi Jia Wei langsung merebutnya.

Dia menyesap kopinya Xiao Tong sekali lagi sebelum akhirnya mengembalikannya kembali ke Xiao Tong. Xiao Tong meminum kopinya dengan malu-malu dan Jia Wei diam-diam tersenyum senang melihatnya.


Setelah selesai sarapan, mereka jalan-jalan bersama melewati jalan yang dipenuhi bunga-bunga. Xiao Tong bilang bunga itu adalah simbol cinta pertama.

Jia Wei mengambil salah satu bunga lalu memakaikannya ke telinganya Xiao Tong sambil memberitahu kalau sebenarnya ada arti lain dari bunga itu. Pasangan yang berjalan diatas bunga itu akan selalu bersama.

"Aku tahu kalau kita baru mulai. Tapi aku ingin kau tahu bahwa siapapun yang akan kita temui nantinya atau apapun yang akan terjadi di masa depan nanti, perasaanku tidak akan pernah berubah" ujar Jia Wei


Xiao Tong bahagia mendengarnya lalu mengulurkan tangannya dan Jia Wei langsung menggenggamnya dan berjanji "Aku tidak akan pernah melepaskan tanganmu" dan Xiao Tong langsung menjawabnya dengan menjalin jemari mereka.


Saat Xiao Tong masuk kantor, Xin Xin tiba-tiba mendatanginya dengan membawa sebuah tabloid yang memberitakan kembalinya Zhi Yu.

Xin Xin tahu kalau Zhi Yu adalah mantannya Jia Wei dari Simon. Xin Xin dan Alan mencemaskan Xiao Tong, Xin Xin bahkan berjanji akan menghajar Zhi Yu kalau dia sampai merusak hubungan Xiao Tong dan Jia Wei.


Tapi Xiao Tong bukannya mencemaskan dirinya sendiri, malah mengkhawatirkan Jia Wei. Jia Wei dan Zhi Yu tidak berpisah secara damai jadi kembalinya Zhi Yu yang tiba-tiba ini pasti akan sangat mempengaruhi Jia Wei.

Xin Xin dan Alan benar-benar heran melihat Xiao Tong yang selalu saja mendahulukan orang lain ketimbang dirinya sendiri.


Siang harinya, Xiao Tong dan teman-temannya rapat di kantornya Jia Wei membahas acara perjodohan mereka yang selanjutnya. Jia Wei dengan gaya sok coolnya memperingatkan Xiao Tong untuk berhati-hati dalam memilih anggota acara perjodohan demi mencegah terjadinya insiden tuan Chen terulang kembali.

Jia Wei jelas mencemaskan sang kekasih tercinta. Tapi saking sibuknya mikirin Xiao Tong, dia sampai tidak membaca proposalnya dengan benar. Padahal di proposal itu, Xiao Tong sebenarnya sudah menulis apa yang Jia Wei perintahkan.

Jelas saja semua orang langsung tersenyum geli. Jia Wei langsung membaca proposalnya kembali dan saat itulah dia baru menyadari kesalahannya.


Demi menutupi rasa malunya, Jia Wei langsung ngomel-ngomel menyuruh Xiao Tong untuk tidak melakukan penyaringan anggota seorang diri. Simon dan Shao Qiang langsung menggoda pasangan baru jadian itu dengan memberitahu Xiao Tong kalau bos mereka ini memang sangat perhatian terutama pada calon istrinya (Xiao Tong).

Jia Wei spontan protes dan memperingatkan mereka semua untuk tidak menggodai Xiao Tong lagi padahal dia sebenarnya senyam senyum bahagia tuh dengan godaan teman-temannya.


Setelah rapat usai, semua orang beranjak pergi kecuali Xiao Tong dan Jia Wei. Tiba-tiba tak jauh dari tempatnya duduk, Jia Wei melihat tabloid yang memberitakan tentang kembalinya Zhi Yu.

Jia Wei tidak tahu kalau Xiao Tong sebenarnya sudah membaca tabloid itu dan langsung beranjak untuk membuangnya agar tidak dilihat Xiao Tong.

Xiao Tong pun tidak mengatakan apapun tentang Zhi Yu, ia malah bertanya apakah Jia Wei lelah dengan semua meeting mereka menjelang acara perjodohan?

Jia Wei menunjukkan foto selfie mereka yang Jia Wei ambil di klub polo dan berkata "Ini adalah penyemangat harianku, kenapa aku harus lelah?"


Jia Wei lalu bertanya apakah malam ini Xiao Tong akan kerja lembur? Xiao Tong berkata tidak tapi dia akan keluar dengan Xin Xin. Jia Wei jelas langsung kecewa. Xiao Tong heran, memangnya kenapa? Apa Jia Wei butuh bantuannya?

"Memangnya harus selalu tentang kerjaan? Aku kan sudah bilang kalau selain waktu kerjaku, aku akan meluangkan semua waktuku untukmu. Jadi kau juga harus melakukan hal yang sama untukku. Kalau tidak, ini namanya tidak adil. Pokoknya *ehem*... datang saja ke rumahku malam ini"


Malam harinya, Xiao Tong hendak memberikan dokumen untuk Jia Wei tapi sesampainya di kantornya Jia Wei, dia malah mendapati kantor itu kosong. Xiao Tong akhirnya memutuskan untuk meletakkan dokumennya di meja kerjanya Jia Wei tapi tak sengaja dia menjatuhkan sebuah kalender.

Di kalender itu, Xiao Tong membaca tanggal hari ini (15 mei) diberi tanda yang berarti hari ini adalah hari spesial. Xiao Tong jadi bertanya-tanya hari ini hari spesial apa?


Zhi Yu merenung sedih memikirkan betapa salahnya dia. Awalnya, dia merasa walaupun selama setahun ini dia pergi meninggalkan segalanya tapi tidak ada yang berubah. Tapi sekarang dia baru menyadari bahwa selama setahun kepergiannya, sebenarnya ada banyak hal yang berubah.

Tapi bagaimanapun dia tidak akan menyerah begitu saja. Sepertinya Zhi Yu tahu tentang hari spesial apa hari ini.


Xiao Tong membawa Polo ke salon hewan peliharaan saat tiba-tiba Jia Wei muncul. Xiao Tong heran, katanya Jia Wei sedang sibuk sampai minta bantuannya membawa Polo kemari, jadi apa yang sedang Jia Wei lakukan disini?

Jia Wei jelas membuntuti Xiao Tong tapi seperti biasanya dia gengsi mengakuinya jadi dia membuat-buat alasan kalau dia datang hanya karena dia takut Polo akan ketakutan karena Polo itu mudah gugup kalau tidak ada dia.


Xiao Tong memandanginya dengan pandangan tak percaya tapi si pegawai membenarkan ucapan Jia Wei. Dia bahkan memberitahu Xiao Tong kalau Polo itu sebenarnya sangat pemalu dan Jia Wei mengadopsi Polo karena Jia Wei tidak mau melihat Polo dikirim ke tempat penampungan. Mendengar itu, Xiao Tong langsung memandang Jia Wei dengan kagum.

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Kenapa juga aku membeli hewan peliharaan kalau aku bisa mengadopsinya, iya kan?"

"Kurasa begitu. Kau itu mirip durian"

"Maksudnya?"

"Tajam diluar tapi lembut didalam"


Jia Wei lalu membawa Xiao Tong duduk di sebuah bangku. Jia Wei mengaku kalau dia membawa Xiao Tong ke bangku ini karena bangku kenangannya bersama ibunya. Dulu saat ayahnya sedang sibuk maka ibunya akan menjemputnya dari sekolah lalu membawanya duduk di bangku ini dan membelikannya es krim.


Suatu hari, dia menunggu dan terus menunggu tapi ibunya tidak datang-datang. Akhirnya Jia Wei kecil memutuskan untuk berjalan pulang seorang diri. Sesampainya didepan rumah, dia melihat ibunya memasukkan koper-koper besar ke dalam sebuah mobil.

Jia Wei kecil dengan polosnya berlari membantu ibunya memasukkan semua koper-koper itu kedalam mobil. Jia Wei kecil bahkan tersenyum bahagia saat ibunya memeluknya dan tersenyum padanya sebelum dia masuk mobil itu. Tapi yang tidak dia sangka-sangka, sejak saat itu dia tidak pernah melihat ibunya lagi.


Sampai sekarang, Jia Wei menyesali segalanya. Seandainya saja dia tahu kalau ibunya waktu itu hendak pergi meninggalkannya. Seandainya saja dia tidak pernah membantu ibunya memasukkan semua koper-koper itu ke mobil.

Seandainya dia menangis dan memohon agar dia tetap tinggal, mungkin ibunya tidak akan pergi. Sekarang Jia Wei menyadari, kalau senyum terakhir yang ibunya berikan padanya sebelum dia pergi, hanyalah sebagai ungkapan terima kasih karena mengantarkannya pergi.

"Mengucapkan selamat tinggal dengan layak itu sebenarnya tidak sulit, iya kan? Tapi entah kenapa, orang-orang yang dekat denganku, sepertinya selalu menghilang tanpa mengucapkan selamat tinggal"


Xiao Tong yang sedari tadi hanya diam mendengarkan Jia Wei, tiba-tiba melompat bangkit lalu bertanya kapan terakhir kali Jia Wei makan es krim. Tanpa menunggu jawaban Jia Wei, Xiao Tong langsung menyeret Jia Wei ke sebuah toko dimana dia membelikan es krim untuk Jia Wei.

"Karena orang yang menemanimu makan es krim sudah menghilang, sekarang aku bersedia menjadi penggantinya dengan senang hati. Mungkin es krim akan mengingatkanmu pada masa lalumu yang pahit. Tapi mulai sekarang, ayo kita buat makan es krim sebagai sesuatu yang membahagiakan, oke?"

Jia Wei terharu mendengarnya "Guan Xiao Tong, ternyata aku telah meremehkan kemampuan profesional Dr.Cinta"

"Tidak ada hubungannya dengan profesiku, aku hanya ingin kau bahagia. Jadi pastikan kau datang padaku setiap kali kau ingin duduk di bangku dan makan es krim"


Jia Wei makin berkaca-kaca penuh haru. Saat Jia Wei mulai memakan es krimnya, dia bertanya apakah Xiao Tong tahu kenapa orang-orang ingin jatuh cinta? Xiao Tong tidak tahu.

"Karena saat kau membayar satu es krim, kau juga bisa mencoba rasa es krim yang lain" ujar Jia Wei lalu dengan nakalnya menggigit es krimnya Xiao Tong.

"Dasar kekanak-kanakan."


Jia Wei berinisiatif menawarkan es krimnya juga tapi saat Xiao Tong bergerak untuk mencicipi es krimnya, Jia Wei dengan nakalnya menjauhkan es krimnya. Alhasil, bajunya Xiao Tong malah jadi ternoda es krim.


Awalnya Jia Wei ingin membantu mengelap noda es krim itu dengan tisu tapi saat melihat noda itu berada di area terlarang, akhirnya dia menyuruh Xiao Tong mengelapnya sendiri.

Dan saat Xiao Tong sedang sibuk mengelap noda di bajunya, Jia Wei dengan santainya memakan es krimnya Xiao Tong.


Karena noda di bajunya Xiao Tong tidak hilang hanya dengan dilap, terpaksalah dia akhirnya ke rumahnya Jia Wei untuk mencuci bajunya. Xiao Tong mengganti bajunya dengan bajunya Jia Wei. Tapi saat Jia Wei melihatnya, mereka berdua jadi canggung dan malu.


Saat Xiao Tong sedang mencuci bajunya, Jia Wei tiba-tiba muncul dari belakangnya dan back hug... eh bukan ding,  membantu Xiao Tong menggulung lengan bajunya. Mirip banget ga sih sama drakor Falling for Innocence?


Sambil menunggu bajunya Xiao Tong kering, mereka duduk berdua di sofa sambil terdiam canggung dan malu. Bahkan saking canggungnya, mereka sampai duduk berjauhan dengan gaya kaku.


Beberapa saat kemudian, bajunya Xiao Tong akhirnya kering tapi Jia Wei masih belum ingin Xiao Tong pulang dan akhirnya dia membuat alasan menyetrika bajunya Xiao Tong hanya untuk membuat Xiao Tong tinggal lebih lama.

Jia Wei lalu menyetrika bajunya Xiao Tong sampai licin... selicin-licinnya. Saking licinnya, dia bahkan butuh waktu sangaaaaat lama hanya untuk menyetrika satu baju itu.

Xiao Tong sampai heran ada apa dengan setrikanya Jia Wei "Kau sudah menyetrika bajuku selama setengah jam"


Setelah selesai menyetrika bajunya, Jia Wei tetap saja tidak langsung mengembalikannya pada Xiao Tong. Malah, tiba-tiba saja dia menyatakan kalau sekarang dia kelaparan lalu masuk dapur untuk memasak.

Saat Xiao Tong menemaninya masak, Jia Wei memperingatkan Xiao Tong untuk minta bantuannya saja kalau dia ingin belajar memasak. Xiao Tong tersenyum dan menyetujuinya.


Jia Wei lalu menyuruh Xiao Tong mengambilkan celemek. Tapi saat Xiao Tong menyerahkan celemeknya, bukannya langsung memakainya, Jia Wei malah menundukkan kepalanya menyuruh Xiao Tong memakaikan celemek itu. Xiao Tong menurutinya lalu menyuruh Jia Wei berbalik agar dia bisa mengikatkan celemeknya.


Tapi Jia Wei tidak mau berbalik, malah dengan nakalnya membentangkan kedua tangannya. Terpaksalah Xiao Tong akhirnya melingkarkan kedua tangannya ke tubuh Jia Wei untuk mengikatkan celemeknya.

Dan Jia Wei langsung memanfaatkan kedekatan mereka dengan mengec~p kening Xiao Tong lalu menarik Xiao Tong kedalam pelukannya.

"Terima kasih karena kau berada disini untukku"


Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments