Sinopsis Hotel King episode 1 - part 1

 Sinopsis episode 1 - part 1:



Di sebuah gang kumuh di Amerika, beberapa anak-anak dipaksa untuk mengemis oleh sindikat pengemis. Diantara anak-anak itu ada 2 anak Korea, yang tertua bernama Jayden dan yang muda bernama Ji Won. Walaupun udara sangat dingin tapi anak-anak itu tetap dipaksa untuk mengemis. 

Saat itu Jayden dan Ji Won sedang bersembunyi di pojokan, Jayden berusaha melindungi Ji Won dari udara dingin dengan merangkulnya. 


Saat Jayden melihat salah satu preman melihatnya sedang bersembunyi di pojokan, Jayden cepat-cepat memberikan jaketnya untuk Ji Won lalu menyuruh Ji Won menunggu di pojokan.


Jayden lalu kembali melanjutkan pekerjaannya mengemis. Jayden berusaha untuk meminta uang pada seorang pejalan kaki, namun dia langsung didorong sampai terjatuh. Ji Won terkejut melihatnya, tapi Jayden tersenyum padanya dan memberinya isyarat kalau dia baik-baik saja.



Saat tiba saatnya menyerahkan uang hasil mengemis, satu per satu anak-anak itu menyerahkan uang recehan yang hanya sedikit. 

"apa hanya ini?" 

Itu adalah pertanyaan yang selalu diajukan si preman setiap kali anak-anak itu hanya menyerahkan sedikit. Dan jika anak-anak itu meminta maaf, para preman itu langsung memukul dan menampar anak-anak itu. 


Saat tiba giliran Jayden dan Ji Won, mereka juga menyerahkan hasil yang sangat sedikit. Si preman itu langsung memukul Jayden, saat dia hendak memukul Ji Won juga, Jayden langsung menghalangi si preman dan memperingatkannya untuk tidak menyentuh Ji Won. Akibat perkataannya, si preman malah terus memukuli Jayden tapi Jayden tetap berusaha melindungi Ji Won agar dia tetap selamat.


Melihat anak buahnya tidak berhasil memukul Ji Won, bos preman langsung bertindak sendiri. Dengan mudahnya dia meyingkirkan Jayden dari Ji Won lalu menyeret Ji Won masuk ke dalam gudang. Ji Won tidak bisa merontah tapi dia berusaha berteriak memanggil nama Jayden. Jayden berusaha mengejarnya tapi preman yang lainnya langsung menghalanginya lalu menendanginya.


Didalam gudang, nasib Ji Won jauh lebih parah. Bos preman memukulinya dengan tongkat besi sampai dia berdarah dan pingsan. Jayden lalu diseret masuk ke dalam gudang, saat ia melihat Ji Won pingsan, Jayden berusaha memanggil-manggil nama Ji Won namun Ji Won tidak bereaksi apapun.


Jayden berusaha merangkak menghampiri Ji Won namun bos preman langsung menendangnya menjauh. Jayden terjatuh diantara tumpukan batang kayu, ia lalu mengambil salah satunya untuk ia gunakan sebagai perlindungan. 

Tapi bos preman tiba-tiba mengeluarkan sepucuk pistol yang lalu diarahkan padanya, Jayden sangat ketakutan melihat pistol itu dan langsung mempererat genggaman tongkat kayunya yang ia arahkan pada bos preman.


Tapi bos preman tiba-tiba berubah pikiran dan langsung mengubah sasaran pistolnya yang ia arahkan pada Ji Won yang sedang pingsan. Serta merta Jayden langsung berlari untuk melindungi Ji Won. Bos preman sangat marah sementara Jayden menunggu dengan tegang. Tiba-tiba terdengar suara tembakan dan segalanya berubah menjadi hitam. 


Saat cahaya kembali menerangi ruangan itu, terlihat bos preman tergeletak mati bersimbah darah dan pistol yang tadinya berada di tangan ketua preman sekarang sudah berada di tangan Jayden yang gemetaran. 


Tiba-tiba pintu gudang terbuka dan seorang pria pincang yang berjalan dengan bantuan tongkat datang, cahaya dari luar gudang menyilaukan mata Jayden dan membuatnya tidak bisa melihat orang itu dengan jelas.


Beberapa waktu kemudian, saat Jayden membuka mata, ia langsung melihat lukisan-lukisan atap yang indah. Jayden tersenyum melihat keindahan lukisan itu dan mulai menutup matanya lagi.


"Kau sudah bangun" terdengar suara seorang pria

Suara itu langsung membuat Jayden terbangun dan bangkit dari tidurnya. Dia melihat ada seorang pria yang memakai tongkat sedang berdiri membelakanginya. Jayden bertanya-tanya apakah dia sudah mati.

"Apakah tempat ini surga?" tanya Jayden


"Surga?" pria tua itu tertawa mendengar pertanyaan Jayden. Pria itu lalu berbalik menghadap Ji Won "Benar, kau sedang berada di surga" Pria itu adalah Lee Joong Goo. 


Tiba-tiba Jayden terkejut dengan pemandangan di luar jendela kamar, dia langsung turun dari kasur dan berlari menghampiri jendela untuk melihat pemandangan di bawah kamar tempat ia berada saat ini. Melihat tingginya tempatnya berada, Jayden langsung curiga pada Joong Goo lalu keluar untuk melarikan diri.


Namun baru samapi di pintu, dia langsung berteriak meronta-ronta karena 2 orang pengawal Joong Goo langsung menahannya dan menyeretnya masuk kedalam kamar.


Joong Goo memberitahu Jayden bahwa saat ini polisi dan para preman sedang mencarinya karena dia telah membunuh bos preman. Jika Jayden keluar dari ruangan ini maka dia hanya akan masuk ke penjara kembali ke neraka tempat selama ini dia berada.

"Tidak mungkin, itu bukan salahku. Bajing** itu memang pantas mendapatkannya. Dia memang pantas mati" teriak Jayden


Joong Goo langsung tersenyum mendengarnya, ia lalu membenarkan perkataan Jayden. Ini semua memang bukan salahnya. Dia tidak salah, tapi ayahnya-lah yang salah. Ayah Jayden yang telah membuang putranya yang berharga bagai sebuah sampah.

"Ah Seong Won. Ketua Ciel Group, hotel terbaik se-Korea. Pria itu adalah ayahmu" ujar Joong Goo yang membuat Jayden sangat terkejut.


Beberapa saat kemudian, Jayden membersihkan tubuhnya sambil mengingat perkataan Joong Goo yang memberitahu Jayden bahwa ayahnya Jayden telah membunuh wanita yang Joong Goo cintai.

"Dan seolah hal itu belum cukup. Dia takut akan kehadiranmu di dunia ini, maka dia membuangmu seperti sampah. Dia memakai topeng domba, tapi dia jauh lebih menakutkan dan lebih jahat dari bos preman yang kau bunuh. Orang itu adalah ayahmu"

Setelah selesai mandi, Jayden mengusap embun di kaca dan melihat bayangannya sendiri yang berusaha tersenyum pada dirinya sendiri.

 

Saat ia keluar dari kamar mandi, dia ingin sekali menyentuh kasur mewah yang tadi ia tiduri tapi ia langsung mengurungkan niatnya saat dia melihat tangannya yang masih ada sisa-sisa noda darah, saat Jayden melihat tangannya ia langsung tersenyum. 

Dia teringat Joong Goo yang mengatakan bahwa dia punya pilihan, kembali ke kehidupannya yang bagai sampah atau memegang tangan Joong Goo dan hidup dalam kerajaan yang indah dan mewah ini. 

"Aku berjanji padamu. Aku akan menjadikanmu yang terbaik dan mendudukkanmu di kursi raja" janji Joon Goo

Jayden juga melihat di meja ada banyak sekali makanan mewah yang semuanya ditujukan untuk Jayden sendiri dan semua itu juga membuat Jayden tersenyum. 


Tapi yang lebih menarik perhatiannya adalah sebuah lukisan ibu yang sedang menggandeng anaknya. Jayden lalu mengulurkan tangan untuk menyentuh lukisan itu.

"Saat aku berusia 11 tahun. Hotel pertama yang kulihat adalah... surga. Di tempat itu, pada hari itu. Jayden telah mati dan aku terlahir kembali sebagai Cha Jae Wan"


Sekarang, 
Jae Wan yang telah dewasa sedang mengulurkan tangannya bukan pada lukisan tapi untuk mengambil gelas. Di rumahnya, terpajang berita koran tentang dia bersama seorang pria, wajah Jae Wan juga ikut muncul di majalah-majalah dan buku-buku. Lukisan ibu yang menggandeng anaknya sekarang terpajang di rumahnya.

Setelah sarapan, Jae Wan mulai bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Dia mulai memilih dasi, memakai jas lalu menyematkan label namanya di jas. Dia sekarang bekerja sebagai general manager di hotel Ciel, hotel yang katanya Joong Goo adalah hotel milik ayahnya Jae Wan.



Sesampainya di hotel, Jae Wan menyapa semua tamu dengan sopan, mengevaluasi semua makanan yang akan disajikan pada para tamu, memeriksa persiapan pesta yang akan diadakan di water park hotel nanti malam. Dia memeriksa semuanya dengan sangat teliti bahkan saat dia melihat ada sedikit kotor di sebuah gelas, dia langsung menyuruh pegawai untuk mengelap gelasnya sekali lagi sampai benar-benar bersih.



Jae Wan lalu membawa beberapa reporter untuk berkeliling water park hotel. Ia memberitahu mereka bahwa mereka membangun water park itu dengan memasang kaca di bagian atap untuk memberi kesan musim panas dalam water park atau kolam renang luar ruangan.

"Kami adalah satu-satunya tempat di Korea yang mampu memberikan pelayanan kolam renang dan pertunjukkan pada para tamu kami tak peduli dalam keadaan cuaca apapun"


Salah seorang reporter Perancis bertanya pada Jae Wan tentang keputusannya menolak tawaran salah satu hotel Empire yang berada di Swiss, hotel yang menjadi impian semua pekerja hotel di seluruh dunia, jadi kenapa Jae Wan menolaknya. Jae Wan mengatakan bahwa ia menolaknya karena hotel itu sudah menjadi hotel yang terbaik.

"Menjadikan yang terbaik dimana sekarang aku berada adalah tujuanku dan itu pula tujuan masa depan hotel Ciel" ujar Jae Wan dalam bahasa Perancis dan membuat para reporter langsung kagum padanya.


Sementara itu Sun Woo Hyun sedang membantu Go San mendorong barang-barang sambil membicarakan Jae Wan yang mampu membuat semua yang dia bicarakan terlaksana dan karena itulah Jae Wan dijuluki 'Monster Hotel'.


"Biar aku saja yang melakukannya, sebaiknya kau pergi bermain saja" kata Go San sambil berusaha merebut troli yang didorong Woo Hyun

Tapi Woo Hyun tetap bersikeras membantunya, Woo Hyun beralasan bahwa sebagai seorang pria dia harus meghargai persahabatan dan kesetiaan.

"Mari kita selesaikan secepat mungkin lalu pergi bersama" kata Woo Hyun

"Baiklah"


Saat Woo Hyun melihat ketua hotel Ciel Ah Seong Won, dia langsung berlari menghampirinya untuk menyapanya. Namun ketua Ah yang berlari seperti sedang dikejar seseorang, langsung terkejut saat Woo Hyun tiba-tiba muncul di hadapannya. Penampilan ketua Ah terlihat berantakan dan agak linglung saat ia melihat Woo Hyun tapi tidak mengenalinya. 


Go San lalu ikut menyapanya dan kali ini ketua Ah mengenali Go San sebagai kapten Go.

"Hari ini angin sangat dingin. Anda mungkin bisa kena flu, ketua" kata Go San sambil berusaha menutup jas ketua Ah.


Namun ketua Ah terlihat sangat ketakutan saat Go San melakukannya lalu cepat-cepat menyingkirkan tangan Go San dan cepat-cepat pergi. 


Woo Hyun dan Go San bingung melihat tingkah aneh ketua Ah, Woo Hyun yang khawatir memutuskan untuk menyusul ketua Ah.

"Ketua, saya akan mengantar anda ke kantor ketua"

Mendengar hal itu, ketua Ah langsung shock dan curiga kenapa Woo Hyun bisa tahu kalau dia mau pergi ke ruang kantor ketua, apa Woo Hyun selama ini selalu mengikutinya.


Go San bingung melihat ketua sementara Woo Hyun yang takut dengan kemarahan ketua Ah langsung tergagap saat dia menjawab bahwa dia tahu kemana ketua Ah ingin pergi karena saat ini ketua Ah memang sedang menuju ke arah ruang kantor ketua.

"Maaf jika saya kasar" Woo Hyun langsung membungkuk meminta maaf

Ketua Ah langsung sadar menyadari kesalahannya sendiri, dia melihat sekeliling sekali lagi dengan panik sebelum pergi lagi menuju arah ruang kantor ketua. 


Woo Hyun dan Go San khawatir melihat ketua pergi dengan ketakutan, terus menerus melihat ke belakang seperti takut dikuntit seseorang.

"Aku kasihan dengannya. Dulu pikirannya sangat jernih" 

"Dia jadi semakin parah"


Setelah mengantarkan para reporter pergi, Jae Wan melihat ketua Ah sedang berjalan dengan ketukan sambil terus menerus menoleh ke belakang. Ketua Ah lalu duduk di sebuah bangku sambil memperhatikan sekelilingnya. Jae Wan jadi teringat saat dulu dia melihat ketua Ah sedang berpidato dengan penuh karisma.


Flashback,
Ketua Ah mengatakan dalam pidatonya bahwa kehebatan sejati terletak pada kemampuan seseorang untuk melangkah maju dari masa lalu. Dia berjanji bahwa dia akan menjadikan Ciel menjadi hotel terbaik yang mampu melampaui batasan-batasan di seluruh Asia dan masuk ke pasar dunia.

"Dengan bangga aku membuat janji ini dihadapan kalian semua" ujar ketua Ah yang langsung mendapatkan tepuk tangan meriah.


Kembali ke masa kini,
Ketua Ah yang dulu sangat berkarisma sekarang menjadi orang linglung yang selalu ketakutan dan Jae Wan melihatnya dengan penh kebencian.


Malam harinya, ketua Ah melempar gelas sampai pecah dengan marah. Tapi Jae Wan yang saat itu sedang bersamanya sama sekali tidak beraksi apapun bahkan tidak berkedip. 

"Dasar bajing** tidak tahu terima kasih" ujar ketua Ah pada Jae Wan

Ketua Ah tidak menyangka Jae Wan tega menusuknya dari belakang padahal selama ini dia sangat mempercayai Jae Wan. Sekarang ketua Ah tahu kalau Jae Wan pasti mendekatinya dengan sengaja. 


"Saat kau menyelamatkanku setahun yang lalu. Lalu semua tawaran hotel dari berbagai negara yang kau tolak, semua itu sudah kau rencanakan sejak awal, bukan?" tanya ketua Ah curiga

Lalu dengan tenangnya Jae Wan menjawab "Iya"


Ketua Ah langsung sock mendengarnya, ia langsung marah menuntut jawaban kenapa Jae Wan melakukan hal ini padanya. Jae Wan mengatakan bahwa alasan dia melakukannya adalah karena dia harus bertemu dengan ketua Ah.

"Kau membuang ibuku yang malang dan aku ketika aku masih baru lahir"

Jae Wan berusaha keras untuk masuk ke hotel itu hanya untuk melihat ayahnya yang hidup dengan baik setelah apa yang dia lakukan padanya adan ibunya.

Jae Wan merasa jijik dan marah sebelum dia mengakhiri kata-katanya "... Ayah"


"Cha Jae Wan" 

"Baek Mi Yeon" Jae Wan menjeritkan nama ibunya

Nama itu langsung membuat ketua Ah shock, ketua Ah lalu bertanya siapa sebenarnya Jae Wan. Jae Wan mengatakan bahwa 30 tahun yang lalu ketua Ah meninggalkan Baek Mi Yeon yang mati setelah dia melahirnya putranya ketua Ah.


"Tidak... tidak mungkin" Ketua Ah yakin kalau Baek Mi Yeon tidak mati karenanya "Dan juga, kau bukan anakku. Kau bukan putraku!"

Jae Wan langsung gemetaran saking marahnya dia pada ketua Ah. Dia lalu menarik kerah jas ketua Ah dan menyuruh ketua Ah untuk mengakui kalau dia telah membuang Jae Wan dan ibunya seperti sampah hanya untuk mengejar kesuksesan. Jae Wan menangis saat dia meminta ketua Ah mengakuinya, agar dengan begitu Jae Wan bisa melanjutkan hidupnya.

Tapi ketua Ah tetap bersikeras menolak mengakui Jae Wan sebagai anaknya "Kau bukan anakku, bukan anakku. BUKAAN!"


Jae Wan mendesah kecewa tapi dia masih belum mau menyerah, Jae Wan mengatakan kalau dia akan memberi ketua Ah waktu, Jae Wan berjanji kalau dia akan kembali setelah dia selesai membuka acara pestanya.

"Kalau saat itu kau masih belum mau mengakuinya, maka aku akan menunjukkan pada dunia kalau aku adalah anakmu, dan ketua hotel Ciel akan menjadi seorang pembunuh" ancam Jae Wan dengan tenang dan membuat ketua Ah jadi semakin ketakutan.


Pesta di water park akhirnya di mulai dan para tamu yang semuanya memakai bikini langsung ikut bergoyang mengikuti irama lagu penyanyi di panggung dan Jae Wan mengawasi semuanya dari belakang. Jae Wan melihat kembang api mulai menyala dari kaca atap water park.


Di ruang kantornya, ketua Ah duduk di kursi ketua sambil menyaksikan pemandangan yang sama dari jendela ruang kantornya. Dia menelepon seseorang dan meminta maaf padanya.

"Maafkan aku, nak. Maafkan aku, anakku" 

Dan setelah itu ketua Ah langsung menjatuhkan ponselnya. Tepat saat itu, seseorang datang dari belakang.


Di tengah maraknya pesta, tiba-tiba semua tamu dikejutkan oleh seseorang yang tiba-tiba terjatuh menembus kaca atap dan langsung terjatuh ke kolam renang. Semua tamu langsung berhamburan dengan panik sementara Jae Wan langsung berlari menghampiri mayat ketua Ah yang terjatuh ke kolam renang itu.

Di ruang kantor ketua, sosok misterius yang tadi datang dari belakang ketua Ah sekarang sedang mengawasi semuanya dari jendela.


Para reporter berebut memotret kejadian itu sementara Jae Wan hanya terdiam memandangi mayat ketua Ah. Jae Wan merasa marah melihat ketua Ah mati, ia merasa telah ditipu padahal dia belum mendengar apapun dari ketua Ah.

"Bangun. Aku bilang bangun!" ujar Jae Wan dalam hatinya

Tapi saat ketua Ah tetap mengambang mati di kolam renang, Jae Wan langsung pergi meninggalkannya. 


Di luar hotel, polisi menghadang siapapun yang ingin masuk termasuk para pegawai. Saat Woo Hyun dan Go San melihat mayat ketua Ah didorong pergi ke ambulance, mereka langsung berlari menghampirinya, bertanya-tanya apa yang telah terjadi, apakah ketua ah benar-benar sudah mati. Woo Hyun-lah yang paling sedih saat dia melihat ambulance membawa pergi mayat ketua Ah.


Jae Wan pergi menemui Joong Goo dan memberitahunya kalau ketua Ah sudah dibawa ke rumah sakit universitas Myeongin. Setelah aku mendengar hal itu, Joong Goo langsung melemparkan tongkatnya ke Jae Wan yang langsung berhasil dihindari Jae Wan dan mengenai seekor kucing.

"Setiap kali aku melihat kucing liar. Untuk beberapa alasan aku tiba-tiba suasana hatiku jadi buruk. Membodohi mata orang lain, mengendap-endap dengan hati-hati. Mereka itu cocok untuk mengobrak-abrik sampah" ujar Jong Goo


Joong Goo marah karena Jae Wan tidak percaya padanya, apa Jae Wan pikir ketua Ah akan berlutut dan meminta maaf kalau Jae Wan membeberkan identitasnya sebagai anaknya ketua Ah. Jae Wan mengaku kalau dia memang berpikir seperti itu, dia hanya tidak menyangka kalau ketua Ah akan menghindarinya dengan membahayakan nyawanya sendiri.


"Itulah ayahmu"

Joong Goo memberitahu kalau sebentar lagi putrinya ketua Ah, adiknya Jae Wan yang bernama Ah Mo Ne akan segera datang ke Korea. Err... mereka saudara??? tapi Joong Goo kelihatan pembohong banget.

Joong Goo memberitahu Jae Wan kalau Mo Nae berbeda darinya karena Mo Ne dibesarkan dengan kemewahan, bahkan warisan termasuk saham hotel sudah diserahkan pada Mo Ne

"Tidak mungkin kau juga berpikir untuk mendapatkan hotel itu kan?"

"Sekarang aku tidak akan membiarkan siapapun mengambil apapun dariku... siapapun orangnya"

Joong Goo langsung senang mendengarnya "Bagus, anak baik. Jayden ku"


Joong Goo lalu melihat jam tangan pecah yang tadinya milik ketua Ah saat dia terjatuh kedalam kolam renang. Joong Goo mengatakan kalau jam tangan itu adalah jam tangan berharga yang diturunkan dari kakeknya Jae Wan pada ayahnya Jae Wan.

"Jagalah baik-baik jam ini. Sekarang pemilik jam ini adalah kau" kata Joong Goo

Jae Wan langsung menggenggam jam tangan itu erat-erat dengan tangan gemetar.



Setelah kembali ke rumahnya, Jae Wan melihat lukisan ibu dan anak. Lukisan itu membuatnya teringat masa kecilnya yang tersenyum bahagia saat pertama kali melihat lukisan itu. Saat dia teringat ketua Ah, dia bertanya-tanya apakah mengakuinya sebagai anak jauh lebih buruk daripada kematian.

"Akan kutunjukkan padamu, seberapa jauh aku bisa naik di kerajaan yanng kau bangun ini" janji Jae Wan


Beberapa hari kemudian, berita TV menyiarkan berita kematian ketua Ah. Ketua Ah diduga bunuh diri karena depresi. 


Berita itu membuat keadaan hotel jadi berantakan. Banyak reservasi kamar hotel dibatalkan, semua tamu langsung check-out bahkan ada yang meminta uangnya dikembalikan saking takutnya ada hantu yang akan mendatanginya.


Acara pemakaman dilakukan di sebuah kuil yang dihadiri oleh banyak orang-orang penting. Termasuk diantara mereka ada Joong Goo yang langsung berpura-pura menangis sedih.

"Hei teman. Kita sudah berteman selama 50 tahun. Bagaimana bisa kau... bagaimana bisa kau sekejam ini? Kalau kau mengalami kesulitan seharusnya kau memberitahuku. Bagaimana aku akan hidup ditinggal seperti ini?" tangis Joong Goo yang membuat semua tamu yang melihatnya langsung prihatin.


Beberapa saat kemudian, para petinggi hotel mengajak Joong Goo untuk pergi saja karena sepertinya putri ketua Ah tidak akan datang. Tapi Joong Goo bersikeras kalau Mo Ne pasti akan datang.


"Anak kecil itu. Dia bahkan tidak datang ke pemakaman ayahnya sendiri. Bagaimana bisa kita mempercayakan Ciel pada orang seperti itu? Masa depan sepertinya akan suram" keluh salah seorang petinggi hotel

Seorang petinggi yang lain langsung mengingatkan orang itu untuk mejnaga mulutnya karena orang yang dia bicarakan itu adalah satu-satunya keluarga ketua Ah. Joong Goo tidak tahan mendengar perdebatan mereka dan langsung menyuruh mereka diam, mengingatkan mereka untuk tidak bicara kurang ajar di tempat sakral seperti ini.


"Anak itu bahkan tidak tahu bagaimana dunia ini bekerja, apakah dia merasa terluka atau tidak, apa kalian tidak khawatir sama sekali?"

Joong Goo mengeluh bagaimana dia akan menghadapi temannya (ketua Ah) saat dia mati nanti kalau mereka bersikap seperti ini. Dia lalu berjalan pergi dengan kesal, tapi tiba-tiba dia hampir jatuh dan membuat semua orang khawatir. He's so fake!


Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments