Sinopsis Murphy's Law of Love episode 8


Xiao Tong dan Zi Yan sedang belanja bersama di supermarket. Tapi saat Zi Yan memilih daging babi beku, Xiao Tong langsung teringat pada Jia Wei.

"Apa kau pernah memikirkan seseorang saat kau melihat sesuatu"

Zi Yan sedih mendengarnya karena dia tahu pasti Jia Wei lah yang sedang Xiao Tong pikirkan. Saat Xiao Tong berusaha menyangkalnya, Zi Yan langsung memberitahu Xiao Tong tentang betapa tegangnya Xiao Tong saat dia menjelaskan kemana mereka akan pergi pada Jia Wei.

Xiao Tong akhirnya mengaku tentang pernyataan cinta Jia Wei padanya tapi dia masih bingung dengan perasaannya sendiri pada Jia Wei, dia masih ragu apakah Jia Wei pria yang tepat untuknya.

Mendengar itu, Zi Yan langsung mengomentari betapa lambatnya Xiao Tong terhadap perasaannya sendiri.

"Kalau kau telah mempertimbangkan apakah dia pria yang tepat untukmu atau tidak. Itu artinya dia sudah menjadi orang spesial bagimu, iya kan?"

"Kurasa begitu"


Zi Yan tentu saja semakin sedih mendengarnya walaupun dia berusaha untuk tetap tabah dan ceria di depan Xiao Tong. Menyadari sekarang Xiao Tong menyukai orang lain, Zi Yan memutuskan untuk membatalkan acara belajar memasak mereka. Dan sebelum mereka berpisah, Zi Yan memberikan nasehat terakhir untuk Xiao Tong.

"Hubungan itu sama seperti memasak. Selain menggunakan otakmu, kau juga harus menggunakan hatimu untuk merasakan dan membuat keputusan."

Zi Yan memandang kepergian Xiao Tong dengan sedih. Saat bos biro jodoh meneleponnya, bos biro jodoh bingung mendengar Zi Yan yang sepertinya sedang sedih. Zi Yan membenarkannya karena dia baru saja kehilangan sesuatu yang sangat penting baginya.


Di rumah, Jia Wei mondar mandir kesal memikirkan Xiao Tong yang belum juga memberinya jawaban atas pernyataan cintanya, tapi sekarang malah pergi belanja bersama pria lain.

Bagaimana kalau yang dikatakan Simon benar? Kalau Xiao Tong tidak memberinya jawaban, itu berarti game over.


Cemas, Jia Wei langsung menyuruh Xiao Tong datang ke rumahnya dengan alasan minta proposal. Saat Jia Wei pura-pura menyibukkan diri membaca dokumen, Xiao Tong melihat-lihat rumah mewahnya Jia Wei. Menyadari berapa banyak kekayaan yang Jia Wei miliki, Xiao Tong jadi sedih memikirkan betapa berbedanya mereka.


"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan, Guan Xiao Tong?"

"Kau memanggilku kesini sebenarnya bukan untuk mereview proposal tapi karena kau ingin tahu apa jawabanku, bukan?"

Xiao Tong mengaku selama perjalanannya kemari tadi, dia memikirkan bagaimana dia harus menjawab pernyataan cinta Jia Wei. Ini adalah pertama kalinya dia datang ke rumahnya Jia Wei.

Dan melihat betapa besarnya rumah yang Jia Wei tinggali seorang diri, Xiao Tong menyadari jarak diantara mereka ternyata jauh lebih besar daripada yang dia kira. Sejak dia putus dari mantannya setahun yang lalu, dia menyadari orang seperti apa yang tidak akan pernah cocok dengannya.


"Apa yang sebenarnya kau khawatirkan?"

"Aku khawatir kalau aku tidak begitu mengenalmu. Aku juga khawatir kalau kau tidak memikirkan segalanya dengan baik. Lagipula selain bekerja di jalan yang sama, tidak ada apapun yang lain diantara kita. Kurasa tidak ada alasan bagi kita untuk bersama"

"Kau mengajari orang lain untuk berani mencintai, tapi kenapa kau berkecil hati terhadap dirimu sendiri? Aku menyukaimu karena dirimu. Kenapa harus ada alasan? Kurasa alasan kenapa hubunganmu yang dulu berakhir hanya karena dia tidak begitu mencintaimu, bukan karena kalian berasal dari dunia yang berbeda. Jika kau benar-benar menyukai seseorang, apakah semua alasan itu penting? Sebelum kau memikirkannya dengan baik. Aku tidak akan memaksamu untuk memberiku jawaban. Tapi aku akan selalu berada disini. Menunggumu untuk mengenalku"


Jia Wei menatap Xiao Tong dengan tatapan intens sebelum akhirnya dia berjalan mendekati Xiao Tong. Tapi tiba-tiba saja, Polo muncul diantara mereka sambil menggigiti sepatu high heelsnya Xiao Tong yang selama ini disembunyikan Jia Wei.

"Ini kan sepatuku?"

"Ini sepatumu? Aku tidak tahu, ini sepatumu? Tanya saja dia"

"Tanya dia? Berhentilah berpura-pura. Sepatu yang kau bilang dari Linda sebenarnya darimu, bukan?"


Ketangkap basah, Jia Wei langsung melongo tidak tahu harus membuat alasan apa lagi... sampai akhirnya dia melarikan diri dengan kembali duduk di sofa.

Xiao Tong langsung memuji Polo karena telah memberitahunya tentang rahasianya Jia Wei.

"Sepertinya sekarang aku mulai mengenalnya dengan lebih baik. Kenapa dia bersikap sok cool padahal sebenarnya dia hanya ingin bersikap baik padaku?"

Jia Wei tersenyum mendengarnya.


Simon dan Shao Qiang sedang jalan-jalan sambil menggosipkan Jia Wei dan Xiao Tong dan betapa berbedanya Xiao Tong dengan Zhi Yu. Zhi Yu selalu egois padahal Jia Wei selalu memprioritaskannya sementara interaksi antara Jia Wei dan Xiao Tong bisa dibilang cukup seimbang dan Xiao Tong juga selalu membuat Jia Wei tersenyum.

Simon bahkan menggambarkan perbedaan Zhi Yu dan Xiao Tong itu sama seperti Gandalf dan Hobbit, baik dari segi tinggi badan maupun kepribadian.


Tiba-tiba saja Simon membeku setelah melihat seorang wanita lewat... wanita yang sepertinya mirip Zhi Yu. Tapi saat dia hendak melihat wanita itu dengan lebih jelas, wanita itu masuk ke sebuah klinik kecantikan. Shao Qiang yakin wanita itu pasti bukan Zhi Yu, mana mungkin Zhi Yu mendatangi tempat seperti ini.


Sepulangnya ke rumah, Xiao Tong memandangi gelang pemberian Jia Wei dan akhirnya dia mulai memahami arti bandul high heel dan koin satu dolar, berjalan bersama mulai sekarang.

High heel berarti berjalan mulai sekarang dan satu dollar berarti bersama (In Chinese, pengucapan kata 'satu dollar' dan 'bersama' terdengar sama, jadi sepatu dan koin dolar maksudnya adalah berjalan bersama).


Jia Wei mengirimnya pesan, mengingatkannya bahwa besok adalah acara pernikahan temannya dan dia akan menjemput Xiao Tong besok sore.

Xiao Tong tersenyum membaca surat itu lalu mengeluarkan high heel pemberian Jia Wei dan kartu berisi kata 'aku bersedia'. Xiao Tong lalu membalasnya dengan menulis kata 'aku juga bersedia' dibawah tulisan besarnya Jia Wei.


Keesokan harinya di pesta pernikahan temannya Jia Wei, Jia Wei menarik Xiao Tong kedalam pelukannya saat seorang fotografer meminta mereka berfoto bersama.

Mereka lalu menulis doa restu untuk kedua mempelai di foto mereka lalu menempelkannya bersama foto-foto tamu yang lain... tanpa menyadari di deretan foto-foto tamu undangan itu, ada fotonya Zhi Yu.


Melihat Xiao Tong terus menerus menggenggam tali tasnya, Jia Wei langsung menggenggam tangan Xiao Tong dan mengingatkan Xiao Tong untuk memegang tangannya saja.


Simon dan Shao Qiang menunggu Jia Wei dengan cemas setelah diberitahu seseorang yang mengaku melihat Zhi Yu. Saat Jia Wei datang bersama Xiao Tong, Simon dan Shao Qiang berusaha memberitahu Jia Wei secara diam-diam tentang Zhi Yu.

Tapi sayang, usaha mereka gagal karena Jia Wei tidak mengerti apa yang hendak kedua temannya itu katakan.


Saat upacara pernikahan dimulai, kedua mempelai saling mengucap sumpah pernikahan. Jia Wei menggenggam tangan Xiao Tong saat mempelai wanita berkata bahwa dulu dia tidak pernah berpikir kalau dia (mempelai prianya) akan menjadi suaminya tapi sekarang dia menyadari kalau dia tidak akan pernah menemukan seseorang yang jauh lebih cocok untuknya.

Dan saat para tamu undangan bertepuk tangan untuk kedua pengantin, Xiao Tong membalas genggaman tangan Jia Wei.


Karena tidak melihat keberadaan Zhi Yu, Simon dan Shao Qiang memutuskan untuk tutup mulut saja dan tidak perlu memberitahu Jia Wei. Kedua pengantin, Simon dan Shao Qiang lalu menghampiri Jia Wei dimana Jia Wei memperkenalkan Xiao Tong sebagai pasangannya.

Kedua pengantin cukup terkejut mendengarnya karena mereka mengira kalau Jia Wei bersama Zhi Yu tapi mereka tidak mengatakan apapun didepan Xiao Tong. Simon memberikan segelas alkohol untuk Xiao Tong tapi Jia Wei langsung merebutnya dan menggantinya dengan jus jeruk.


Saat mereka hendak pulang, Simon dan Shao Qiang masih saja mengikutinya karena mereka pikir Jia Wei akan mengantarkan mereka pulang.

Jelas saja Jia Wei langsung kesal dan mengingatkan mereka kalau dia tidak akan mengantarkan mereka pulang. Sembari menunggu Jia Wei mengambil mobil di parkiran, Xiao Tong memotret foto pasangannya bersama Jia Wei.


Di parkiran, Jia Wei tidak bisa mengeluarkan mobilnya gara-gara mobil depan tampak kesulitan mengeluarkan mobilnya. Jia Wei langsung menggantikan wanita itu untuk membantunya mengeluarkan mobilnya tanpa menyadari kalau wanita yang duduk di belakang adalah Zhi Yu.

"Jia Wei. Lama tak bertemu"


Jia Wei langsung membeku mendengar suara Zhi Yu lalu cepat-cepat keluar tanpa mengucap sepatah kata. Jia Wei tampak sangat gugup bertemu lagi dengan Zhi Yu. Tiba-tiba sebuah nomor tak dikenal meneleponnya dan ternyata yang menelepon adalah Zhi Yu.

"Syukurlah kau belum mengganti nomor teleponmu"

Jia Wei berkaca-kaca melihat Zhi Yu. Setetes air mata terjatuh saat dia hendak pergi dan mengacuhkan Zhi Yu.

Zhi Yu dengan cepat memberitahu Jia Wei untuk menelepon nomor barunya itu karena ada sesuatu yang ingin dia katakan pada Jia Wei.


Gara-gara pertemuannya dengan Zhi Yu, Jia Wei jadi lebih pendiam selama perjalanan pulang bersama Xiao Tong. Dia bahkan tidak mendengarkan ocehan Xiao Tong tentang kedua pengantin.

Xiao Tong tiba-tiba mengajaknya pergi ke suatu tempat dan mengingatkan Jia Wei akan janjinya sendiri yang pernah bilang bahwa selain waktu kerjanya dia bersedia meluangkan semua waktunya untuk Xiao Tong.


Xiao Tong ternyata membawa Jia Wei ke kuil dewa cinta dan mengajak Jia Wei untuk mendoakan kedua pengantin yang baru menikah tadi.

Xiao Tong berterima kasih pada Jia Wei karena Jia Wei telah membantunya saat dia sedang dalam kesulitan hingga sekarang dia punya semangat baru dalam bekerja.

Xiao Tong berterima kasih karena Jia Wei telah membawanya datang ke pernikahan yang begitu indah tadi dan membuatnya merasa bahagia. Jia Wei tentu saja langsung tersenyum bahagia mendengarnya.


Tapi saat Xiao Tong mengambil benang merah, Jia Wei langsung kesal mengira kalau Xiao Tong ingin mencari pria lain. Xiao Tong langsung tertawa mendengarnya dan mengoreksi kalau dia mengambil benang merah itu untuk kakaknya.

Xiao Tong mengaku kalau sebenarnya dia selalu membawa benang merahnya sendiri... dan benang merah yang Xiao Tong maksud adalah gelang 'berjalan bersama mulai sekarang' pemberian Jia Wei.

Jia Wei langsung kedip-kedip kaget dan memandang Xiao Tong dengan penuh haru.


"Jadi, kau akan memakaikannya padaku atau tidak?" Jia Wei langsung mengambil gelang itu dan memakaikannya di tangan Xiao Tong.


Setelah resmi pacaran, mereka jalan-jalan di taman bunga sambil bergandengan tangan dan Jia Wei begitu terpesona melihat gelangnya dipakai Xiao Tong sampai Xiao Tong protes "Hei, berapa kali kau akan terus memandanginya?"


"Sepertinya, ada sesuatu yang terasa tidak benar"

"Apanya?"

"Kau itu mak comblang kan? Dalam setiap akhir acara perjodohan, bukankah biasanya selalu ada suatu aksi yang menandakan kesuksesan sebuah acara perjodohan?"

"Aksi apa?"

Jia Wei tiba-tiba menarik Xiao Tong dalam pelukannya "Aksi ini menandakan kesuksesan perjodohan."


Xiao Tong menengadahkan kepalanya sangat dekat ke wajah Jia Wei... aku kira mereka mau kiss eh ternyata tidak. Xiao Tong memberikan kartu 'aku bersedia' lalu cepat-cepat melarikan diri dengan malu-malu.

Jia Wei langsung terkekeh membaca tulisan balasan Xiao Tong "Apa maksudmu dengan 'aku juga bersedia'? Beritahu aku"


Zhi Yu sekarang kembali ke dunia modeling dan entertainment yang sempat dia tinggalkan. Entah apa yang terjadi padanya sejak kecelakaan mobil tahun lalu tapi saat diwawancara dia mengaku pada media kalau selama ini dia pergi belajar ke luar negeri.

Tanpa mengatakan detilnya, Zhi Yu mengaku bahwa tahun lalu adalah titik terendah dalam hidupnya hingga dia sempat mengira kalau dia tidak akan bisa melewatinya.

Tapi sekarang setelah dia kembali ke tanah airnya, dia bertekad untuk berusaha keras meraih tujuan hidupnya. Zhi Yu mengharapkan telepon dari Jia Wei tapi sayang dia harus kecewa saat menyadari Jia Wei tidak meneleponnya.


Tentu saja Jia Wei tidak sempat memikirkan Zhi Yu karena saat ini Jia Wei sedang terpesona menatap kartu 'aku juga bersedia'.

Dia bahkan keliling kamar hanya untuk mencari tempat yang tepat untuk meletakkan kartu itu sebelum akhirnya memutuskan untuk menempatkannya di meja samping kasurnya agar bisa dia memandanginya setiap saat.


Malam harinya, si pasangan yang baru jadian itu saling bertukar sms nggak penting layaknya orang pacaran pada umumnya. Saling bertanya apa yang sedang masing-masing lakukan.

Saling memberitahu kalau mereka mau tidur. Saat Jia Wei tanya apa yang sedang Xiao Tong lakukan selain mau tidur, Xiao Tong akhirnya menyadari kalau Jia Wei sebenarnya sedang memberinya petunjuk untuk menyatakan kerinduan padanya. Xiao Tong terlalu gengsi untuk mengatakan kata rindu dan akhirnya membalas dengan "Aku juga sedang... melamun."


Jia Wei jelas kecewa "Aku tidak percaya dia menyebut dirinya Dr.Cinta. Apa yang dia tahu tentang cinta? Tidak bisakah dia mengirimkan sesuatu seperti 'aku rindu padamu'?"


Tapi kekecewaannya langsung terobati saat Xiao Tong tiba-tiba mengirim emoticon cute yang dipenuhi dengan hearts.


Jia Wei ingin mengajak Xiao Tong sarapan bersama besok, tapi masalahnya dia bingung dia harus kalimat seperti apa yang harus dia gunakan. Awalnya dia mempraktekkan beberapa kalimat yang cukup enak didengar tapi pada akhirnya dia malah memutuskan untuk mengucapkan kalimat bernada sok cool dan sok memerintah.

Saat Xiao Tong mendengar voicemail itu, dia langsung tersenyum lebar dan memutar ulang voicemail itu berulang kali. Jia Wei memutuskan untuk mengganti nama Dr.Loser di ponselnya dengan Dr.My Love.


Tiba-tiba ponselnya berdering bukan dari Xiao Tong tapi dari Zhi Yu. Seketika itu pula, keceriaan Jia Wei langsung sirna dan langsung mematikan teleponnya.


Keesokan harinya, Zhi Yu memutuskan untuk mencari Jia Wei di klub polo. Tempat yang membuatnya terkenang masa-masa indahnya bersama Jia Wei dulu. Zhi Yu lalu memesan menu sarapan yang dulu sering dia makan bersama Jia Wei.


Tepat saat itu juga, kedua temannya Jia Wei muncul dan langsung kaget melihat Zhi Yu. Zhi Yu berusaha mengajak mereka ngobrol dengan akrab tapi mereka berdua sangat canggung pada Zhi Yu.


Jia Wei juga sedang dalam perjalanan ke klub polo, tapi ditengah jalan dia ditelepon Xiao Tong yang memberitahunya kalau dia akan datang agak telat nanti. Jia Wei akhirnya pergi duluan ke klub polo dan bertemu Zhi Yu. Kedua teman Jia Wei lalu meninggalkan mereka berdua.


Jia Wei berusaha mengacuhkannya. Tapi Zhi Yu terus berusaha mendekati Jia Wei dengan membawakannya waffle yang sering mereka makan bersama dulu.

Zhi Yu mengaku kalau sebenarnya dia melihat Jia Wei di acara pernikahan teman mereka kemarin, tapi dia tidak punya kesempatan bicara pada Jia Wei karena banyak orang disekitar Jia Wei. Zhi Yu lalu menyodorkan waffle-nya dan bertanya "Apa kau masih ingat ini? Di dunia ini, ada beberapa hal yang tidak akan pernah berubah"

"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?"

"Apa kabarmu selama setahun ini?"

"Kau berharap aku menjawab apa? Apa aku harus bilang kalau aku baik atau tidak? Bagaimana bisa kau bersikap seolah tidak terjadi apapun? Tidak ada yang ingin kukatakan padamu" Jia Wei langsung berlalu pergi dengan marah.


Xiao Tong yang telat, akhirnya tiba didepan klub polo tepat saat Zhi Yu baru keluar.


Bersambung ke episode 9

Post a Comment

0 Comments