Sinopsis Murphy's Law of Love episode 3 - part 2


Gara-gara dorongan Xiao Tong, jarinya Jia Wei sampai harus dilarikan ke rumah sakit. Xiao Tong yang merasa bersalah, menemani Jia Wei dan menunggu didepan rumah sakit.

Tapi saat Jia Wei keluar dan melihat Xiao Tong, dia langsung berlalu pergi mengacuhkannya. Xiao Tong berusaha mengejarnya dengan langkah pincang gara-gara kakinya sendiri juga sakit.

Awalnya, Jia Wei terus berjalan mengacuhkannya. Tapi saat Xiao Tong memanggil namanya, dia langsung berbalik dan saat itulah Jia Wei memperhatikan Xiao Tong yang berjalan terpincang-pincang.


"Apa kau baik-baik saja?" tanya Xiao Tong yang jauh lebih mencemaskan Jia Wei daripada kakinya sendiri yang terluka.


Jia Wei langsung berhenti begitu mendengar pertanyaan Xiao Tong itu. Dia menatap Xiao Tong dengan cukup intens lalu menunjukkan jari manisnya yang biasanya dia gunakan untuk memakai cincin kawin palsu, sekarang terluka sampai harus diperban. Xiao Tong langsung tertawa geli melihat jari manisnya Jia Wei yang diperban itu.


Jia Wei kesal melihat Xiao Tong malah menertawai jarinya yang terluka. Selama sesaat mereka berdua saling menyalahkan satu sama lain.

Jia Wei pikir, Xiao Tong lah yang bersalah karena jarinya terluka gara-gara menyelamatkan Xiao Tong. Tidak terima, Xiao Tong menekankan kalau semua ini adalah salahnya Jia Wei. Masalah ini tidak akan pernah terjadi kalau Jia Wei tidak bersikap sok pintar dengan memakai cincin kawin palsu, dan sekarang Jia Wei kena karmanya sendiri.


Tapi kemudian, Jia Wei mengaku tentang alasannya membantu orang lain dalam perceraian mereka adalah karena dia tahu betul bagaimana sulitnya melupakan kesedihan.

"Dan juga, aku menggunakan cincin itu untuk menolak para wanita yang mungkin tertarik padaku. Awalnya, aku menggunakannya untuk menghindari masalah bagi diriku sendiri. Tapi pada akhirnya, aku malah menyebabkan masalah untuk orang lain"

Mendengar itu, Xiao Tong tampaknya mulai mengerti kalau Jia Wei juga pasti pernah terluka, hanya saja Jia Wei menghadapi luka hatinya dengan cara yang berbeda darinya.


Xiao Tong jadi makin merasa bersalah, seandainya saja tadi dia tidak ikut campur maka Jia Wei pasti tidak akan terluka. Tapi Jia Wei justru merasa berterima kasih pada Xiao Tong, jika bukan karena bantuan Xiao Tong maka mungkin akan terjadi sesuatu yang lebih buruk.


Sayang, momen kebersamaan mereka hancur seketika saat Xin Xin tiba-tiba datang dan langsung memberitahu Xiao Tong kebenaran tentang Jia Wei yang menolak ikut serta dalam acara Hot Pick mereka.

Saat kedua wanita itu berjalan pulang bersama, Jia Wei menatap kepergian Xiao Tong yang berjalan terpincang-pincang dengan menggunakan sandal biasa.


Sesampainya di rumah, Jia Wei teringat akan kata-kata Xiao Tong bahwa jika kita menginginkan sepatu yang bisa kita gunakan untuk berjalan jauh maka kita harus menghabiskan banyak waktu untuk mencarinya dan mencobanya.

Jia Wei masih menyimpan berbagai barang kenangannya bersama Zhi Yu dulu, tapi sekarang setelah memikirkan semua perkataan Xiao Tong, Jia Wei memutuskan untuk menyimpan semua barang itu di sebuah kotak yang kemudian dia tempatkan jauh-jauh di rak bagian paling dalam.


Lalu setelah itu, dia membalas pesan Xiao Tong di blog sebagai Wayne "Mungkin, aku masih mencintainya. Mungkin, aku masih mengingat nomor teleponnya. Tapi hanya dengan keberanian semata, bagaimana aku yakin kalau hubunganku yang selanjutnya akan bisa bertahan?"


Keesokan harinya, Xiao Tong baru tiba di kantor dan langsung disambut oleh omelan bosnya yang masih bersikeras memaksa Xiao Tong untuk membujuk Jia Wei ikut serta dalam acara Hot Pick mereka.


Gara-gara itu, Xin Xin dan Alan langsung ngomel-ngomel menggerutui Jia Wei bahkan mengatai Jia Wei sangat dingin seperti daging babi beku.

Tapi kali ini, Xiao Tong tidak sependapat dengan mereka "Sebenarnya, kurasa dia tidak seburuk yang kita kira. Mungkin dulu dia pernah terluka makanya dia melindungi dirinya sendiri dengan menjadi orang yang dingin"

Xin Xin tak percaya mendengarnya, bagaimana bisa Xiao Tong sekarang malah lebih membela Jia Wei. Alan tiba-tiba punya ide bagus, karena Xiao Tong telah membantu Jia Wei menyelesaikan masalah kliennya yang hampir bunuh diri, itu berarti sekarang Jia Wei berhutang budi pada Xiao Tong, jadi sekarang Xiao Tong harus memanfaatkan hutang budinya Jia Wei itu dengan meminta Jia Wei membantunya ikut serta dalam acara ini.

Xin Xin setuju, siapa tahu dengan cara ini Xiao Tong juga bisa membantu mencairkan kebekuan hati si daging babi beku itu.


Baru saja diomongin, eh Jia Wei langsung muncul di kantor mereka dan dengan canggung meminta Xiao Tong untuk bicara dengannya di luar.


Di luar, Jia Wei dengan canggung memberikan sebuah kado untuk Xiao Tong. Dia bilang, kado itu dari Linda yang merasa menyesal telah membuat masalah jadi Linda memintanya untuk memberikan kado ini untuk Xiao Tong.

Saat Xiao Tong hendak membuka kado itu, Jia Wei menegaskan sekali lagi kalau kado itu dari Linda... dari Linda, bukan darinya. (Hmm... aku malah jadi curiga, kado itu pasti dari Jia Wei sendiri deh)


Saat Xiao Tong akhirnya membuka kadonya, dia mendapati kado itu berisi sepasang sepatu high heels yang cantik. Kayaknya hadiah itu dari Jia Wei deh, waktu Xiao Tong tersenyum senang melihat sepatu high heels-nya, Jia Wei kelihatan tersenyum bangga.


Selain sepatu high heels, didalam kotak kado itu juga ada sebuah surat. Kali ini, Jia Wei memberitahu kalau surat itu darinya sendiri.

Surat itu hanya berisi kalimat ambigu 'Aku bersedia'. Jelas saja Xiao Tong bingung, apa maksudnya 'aku bersedia'?

"Bukankah kau ini psikolog? Masa kau tidak bisa mengartikannya sendiri?"

"Aku ini psikolog, bukan cenayang. Bagaimana aku bisa tahu apa sebenarnya yang kau maksud dengan 'aku bersedia'?"

"Maksudku aku bersedia... aku bersedia menghadiri acara bodoh itu"

Tentu saja senyum Xiao Tong langsung mengembang begitu mendengarnya.


Kejadian itu membuat Xin Xin dan Alan terkagum-kagum, mereka benar-benar heran bagaimana caranya Xiao Tong mencairkan kebekuan si daging babi beku itu dalam waktu yang sangat singkat. Xin Xin bahkan sampai bersedia mengubah pandangannya akan Jia Wei... walaupun cuma sedikit.


Sekarang setelah Jia Wei akhirnya bersedia ikut serta jadi Hot Pick, Xiao Tong pun cepat-cepat membuat proposal acara itu. Saat dia menyerahkan proposalnya, bosnya langsung protes karena Xiao Tong mengadakan acara berbudget kecil.

Tapi begitu melihat tempat acara Hot Pick itu akan diadakan di restoran mewah dan artistik (restorannya Zi Yan), entah apakah karena dia menyukai restoran pilihan Xiao Tong itu atau karena alasan lain yang belum kita ketahui, bos biro jodoh serta merta menyetujui proposal itu.


Keesokan harinya, Simon ketawa geli melihat Jia Wei membalik-balik halaman laporannya dengan cara yang agak-agak girly gara-gara jari manisnya terluka.

Tapi begitu Jia Wei menatapnya setajam silet, Simon langsung membisu lalu cepat-cepat mengalihkan topik dengan mengutarakan idenya yang paling terbaru.


Demi mencegah masalah bunuh diri klien terulang kembali, Simon mengusulkan agar mereka bekerja sama dengan seorang konsultan yang cukup berpengalaman dalam masalah hubungan cinta.

Simon mengusulkan agar konsultan itu sebaiknya wanita mengingat pegawai agensi perceraian mereka lebih banyak pria, dan konsultan wanita yang dia usulkan adalah Xiao Tong.

"Maksudku, dia kan Dr.Cinta. Jadi baik dari segi profesi maupun gender, dialah yang paling cocok" ujar Simon "Bos, kau jangan selalu melihat mereka sebagai musuh kita. Semakin banyak pasangan yang mereka jodohkan, semakin banyak pula pasangan yang bisa kita ceraikan"

Jia Wei tidak setuju dengan ide gila Simon itu, padahal diam-diam dia menanti-nanti acara Hot Pick yang akan dia hadiri nanti.


Siang hari sebelum acara Hot Pick dimulai, Xiao Tong dan kawan-kawannya sibuk mempersiapkan tempat acara. Xiao Tong masih mengira kalau Zi Yan adalah pelayan restoran itu dan Zi Yan terus membiarkan Xiao Tong berpikir kalau dia cuma seorang pelayan.

Acara ini berbudget kecil ternyata karena mereka sama sekali tidak dipungut biaya sepeserpun oleh Zi Yan pastinya tapi karena Xiao Tong tidak tahu kalau Zi Yan sebenarnya bos restoran ini, jadi dia mengira kalau yang mengizinkan mereka menggunakan restoran ini secara gratis adalah bosnya Zi Yan.

Karena dugaannya itulah, Xiao Tong meminta Zi Yan untuk menyampaikan ucapan terima kasihnya pada bosnya Zi Yan.


Walaupun acara itu akan diadakan didepan lukisan wajah wanita yang mirip Xiao Tong, tapi hanya Alan satu-satunya yang benar-benar memperhatikan kemiripan lukisan wajah wanita itu dengan Xiao Tong.

Xiao Tong sendiri tidak memperhatikan lukisan itu sama sekali saking sibuknya sementara Xin Xin terlalu sibuk mengagumi Zi Yan.


Barulah saat Alan menyeret Xiao Tong kedepan lukisan itu, Xiao Tong dan Xin Xin akhirnya memperhatikan lukisan itu. Xin Xin yakin sekali kalau Zi Yan itu pasti menyukai Xiao Tong sampai menaruh lukisan wajah Xiao Tong di restoran ini.

Tapi Xiao Tong tidak terlalu memikirkan masalah lukisan itu karena menurutnya lukisan itu agak abstrak dan bisa saja mirip Xin Xin.


Sementara itu, Jia Wei tengah bersiap-siap pergi ke acara itu saat tiba-tiba teman-temannya datang dengan membawa kue dan konfeti.

Ah, ternyata hari ini adalah ultahnya Jia Wei dan mereka datang untuk merayakannya. Berkat teman-temannya lah, Jia Wei baru ingat kalau hari ini dia ultah.


Sementara teman-temannya merayakan ultahnya Jia Wei dengan suka cita, Jia Wei galau dan bingung. Dia tidak bisa menikmati pesta ultahnya ini karena sudah janji menghadiri acaranya Xiao Tong, tapi dia juga tidak pergi begitu saja.

Apalagi dia tidak mau ada yang tahu kalau dia pergi ke acaranya Xiao Tong, jadilah dia bingung mencari-cari alasan saat teman-temannya menanyainya tentang kemana dia mau pergi dengan pakaian serapi ini.


Di restoran, Xiao Tong cemas karena Jia Wei masih belum datang juga padahal acara sudah mau dimulai, bahkan para member wanita pun sudah datang semua.

Dia berusaha menghubungi Jia Wei tapi Jia Wei tidak mengangkat teleponnya. Xiao Tong sama sekali tidak tahu betapa galaunya Jia Wei karena tidak bisa pergi dan tidak bisa pula mengangkat teleponnya.

Hukum Murphy nomor 6: Saat segalanya terlihat baik, pasti ada sesuatu yang salah.


Setelah beberapa lama Jia Wei masih juga belum datang dan tidak bisa dihubungi juga, Xiao Tong memutuskan sebaiknya mereka membatalkan acaranya dan meminta maaf pada para member.

Jelas saja semua member yang sudah menunggu lama jadi marah. Tepat saat dia membungkuk meminta maaf pada para member, seseorang tiba-tiba menghampirinya.


Bersambung ke episode 4

Post a Comment

0 Comments