Sinopsis Go Princess Go Episode 17


Suatu hari, Kasim Qiang memimpin kasim lainnya membawakan segala macam buku-buku dan pekerjaannya Kaisar ke kediamannya Peng Peng.

Kasim Qiang menjelaskan bahwa Kaisar cemas dengan kehamilannya Peng Peng. Karena itulah, beliau memutuskan untuk pindah kemari untuk menemani Peng Peng. Semua ini adalah barang-barangnya Kaisar.

"What? Qi Sheng mau pindah kemari? No, no, no, no!" Panik Peng Peng sambil menggunakan tubuhnya sebagai penghalang di depan pintu.


Tak lama kemudian, Lu Li sedang menyeka tangannya saat Peng Peng tiba-tiba mengagetkannya. Dia punya ide untuk menghentikan Qi Sheng pindah kemari dan mengganggunya.

Lu Li heran, kenapa Peng Peng menolak Qi Sheng padahal Qi Sheng kan ingin perhatian padanya dan ingin memperlakukannya dengan baik.

"Apa kau tidak tahu aku? Bagaimana bisa aku tidur dengan pria lain?"

"Tapi suami dan istri kan biasanya memang tidur bersama. Itu wajar."

"Siapa bilang suami istri harus tidur bersama? Aku lebih ingin tidur denganmu. Dia? Jangan harap!"

"Jadi, apa solusi Yang Mulia untuk mencegah Paduka?"


Peng Peng pun mengumpulkan para selir dan to the point membahas Kaisar yang memutuskan untuk pindah ke kediamannya. Akan tetapi, Peng Peng memutuskan bahwa dia tidak akan memiliki Kaisar sepenuhnya seorang diri.

Dia punya rencana, rencananya ini bernama 'Bergantian Tidur Dengan Kaisar'. Dia akan membuat jadwal giliran mereka masing-masing dan Kaisar harus mengikuti jadwal ini. Para selir tentu saja senang. Tapi kenapa Peng Peng melakukan ini.

"Apa kau tanya kenapa Permaisuri begitu baik hati untuk berbagi perhatian Paduka denganmu?" Nyinyir salah satu selir.

"Memangnya kenapa kalau dia memberikannya padaku?"

"Berhentilah bertengkar dan dengarkan Permaisuri."


Peng Peng menegaskan bahwa apakah mereka bisa mendapatkan perhatian dari Qi Sheng atau tidak, itu bergantung pada kemampuan mereka masing-masing. Ini baru keinginannya sendiri sih, entah apakah Kaisar setuju atau tidak.

Yang penting mereka harus bisa membuat Kaisar senang dan melupakan semua masalahnya. Apalagi saat ini negara mereka sedang perang dengan negara lain dan Qi Sheng setiap hari mencemaskan hal itu. Qi Sheng pasti akan senang jika mereka menemaninya tiap malam.

Dia bahkan mengusulkan agar mereka membantu Qi Sheng dan negara mereka ini dengan menyumbang uang. Kalau Qi Sheng senang, dia pasti mau melakukan apapun untuk memuaskan mereka.


Para selir itu antusias menyumbangkan segala benda berharga milik mereka. Dan malam harinya, Peng Peng sukses mengumpulkan dua peti penuh emas dan perhiasan berharga. Lu Li cemas kalau Qi Sheng sampai tahu, dia pasti akan marah.

Makanya Peng Peng merencanakan semua ini. Jika Qi Sheng menerima semua hadiah ini, maka dia pasti akan merasa harus membalas kebaikan para wanita itu. Dia akan sulit menolaknya.


Malam harinya, dia membawa kedua peti itu ke Qi Sheng dan memberitahunya bahwa ini semua adalah donasi dari para selir untuk membantu biaya militer. Qi Sheng malah dingin menyuruh Peng Peng berterima kasih pada mereka.

"Mengucap terima kasih saja tidak cukup. Kayak kau tidak tahu saja apa yang diinginkan para selir. Paduka, mereka hanya menginginkan permintaan kecil. Apa kau tidak mau membuat mereka bahagia?"

"Kalau begitu, kau kembalikan saja semua ini pada mereka."


Peng Peng ngotot kalau semua ini tidak bisa dikembalikan. Dia sudah berjanji pada mereka semua. Makanya dia datang untuk mendiskusikan masalah giliran siapa yang akan tidur dengan Qi Sheng.

Qi Sheng jelas kesal mendengarnya, siapa yang mengizinkan Peng Peng melakukan ini? Peng Peng beralasan kalau dia cuma peduli dengan kebutuhan Qi Sheng, makanya dia merencanakan rencana hebat ini.

"Kau peduli padaku? Kurasa kau mau menjualku!"

Dengan muka sok polos, Peng Peng mengklaim kalau dia berniat baik. Apalagi beberapa hari yang lalu, Qi sheng hampir saja melakukan perbuatan terlarang gara-gara satu orang. Sekarang mereka bisa memperbaiki situasi dan menyelesaikan masalah budget militer.


"Zhang Peng Peng. Apapun yang kau lakukan, semuanya ada batasnya. Berhati-hatilah kalau kau tidak bisa mengendalikan situasi."

"Jika Paduka tidak setuju, maka situasi benar-benar akan menjadi sulit dikendalikan. Ada pepatah yang mengatakan bahwa makan dengan menggunakan mulut orang lain itu lebih lembut, mendapatkan sesuatu dengan menggunakan tangan orang lain itu lebih pendek (Jika kau berhutang pada seseorang, maka kau harus menyetujui permintaan orang itu)."

Dia terus berusaha merayu dan meyakinkan bahwa para selir itu juga sedih. Apalagi mereka sering sekali menemuinya hanya karena masalah sepele. Dia sedang hamil sekarang, dia tidak sanggup lagi meladeni mereka.

"Setuju saja, yah?" Rayu Peng Peng dengan gaya sok imut dan kedip-kedip mata. Mengkhawatirkan kehamilan Peng Peng, Qi Sheng akhirnya mau mengalah dan menyetujuinya.


Qi Sheng begadang sampai larut malam. Dia jelas sudah ngantuk, tapi terus memaksa dirinya untuk tetap saja. Kasim Qiang mengingatkan bahwa malam ini adalah jadwalnya dengan Selir Huang. Tapi Qi Sheng tidak peduli dan terus melanjutkan pekerjaannya.


Keesokan harinya, Lu Li datang membawakan jadwal giliran para selir. Tapi Lu Li tidak suka dengan rencana ini. Tadi saat dia bertemu dengan pelayannya Selir Huang, dia sekarang malah jadi sombong dan tidak mau menyapanya. Semuanya gara-gara jadwal giliran ini.

"Yang Mulia, kenapa kau membuat dirimu sendiri menderita?"

"Baby, tidak sabaran itu bisa merusak rencana yang lebih besar."

 

Qi Sheng memang tidur dengan selirnya. Tapi dia sendiri yang tidur, sementara selirnya dia suruh berjaga di pinggir kasurnya. Saat si selir tak sengaja ketiduran dan tak sengaja menyentuhnya, Qi Sheng tersentak bangun dengan ketakutan, mungkin mengira ada pembunuh atau semacamnya.

Selir mencoba membujuk Qi Sheng untuk membiarkannya tidur, soalnya dia ngantuk banget. Dia bahkan mencoba merayu Qi Sheng. Dia bahkan sudah menyiapkan obat kuat untuk Qi Sheng. Jelas saja Qi Sheng jadi marah dan menyuruh si selir untuk tidak datang lagi kemari.


Mungkin mendengar keributan mereka, Peng Peng masuk tak lama kemudian dan mengusir si selir. Peng Peng heran, apa ada sesuatu yang salah dalam diri Qi Sheng. Apa dia sakit? Tabib Zhang pasti punya obat yang bisa menyembuhkan penyakitnya Qi Sheng.

Tersinggung, Qi Sheng langsung mendekati Peng Peng. Ketakutan kalau Qi Sheng akan melakukan sesuatu padanya, Peng Peng sontak kabur secepatnya.


Keesokan harinya, para selir lagi-lagi menggosip tentang makeup. Tapi begitu melihat Peng Peng datang, mereka langsung akting mewek dan mengeluh (sambil ngemil kuaci).

"Kami berharap Yang Mulia akan mengasihani kami dan biarkan kami jadi biksuni saja untuk mendoakan Kaisar, Permaisur dan Ibu Suri."

Peng Peng tentu saja tahu betul kalau mereka cuma sedang akting dan tanya apa alasan mereka berakting seperti ini? Tentu saja karena jadwal giliran itu. Mereka sudah gagal.

Karena itulah, lebih baik mereka melepaskan posisi mereka ini dan memberikannya pada si wanita yang tinggal di Istana You Lan itu untuk membahagiakan dan melayani paduka.

"Aku mengerti maksud kalian. Tapi kalian kan bisa melihat Paduka setiap hari sekarang. Bukankah itu lebih baik?"

Memang. Tapi sekarang, mereka bahkan sudah tak punya apapun dan tidak bisa tidur di malam hari. Kesal dengan masalah yang ditimbulkan Qi Sheng ini, Peng Peng menyuruh mereka pergi dulu, dia akan memikirkan solusinya.


Tapi mereka malah menuntut Peng Peng untuk memberikan solusi sekarang. Jika tidak, maka biarkan saja mereka jadi biksuni. Tapi Peng Peng memperhatikan mereka jelas-jelas cuma akting.

Kesal, Peng Peng dengan santainya memutuskan untuk mengabulkan permintaan mereka. Kalau mereka sungguh mau jadi biksuni, maka dia tidak akan menghentikan mereka. Dia bahkan mengajak Lu Li untuk pergi mencarikan kuil untuk para selir ini sesegera mungkin.

Panik, seketika itu pula tangisan para selir terhenti dan buru-buru mengklaim kalau mereka sudah gegabah dalam membuat keputusan. Mereka berubah pikiran lalu pamit pergi.


Lu Li berusaha memberitahu Peng Peng bahwa Qi Sheng tidak tidur bersama para selir itu karena Qi Sheng setia hanya pada Peng Peng. Tapi Peng Peng bersikeras menolak mempercayai kalau Qi Sheng adalah seseorang yang penyayang.

Dia bukan orang yang penyayang. Kalaupun di masa lalu dia menyayangi seseorang, orang itu bukan dirinya. Tidak di masa lalu, dan tidak akan pernah di masa depan.

Qi Sheng selalu saja menghancurkan semua rencananya di saat-saat penting. Pokoknya dia harus menyelidiki masalah ini, tapi siapa yang harus dia tanyai?


Jadilah Peng Peng menemui Zhao dan tanya apakah Kaisar pernah mengalami trauma di masa lalu... trauma karena wanita mungkin? Dia tanya begini soalnya Qi Sheng itu kan pria yang bisa mendapatkan semua wanita yang dia inginkan, tapi kenapa dia malah bersikap seperti biksu.

Menurut Zhao, itu karena Qi Sheng adalah kekasih yang setia. Sebenarnya bukan dia seorang, pria dalam keluarga mereka memang selalu seperti itu... contohnya dia sendiri.


Malam harinya, Lu Li menanyakan hasil pertemuan Peng Peng dengan Zhao tadi. Apa Zhao memberikan informasi penting? Tidak, dia malah memuji-muji Qi Sheng dan bilang kalau Qi Sheng adalah seorang kekasih yang setia.

Mendengar itu, Lu Li juga setuju dengan Zhao. Belakangan ini, Qi Sheng selalu menuruti apapun permintaan Peng Peng. Dia bahkan mengabaikan semua selir. Dia yakin kalau itu artinya Kaisar setia pada Peng Peng.

Peng Peng menolak mempercayainya. Apa Lu Li lupa? Qi Sheng hampir membunuhnya saat dia berada di Jiang Utara. Bahkan sekalipun Qi Sheng memperlakukannya dengan baik, itu tidak akan mengubah ketetapan tekadnya untuk menghancurkan Qi Sheng.

Bersambung ke episode 18

Post a Comment

0 Comments