Peng Peng dan Jiu Wang bertemu lagi di toilet dimana Peng Peng memberitahu Jiu Wang bahwa masalah kehamilannya ini palsu, semua itu diatur oleh keluarga Zhang.
Jadi kerja sama mereka juga tidak akan terpengaruh karenanya. Tapi walau kehamilannya palsu, Ying Yue benar-benar mengandung anaknya Qi Sheng.
Menurut Jiu Wang, jika Ying Yue melahirkan seorang putra maka Qi Sheng pasti akan memberikan status baru untuk Ying Yue agar putranya tidak menderita.
Tapi itu adalah perbuatan tidak bermoral dan mereka bisa memanfaatkannya untuk melawan dan menekan Qi Sheng.
"Kau benar. Nyonya Jiang takkan membiarkanku menjadi Permaisuri semudah itu. Cepat atau lambat, dia pasti akan berusaha membujuk Qi Sheng untuk menggantikanku. Tapi pada saat itu terjadi, semua jenderal, pejabat dan kerabat kerajaan tidak akan bisa menerima wanita jahat dan licik itu."
Kalau begitu, yang harus mereka pentingkan sekarang adalah melindungi anaknya Ying Yue. Peng Peng akan segera pulang ke rumah keluarga Zhang untuk memperingatkan mereka agar tidak menyentuh anaknya Ying Yue.
"Betul. Kita bahkan tidak perlu melakukan apapun. Selama kita melihat Qi Sheng membuat kesalahan, kita pasti akan menemukan kelemahannya."
Suatu malam, Peng Peng dipanggil Ying Yue ke kediamannya. Dia mengingatkan dirinya sendiri untuk memanfaatkan kesempatan kali ini dengan baik, dia tidak boleh membuat kesalahan seperti yang terakhir kali waktu itu.
Dia datang saat Ying Yue sedang menari-nari. Peng Peng langsung sok perhatian dan memuji-muji tariannya Ying Yue. Tapi tiba-tiba bau dupa yang sangat wangi menarik perhatiannya.
Ying Yue berkata kalau itu adalah dupa yang bisa membantu tidur lebih nyenyak. Peng Peng berpikir kalau Ying Yue lah yang tidak bisa tidur.
Ying Yue menyangkal, dia mengklaim kalau dia tidur dengan baik sejak dia hamil. Justru Qi Sheng lah yang sering begadang. Makanya dia membuat dupa ini untuk Qi Sheng.
"Kau sangat perhatian. Pantas saja Paduka suka datang kemari."
"Kalau kau suka, kau boleh mengambilnya."
Saat Peng Peng menolak, Ying Yue malah menuduh Peng Peng menolak karena Peng Peng tidak menyukainya. Peng Peng menyangkal, dia justru sangat menyukai Ying Yue, sumpah. Dia juga menyukai anak dalam kandungan Ying Yue.
Ying Yue beralasan kalau dia memanggil Peng Peng untuk menanyakan masalah pelukis lalu beralih membahas tentang Qi Sheng yang pernah melukis dirinya.
Wah, Peng Peng tak menyangka kalau Qi Sheng bisa melukis juga ternyata. Peng Peng penasaran apakah lukisannya adalah lukisan semacam 'itu'?
Ying Yue mengklaim itu tidak penting karena yang paling penting adalah lukisan itu lambang ketulusan Paduka. Beliau bahkan duduk berjam-jam untuk melukisnya. Apa Paduka juga pernah menggambar Peng Peng?
Peng Peng menyangkal, dia tidak punya lukisan semacam itu soalnya dia lebih suka memotret. Ying Yue pura-pura prihatin dan meyakinkan kalau dia bukannya sengaja pamer.
Jangan khawatir, Peng Peng mengerti kok. Sepasang kekasih saling menggambar satu sama lain itu wajar.
Keesokan harinya, para selir menggosip tentang lukisannya Ying Yue yang kabarnya menghilang. Mereka nyinyir karena Ying Yue mengklaim kalau hanya dia seorang yang pernah dilukis Kaisar, padahal mereka berempat juga pernah dilukis oleh Kaisar setiap kali beliau mabuk.
Menduga kalau Peng Peng belum mengetahui masalah ini, mereka pun pergi mendatangi Peng Peng yang sontak menyemburkan air yang diminumnya saat para selir itu memberitahu kalau Ying Yue menuduh Peng Peng sebagai pencuri lukisannya.
"Aku mencuri lukisannya?"
"Yang Mulia belum tahu, yah? Nyonya Jiang itu membuat keributan di Istana You Lan dan berkata kalau andalah yang mencuri lukisannya. Dia bahkan mau bertemu Kaisar gara-gara masalah ini."
"Dia boleh bertemu siapapun yang dia mau. Aku bahkan tidak takut berhadapan dengan Raja Dewa. Kuberitahu kalian, aku bahkan tidak pernah menyentuhnya. Kenapa juga aku mencuri lukisannya?"
Tapi Ying Yue mengklaim kalau Peng Peng mencuri lukisannya karena Peng Peng cemburu. Apa Kaisar sungguh tak pernah melukis Peng Peng? Tentu saja tidak. Karena pertemuan ini tak menghasilkan apapun, Peng Peng cepat-cepat membubarkan mereka.
Lu Li yang cemas, pergi menemui Kasim Qiang untuk menanyakan masalah ini. Tapi Kasim Qiang juga tidak tahu menahu karena saat ini Kaisar masih menyelidikinya.
Kalau begitu, lukisan apa sebenarnya yang hilang itu? Kenapa Peng Peng tidak memilikinya? Tanya Lu Li.
Kasim Qiang merasa lukisan itu tidak penting. Tidak masalah juga Peng Peng memilikinya atau tidak karena semua orang di istana, termasuk Kasim Qiang, juga memiliki lukisan seperti itu.
Waktu Kaisar mabuk waktu itu, beliau menggambarnya juga. Lega, Lu Li pun langsung pergi tanpa mempedulikan Kasim Qiang yang kecewa ditinggal begitu saja.
Di dalam, Qi Sheng bertemu dengan Jiu Wang. Qi Sheng menduga kalau Jiu Wang tidak sibuk kan belakangan ini? Jiu Wang nyinyir mengklaim bahwa walaupun tidak ada masalah besar, tapi dia sibuk menangani banyak sekali hal-hal kecil dalam istana.
Berarti Jiu Wang lumayan nganggur. Dia punya kemampuan, tapi tidak punya tempat untuk menunjukkannya. Jadi, bagaimana kalau Qi Sheng memberikan sebuah tugas yang bisa menunjukkan kemampuannya Jiu Wang? Jiu Wang setuju.
"Di Istana You Lan, Nyonya Jiang diduga kehilangan lukisannya. Selidikilah situasi di sana," perintah Qi Sheng.
Malam harinya, Yang Yan menyelinap masuk ke kamarnya Peng Peng. Tapi pada saat yang bersamaan, ada penyusup lain yang diam-diam mengintip Yang Yan.
Yang Yan berjingkat-jingkat mencari-cari lukisan itu hingga dia benar-benar menemukannya di dalam salah satu laci. Tiba-tiba Peng Peng bangkit.
Kaget, Yang Yan refleks berusaha menyembunyikan kepalanya di dalam laci. Tapi untunglah Peng Peng cuma mengigau dan tidur lagi. Yang Yan pun bisa keluar dengan tenang tanpa sekalipun menyadari kehadiran si penyusup lain itu.
Jiu Wang sudah gelisah menunggu saat Yang Yan tiba tak lama kemudian. Yang Yan mengkonfirmasi kalau lukisannya Ying Yue memang ada pada Peng Peng.
Tentu saja Jiu Wang tak percaya kalau Peng Peng pencurinya, Peng Peng bukan orang sepicik itu, dia tidak akan mencuri hanya karena cemburu. Biarpun ada bukti itu, Jiu Wang tetap menolak mempercayainya.
Yang Yan bertanya-tanya apakah mungkin Qi Sheng memerintahkan Jiu Wang untuk menginvestigasi hal ini untuk mengetesnya?
Kalau memang bukan Peng Peng pencurinya, lalu apa yang harus mereka lakukan? Jiu Wang memerintahkan Yang Yan untuk ikut bersamanya ke Istana Xin Sheng (kediamannya Peng Peng).
Di Istana You Lan, Ying Yue bertemu si penyusup tadi. Ternyata dialah yang memasukkan lukisan itu ke dalam lacinya Peng Peng agar Yang Yan melihatnya.
Dia yakin orang tadi itu bukan orangnya Peng Peng karena setelah mengetahui keberadaan lukisan itu, orang itu langsung mengembalikannya ke tempat semula alih-alih menyingkirkannya.
Puas, Ying Yue memberikan sekotak emas sebagai imbalan untuk si penyusup dan menyuruhnya menghilang selamanya. Di tempat lain, Qi Sheng sendiri mendapat laporan rahasia dari pengawalnya.
Peng Peng dan Lu Li sedang main saat mereka melihat Jiu Wang dan Yang Yan datang bersama... sambil bergandengan jari kelingking. Pfft!
Yang Yan memberitahu kalau lukisannya Ying Yue ada di dalam laci obatnya. Peng Peng jelas tidak percaya dan langsung marah-marah, dia bukan orang yang akan melakukan hal serendah itu.
Dia langsung memerintahkan Lu Li untuk mengecek laci obatnya, dan ternyata lukisan itu memang ada di sana.
"Bagaimana kau akan mengatasi masalah ini, akan kuserahkan sepenuhnya padamu, Yang Mulia. Aku bisa pura-pura tak tahu menahu," ujar Jiu Wang.
Peng Peng menolak, dia sendiri yang akan menanggung masalah ini, Jiu Wang tidak perlu melindunginya. Lebih baik mereka menemui Qi Sheng sekarang untuk membicarakannya.
Jiu Wang mengaku ke Qi Sheng bahwa lukisan ini memang benar ditemukan di kamarnya Peng Peng. Tapi Peng Peng menegaskan bahwa bukan dia pelakunya.
"Bukti apa yang kau miliki?" Tanya Qi Sheng.
"Tidak punya. Tapi aku punya satu nyawa, terserah kau saja."
Qi Sheng tiba-tiba menggebrak meja dan marah-marah pada Jiu Wang karena dia tidak becus menyelidiki kasus ini. Untung saja dia mengirim mata-mata.
Jika mata-matanya tidak melapor padanya tentang orang yang diam-diam menaruh lukisan itu di dalam kamarnya Peng Peng, maka sekarang dia pasti sudah menyalahkan dan menuduh Peng Peng.
Peng Peng langsung marah mendengar ada orang yang menjebaknya. Siapa orangnya? Akan dia hajar sampai babak belur tuh orang.
"Nyonya Jiang," jawab Qi Sheng.
Mendengar itu, Peng Peng mendadak tidak marah lagi, malah meminta Qi Sheng untuk tidak marah pada Ying Yue. Lagipula masalah ini kan gara-gara lukisannya Qi Sheng yang dia tinggalkan di sembarang tempat.
Saat mereka keluar, Jiu Wang menggerutu karena Qi Sheng ternyata menyuruhnya menyelidiki masalah ini padahal dia sudah tahu kebenarannya. Qi Sheng jelas cuma ingin membuktikan kalau dia tidak berguna.
"Dari insiden ini, tampaknya Qi Sheng ingin membuktikan bahwa dialah yang lebih bisa kau andalkan daripada aku."
Peng Peng meyakinkan bahwa dia akan mempercayai Jiu Wang. Segala hal di dalam istana ini adalah tentang siasat dan taktik. Dia memiliki seorang teman yang bisa dipercaya, tentu saja dia akan mempercayainya.
Peng Peng berharap insiden ini tidak mempengaruhi hubungan Qi Sheng dan Ying Yue. Dia justru berharap hubungan kedua orang itu akan meningkat karena itu akan menguntungkan bagi pihak mereka.
Walaupun insiden ini sudah selesai, Jiu Wang tetap memperingatkan Peng Peng untuk lebih berhati-hati di masa mendatang.
Peng Peng mendapati para selir sedang asyik ketawa-ketiwi. Para selir memberitahu kalau mereka semua sedang melihat-lihat lukisan milik mereka yang digambar oleh Qi Sheng.
Peng Peng jadi penasaran ingin lihat. Tapi saat mereka membuka lukisannya, dia malah kaget mendapati lukisan yang jadi biang keributan itu ternyata cuma gambar kartun yang jelek banget.
Rencananya gagal, Ying Yue frustasi dan mabuk-mabukan. Pelayannya datang tak lama kemudian membawakan obat. Tapi saat sia pelayan melapor kalau Qi Sheng tidak datang, Ying Yue langsung ngamuk mengusirnya.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam