Begitu sampai rumah, Lan Hua langsung mencari Da Qiang dan dengan riang gembira memberitahunya tentang pujian Chang Heng padanya tadi. Dia urung membatalkan peringkatnya karena semua orang bilang kalau dia pantas mendapatkan peringkat itu, dia bahkan mendapat pujian dari Chang Heng. Chang Heng bahkan memberikan kristal fantasinya padanya. Senangnya~~~
BRAK!!! Qing Chang sontak membanting gelasnya dengan kesal lalu langsung beranjak pergi sambil merutuki Lan Hua. Errr... lebih tepatnya sih dia cemburu. Hehe. Tapi dia tidak tahu kalau perasaannya ini adalah cemburu, makanya dia bingung kenapa dia tidak merasakan kegembiraan Lan Hua, malah merasa tertekan. Dia jadi mengira kalau Mantra Penyatuan Hati ini sangat aneh dan membingungkan.
Dia bahkan tidak sadar kalau sekarang prioritasnya sudah mulai berubah. Saat Shang Que senang karena mengira Lan Hua akan bisa segera memperbaiki buku kehidupan karena sekarang Lan Hua sedang bahagia, Qing Chang justru lebih mengutamakan kesehatan dan pemulihan Lan Hua dan menyatakan bahwa memperbaiki buku kehidupan itu tidak terlalu mendesak. Shang Que sampai bingung dibuatnya.
Di Istana Yongquan, Peri Yu Lin dengan seenaknya memberi perintah sana-sini pada para pelayan padahal daftar peri yang bisa masuk istana ini belum diumumkan. Sikapnya angkuh banget seolah dia nyonya rumah ini.
Dan Yin jelas kesal sama dia, tapi tepat saat itu juga, perhatiannya tertuju ke kantong bercahaya yang dipegang Yu Lin. Dia langsung merebut kantong itu dan mendapati isinya ternyata kristal fantasinya Chang Heng.
Yu Lin mengklaim kalau Chang Heng sendiri yang memberikan kristal itu padanya, tapi Dan Yin jelas tak percaya. Chang Heng bahkan tidak mengenal Yu Lin, jadi mana mungkin Chang Heng memberikan ini pada Yu Lin. Yu Lin pasti mencurinya!
Sontak saja kedua peri itu heboh rebutan... saat tiba-tiba saja Dewa Yunzhong muncul. Kedua peri itu pun disidang langsung oleh Dewa Yunzhong.
Chang Heng berusaha meyakinkan Yun Zhong bahwa Yu Lin mencuri kristal itu, karena memang faktanya seperti itu. Tapi dia juga sebenarnya dia sedang berusaha menyelamatkan Yu Lin karena dia sadar betul konsekuensi jika Yu Lin bersikeras menyatakan bahwa kristal itu diberikan sendiri oleh Chang Heng, maka hukumannya akan jauh lebih berat daripada jika Yu Lin mengaku mencurinya.
Namun bodohnya Yu Lin malah ngeyel kalau kristal itu pemberian Chang Heng hanya karena dia tidak mau dituduh mencuri. Tak ayal Dewa Yunzhong langsung menjatuhkan hukuman sangat berat dan kejam padanya, memotong tulang perinya. Yun Zhong yang bersikeras untuk melanjutkan perjodohan Chang Heng dan Dewi Xi, jelas akan menyingkirkan wanita mana pun yang dekat-dekat dengan Chang Heng.
Insiden ini membuat Chang Heng jadi semakin takut akan keselamatan Lan Hua. Karena itulah, dengan sangat berat hati dia harus mencoret nama Lan Hua dari daftar peri yang lulus ujian.
Dalam flashback ingatannya, ternyata Lan Hua lupa dengan masa lalu mereka karena Chang Heng sendiri yang menggunakan kekuatannya untuk membuat Lan Hua melupakannya, dan dia melakukannya demi melindungi keselamatan Lan Hua. (Aww, kasihan dia)
Dia cuma bisa melihat dari kejauhan dengan sedih saat Lan Hua pergi dengan kepala tertunduk penuh kekecewaan saat tak menemukan namanya di papan pengumuman.
Lan Hua benar-benar sedih, apalagi Dewi San Sheng memberitahunya bahwa Chang Heng sendiri yang menghapus nama Lan Hua dan tidak ingin menerimanya.
Dia sungguh tidak mengerti kenapa, padahal sebelumnya Chang Heng bahkan memujinya, kenapa sekarang Chang Heng malah menolak menerimanya? Dan kenapa kristalnya sekarang berubah jadi batu? (Karena dicuri sama Yu Lin)
Maka untuk menjawab semua pertanyaannya itu, Qing Chang langsung saja membawanya pergi dengan menggunakan ilmu transparannya untuk menguping percakapan antara Yun Zhong dan Chang Heng.
Dewa Yunzhong jelas penasaran dan curiga dengan dicoretnya nama Lan Hua padahal dia sudah mendapatkan peringkat pertama. Dia juga banyak mendengar dari yang lain bahwa Chang Heng sering memuji-muji Lan Hua.
Chang Heng santai beralasan dengan menjelek-jelekkan Lan Hua, menyatakan kalau Lan Hua tidak pantas masuk Istana Yongquan karena Lan Hua cuma peri rendahan yang tidak jelas asal-usulnya dan akarnya juga sudah rusak.
Dia lalu cepat-cepat menyudahi topik percakapan ini dengan mengalihkan perhatian Dewa Yunzhong ke kasus penyelidikan hawa bulan. Untungnya Dewa Yunzhong puas mendengar jawabannya dan akhirnya melepaskannya.
Chang Heng pun pergi tanpa sadar kalau dia melewati Lan Hua yang berlinang air mata, sedih dan sakit hati mendengar ucapan jahatnya barusan.
Lan Hua awalnya berusaha untuk tegar menerima nasibnya, namun pada akhirnya dia tidak tahan lagi dan langsung menangis sesenggukan, meratapi nasibnya yang selalu diremehkan semua orang. Dia pikir Chang Heng beda, tapi ternyata Chang Heng juga meremehkannya.
Dan pastinya, Qing Chang juga otomatis berlinang air mata. (Pfft! Aku antara kasihan melihat Lan Hua, tapi juga lucu lihat Qing Chang nangis). Qing Chang langsung menyeka air matanya dengan kesal sambil merutuki Chang Heng. Tapi biarpun sakit hati, Lan Hua tetap tidak terima Chang Heng dihina dan langsung menegur Qing Chang.
"Kau masih melindunginya? Sudahlah, kau dan mereka memang beda."
"Da Qiang, apa kau juga meremehkanku?"
Tentu saja bukan itu yang Qing Chang maksud, "Yang kumaksud kau berbeda dari mereka adalah kau... jauh lebih berharga dari mereka. Bagiku, kau sama berharganya dengan nyawaku."
Qing Chang jujur karena memang begitu kebenarannya, tapi Lan Hua ngotot tak percaya, mengira Qing Chang cuma ngegombal.
Qing Chang jelas kesal, "kau berani meragukanku? Lupakan saja. Terserah kalau kau tidak percaya. Tapi kau tidak boleh menangis. Kalau kau menangis, aku juga akan sedih."
Tapi momen mereka tiba-tiba terganggung saat Chang Heng muncul membawa beberapa prajurit surgawi untuk menggeledah Kuil Si Ming untuk mencari Klan Bulan yang menyabotase ujian peri.
Qing Chang mau menghadapi mereka, tapi Lan Hua sontak mendorongnya bersembunyi bersamanya hingga mereka terjun ke sungai. Lan Hua kesulitan bernapas dan langsung tenggelam. Qing Chang awalnya diam saja menatapnya tenggelam, tampak kebingungan entah memikirkan apa.
Namun saat Lan Hua mulai pingsan, Qing Chang akhirnya bergerak juga... dan langsung menciumnya. Err... maksudnya memberinya napas buatan. Hehe.
Karena tak menemukan siapa pun, Chang Heng dan para prajurit surgawi akhirnya pergi. Qing Chang dan Lan Hua pun akhirnya bisa keluar dari air. Namun ciuman, errr... napas buatan tadi membuat mereka jadi malu dan canggung pada satu sama lain sekarang. Qing Chang menjelaskan kalau tadi itu cuma karena dia takut Lan Hua mati saja.
"Aku tahu, aku tahu," sela Lan Hua saking gugupnya, "makanya aku tadi tidak mendorongmu. Aku juga takut... takut... aku ganti baju dulu!"
Lan Hua langsung bergegas kabur ke kabarnya, meninggalkan Qing Chang yang termenung kebingungan sembari menyentuh bibirnya.
Saat Qing Chang sedang membaca buku, tiba-tiba muncul Cermin Langit di pohon buku kehidupan. Di sana lah, dia melihat apa yang pernah dilihat Dan Yin, Lan Hua menikah dengan Chang Heng.
Penglihatan itu sontak membuat dadanya terasa sakit. Tapi dia mengira kalau ini adalah perasaannya Lan Hua yang jelas saja membuat jadi kesal mengira Lan Hua sedang sedih lagi. (Pfft! Kamu tuh lagi cemburu).
Dia mengira kalau kesedihan Lan Hua pasti karena Chang Heng, makanya Lan Hua tidak sembuh-sembuh. Heran dia, apa sebenarnya kelebihan Chang Heng si bocah itu sampai-sampai Lan Hua selalu memikirkannya.
Padahal di tempat lain, Lan Hua justru sedang melompat-lompat riang gembira. Tak sengaja dia bertemu dengan Dan Yin yang memberinya informasi tentang Chang Heng yang menggeledah semua tempat untuk mencari Klan Bulan yang menyelinap masuk ke Langit Shuiyun dan menyabotase ujian peri mereka.
Dan Yin curiga kalau orang Klan Bulan itu bisa masuk Langit Shuiyun karena dia kabur waktu Menara Haotian terbuka waktu itu. Dan Yin pernah dengar dari ayahnya bahwa Menara Haotian bukan hanya mengurung peri pendosa, tapi juga ada Klan Bulan di dalamnya.
Informasi dari Dan Yin itulah yang membuat Lan Hua akhirnya sadar bahwa Qing Chang bukan peri pendosa biasa, melainkan Klan Bulan. Dia bahkan jadi curiga bahwa Qing Chang-lah yang menyabotase ujian peri kemarin.
Maka kemudian, Lan Hua diam-diam menaruh obat tidur ke dalam minumannya Qing Chang dengan alasan seolah dia cuma mau merayakan kelulusan ujiannya. Qing Chang penasaran dengan lubang yang ada di pohon buku kehidupan itu.
Lan Hua memberitahu bahwa itu Cermin Langit, gunanya untuk meramal masa depan, dan ramalan CermIn Langit selalu tepat dan tidak pernah salah. Sontak saja informasi itu membuat Qing Chang semakin tak senang.
Tapi dengan cepat dia mengingatkan dirinya sendiri bahwa yang harus dia pedulikan bukan masalah pernikahannya Lan Hua, melainkan mantra yang mengikat mereka. Dia tidak akan mengizinkan Lan Hua menikahi Chang Heng selama dia belum bisa memutuskan mantra itu. Jika tidak, maka Langit Shuiyun pasti akan memiliki kelemahannya.
Pikiran Qing Chang mendadak teralih saat Lan Hua dengan agak mendesak, membujuknya untuk bersulang dengannya sembari setulus hati mengucapkan terima kasih atas segala kebaikan Qing Chang padanya selama ini.
Hmm, sepertinya sih Qing Chang sadar ada yang tidak beres dengan minumannya. Namun pada akhirnya Qing Chang tetap meminumnya dan pingsan beberapa detik kemudian.
Saat Qing Chang membuka matanya, dia mendapati dirinya dibaringkan dan diselimuti dengan baik di perahu di Sungai Lethe dengan Lan Hua di sisinya, mengurus segala keperluannya.
Ternyata alih-alih melaporkan dan menyerahkan Qing Chang ke Chang Heng, Lan Hua justru melepaskannya dan mengantarkannya pergi dengan baik-baik, bahkan membekalinya dengan kue bunga dan arak kesukaan Qing Chang.
Lan Hua mengaku bahwa dia sudah tahu kalau Qing Chang adalah orang Klan Bulan. Dia benar-benar berterima kasih pada Qing Chang karena berkat keberadaan Qing Chang, selama beberapa waktu ini, Lan Hua jadi tidak merasa kesepian.
"Semua orang di Dunia Khayangan bilang bahwa semua orang di Klan Bulan itu jahat. Tapi setelah mengenalmu, aku merasa kau sama sekali tidak jahat. Tidak semua orang di Klan Bulan itu orang jahat, benar, kan?"
Dia tahu kalau Qing Chang tidak mau pergi, tapi situasinya sekarang sudah beda. Seluruh Langit Shuiyun sekarang sangat waspada. Lan Hua khawatir kalau identitas Qing Chang sebagai orang Klan Bulan akan terbongkar, dia pasti akan langsung dibunuh.
Qing Chang memberitahunya bahwa jika dia ketahuan punya hubungan dengan orang Klan Bulan, maka hukumannya akan dipenjara atau dibunuh tergantung tingkat kejahatannya. Dia kan sudah bilang bahwa perasaan itu hanya beban. Perasaan bisa membuat hatinya melembut dan jadi bodoh. Kalau Lan Hua ingin selamat, maka lebih baik Lan Hua serahkan saja dia.
Tapi Lan Hua menolak. Walaupun ucapan Qing Chang benar. Namun jika bukan karena Qing Chang, mungkin Lan Hua sudah mati sejak di Kota Laut. Pokoknya Qing Chang lebih baik kabur saja dari Langit Shuiyun secepatnya dan jangan pernah kembali. Dan lebih baik, mereka juga tidak usah bertemu lagi. Tapi... Lan Hua pasti akan merindukannya. Setelah itu, Lan Hua pun pamit lalu pergi meninggalkannya.
Sementara itu di Istana Yongquan, Chang Heng tengah termenung sedih memikirkan Lan Hua saat tiba-tiba anak buahnya datang membawa kabar terbaru tentang kasus hawa iblis.
Bersambung ke episode 9
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam