Sinopsis Drama Taiwan Bromance Episode 17 - Part 1

Hasil penyelidikan itu jelas membuat Zi Feng jadi galau. Jelas dia sulit mempercayainya mengingat Tuan Wu dan ayahnya adalah saudara tersumpah, tidak mungkin kan Tuan Wu melukai saudaranya sendiri.

 

Tapi Qing Yang masih curiga, bagaimana kalau benar cufflink itu ada hubungannya dengan insiden yang menimpa Tuan Du dan kedua orang tua Qing Yang? Bagaimana jika benar Tuan Wu-lah pelakunya?

Saking sedih dan galaunya, Zi Feng sampai harus menyendiri di bukit rahasianya untuk memikirkan masalah ini lebih jauh. Dia benar-benar bingung apa yang harus dia lakukan jika benar pelakunya adalah Tuan Wu. 

Tapi bagaimanapun, dia adalah ketua. Dia harus bisa dan berani menghadapi kenyataan sepahit apa pun dan menegakkan kebenaran. Dengan keputusan itu, Zi Feng pun memutuskan pergi tapi malah kaget mendapati Ya Nuo ternyata sudah ada di sana sedari tadi, sama sekali tidak mengganggunya dan hanya menemaninya dalam diam.

Tentu saja Ya Nuo tidak bisa membantu apa pun dalam perkara ini, satu-satunya yang bisa dia lakukan hanya menemani dan mendukung apa pun keputusan Zi Feng.

Tak lama kemudian, Zi Feng mengumpulkan semua orang di kuil untuk mengonfontasi Tuan Wu. Namun alih-alih melaporkan putranya, Tuan Wu memutuskan melindunginya dengan mengakui dirinya sendiri sebagai pelakunya.

Jelas saja semua orang murka padanya, Qing Yang bahkan hampir saja menghajarnya kalau saja Zi Feng tidak menghentikannya. Kakak Feng yang akhirnya menghukumnya dengan hanya dua kali tamparan. Yang satu untuk kedua orang tua Qing Yang, dan yang kedua untuk Tuan Du.

Tuan Wu diam saja menerima tamparan dan caci-maki mereka, dan setulus hati meminta maaf pada semua orang, terutama pada Tuan Wu. Sedangkan pada Qing Yang, dia berjanji akan mengompensasi Qing Yang atas apa yang terjadi pada kedua orang tua Qing Yang.

Di cafe, Nana mendapati Qing Yang termenung sedih. Prihatin Nana pun langsung memeluknya dan mendengarkan curhatannya dalam diam. Qing Yang mengaku bahwa 7 tahun yang lalu saat mendengar kedua orang tuanya menghilang, dia tidak pernah menangis karena dia masih penuh harao kalau mereka akan kembali suatu saat nanti.

Lama kelamaan, harapannya itu menjadi semakin menipis. Namun saat Tuan Du kembali, harapannya kembali menyala. Dia pikir dengan kembalinya Tuan Du, orang tuanya juga akan kembali. Tapi ternyata, mereka sudah mati, mati di tangan teman yang paling mereka percayai, dan tidak akan pernah kembali.

Nana sontak memeluknya dan mengingatkan Qing Yang bahwa Qing Yang masih memiliki dirinya. Nana berjanji akan sellau mendampingi Qing Yang dan tidak akan pernah meninggalkannya.

Zi Han yang paling emosi dengan semua ini. Namun Tuan Du, karena dia sama sekali tidak ingat apa-apa, jadi dia tidak menyimpan dendam apa pun dan memutuskan untuk mengambil sisi positif dari amnesianya.

Mungkin ini adalah cara Tuhan agar dia tidak tersakiti oleh masa lalunya dan hanya fokus pada masa depan yang lebih baik. Mungkin ini cara Tuhan memberitahunya bahwa yang paling penting adalah kembali ke sisi keluarganya.

Ya Nuo benar-benar kagum dengan kebesaran hati Tuan Du. Kakak Feng pun sama. Tuan Du yang dulu, tidak akan mungkin melepaskan Tuan Wu begitu saja. Tapi Kakak Feng setuju dengan ucapan Tuan Du, lebih baik mereka fokus pada masa depan alih-alih terjebak dalam masa lalu.

"Tak peduli orang seperti apa kau dulu, yang penting sekarang kau kembali. Dalam hatiku, kau akan selalu menjadi suamiku yang paling kucintai." ujar Kakak Feng.

Saat mereka duduk di ayunan tak lama kemudian, Zi Feng masih terus termenung memikirkan maslaah ini. Ya Nuo jadi penasaran apakah Zi Feng benar-benar bisa melepaskan masalah ini seperti yang Tuan Du bilang tadi.

Zi Feng akui bahwa dia memang marah pada Tuan Wu, namun dia menyadari kalau ayahnya benar. Lebih baik fokus pada masa depan alih-alih terjebak dalam dendam masa lalu. Karena itulah, Zi Feng akan belajar untuk memaafkan dan melepaskan.

Ya Nuo kagum dengan keberaniannya, inilah yang Ya Nuo kagumi dari Zi Feng. Dia jadi bertanya-tanya, apakah Zi Feng akan selalu mencintainya seperti ini?

"Jawab dulu pertanyaanku. Ulang tahunmu tinggal beberapa hari, hadiah apa yang kau inginkan?" tanya Zi Feng.

"Kau ingat? Kau baik sekali."

"Tentu saja aku ingat. Ini pertama kalinya bagiku merayakan ulang tahunmu. Di masa depan, ulang tahunmu khusus milikku seorang."

"Hah? Papa-mamaku tidak boleh?"

"Tentu saja mereka boleh. Jadi, hadiah apa yang kau inginkan?"

"Aku ingin... tanda tanganmu."

"Hah?! Tanda tanganku?"

Ya Nuo lalu menulis sebuah kontrak yang menyatakan bahwa Zi Feng tidak akan marah terhadap segala perbuatan atau perkataan Ya Nuo sebelum ulang tahunnya yang ke-26.

"Kau yakin menginginkan ini?"

"Yakin. Ini hal yang paling penting bagiku dan hadiah yang paling kuinginkan."

Baiklah. Zi Feng pun menandatangani kontrak itu lalu menyetempelnya dengan ciuman di bibir Ya Nuo dan meyakinkan Ya Nuo bahwa dia akan selalu mencintai Ya Nuo tak peduli apa pun yang terjadi di masa depan.

Keesokan harinya, Zi Feng membawa Qing Yang ke laut agar dia bisa mengucap perpisahan dengan almarhum kedua orang tuanya. Qing Yang meyakinkan kedua almarhum orang tuanya untuk tidak mengkhawatirkannya karena dia masih memiliki orang-orang terdekat yang sangat baik padanya.

Sedangkan tentang Tuan Wu, Qing Ynag janji tidak akan dendam padanya, dia akan belajar untuk memaafkan karena Qing Yang yakin bahwa inilah yang ayah dan ibunya inginkan juga.

Nana tiba-tiba ikut nimbrung meyakinkan kedua mendiang untuk tidak mencemaskan Qing Yang dan meminta mereka untuk menyerahkan Qing Yang padanya. Dia janji akan mengurus Qing Yang dengan baik dan mencintai sepenuh hati.

Begitu turun dari kapal, kedua pasangan itu pun pisah jalan karena Zi Feng dan Ya Nuo harus pergi menemui Tuan Du. Zi Feng bertanya-tanya kapan Tuan Du akan pulang ke rumah keluarga mereka. Yang tak disangkanya, Tuan Du memang bermaksud untuk pulang secepatnya, sudah waktunya juga baginya untuk pulang. 

Zi Feng tentu saja senang. Dia juga ingin Tuan Du mengambil kembali posisinya sebagai ketua. Tapi untuk yang satu ini, Tuan Du menolak. Bagaimanapun, dia sudah tidak ingat apa-apa. Jadi dia serahkan masalah itu sepenuhnya ke tangan Zi Feng.

Bagi Zi Feng sendiri, setelah segala situasi yang mereka alami selama ini, satu-satunya hal yang Zi Feng ingin lakukan sekarang hanyalah menemani keluarganya dan melindungi orang yang dia cintai.

Tuan Du mengerti dan mendukungnya sepenuhnya. Tapi dia penasaran dengan ucapan terakhir Zi Feng. Jadi sekarang Zi Feng sudah memiliki seseorang yang dia cintai? Dia sudah pacaran? Terus bagaimana dengan Ya Nuo? Bukankah Zi Feng dan Ya Nuo pacaran?

Hah? Zi Feng kaget menyadari ayahnya ternyata tahu kalau dia dan Ya Nuo pacaran. Ya iyalah, Tuan Du kan cuma hilang ingatan, bukan berarti dia jadi bodoh. Lagipula, semua orang yang punya mata juga pasti bisa melihat kalau Zi Feng dan Ya Nuo lebih dari sekedar brother.

"Sebenarnya, sering kali aku ingin bertanya pada Ya Nuo..."

Tapi apa pun yang hendak Tuan Du ucapkan, Zi Feng mendadak menghentikannya dan secara ambigu mengingatkan ayahnya bahwa mereka harus menunggu hari di mana Ya Nuo akan mengatakannya sendiri pada mereka. (Hah? Maksudnya? Rahasia Ya Nuo kah yang dia maksud? Aku curiga kalau Zi Feng sebenarnya sudah mengetahui rahasianya Ya Nuo)

Ya Nuo yang kebetulan mendengar ekor percakapan mereka jelas penasaran apa yang mereka maksud, apa yang sebenarnya ingin Tuan Du tanyakan padanya? Tuan Du mengklaim kalau dia hanya mau tanya apakah Ya Nuo mau menginap di sini atau tidak lalu buru-buru beranjak pergi meninggalkan kedua sejoli itu berduaan.

Ya Nuo masih penasaran dengan apa yang mereka omongin barusan. Tapi Zi Feng sengaja main rahasia-rahasiaan, malah mengucap kalimat ambigu, "Ya Nuo, jangan membuatku menunggu terlalu lama. Aku mandi dulu."

Pfft! Perpaduan dua kalimat yang kontan membuat Ya Nuo mikir kotor sampai dia terkikik geli dengan heboh. 

 

Tapi saat Zi Feng selesai mandi tak lama kemudian, dia mendapati Ya Nuo duduk di tepi kasur dengan gugup padahal Zi Feng bahkan tidak punya niatan aneh-aneh. Tiba-tiba Ya Nuo menjerit heboh dan langsung melemparkan dirinya ke pelukan Zi Feng sambil menunjuk-nunjuk ke arah seberang, karena ternyata ada seekor laba-laba besar di sana. Ya Nuo takut. Zi Feng sampai heran sama dia. Ya Nuo kan hebat banget dalam seni bela diri, kenapa sama laba-laba saja takut?

"Aku tidak takut apa pun kecuali yang banyak kakinya."

Zi Feng dengan cepat mengatasi masalah dengan mengurung si laba-laba di dalam mangkok. Oke sudah aman sekarang. Ya Nuo akhirnya bisa mandi walaupun masih was-was, takut laba-labanya bisa mengjungkir mangkoknya dan melarikan d iri.

 

Saat Ya Nuo mandi, Zi Feng mendadak kepikiran untuk menjual laba-laba itu. Gede banget soalnya, dia pasti bisa mendapatkan uang banyak. Tapi pikiran bisnisnya mendadak tersela saat tiba-tiba saja Ya Nuo menjerit heboh lagi dari dalam kamar mandi.

Dia kira ada laba-laba lagi, tapi ternyata gara-gara air panasnya mati dan sekarang Ya Nuo kedinginan. Dia berniat lanjut mandi air dingin saja, tapi Zi Feng dengan manisnya menyuruhnya menunggu, sementara dia sendiri ke dapur untuk memasakkan air panas untuknya.


Tapi Ya Nuo tidak mau menunggu sendirian sama laba-laba, jadi dia langsung menyusul ke dapur dan bermanja ria sama Zi Feng. Zi Feng pun dengan senang hati memanjakan Ya Nuo, bahkan setelah Ya Nuo setelah mandi, dia membantu mengeringkan rambut Ya Nuo. Ya Nuo benar-benar bahagia.

"Apa yang kau pikirkan?" heran Zi Feng.

"Tidak. Aku hanya berpikir bahwa aku sangat membutuhkanmu (mencintaimu)."

"Aku juga."

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments