Sinopsis Drama Taiwan Bromance Episode 16 - Part 2

Setelah itu, Tuan Wu mengajak Zi Feng bertemu di kuil, di mana Tuan Wu mulai memikirkan kembali pola asuhnya terhadap Han Sheng sejak kecil, dan sekarang menyadari cara didiknya salah.

Sejak kecil, dia selalu membanding-bandingkan Han Sheng dengan Zi Feng dan mendesaknya untuk selalu mengungguli Zi Feng. Harapannya agar Han Sheng bisa berkembang seperti Zi Feng. 

Namun sekarang dia sadar bahwa apa yang dia lakukan pada Han Sheng itu justru membuat Han Sheng merasa inferior terhadap Zi Feng yang pada akhirnya membuat Han Sheng nekat menghalalkan segala cara untuk menang dari Zi Feng.

Tuan Wu benar-benar menyesal dan setulus hati meminta maaf pada Zi Feng atas segala perbuatan buruk Han Sheng pada Zi Feng. Akan tetapi, dia juga meminta pengertian Zi Feng untuk tidak memperpanjang masalah ini. Bagaimana pun, dia hanya memiliki satu anak. Zi Feng tampak jelas tidak senang, tapi demi Tuan Wu, dia memutuskan untuk menyetujui permintaannya.

Saat mereka jalan-jalan di mall, Ya Nuo melihat Zi Feng murung setelah pertemuannya dengan Tuan Qu. Maka untuk menghiburnya, dia mendadak punya ide untuk melukis Zi Feng. 

Lukisannya ternyata gambar kartun mereka berdua lagi pose mesra. Apa boleh buat, Ya Nuo kan tidak bisa masak atau main piano atau membuat kembang api air mancur kayak Zi Feng, jadi hanya membuat gambar ini satu-satunya yang bisa dia lakukan untuk mengekspresikan perasaannya dan ketulusannya pada Zi Feng. Apa Zi Feng suka?

"Asalkan kau suka, aku juga suka," ujar Zi Feng lalu mengangkat gambar itu tinggi-tinggi dengan penuh kebanggaan. Duh, Ya Nuo kan malu.


Hari ini Ya Nuo dan Zi Feng menemani Zhe Rui kontrol ke rumah sakit. Tapi setelahnya, Zhe Rui tiba-tiba saja menginginkan mereka berdua untuk menemaninya nonton film padahal perban matanya belum dibuka.

Dia keukeuh mau nonton sekarang mumpung filmnya belum turun layar. Tidak masalah biarpun dia tidak bisa melihatnya, dia masih bisa mendengarkannya saja.

Zi Feng akhirnya setuju. Malah dia benar-benar pengertian banget sama Zhe Rui dan sama sekali tidak menunjukkan kecemburuannya saat Zhe Rui meminta minumannya Ya Nuo dan dengan senang hati menjelaskan plot filmnya pada Zhe Rui.

Pokoknya dia benar-benar menghormati Zhe Rui sekarang. Zhe Rui menyadari itu dan tanpa ragu mengucap terima kasih pada Zi Feng seusai nonton tak lama kemudian.


Belum puas main, kali ini Zhe Rui mengajak mereka makan BBQ. Karena Ya Nuo tidak pintar memanggang daging, jadi Zi Feng yang langsung mengambil alih. Malah dengan manisnya dia berkata bahwa di masa mendatang, biar dia sendiri yang menangani masalah makanan, Ya Nuo cuma perlu duduk menunggu.

Mendengar interaksi sepasang kekasih itu, Zhe Rui langsung sadar betapa pedulinya Zi Feng pada Ya Nuo, betapa besar cinta Zi Feng pada Ya Nuo terlepas dari masalah gender mereka. 

Saat Ya Nuo keluar untuk menerima telepon ibunya, Zhe Rui bertanya-tanya, jika suatu hari Ya Nuo melakukan sesuatu yang tidak membuat Zi Feng marah, atau mungkin, Ya Nuo tiba-tiba berubah jadi orang asing, apa Zi Feng masih akan mencintai Ya Nuo sebesar ini?

"Tentu saja. Apa pun yang terjadi pada Ya Nuo, aku akan tetap mencintainya," ujar Zi Feng.

Zhe Rui lega mendengarnya. Saat Ya Nuo kembali, dia mendapati kedua pria itu makin akrab. Ya Nuo pun senang.

Hari ini Nana akhirnya diperbolehkan keluar dari rumah sakit walaupun dia masih harus jalan pakai tongkat. Awalnya dia senang banget ingin pulang secepatnya, namun kemudian dia mulai bingung bagaimana harus menjelaskan pada Qing Yang tentang luka operasinya ini.

Paman Tian punya ide, Nana bilang saja kalau dia mengalami kecelakaan waktu di luar negeri. Itu ide yang bagus. Nana langsung semangat kembali untuk pulang.

Sesuai rencana, mereka memberitahu Qing Yang kalau Nana cuma mengalami kecelakaan, dia terjatuh cukup parah sampai harus mendapat beberapa jahitan, dan Qing Yang pura-pura percaya saja.

Zi Feng dan Ya Nuo baru tiba di depan taman hiburan saat tiba-tiba saja mereka melihat Amy sedang berdebat dengan beberapa pria mafia. Zi Feng seketika curiga, apalagi dia langsung ingat bahwa Amy-lah yang merekomendasikan pabrik kembang api itu padanya.

Tepat saat itu juga, tiba-tiba mereka melihat Amy dipaksa masuk ke mobil van para mafia lalu dibawa pergi entah ke mana. Zi Feng dan Ya Nuo pun langsung ngebut membuntuti orang-orang itu.

Mereka hampir saja kehilangan jejak gara-gara lampu merah, namun kemudian mereka menemukan mobil van itu terparkir di sebuah pabrik kosong di tempat terpencil.

Di sana lah, mereka menyaksikan sendiri Han Sheng menginterogasi Amy tentang apakah Amy memberitahu Zi Feng bahwa dialah yang merekomendasikan pabrik kembang api itu. Dan saat Zi Feng mengonfrontasinya, Han Sheng tanpa ragu mengakuinya, bahkan menyalahkan Zi Feng sebagai penyebabnya, lalu menyuruh anak buahnya untuk membunuh Zi Feng dan Ya Nuo.

Tapi bahkan sebelum para anak buahnya sempat melakukan apapun, Qing Yang mendadak muncul dengan membawa pasukan yang sontak membuat para anak buahnya Qing Yang mundur teratur.

"Han Sheng, aku tidak peduli apa pun yang kau pikirkan. Aku sudah berusaha menoleransimu. Tapi kuharap kau mengerti. Bukannya aku tidak bersedia memberikan apa yang kau inginkan. Tapi aku tidak bisa memberikannya. Ketua bukan hanya sebuah posisi, tapi juga sebuah tanggung jawab."

Han Sheng jelas kesal mendengarnya. Tapi bahkan sebelum dia sempat melakukan sesuatu pada Zi Feng, Qing Yang dengan cepat menghentikannya lalu memaksa para anak buahnya Han Sheng untuk menyerahkan semua senjata mereka. Saat salah satu anak buah hendak melawannya, Qing Yang sontak menghajarnya. 

"Han Sheng, hanya berdasarkan sikapmu saja, posisi Zi Feng jelas bukan sesuatu yang bisa kau tanggung," sinis Qing Yang.

Zi Feng menegaskan bahwa mulai sekarang, Han Sheng bukan lagi anggota mereka. Jadi Han Sheng tidak boleh lagi menghadiri pertemuan organisasi ataupun pertemuan keluarga mereka.

"Dan yang paling penting, jangan pernah menunjukkan mukamu di hadapanku lagi," tegas Zi Feng lalu pergi. (Walah, gitu doang? Kukira bakalan terjadi baku hantam. Nggak seru ah!)


Malam harinya, Ya Nuo menemani Zi Feng merenung di ayunan. Dia tidak mengucap kata-kata hiburan apa pun karena dia pikir itu tidak perlu. Zi Feng bukan orang yang suka bertindak impulsif, segala yang dia lakukan pada Han Sheng hari ini sudah dia pertimbangkan matang-matang. Karena itulah, Ya Nuo yakin bahwa yang dibutuhkan Zi Feng bukanlah hiburan, dia cuma perlu ditemani.

"Memang benar. Tapi kan sekarang kita sedang jatuh cinta. Bukankah seharusnya kau melakukan sesuatu untukku?"


Oh, Ya Nuo mengerti, baiklah. Ya Nuo dengan senang hati mau menghiburnya dengan ciuman. Dia mencoba mengarahkan ayunannya ke Zi Feng, tapi gagal mencapainya. Beberapa kali dia mencoba melakukannya tapi masih gagal juga. Ya Nuo jadi ngambek karenanya.

Maka Zi Feng langsung saja menariknya dan menciumnya mesra, membuat Ya Nuo jadi tersipu malu karenanya. Zi Feng pun senang.

Qing Yang tiba-tiba menyatakan mau tidur di kamarnya Nana, dia bahkan membawa kasur dan bantal dan meyakinkan Nana kalau dia sudah minta izin sama Paman Tian. Kaki Nana kan terluka dan susah bergerak, jadi dia mau tidur di sini untuk menjaga Nana.

Tapi keberadaannya malah membuat Nana tidak bisa tidur. Qing Yang juga tidak bisa tidur sih. Soalnya ini pertama kalinya bagi mereka tidur sekamar dengan lawan jenis. Tapi tidak masalah bagi Qing Yang karena dia benar-benar ingin menemani Nana di sisinya.

"Berjanjilah padaku, lain kali kalau kau ingin bepergian ke luar negeri, biarkan aku menemanimu, oke?" pinta Qing Yang.

"Bepergian ke luar negeri? Tentu saja lebih bagus jika kau mau menemaniku."

"Jadi kita sepakat?"

"Oke."

Keesokan harinya, Qing Yang mendatangi Zi Feng untuk menyerahkan laporan hasil penyelidikannya terhadap cufflink itu, dan alangkah terkejutnya Zi Feng saat membaca daftar itu dan menemukan nama ayahnya Han Sheng sebagai pembeli cufflink itu.

Bersambung ke episode 17

Post a Comment

0 Comments