Sinopsis Leh Ratree Episode 10 - Part 1


Master Ad dan Id menonton berita peledakan bom di gudang Empire. Id sama sekali tak tahu kalau itu ulah Master Ad dan bertanya-tanya siapa kira-kira pelakunya.

Master Ad tentu saja pura-pura bodoh dan dengan santainya berkomentar kalau pria angkuh semacam Sake pasti punya banyak musuh.

Dia bahkan memberi ucapan selamat untuk Id karena Id kan masih istri legalnya Sake, jadi kalau terjadi sesuatu pada Sake maka seluruh harta kekayaannya akan jatuh ke tangan Id.


Sementara itu di gudang, polisi dan para pegawai Empire masih berusaha mencari keberadaan Sake. Pa benar-benar panik seorang diri, kakaknya belum bisa ditemukan dan Ibunya dirawat di ICU karena serangan jantung.


Kate masih belum mendengar kecelakaan itu dan santai saja memasak makan malam bersama A dan Bee.

Tapi tepat saat itu juga, Chard menerima telepon dari Ibunya Kate yang kedengaran panik. Begitu Kate mengambil teleponnya, Nun langsung mengomelinya. Apa Kate tidak menonton berita di TV?

Semua orang langsung menyalakan TV dan dari sana lah akhirnya mereka mengetahui kabar peledakan dan hilangnya Sake. Kate bertanya pada Chard, dimana alamat gudang Empire itu? Dia mau pergi ke sana.


Seorang pegawai akhirnya menemukan keberadaan Sake. Dia ditemukan di belakang gudang dalam keadaan tak sadarkan diri, tapi sepertinya dia tidak terkena efek ledakan. Dia terbangun saat Nippon berusaha menyadarkannya.

Tampaknya dia baik-baik saja, tapi saat dia membuka mata, pandangan matanya sangat buram. Dia bahkan tidak bisa melihat wajah Nippon yang ada di hadapannya dengan jelas.


Sementara Kate sibuk membrowsing perkembangan berita peledakan itu, para pembantu sibuk mengoceh panik. Mereka baru berhenti mengoceh saat Kate memberitahu mereka tentang berita ditemukannya Sake.

Tepat saat itu juga, mereka melihat mobilnya Sake datang. Mereka mengira Sake lah yang datang, tapi hanya supirnya Sake yang pulang.

Dia memberitahu mereka kalau Sake sedang dirawat di rumah sakit, dia pulang atas perintah Sake dan menyampaikan pesan Sake agar mereka tidak mencemaskannya.

Kate lega dan  berniat pergi ke rumah sakit sekarang, tapi supir malah melarangnya. Sake berpesan agar Kate menunggu di rumah saja.

Kate berusaha membujuknya agar dia bisa pergi, tapi supir bersikeras melaksanakan perintah Sake. Kate terpaksa menerimanya walaupun dia masih sangat cemas.


Pa menemani Sake saat dokter memeriksa matanya yang tampak tidak menunjukkan reaksi apapun terhadap cahaya. Dokter mendiagnosisnya menderita kebutaan sementara yang dikarenakan pukulan keras yang terjadi di area belakang kepalanya. Tapi Dokter meyakinkan mereka kalau kondisi Sake pasti akan membaik.

Tapi Pa tetap saja cemas, malah Sake yang harus menenangkannya dan mengingatkan ucapan Dokter kalau ini cuma kebutaan sementara.

Sake mengalihkan topik dan menanyakan keadaan ibu mereka. Pa memberitahu kalau Ibu mereka baik-baik saja sekarang walaupun kondisinya masih terus dimonitor. Khun Ying sangat mengkhawatirkan Sake tapi dia sudah bilang kalau Sake sudah aman sekarang.


Mendengar itu, Sake memutuskan untuk pergi menemui Khun Ying sekarang. Dia tidak mau membuat Khun Ying cemas jadi dia melepaskan perban matanya walaupun pandangannya masih sangat buram.

Khun Ying masih tidur saat Pa menuntun Sake masuk. Saat Khun Ying terbangun dan melihat Sake, ia langsung memeluk putranya.

Sake tak ingin membuatnya cemas dan mengklaim kalau dia baik-baik saja, cuma kepalanya terbentur sedikit. Khun Ying lega mendengarnya, tapi kemudian ia merasa haus dan meminta Sake mengambilkannya air.


Sake mengiyakannya saja dan bergerak ke nakas tanpa menyadari di sana cuma ada gelas sementara airnya ada di meja belakang. Pa berusaha menutupi aktingnya Sake dengan mencegahnya dan mengambilkan air itu sendiri.

Tapi Khun Ying lama-lama curiga menyadari bagaimana Sake tidak menatap matanya sedari tadi. Dia mencoba mengetes dengan ngotot meminta Sake yang mengambilkannya. Pa membantu memberi arahan secara diam-diam pada Sake dan membantu menempatkan botol air itu di tangan Sake.

 

Tapi kemudian Khun Ying mengusir Pa dengan alasan meminta Pa mengambilkannya selimut. Sake terpaksa harus berakting sendirian.

Dengan penuh percaya diri dia menatap lurus ke depan dan mengulurkan botol air itu, tanpa menyadari kalau Khun Ying sebenarnya sedang berbaring.


Khun Ying sontak berlinang air mata, menyadari kondisi Sake yang sebenarnya. Ia menormalkan nada suaranya saat ia bertanya apakah saat kepala Sake terbentur, dia mengalami luka serius. Sake berkata kalau dia cuma agak pusing, sama sekali tidak terluka. Dia meyakinkan Ibunya untuk beristirahat saja.

"Apapun yang terjadi, aku tidak akan terjatuh. Karena aku putramu," Sake pun memeluk Khun Ying dan menghapus air matanya tanpa menyadari kalau Khun Ying juga menangis diam-diam.

Pa datang tak lama kemudian dengan membawa selimut. Khun Ying langsung menghapus air matanya dan mengusir mereka dengan alasan mau tidur lagi. Pa tidak mengatakan apapun tapi dia melihat Khun Ying berusaha keras menyembunyikan air matanya.


Pu pergi ke rumah sakit begitu mendengar berita itu dan mendapati Pa menangis seorang diri di lorong rumah sakit. Saat Pu menanyakan kondisi Ibu dan Abangnya, Pa menghapus air matanya dan berusaha menjawabnya dengan tabah.

Tapi saat Pu menggenggam tangannya dan berusaha menghiburnya, Pa tidak bisa lagi menahan tangisnya.

Dia tidak bisa berpikir kalau segalanya akan baik-baik saja. Seseorang mengebom gudangnya dan entah siapa pelakunya. Kondisi Ibunya tidak baik, terlebih keadaan Sake.

Dia tidak yakin apakah Khun Ying sudah mengetahui kondisi Sake, tapi cepat atau lambat dia pasti akan mengetahuinya. Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada Ibunya jika tahu keadaan Sake. Dia takut kalau Sake tidak akan bisa sembuh.


"Tiba-tiba, segalanya terjadi dalam satu waktu. Aku merasa seperti tenggelam tanpa bisa melihat daratan dan tidak kuat berenang lagi"

"Kalau kau tidak bisa terus maka istirahatlah sebentar. Kau tidak perlu pergi kemana pun. Berpeganglah padaku seperti ini. Aku janji tidak akan membiarkanmu tenggelam"

Pa langsung menangis dalam pelukan Pu dan memeganginya erat-erat. Pu berjanji kalau dia tidak akan pergi kemanapun, dia akan selalu ada di sisi Pa.


Sake tengah istirahat saat tiba-tiba dia mendengar suara seseorang masuk kamar rawatnya. Dia bertanya siapa tapi orang itu tidak menjawab.

Sake sontak panik, apalagi dengan keadaannya yang tidak bisa melihat apapun. Dia hendak turun dari ranjangnya, tapi orang itu mencegahnya.


Ternyata dia Kate, tercengang melihat keadaan Sake. Dia lalu membantu membuka perban mata Sake, tapi kondisi mata Sake masih juga belum membaik.

Kate membelai wajahnya dan bertanya apakah karena ini Sake melarangnya datang. Sake membenarkannya, dia tidak mau Kate melihatnya dalam kondisi seperti ini.


Kate bercanda mengatakan kalau kondisi Sake ini ada bagusnya. Karena dulu Sake selalu membully-nya jadi sekarang giliran dia balas dendam.

Dia lalu mengecek pandangan mata Sake yang tampak tidak bereaksi apapun. Tapi saat dia hendak mencubit pipi Sake, Sake langsung menarik Kate kedalam pelukannya dan memeluk Kate erat-erat.


Tepat saat itu juga, Kate melihat Pu datang. Kate langsung canggung. Sake tidak melihatnya dan Pu juga mengisyaratkan Kate untuk tidak memberitahukan kedatangannya pada Sake. Dia cuma tersenyum lalu pergi.

Sake heran sendiri dengan diamnya Kate, apa ada yang datang? Kate berbohong kalau cuma suster yang datang. Dia berusaha membuat Sake kembali berisitirahat, tapi Sake dengan nakalnya menarik Kate dan mengecup pipinya.


Setelah berhasil menidurkan Sake, Kate menyusul Pu ke balkon. Kate cemas kalau Pu masih marah padanya, tapi Pu berkata kalau dia tidak pernah marah kok. Melihat mereka tadi, dia menyadari kalau Kate mencintai Sake dan sebaliknya, Sake bisa membahagiakan Kate.

"Tapi aku masih mencintai kakaku yang baik seperti biasanya," ujar kate.

"Aku juga mencintai adikku yang baik seperti biasanya. Sini kasih aku pelukan, aku mungkin tidak akan bisa memeluk adikku lagi"

Kate pun memeluk Pu, sementara Pa memperhatikan mereka dari kejauhan dengan sedih.


Malam harinya, Sake tiba-tiba memanggil Pa. Dia teringat akan sesuatu sebelum dia tak sadarkan diri. Waktu itu, setelah dia bicara dengan Kate di telepon, dia berkeliling ke area lain. Dia hendak menelepon seseorang saat dia melihat pria mencurigakan lewat.

Sake mengenalinya sebagai anak buah Master Ad, terutama karena pria itulah penculik Kate. Pria itu langsung melarikan diri begitu melihat Kate.

Sake mengejar orang itu sampai keluar. Tapi saat dia sampai pojokan, pria itu tiba-tiba menyerangnya dengan pukulan keras di kepala.


Saat itu juga, ponsel Sake mendapat telepon dari nomor tak dikenal. Bisa diduga, Master Ad lah yang menelepon. Dia memperingatkan Sake bahwa pengeboman di gudang bukan yang terakhir, akan ada pengeboman selanjutnya dan selanjutnya sampai dia menghancurkan Suttagarn sepenuhnya.


Saat Kate mendengar masalah ini, dia menyarankan agar mereka melapor ke kantor polisi saja. Tapi menurut Pa, itu percuma saja. Kekuasaan Master Ad sangat besar, tidak mudah memenjarakan orang semacam dia.

Sake juga cemas kalau situasinya malah akan semakin memburuk jika masalah ini dilaporkan ke polisi. Sake benar-benar stres, dia tidak bisa melakukan apapun dengan kondisinya ditambah lagi ada Khun Ying yang harus mereka khawatirkan. Kalau Khun Ying sampai tahu, mungkin keadaannya malah akan tambah memburuk.


"Jangan meremehkanku, Pa" ujar Khun Ying yang tiba-tiba datang "Aku jauh lebih kuat daripada yang kalian pikir. Jika tidak maka Suttagarn tidak akan berdiri kuat seperti sekarang ini setelah Ayah kalian meninggal dunia"

Setelah mendengarkan segalanya, Khun Ying menginstruksikan mereka untuk merahasikan kondisi Sake sampai dia benar-benar sembuh. Tapi karena Sake tidak mungkin bersembunyi terus menerus, Khun Ying memerintahkan Pa untuk menyuruh Nippon menyewa private jet.

Mereka sebarkan saja rumor kalau dia sakit dan Sake menemaninya berobat ke luar negeri. Dan Pa yang harus bertanggung jawab atas perusahaan untuk sementara waktu.

Sake tak setuju, dia tidak mau membiarkan Pa seorang diri menghadapi musuh-musuh mereka. Tapi Pa setuju dengan Khun Ying, saat ini Sake adalah kelemahan terbesar mereka. Jika orang-orang tahu maka mereka pastinya akan menyerang Sake. Pa yakin kalau dia bisa menangani perusahaan seorang diri.


Tapi Sake tetap tidak bisa tenang jika Pa sendirian, dia perlu partner, seseorang yang mengerti seluk-beluk bisnis mereka dan bisa dipercaya. Tapi siapa?

Kate yang sedari tadi cuma diam di belakang, memberanikan diri maju untuk memberi saran. Dia tahu siapa orang yang tepat untuk melakukan itu.


Tak lama kemudian, Pattaporn memberitahu istrinya bahwa barusan Khun Ying menelepon dan menginginkannya kembali ke perusahaan.

Dia memutuskan untuk menerima tawarannya, untuk menebus kesalahannya dan membayar banyaknya hutang pada Keluarga Suttagarn.

Nun mendukung keputusannya, dengan begini Pattaporn punya kesempatan untuk membuktikan kejujurannya pada Suttagarn. Pattaporn berjanji akan melakukan yang terbaik dan membuktikan dirinya.


Kate dan Pa pulang dan mendapati para pembantu menyambut mereka dengan cemas dan menanyakan keadaan Khun Ying dan Sake.

Pa dan Kate tampaknya sudah sepakat untuk tidak membuat mereka cemas dan berkata kalau kondisi Khun Ying dan Sake sudah membaik.

Para pembantu keluarga Suttagarn benar-benar menyayangi majikan mereka, Chard dengan tulus meminta Pa untuk istirahat yang baik, Pa seorang diri sekarang jadi dia tidak boleh ikut sakit.


Pa merenung di bak mandinya seorang diri malam itu. Di tengah kesedihannya, dia mendapat pesan video dari Pu yang menghiburnya dengan memainkan gitar dan menyanyikan lagu penyemangat. Pa menangis haru melihat itu.


Sake dan Khun Ying akhirnya pulang, para pembantu langsung jejer menyambut mereka dengan suka cita. Mereka semua lalu berkumpul bersama di ruang tamu. Khun Ying lalu memberitahu para pembantu tentang apa sebenarnya yang terjadi pada Sake dan memperingatkan mereka kalau masalah ini harus mereka rahasiakan dari siapapun. Demi keselamatan Sake, mereka harus pura-pura seolah Sake, Kate dan Khun Ying tidak ada di rumah.


Setelah rapat keluarga usai, A dan Bee langsung menyeret Kate ke belakang, penasaran siapa pelaku yang mau membunuh Sake itu. Mereka berpikir kalau Sake pasti punya musuh yang sangat membencinya.

Kate menyangkalnya, dia memberitahu mereka kalau dialah akar masalah ini dan menceritakan bagaimana masalah ini dimulai, Sake hanya terseret kedalam masalahnya demi menolongnya.


Pattaporn menemui Keluarga Suttagarn dan berterima kasih atas kesempatan kedua yang mereka berikan. Sake percaya padanya, dia yakin Pattaporn tidak akan mengecewakan Kate lagi. Pa memberinya tentang rencana mereka dan tugas Pattaporn adalah membantu Pa sampai mata Sake sembuh.


Saat polisi datang menginterogasinya, Sake membeirtahu mereka tentang pria mencurigakan yang dilihatnya di gudang. Tapi dia mengatakan apapun kalau pria itu adalah anak buah Master Ad.


Pa mendapat telepon dari perusahaan yang mengabarkan kalau para karyawan sedang kacau balau dan reporter terus menerus menanyakan masalah pengeboman itu. Khun Ying pun menyuruh Pa untuk segera mengadakan konferensi press untuk menjelaskan maslaah ini dan menenangkan karyawan.

Sake galau, dia ingin bertanggung jawab sendiri mengingat dia atasan sekaligus saksi mata dalam kasus ini. Tapi keadaannya tidak boleh sampai ketahuan publik. Bagaimana enaknya?

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments