Sinopsis Leh Ratree Episode 12 - Part 1


Id cemas apakah mereka akan bisa mengerti password yang Sake berikan. Entahlah, tapi jika mereka berhasil maka mereka akan punya harapan.

Jika tidak... tapi bagaimanapun,sekarang mereka masih punya kesempatan untuk bertahan hidup.

Sake punya ide, apa Id membawa sesuatu? Id pun mengeluarkan seluruh isi tasnya, tapi semuanya cuma barang-barang pribadi wanita semntara obat bius yang tadinya disana sudah diambil. Sepertinya memang tak ada yang berguna, tapi Sake melihat botol nail polish remover dan sepertinya dia punya ide dengan itu.


Pattapon berusaha menyuruh Kate pulang saja dan istirahat, lagipula sekarang dia juga harus menjaga jabang bayinya.

Tapi Kate menolak pergi, siapa tahu dia bisa membantu. Lagipula dia tahu kalau bayinya juga mengkhawatirkan ayahnya.

"Kate apa kau masih ingat kalau aku akan mengantarkanmu berjalan di altar dan memberikan tanganmu kepada pengantin pria? Pergilah istirahat. Aku janji akan menbawa Khun Sake kembali padamu dengan selamat. Jangan khawatir."


Telepon rumah keluarga Suttagarn berbunyi. A langsung mengangkatnya dan yang menelepon ternyata Pu. A memberitahu kalau Pa sedang tidak ada di rumah karena saat ini sedang ada masalah di rumah. Masalah apa? Atas izin dari para pembantu lainnya, A akhirnya membeberkan semuanya pada Pu.


Pa berusaha keras memecahkan kode dari Sake tanpa hasil. Tapi saat dia melihat keypad ponselnya, tiba-tiba dia punya ide. Satu per satu dia menulis semua huruf yang ada dalam keypad yang sama dengan keempat angka itu dan akhirnya dia memecahkan kode dari Sake: Clip


Dia langsung melesat keluar tepat saat Pu datang. Dia berusaha mencegah Pa pergi tapi Pa sama sekali tidak ada waktu bicara padanya.

Dia memberitahu semua orang kalau yang Master Ad inginkan adalah rekaman itu. Lalu apa maksud Sake dengan menyuruh mereka untuk mengurusnya.

Pattapon yakin kalau Sake ingin mereka menyerahkannya pada polisi. Tapi Pu merasa itu tidak akan ada gunanya jika mereka bahkan tidak tahu dimana Sake berada sekarang. Apalagi sekarang sudah hampir saatnya menemui mereka.

Pattapon menawarkan diri untuk pergi dan menyarankan agar mereka membawa polisi agar mereka bisa langsung menangkap anak-anak buah Master Ad saat mereka mengambil rekaman itu.

Pu tidak setuju. Itu lebih berbahaya, Master Ad pasti akan curiga kalau anak-anak buahnya tidak kembali dan mungkin saja dia akan membunuh Sake dan Id.

Kalau begitu, Pa mengusulkan agar mereka membawa USB pada Master dan polisi diam-diam membuntuti sampai ke tempat Sake disekap.

Khun Ying setuju, Pattapon pun langsung pergi untuk bicara pada polisi. Pu menyarankan mereka untuk membuat rencana kedua buat jaga-jaga.


Pat dan Paet ikut bergabung dalam misi mereka. Paet menempatkan sebuah alat pelacak didalam kotak USB yang nantinya akan mereka bawa ke Master Ad.


Sake sengaja membakar sesuatu untuk menarik perhatian anak-anak buahnya Master Ad. Dia memperkirakan cuma tinggal 2 anak buah saja mengingat Master Ad mengirim dua lainnya untuk mengambil rekamannya.

Kedua anak buah Master Ad panik saat melihat asap membumbung dari ruangan tempat mereka menyekap Id. Begitu mereka membuka pintu, orang pertama langsung terpeleset karena jebakan yang dibuat Sake dan orang kedua langsung Sake hajar dengan tongkat sampai pingsan.


Mereka pun langsung keluar dan mengunci kedua orang itu di sana. Tapi saat mereka hampir sampai pintu depan, Master Ad tiba-tiba menghadang mereka dan menghajar Sake.

Sake berusaha melawannya dan merobohkan rak besi hingga menimpa Master Ad. Dia langsung membawa Id pergi. Tapi tepat saat itu juga, Master Ad berhasil menyingkirkan rak besi itu dari tubuhnya dan melepaskan tembakan ke arah mereka.

Peluru itu mengenai Id yang langsung roboh seketika. Dia berusaha menyuruh Sake pergi saja meninggalkannya. Tapi Sake tidak mau dan akhirnya mereka tertangkap kembali. Begitu mereka dimasukkan kembali ke gudang, Master Ad langsung menghajar Sake.

Kesal dengan ulah Sake, Master Ad mengubah taktik dan memerintahkan anak buahnya untuk menghubungi Ibunya Sake dan bilang padanya untuk menyuruh Kate yang mengantarkan barang yang mereka inginkan itu, jika tidak maka Sake akan mati.


Saat mereka mendengar tuntutan Master Ad, Pu langsung protes tidak setuju. Tapi Khun Ying tak punya pilihan lain selain menuruti Ad, apalagi sebab utama pertengkaran Ad dan Sake adalah karena Kate.

Tidak terima, Pu langsung mengajak Pat dan Paet pergi, dia juga mau membawa Kate pergi dari sini. Pa langsung berusaha menghentikannya, bagaimana dengan kakaknya kalau begitu? Pu sinis, mereka sendiri tega mau mengirim Kate ke tempat yang berbahaya.

Pa tidak terima tuduhannya. Dia juga tidak mau membahayakan siapapun karena masalah keluarganya. Dia bahkan rela pergi sendiri mengantarkan barang itu jika dia bisa. Pat dan Paet terkejut mendengarnya, jadi penjahat itu mau Kate yang mengirimkan klip-nya?

"Iya, tapi aku tidak akan membiarkan Kate pergi." Tegas Pu.

"Lalu bagaimana dengan Sake?" tanya Paet.

"Jangan khawatir. Ini masalah keluarga kami. Kami akan menanganinya sendiri. Kau tidak perlu bicara pada Kate."


Tepat saat itu juga, Kate muncul setelah mendengarkan percakapan mereka. Semua orang lalu berkumpul kembali di ruang rapat, kali ini bersama dua orang polisi untuk membicarakan strategi mereka. Khun Ying dan Pattapon sudah sepakat untuk menolak permintaan itu dan menjalankan rencana awal.

Mereka bisa memaksa anak-anak buah Master Ad untuk mengaku. Tapi Pak Polisi memperingatkan kalau mereka kemungkinan mereka tidak akan mengaku tepat waktu atau malah tidak akan mau mengaku sama sekali. Saat mereka menemukan Sake nantinya, kemungkinan segalanya akan sangat terlambat.

 

Kate tidak mau buang-buang waktu dan berusaha membujuk Pattapon dan Khun Ying untuk mengizinkannya pergi. Khun Ying berterima kasih atas pengorbanan Kate tapi Khun Ying tetap tidak bisa melakukannya karena Kate sekarang sedang hamil. Bagaimana kalau sampai terjadi sesuatu padanya dan bayi yang dikandungnya.

"Apa gunanya bayi ini membuka matanya di dunia tanpa kehadiran seorang ayah? Biarkan aku pergi, kumohon. Hanya ini satu-satunya cara bagi kita untuk menyelamatkan Sake."

Pattapon tetap ragu, bagaimana perasaan Ibu Kate jika dia tahu. Kate mengaku sudah bicara dengan Ibunya tadi, Ibunya berkata bahwa jika Pattapon mengalami hal serupa, maka Ibu pasti juga akan pergi.


Khun Ying terharu mendengar pengorbanan Kate, ternyata dia tidak salah memilih menantu, "Kau memiliki hati yang sangat indah. Berhati-hatilah, aku ingin segera mengadakan upacara pernikahanmu dengan Sake."

Pu cuma bisa diam tidak suka. Pa tampak kecewa memperhatikan ekspresi Pu yang sepertinya masih menyimpan perasaan pada Kate.


Sebelum Kate pergi, Pak Polisi memberinya berbagai intruksi. Dia juga akan diantarkan seorang polisi yang menyamar jadi supir taksi. Khun Ying pun terlebih dulu mengecek alat pelacak yang tersembunyi didalam baju Kate.

Paet lalu memberikan USB yang disimpannya bersama dengan alat pelacak. Pu tidak bisa melepaskan Kate sendirian, jadi dia akan ikut polisi membuntutinya. Kate pun akhirnya pergi.


Sake berusaha menggedor-gedor pintu tempatnya disekap, berusaha meminta mereka untuk membawa Id ke rumah sakit. Tapi tentu saja tak ada seorangpun yang menanggapinya.

Id menyadari itu dan meminta Sake berhenti, percuma saja. Ad tidak akan peduli, dia memang berniat membunuh mereka berdua.

Id merasa bersalah karena sudah jadi peghalang bagi Sake. Sake pasti sudah bisa melarikan diri jika bukan karenanya. Sake tetap baik seperti biasanya, dia menolak meninggalkan Id seorang diri, bersikeras kalau mereka akan kembali bersama.


Ad akhirnya masuk kembali. Sake langsung protes meminta Ad untuk membawa Id ke rumah sakit. Ad dengan liciknya berkata kalau mobilnya sudah pergi... menjemput Kate dan klip yang dibawanya. Sake kontan emosi dan berusaha menyerang Ad, tapi anak buahnya Ad menghalaunya.

Dia akhirnya mengaku kalau dia sebenarnya tidak punya safety box di bank, dia berjanji akan membawakan klipnya jika dia melepaskan Kate. Tapi sayangnya, Ad sudah tidak mau berubah pikiran.


Polisi yang menyamar jadi supir taksi, berhenti di tempat yang ditunjuk Ad. Kate memberitahunya kalau Ad menyuruh mereka menunggu di sini, nanti akan ada seseorang yang datang menjemputnya. Pu dan polisi lainnya mengawasi tak jauh dari mereka.

Mereka melihat Kate keluar dari taksi lalu tak lama kemudian, ada dua orang pria yang mendekati Kate dan membawanya pergi.

Tapi begitu Kate masuk mobil, anak buahnya Ad menyalakan suatu alat khusus yang tiba-tiba saja membuat alat pelacak yang dibawa Kate mati.

Pu sontak cemas dan berniat menjemput Kate. Tapi Kepala Polisi melarangnya, lebih baik mereka mengawasi situasi dulu.

Mereka pun buru-buru membuntuti mobil van yang membawa Kate itu. Mereka mencoba memperkecil jarak, tapi tetap saja alat pelacak mereka tidak berfungsi.


Kepala polisi langsung mengumumkan pada para anak buahnya yang lain kalau rencana berubah, tangkap saja mereka segera. Para polisi pun langsung bergerak cepat mengepung mobil itu. Tapi ternyata Kate tidak ada di dalamnya.


Ternyata saat Kate dimasukkan ke mobil tadi, seorang anak buah Ad memindahkan Kate ke mobil lain lewat pintu sebelah yang tidak kelihatan dari sudut pandang para polisi. Seperti itulah bagaimana Pu dan para polisi tertipu mengikuti mobil yang salah.

Pu langsung mengabarkan masalah itu pada Pattapon. Mereka tak tahu dimana Kate, tapi dia meyakinkan Pattapon untuk tidak cemas, mereka pasti akan menemukan kate.


Kate dibawa masuk ke hutan tempat mereka menyekap Sake dan Id. Begitu dia masuk, dia melihat Ad sedang menelepon. Kate pun menyimpulkan kalau tempat ini tidak ada pemutus sinyal.


Selesai menelepon, Ad memerintahkan Kate untuk melepaskan segala macam benda elektronik yang ada di tubuhnya sekarang juga. Lepas sendiri atau dia akan menyuruh anak-anak buahnya untuk melakukannya.

Terpaksa Kate harus melepaskan alat pelacak yang ada di bajunya. Tapi dia menolak memberikan barangnya sebelum dia melihat Sake.

Ad mengambil kotak berisi USB itu dari tangan Kate dan setelah memastikan isinya, dia menyuruh anak buahnya untuk membawa Kate menemui Sake.


Mereka langsung saling berpelukan erat dan penuh haru begitu bertemu. Kate mengaku kalau awalnya dia dilarang datang kemari, tapi dia sendiri yang bersikeras datang.

"Kami berdua (Kate dan bayi mereka) harus membawamu pulang."

"Jadi... kau hamil?" Tanya Id. Tapi alih-alih cemburu, dia setulus hati mengucap selamat dan turut berbahagia untuk Sake. Dia jadi teringat betapa bahagianya Sake dulu saat dia berkata kalau dia mengandung.


Kate cemas saat melihat luka tembak Id. Tapi Id sudah pasrah dengan nasibnya, menyadari kalau dia sepertinya tidak akan bisa selamat. Tapi dia tak mau mereka dan bayi mereka mati di sini.

Kate meyakinnya untuk tidak patah semangat dan memberitahu mereka kalau dalam kotak USB yang dibawanya ada GPS Tracker jadi polisi pasti akan segera mengetahui lokasi mereka.


Pu sedang bersama polisi saat dia melihat sinyal GPS Tracker-nya kembali bekerja. Kepala polisi pun langsung memerintahkan anak-anak buahnya untuk segera menuju ke lokasi sinyal itu terlacak.


Anak buah Ad memutar salah satu video didalam USB, berharap itu video bukti tentangnya tapi malah mendapati itu video tipuan dengan menggunakan wajahnya sebagai bahan olokan.

Ad kontan marah sampai membanting-banting laptopnya sampai hancur. Dia langsung masuk ke ruang tahanan mereka dan menghajar Sake. Saat dia menuntut dimana video yang asli, Sake mengklaim kalau video itu ada pada polisi.

Jadi percuma saja biarpun Ad membunuhnya, lebih baik dia menyerah saja. Dia sudah tak punya jalan keluar, jika dia menyerah maka hukumannya akan jauh lebih ringan.

Omong kosong! Dia adalah orang yang bermartabat dan punya banyak uang. Dia tidak akan dipenjara hanya karena preman jalanan seperti Sake.

Dia memerintahkan anak buahnya untuk memanggil ambulance kemari sekarang juga dan berkata kalau dia akan pergi tapi dia pasti akan kembali.

"Tapi sebelum aku pergi, biarkan aku melampiaskan dendamku padamu." Geram Ad.


Dia langsung menghajar Sake dan menodongkan pistol padanya. Kate yang emosi, kontan keceplosan memperingatkan Ad kalau dia tidak akan bisa melarikan diri karena polisi akan segera datang kemari. Di dalam kotak USB itu ada GPS Tracker-nya.

Kesal, anak buah Ad menghancurkan alat itu lalu memisahkan Kate dari Sake. Sake berusaha melawan mereka tapi gagal.

Kesal, Ad langsung menodongkan pistol padanya. Dia hampir saja menarik pelatuknya saat sirene polisi tiba-tiba terdengar mendekat.


Sake memanfaatkan kesempatan itu untuk menghajar Ad dan melepaskan pistolnya. Tapi dalam keributan itu, Ad berhasil menarik Kate dan anak buahnya Ad menghalangi Sake.

Mendengar suara sirene itu, Id pun berusaha bangkit dan merangkak keluar dari sana. Anak buah Ad mencekik Sake sekuat tenaga, tapi Sake dengan cepat menggulingkannya dan menghajarnya.


Seorang polisi menangkap salah satu anak buah Ad yang hendak menyiapkan mobil untuk kabur. Saat pasukan polisi tiba, mereka mendengar bunyi tembakan. Sake dan anak buah Ad saling bergulat memperebutkan pistol di tangan mereka.

Anak buah Ad hampir saja menembakkan pistol itu ke kepalanya Sake, tapi untunglah Sake berhasil mengunggulinya dan menghajarnya sampai pingsan.

Kepala Polisi bersikeras tak mau bertindak gegabah dan hanya memerintahkan Ad untuk keluar dan menyerahkan. Pu yang sudah sangat cemas, diam-diam menyelinap masuk untuk mencari Kate.

 

Id nekat melarikan diri tapi malah ketahuan anak buahnya Ad. Tapi saat anak buahnya Ad hendak menangkapnya, Id dengan cepat mengambil sebatang kayu dan menggunakannya untuk memukuli pria itu sampai pingsan. Dia mengambil pistol pria itu, tapi tak tahu lagi harus bagaimana.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments