Ad menyeret Kate keluar lewat jalan belakang, tapi anak buahnya tak ada di sana. Id lewat di sana saat itu. Tapi begitu melihat Ad, dia langsung bersembunyi.
Seseorang datang, Ad mengira anak buahnya, tapi ternyata Sake yang datang dengan menodongkan pistol padanya. Ad sontak menodongkan pistolnya ke Kate. Sake mencoba menakuti Ad dengan memberitahunya kalau polisi sudah mengepung tempat ini.
Tapi Ad tak peduli, kalau polisi menembaknya maka Kate lah yang akan mati duluan. Kate tiba-tiba menjerit memperingatkan Sake. Dan seketika itu pula, anak buahnya Ad menyerang Sake dari belakang.
Sementara Sake berusaha melawannya, Ad membawa Kate pergi bersama. Sake hendak menembakkan senjatanya, tapi pistol itu ternyata kosong. Merasa menang, si anak buah langsung mengayunkan balok kayunya ke Sake.
Tapi Pu tiba-tiba muncul dari belakang dan menendangnya. Pu menyuruh Sake untuk pergi menyelamatkan Kate sementara dia yang akan mengurusi anak buahnya Ad. Sake pun pergi sementara Pu melawan anak buahnya Ad sendirian.
Kedua pria itu sama-sama kuat dan saling menyerang dengan sengit. Tapi pada akhirnya, Pu berhasil mengunggulinya dan menonjoknya habis-habisan.
Ad terus menyeret Kate sambil berusaha memanggil-manggil anak buahnya, tapi tak ada yang menjawab. Sake berhasil menyusul mereka saat itu.
Ad langsung menodongkan pistolnya ke Kate lagi dan melabrak Sake, menyalahkan Sake yang telah menghancurkan segala hal yang jadi miliknya.
Ad langsung menodongkan pistolnya ke Kate lagi dan melabrak Sake, menyalahkan Sake yang telah menghancurkan segala hal yang jadi miliknya.
Bertekad membunuh mereka berdua, Ad langsung mendorong Kate ke Sake lalu menodongkan pistolnya ke mereka. Tapi tepat saat dia menarik pelatuknya, Id yang sedari tadi menyaksikan segalanya dari balik semak, langsung melemparkan dirinya untuk menamengi mereka dan jadilah peluru itu menembus tubuhnya.
Semua orang terkejut. Id masih sempat tersenyum pada Sake sebelum nafasnya mulai melemah. Kesal, Ad berniat menyingkirkan Id. Tapi yang tidak disangkanya, Id membawa pistol dan langsung menembak kepala Ad.
Ad mati seketika, sementara Id mulai sekarat. Sake menangis saat menyandarkan Id kedalam pelukannya, sama sekali tak mengerti kenapa Id melakukan hal sebodoh ini. Id tersenyum dan mengakui bahwa Kate membuatnya menyadari seperti apakah seorang wanita yang benar-benar mencintai seorang pria.
Selama ini dia tak pernah mencintai Sake dan tak pernah melakukan apapun untuknya, malah Sake lah yang selalu memberinya banyak hal. "Kita saling memaafkan, kan?"
Keadaannya semakin lama semakin melemah. Menyadari waktunya semakin dekat, Id meminta Sake untuk menjaga Ibunya sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Para penjahat akhirnya ditangkap dan tim medis membawa pergi jenasah Ad dan Id. Setelah bicara dengan polisi, Pu memberitahu Sake dan Kate bahwa besok polisi akan datang untuk menginterogasi mereka.
Sake dan Kate sungguh berterima kasih atas bantuan Pu. Bantuannya kali ini sangat besar hingga Sake tak tahu bagaimana harus membalasnya. Pu bercanda meminta diskon untuk semua barang di mallnya Sake saja.
"Aku bercanda. Kau tidak perlu membalasku. Kate adalah sebagian dari hatiku, jadi tolong kau jaga dia."
"Aku janji." Kedua pria itu pun sepakat dengan jabat tangan. Kate senang, saat ini dia merasa seperti gadis paling beruntung di seluruh dunia.
Semua orang menunggu di rumah dengan gelisah. Tapi kemudian A berteriak-teriak heboh mengumumkan kedatangan Sake dan Kate. Khun Ying langsung memeluk putra semata wayangnya itu dengan penuh haru sebelum kemudian memeluk Kate dan berterima kasih padanya.
"Terima kasih karena kau telah membawa kembali putra dan cucuku kembali dengan selamat. Kau sangat pemberani. Kau pantas menjadi ibu cucuku. Dia akan terlahir sebagai seseorang yang membanggakan."
Tapi Pa penasaran, bagaimana dengan orang yang pergi bersama Kate (Pu), apa dia sudah kembali. Kate berkata kalau Pu sudah pulang, soalnya Pu bilang kalau dia sangat capek. Pa pun lega mendengarnya selamat.
"Tentu saja. Dia sudah memberikanmu padaku, jadi untuk apa dia di sini." Ujar Sake.
"Kalau begitu, kau harus menjagaku dengan sangat baik. Jika tidak, akan kulaporkan kau ke P'Pu."
Pa gelisah ingin menghubungi Pu tapi ragu dan akhirnya hanya mengiriminya ucapan terima kasih lewat stiker chat. Dia terus gelisah menanti balasan Pu dan langsung gugup bin antusias saat Pu meneleponnya.
Pu langsung protes karena seharian ini dia sudah membantu kakaknya Pa tapi malah cuma dapat ucapan terima kasih. Pa langsung nyerocos kalau dia akan membalas Pu dengan menawarinya traktiran makan malam, tapi Pu malah sudah tidur dengan ponsel masih menempel di kupingnya.
Mumpung Pu sudah tidur, Pa memanfaatnya untuk menyatakan cintanya lalu buru-buru menutup telepon. Pu langsung terbangun lagi mendengar ucapan cinta Pa, tapi Pa sudah terlanjur menutup teleponnya.
Kate masuk ke kamarnya Sake, tapi malah mendapati Sake sudah menata alas tidur di lantai. Sake muncul tak lama kemudian dengan membawakannya susu hangat untuk calon bayi mereka. Kate meminumnya sementara Sake menatapnya dengan penuh cinta sampai Kate malu dibuatnya.
Sayang, momen romantis mereka terganggu saat A dan Bee masuk membawakan selimut dan bantalnya Kate. Kate langsung protes dan hendak mengingatkan Sake tentang perintah Khun Ying yang melarang mereka tidur sekamar, tapi Sake langsung memeluk Kate untuk membungkam protesnya.
Khun Ying memang melarang mereka tidur sekamar. Tapi dia bilang ke Khun Ying kalau dia masih sedih dan takut mimpi buruk, makanya Khun Ying memperbolehkan Kate tidur di sini bersamanya. Dia janji akan jadi anak yang baik dan tidak akan menggodai Kate.
Kate sampai malu sendiri mendengarnya, apalagi Sake tak segan menggodainya di hadapan A dan Bee yang sontak bersorak menggodai mereka. Begitu mereka pergi, Kate pura-pura ngambek dan Sake langsung memeluknya.
"Kate, apa kau tahu. Saat aku disekap, jantungku serasa berhenti berdetak. Kupikir aku tidak akan bisa bertemu denganmu lagi. Mulai hari ini, kita tidak akan pernah terpisahkan lagi."
Sake pun mengecup lembut kening Kate lalu menarik Kate kedalam pelukannya.
Khun Ying menemui Ibunya Id untuk memberinya selembar cek yang nilainya sesuai dengan uang tunjangan cerai yang dulu hendak mereka berikan pada Id.
Uang ini adalah bentuk janji Sake pada Id untuk menjaga ibunya. Karena itulah, Khun Ying meminta Ibu untuk menggunakan uang ini untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat.
Uang ini adalah bentuk janji Sake pada Id untuk menjaga ibunya. Karena itulah, Khun Ying meminta Ibu untuk menggunakan uang ini untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat.
Ibu Id mengaku bahwa ia pernah mengira kalau uang bisa membeli kebahagiaan. Tapi kemudian ia menyadari ia salah saat Id meninggal dunia. Jika saja dia tidak pernah mengajari Id menjadi tamak, mungkin sekarang mereka masih bisa bersama.
Khun Ying meyakinkan Ibu untuk tidak cemas, ia berjanji bahwa keluarganya akan menjaga Ibu dengan baik sepanjang hidup mereka demi Id yang telah mengorbankan nyawanya demi Sake. Terharu, Ibu berterima kasih dan setulus hati memberikan restunya untuk Sake dalam menjalani kehidupan barunya.
Malam harinya, Kate menyiapkan bahan-bahan membuat kue. Besok ultahnya Pu dan dia selalu membuatkan kue ultah setiap tahun untuk Pu. Tapi begitu melihat wajah cemberut Sake, Kate meyakinkannya kalau dia hanya mencintai Pu sebagai saudara.
Tepat saat itu juga, Pa kebetulan lewat dan mendengar mereka membicarakan masalah ultahnya Pu besok. Dia menguping diam-diam, tapi Chard tiba-tiba muncul menegurnya dan membuatnya ketahuan kalau dia sedang nguping. Malu, Pa mengklaim kalau dia cuma mau ambil air lalu buru-buru kembali ke kamarnya.
Keesokan harinya, Ibunya Pu mengucap selamat ultah untuk putranya itu dan mendoakan hal-hal baik akan terjadi dalam hidupnya. Tapi Ibu tidak mau bilang hal baik apa, biar surprise gitu. Pu malah jadi penasaran kejutan apa yang Ibu maksud.
Saat dia mengejar Ibu masuk, Kate dan adik-adiknya tiba-tiba muncul mengejutkannya dengan cofetti dan kue ultah buatan Kate sendiri. Pu mau langsung meniup lilinnya, tapi Kate memaksanya untuk menutup mata dan make a wish dulu.
Pu menurut, dia menutup mata dan mulai menghitung sampai 10. Tapi selama dia menghitung, semua orang meninggalkannya ke lantai atas. Dan saat dia sudah sampai hitungan ke 10, tiba-tiba terdengar suara Pa mengucap selamat ultah untuknya.
Mereka sontak canggung berduaan di sana. Pa mengaku kalau dia datang karena disuruh Kate dan Ibunya Pu. Mendengar itu, Pu langsung menuntut Ibunya turun.
Saat tak mendapat tanggapan, dia dengan sengaja berteriak lantang kalau dia dan Pa akan bicara di luar lalu menyeret Pa keluar ke halaman depan. Di lantai atas, Kate dan yang lain tos karena rencana mereka berhasil.
Saat tak mendapat tanggapan, dia dengan sengaja berteriak lantang kalau dia dan Pa akan bicara di luar lalu menyeret Pa keluar ke halaman depan. Di lantai atas, Kate dan yang lain tos karena rencana mereka berhasil.
Pa berkata kalau dia tak sempat membeli hadiah untuk Pu karena Kate telat memberitahukannya. Pu tak mempermasalahkannya.
Tapi setelah itu, mereka mulai terdiam canggung lagi. Pa berusaha mencairkan suasana dengan mengomentari kedekatan Pu dengan Kate sekeluarga.
Tapi setelah itu, mereka mulai terdiam canggung lagi. Pa berusaha mencairkan suasana dengan mengomentari kedekatan Pu dengan Kate sekeluarga.
Tapi ujung-ujungnya Pu malah jadi nyerocos tentang kedekatannya dengan Kate dan betapa berartinya Kate baginya yang sudah seperti saudara sendiri. Pa jelas cemburu mendengarnya.
Pu baru menyadari celotehannya sedetik kemudian dan langsung panik, berusaha menjelaskan agar tidak terjadi kesalahpahaman jika mereka pacaran nanti. Hah? Pa langsung melotot mendengarnya.
Pu baru menyadari celotehannya sedetik kemudian dan langsung panik, berusaha menjelaskan agar tidak terjadi kesalahpahaman jika mereka pacaran nanti. Hah? Pa langsung melotot mendengarnya.
"Jangan bohong. Kemarin aku dengar sendiri kau bilang kalau kau menyukaiku."
"Tidak!" Sangkal Pa.
"Tapi aku menyukaimu. Apa masalahnya?" Sembur Pu. "Apa kau mau mencoba pacaran denganku? Siapa tahu berhasil."
Pa tampak jelas senang. Tapi saat dia hendak menjawab, Pu tiba-tiba menyela lagi. Mungkin mengira kalau Pa bakalan menolak, dia terus nyerocos meminta Pa untuk menjadi pacarnya sebagai hadiah ultahnya.
Pa mau menjawab lagi. Tapi lagi-lagi Pu memotongnya saking tegangnya untuk mendengar jawaban Pa. Begini saja, dia usul agar Pa menamparnya jika dia tidak suka. Dia langsung mengecup pipi Pa lalu memejamkan mata rapat-rapat menanti tamparan Pa.
Tapi Pa tidak menamparnya. Senang, Pu langsung menggenggam tangan Pa dan semua orang yang sedari tadi menonton di balik semak langsung bersorak heboh. Pa jadi malu dan buru-buru melepaskan tangannya, tapi Pu tak peduli dan kembali menggenggam tangan Pa.
Setelah itu, Kate berdandan cantik dan memakai gaun putih untuk pesta ultahnya Pu. Nun masuk tak lama kemudian, ia juga berdandan cantik.
Tapi alih-alih mengomentari ultahnya Pu, Nun malah tampak terharu melihat putri kesayangannya itu dan mendoakan semoga Kate selalu bahagia.
Tentu saja Kate senang dan berterima kasih atas doa Nun. Tapi dia bingung, yang ultah kan bukan dia, kok malah dia yang mendapat doa.
Tapi alih-alih mengomentari ultahnya Pu, Nun malah tampak terharu melihat putri kesayangannya itu dan mendoakan semoga Kate selalu bahagia.
Tentu saja Kate senang dan berterima kasih atas doa Nun. Tapi dia bingung, yang ultah kan bukan dia, kok malah dia yang mendapat doa.
Pat muncul tak lama kemudian untuk memanggil mereka keluar. Di luar, dia mendapati semua orang juga berdandan resmi hari ini sampai Kate heran sendiri, kenapa semua orang kelihatan aneh hari ini. Apa ada sesuatu?
Alih-alih menjawab, Pattapon mengajak Kate turun biar dia lihat sendiri, nanti juga tahu. Mereka pun turun ke halaman depan dan Kate malah mendapati taman rumah mereka tertata indah dengan berbagai bunga dan hiasan pernikahan.
Pat berkata kalau mereka cuma ingin mengulang permainan kesukaan mereka waktu kecil itu, main manten-mantenan. Semua orang langsung antusias bersiap di posisi masing-masing. Paet yang jadi pendetanya, Bee mempersiapkan lagu pernikahan dan Pat yang jadi flower girl.
Pu datang tak lama kemudian, tapi dia tidak sendirian. Kali ini dia datang bersama pacar barunya. Dan mereka pun sama seperti yang lain, berdandan resmi dan cakep. Hmm... kayaknya terlalu berlebihan deh kalau cuma untuk main-main.
Sama seperti waktu mereka kecil, Kate menyatakan kalau calon pengantinnya adalah Teddy Bear. Mereka lalu mulai bersiap memulai permainan mereka ini. Tapi Kate heran, kenapa tiba-tiba mereka ingin memainkan permainan ini.
"Karena untuk pernikahanmu yang sesungguhnya, kami tidak bisa melakukannya sesuai apa yang kau impikan. Tapi karena ini adalah impianmu dan aku sudah berjanji padamu, jadi aku harus memenuhinya." Ujar Pattapon. Terharu, Kate langsung menyandarkan kepalanya di bahu ayahnya itu.
Mereka pun memulai permainannya dan Pattapon mengantarkan Kate menuju altar. Setibanya di sana, Pattapon mengingatkan Kate akan janjinya bahwa dia akan menyerahkan Kate pada seorang pria terbaik untuknya, seorang pria yang akan mencintai Kate dan menjaganya seumur hidup.
"Dan aku sudah melaksanakan janjiku." Ujar Pattapon.
Ia lalu minggir dan memperlihatkan Sake yang sudah menunggu di belakang. Pattapon dan Nun pun secara resmi menyerahkan Kate pada Sake dan memintanya untuk selalu menjaga Kate.
Mereka akhirnya memulai acara pernikahan sederhana ini... saat tiba-tiba Chard berteriak mengumumkan kedatangan Khun Ying.
Khun Ying jelas marah karena tidak dikasih tahu tentang acara ini. Semua orang sontak tegang mendengarnya. Tapi kemudian Khun Ying tersenyum lebar dan menyuruh mereka untuk segera memulai acaranya.
Khun Ying jelas marah karena tidak dikasih tahu tentang acara ini. Semua orang sontak tegang mendengarnya. Tapi kemudian Khun Ying tersenyum lebar dan menyuruh mereka untuk segera memulai acaranya.
Paet hendak bicara untuk membuka acara, tapi Sake memotongnya dengan cepat. Dia lalu mengenggam tangan Kate dan berkata.
"Aku, Sake Suttagarn, menginginkan Kate Pattarin sebagai istriku. Aku akan mencintainya, setia padanya, melindunginya dan menjaganya sampai ajalku tiba."
"Aku, Sake Suttagarn, menginginkan Kate Pattarin sebagai istriku. Aku akan mencintainya, setia padanya, melindunginya dan menjaganya sampai ajalku tiba."
Dia lalu mengakhirnya dengan menyelipkan cincin di jari manis Kate. Setelah giliran Kate selesai, A dan Bee langsung heboh menyemangati mereka untuk ci~man. Kate malu tapi Sake langsung mengec~p pipi Kate.
Sekarang saatnya melempar buket dan Pu lah yang berhasil menangkap buketnya. Tapi kemudian dia memberikannya pada Pa yang sontak mendapat sorakan heboh dari semua orang yang menyemangati mereka untuk ci~man juga.
Pu langsung mengecup pipi Pa dan langsung dapat pelototan tajam dari Khun Ying. Setelah itu, semua orang langsung berkumpul untuk foto bareng.
~THE END~
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam