Tak lama kemudian, semua orang sudah berada di lobi rumah sakit, gelisah menunggu pemeriksaan Kate selesai. Sake datang tergesa-gesa tak lama kemudian.
Awalnya Pa melihat Pu duduk dibelakang. Tapi begitu Sake datang, Pa malah mendapatinya sudah menghilang entah kemana. Dia langsung keluar mencari Pu.
Pu akhirnya kembali sesaat kemudian dengan membawa makanan untuk mereka berdua. Pa bertanya hati-hati, apa Pu tidak masalah dengan kondisi Kate? Bukanlah dulu dia...
"Mencintai Kate. Benar, aku dulu mencintainya, sangat. Tapi jika orang yang kucintai bahagia, aku harus berbahagia untuknya, bukan?"
Begitu Kate selesai diperiksa, Sake bergegas ke kamar rawatnya dan memeluk Kate erat. Tapi kenapa Kate tidak memberitahunya. Kate hanya takut kalau dia akan membuat semua orang cemas.
"Kau benar-benar sesuatu. Kenapa kau tidak berpikiran seperti orang lain? Kenapa kau tidak berpikir... betapa akan bahagianya aku jika kau memberitahuku?"
Ngomong-ngomong tentang itu. Sake ingin tahu rasanya jika Kate memberitahukan kabar itu padanya secara langsung dan karenanya dia memaksa Kate untuk mengatakannya walaupun dia sudah tahu. Kate menurutinya, memberitahu Sake kalau dia akan punya bayi.
Sake benar-benar terharu mendengarnya. Tapi dia sedikit meralat, "Tidak, Kate. KITA akan punya anak. Dia anak kita berdua. Mengerti?"
Sake memberitahu Ibunya dan Pa kalau Kate akan memeriksakan kehamilannya di sini dan dia pun harus menjalani pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah sebagai ayah si jabang bayi. Dia benar-benar sangat bahagia.
Tapi Pa cemas, bagaimana dengan Id sekarang. Khun Ying pun menuntut Sake untuk segera menceraikan Id dan menikah secara resmi dengan Kate.
Ia tidak mau cucunya terlahir di luar pernikahan sah. Khun Ying bahkan bersedia memberikan apapun yang Id minta asal masalah ini bisa beres secepatnya.
Id sendiri mulai cemas menghadapi Master Ad yang terus memaksanya menelepon Sake tapi tetap saja teleponnya tidak diangkat. Percuma juga kalaupun dia menelepon rumah atau kantor, karena semua orang menghalanginya dari Sake. Menyekapnya di sini pun percuma karena Sake bahkan sudah tidak peduli lagi padanya. Karena itulah, lepaskan saja dia.
Mendengar itu, Master Ad langsung membelai kepala Id sebelum akhirnya menggila dan mencekik Id kuat-kuat. Kalau Id tidak bisa menarik Sake, mungkin mayatnya bisa.
Untunglah saat itu juga, ponselnya Id berbunyi dari Sake. Master Ad memperingatkannya untuk tidak bicara macam-macam pada Sake atau dia akan mati.
Dengan gugup Id memberitahu Sake kalau dia sudah memutuskan untuk bercerai. Dia tidak minta macam-macam, cuma tawaran mereka yang dulu, setengah dari harta Sake. Walaupun merasa agak aneh dengan permintaan dadakan Id, Sake akhirnya setuju.
Master Ad pun menyuruh anak buahnya untuk menyiapkan orang-orang mereka untuk aksi mereka besok. Pokoknya dia harus mendapatkan rekaman itu lalu musnahkan Sake dari muka bumi.
Keesokan harinya, Id diantarkan seorang anak buahnya Master Ad ke tempat janjiannya dengan Sake. Dia berusaha meminta ponselnya, tapi pria itu menolak.
Bagaimana kalau Sake tidak datang atau telat, dia harus bagaimana kalau tidak ada ponsel. Pria itu santai memberitahu bahwa kalau sampai sore tak ada yang datang, Master Ad sudah memerintahkannya untuk menyingkirkan Id.
Sake akhirnya datang tak lama kemudian tanpa menyadari kalau tempat itu sudah dikepung oleh anak-anak buahnya Master Ad yang menyamar.
Seorng anak buah Master Ad yang menyamar jadi sekuriti, menyuruh supirnya Sake untuk parkir di belakang.
Id galau antara ingin memberitahu Sake tapi terlalu takut. Bingung, akhirnya dia kabur. Sake hendak mengejarnya tapi tak sengaja bertubrukan dengan seseorang.
Anak buah Master Ad mencegah Id kabur dan memaksanya menggunakan sarung tangan yang sudah mereka lumuri obat bius. Dengan mengeluarkan pistolnya, anak buah Master Ad mengancamnya untuk melakukan tugasnya dengan benar lalu mendorongnya keluar.
Sake muncul saat itu, keheranan dengan keanehan sikap Id. Ada apa dengannya? Apa dia mau berubah pikiran lagi?
Tak punya pilihan lain, Id meminta maaf terlebih dulu mulai membelai wajah Sake sarung tangan itu. Dia benar-benar menyesal, tapi dia tidak punya pilihan lain.
Awalnya Sake tidak merasakan apapun. Tapi efek obatnya bekerja dengan cepat. Sake pun mulai menyadari ada yang aneh dengan dirinya dan langsung curiga. Apa yang Id lakukan padanya?
Dia berusaha pergi. Tapi kepalanya sudah mulai pening hingga akhirnya dia tak kuat lagi berjalan tegak dan terjatuh. Anak buahnya Master Ad pun langsung menyeretnya pergi.
Dia berusaha menggunakan sarung tangan itu pada si anak buah juga. Tapi gerakannya kurang cekatan dan pria itu berhasil menghentikan aksinya dengan mudah.
Setelah memasukkan Sake ke mobil, Id berusaha melarikan diri. Tapi anak buah Master Ad yang lain langsung membekapnya sampai pingsan.
Setelah mengambil ponselnya Sake, si anak buah pun membuang semua barang bukti ke tong sampah lalu pergi.
Jiab dan Ibu Id terus berusaha menghubungi Id tanpa hasil. Mereka jadi cemas, apalagi saat menghubunginya tadi Id tidak sempat mengatakan apapun selain bilang kalau dia ingin pulang.
Ibu Id tiba-tiba ingat kalau Id mengiriminya sesuatu tadi malam tapi dia belum sempat mengeceknya. Mereka pun langsung memutar rekaman video yang dikirim Id yang kontan membuat mereka makin cemas.
Id dan Sake dibawa ke sebuah bangunan kosong di tengah hutan dan mereka ditempatkan bersama di satu ruangan. Master Ad datang tak lama kemudian. Tapi walaupun dia sudah mendapatkan Sake, dia menolak melepaskan Id karena dia masih akan berguna.
Dia ingin bicara dengan Sake, tapi Sake masih pingsan, mereka akhirnya pergi dan mengurung kedua orang itu sambil menunggu Sake sadar.
Tapi setelah mereka pergi, Sake ternyata sudah sadar tapi sengaja pura-pura belum sadarkan diri dan langsung menuntut penjelasan Id.
Supirnya Sake mulai cemas karena tidak menemukan Sake dimana-mana. Dia mencoba menghubungi ponselnya Sake, tapi malah menemukannya berdering dari dalam tong sampah.
Dia langsung menelepon Chard dan mengabarkan keanehan ini. Cemas, Chard menyuruhnya menghubungi polisi. Tapi sedetik kemudian dia berubah pikiran, lebih baik dia pulang saja dulu agar mereka bisa membicarakan masalah ini.
Supir pun langsung pulang dan melaporkan masalah ini. Dia juga menemukan ponsel lain saat dia menemukan ponselnya Sake. Saat Pa menghidupkan ponsel itu, ternyata itu ponselnya Id.
Id menjelaskan kalau Sake diculik gara-gara rekaman itu. Bahkan sekalipun Master Ad mendapatkan rekaman itu, Id yakin dia tidak akan melepaskan Sake.
Sake rasa Id pun akan bernasib sama dengannya mengingat Id mengetahui semua kejahatan Master Ad.
Id mengakui ini kesalahannya sendiri. Dia begitu dendam pada Sake dan Master Ad bilang kalau dia bisa membantunya. Id sungguh menyesal, apa yang dia lakukan pada Sake hari ini sungguh bukan karena keinginannya sendiri. Dia dipaksa dan diancam akan dibunuh jika dia tidak mau melakukannya.
Sake langsung memeluknya, berusaha menenangkan tangis Id. Sudahlah, lebih baik sekarang mereka saling membantu agar bisa keluar dari tempat ini.
Tapi tepat saat dia hendak mencari jalan keluar, Master Ad dan anak buahnya masuk kembali setelah sedari tadi mencuri dengar pembicaraan mereka.
Dia langsung menuntut keberadaan rekaman itu. Saat Sake diam saja, anak buahnya Master Ad langsung mengancamnya dengan pistol. Katakan dimana rekaman itu dan apakah dia sudah menyerahkannya pada polisi.
"Belum. Tapi begitu polisi melihatnya, tidak mungkin kalian bisa selamat."
Kesal, Master Ad langsung menghajarnya dan terus menuntut keberadaan rekaman itu. Sake mengklaim kalau rekaman itu tersimpan aman di bank dan hanya dia yang bisa membukanya. Jadi kalau Master Ad menginginkannya maka dia harus membawanya kesana.
Semua orang berkumpul di Empire mendiskusikan menghilangnya Sake. Kate yakin ini perbuatan Master Ad. Pa juga berpikir begitu. Lagipula Sake tidak punya musuh lain selain Master Ad.
Khun Ying heran apakah Id juga ditangkap bersama Sake. Tapi dia tidak bisa melihat apa alasannya Id ikutan diculik. Mungkin saja ini rencana Id untuk menangkap Sake dan memaksanya melakukan sesuatu.
Sekretarisnya Khun Ying tergesa-gesa masuk, mengabarkan ada seseorang yang datang dan ngotot mau ketemu Khun Ying.
Ibunya Id masuk dengan panik, memohon-mohon agar Khun Ying membantunya, dia tak tahu harus minta bantuan pada siapa selain pada mereka. Dia bahkan langsung berlutut di kaki Khun Ying.
Pattapon cepat-cepat membantunya bangkit, "Anda ingin minta bantuan apa? Apa ini tentang Idsaya?"
Beberapa saat kemudian, dia memberikan rekaman yang dikirim Id padanya. Khun Ying jadi khawatir, apa Master Ad tahu kalau Id memiliki rekaman ini.
Entahlah, Ibu Id tak tahu tentang itu. Entah dia mengetahuinya atau tidak, Id tiba-tiba menghilang. Ibu Id benar-benar cemas kalau Master Ad sudah membunuh putrinya. Kate ingat tadi Sake bertemu dengan Id. Kemungkinan mereka ditangkap bersama.
Tepat saat itu juga, ponselnya Khun Ying berbunyi dari nomor tak dikenal. Saat Khun Ying mengangkatnya, Id lah yang bicara padanya.
Dibawah pengawasan ketat Master Ad, dia memberitahu Khun Ying kalau dia sedang bersama Sake sekarang dan Sake menginginkan sesuatu yang tersimpan di bank. Jika Khun Ying tidak bisa mendapatkan barang itu malam ini maka Khun Ying tidak akan pernah bisa melihat wajah Sake lagi.
Khun Ying tetap tenang dan bertanya kemana dia harus membawa barang itu nantinya. Master Ad hanya memberinya isyarat jam 4, Id pun berkata kalau dia akan menghubungi Khun Ying lagi jam 4 sore.
Dia hendak menutup telepon tapi Pattapon cepat-cepat menyela. Mereka butuh password jika barang itu tersimpan di bank, jadi biarkan mereka bicara dengan Sake. Kalau mereka tidak membiarkannya bicara pada Sake, bagaimana mereka tahu apakah Sake masih hidup atau tidak.
Master Ad diam saja, Id pun berkata kalau dia akan menghubungi mereka kembali nanti lalu menutup teleponnya. Lihat, kan. Keluarga Suttagarn menginginkan bukti kalau Sake masih hidup. Jika tidak, Master Ad tidak akan bisa mendapatkan rekaman itu. Kesal, Master Ad langsung menendang kayu-kayu terdekat.
Ibu Id cemas kalau Khun Ying mengira Id berkomplot dengan Master Ad, dengan panik dia berusaha meyakinkan Khun Ying kalau putrinya pasti dipaksa untuk bicara seperti itu.
"Sudahlah, setidaknya anda tahu Id masih hidup. Sedangkan kakak saya..."
"Mungkin dia belum melakukan apapun pada Sake," yakin Kate. "Bagaimanapun, mereka harus membujuk Kate untuk mengatakan password safe deposit bank-nya."
Tapi Khun Ying memberitahu semua orang kalau Sake tidak punya safe deposit di bank. Dia sengaja berbohong untuk mengulur waktu. Kalau begitu, mereka harus segera mencari cara menyelamatkan Sake.
Sake dipaksa video call pada keluarganya dengan dijaga oleh dua pengawal yang siap membunuhnya jika dia berani bicara macam-macam.
Sake melakukan perintah mereka dan berkata pada keluarganya bahwa password-nya adalah 2547 dan meminta mereka untuk segera meminta petugas (polisi) untuk mengurusnya. Kesal, Master Ad menyudahi video callnya dan menonjok Sake.
Kate bingung, apa maksud 2547 itu jika Sake tidak punya safe deposit, cuma 4 digit lagi. Khun Ying berpikir kalau itu mungkin itu password ponsel. Pa mencobanya pada ponselnya Sake tapi tidak ada apapun.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam