Sinopsis Leh Ratree Episode 11 - Part 1


Nun datang ke kediaman keluarga Suttagarn untuk memberitahu mereka insiden yang terjadi di pabrik dan membuat Pa terluka. 

Pa sudah dibawa ke rumah sakit dan dia diberitahu Pu kalau Pa baik-baik saja sekarang, untungnya tusukan itu tidak melukai organ vitalnya. Pa tidak mau membuat semua orang di rumahnya cemas, terutama Ibunya. Sementara si penjahat sudah ditahan polisi.


Sementara Pat dan Paet memberikan kesaksian mereka di ruang interogasi, Pattapon menelepon Sake dan melaporkan tentang penjahat bernama Yak itu. Dia mengaku kalau dia dibayar untuk menempatkan bom itu di gudang mereka.



Master Ad marah besar mendengar kabar itu. Heran dari mana anak buahnya menyewa orang goblok itu, kalau dia sampai melakukan kesalahan maka mereka bisa dalam bahaya. Anak buahnya yakin kalau itu tidak akan terjadi karena Yak bahkan tidak tahu siapa orang yang menyewanya.


Pa terbangun di rumah sakit dan mendapati Pu menjaganya. Dengan bercanda dia memberitahu Pa kalau dia mendapat cukup banyak jahitan jadi sepertinya Pa tidak akan bisa pakai bikini selama beberapa waktu.

Pa tersenyum mendengarnya dan berterimakasih. Tidak perlu, anggap saja dia membayar kembali atas bantuan Pa yang dulu, sekarang mereka impas. Oke, mereka pun menyepakatinya dengan jabat tangan tapi tak ada yang mau saling melepaskan.

Pa mengaku saat tertusuk pisau itu, dia merasa bisa mati setiap saat. Apa Pu tahu apa yang dia pikirkan waktu itu? "Kukira sebelum aku mati, aku ingin memberitahumu kalau aku..."


Belum sempat mengatakannya, Kate dan Sake datang. Pu langsung melepaskan genggamananya dari tangan Pu dan Sake langsung panik mau melihat lukanya Pa. Semua orang jadi heran dibuatnya, apa Sake sudah bisa melihat lagi?

Sake sendiri tampaknya baru sadar. Dia mencoba memfokuskan pandangannya dan walaupun masih agak sedikit samar, tapi dia melihat wajah mereka dengan lebih jelas. Semua orang senang untuknya, berarti Sake akan segera pulih.


Karena keluarga Pa sudah datang, Pu pun pamit dan berjanji akan datang berkunjung lain kali. Pa sedih, mungkin sebenarnya tak ingin berpisah  tapi terpaksa membiarkan Pu pergi.

Saat sedang menunggu lift, Sake dan Kate menyusulnya. Sake berterimakasih pada Pu. Pu tidak mempermasalahkannya, masalah kecil kok.

Sake menyangkalnya Pu mempertaruhkan nyawanya demi melindungi adiknya itu bukan masalah kecil. Ucapan Sake itu tiba-tiba membuat Pu termenung, entah apa yang dia pikirkan. Dia tidak mengatakan apapun dan langsung pamit.


Sake berpikir kalau Pu mungkin masih marah padanya. Kate meyakinkannya kalau hubungannya dengan Pu sudah lama berakhir. Pu pasti punya masalah lain yang mengganggu pikirannya.


Pat dengan antusias menunjukkan fotonya selfie-nya dengan si penjahat yang dia ambil di kantor polisi dan mendapatkan banyak like di medsos dan berkat itu pula diminta untuk wawancara dan tampil di majalah kampus. Dia benar-benar bahagia karena jadi terkenal setelah melalukan perbuatan baik.

Paet langsung nyinyir, Pat kan cuma mengkonfirmasi identitas si penjahat sementara yang membantu menangkap penjahat itu Paet. Kalau Pat mau melakukan lebih banyak perbuatan baik, nih bantu buangin sampah (nyodorin kantong sampah). Nanti Paet akan potret perbuatan baik Pat itu dan menguploadnya di FB.


Pat tidak mau, Paet kan cuma cemburu padanya jadi Paet buang aja sampah itu sendiri. Mereka langsung kejar-kejaran dan Paet mengadu ke ayah mereka kalau Pat berbuat baik cuma demi jadi terkenal.

"Apapun perbuatan baik yang ingin kalian lakukan, lakukan saja. Lebih baik daripada tidak melakukan apapun."

"Lebih baik daripada tidak melakukan apapun sepertimu. Adik macam apa yang menyuruh kakaknya buang sampah? Sana buang sendiri!" ledek Pat lalu kabur.


Seorang pria tampak berjalan terseok-seok di depan rumah Pattapon. Tampaknya dia terluka. Paet keluar  saat itu untuk membuang sampah tapi pria yang tadi tiba-tiba muncul menodongnya dan menuntut Paet untuk membawanya menemui Pattapon. Pria ity ternyata Khem, anak buahnya Master Ad yang melarikan diri setelah pengeboman.

Dia mendorong Paet masuk dan memaksanya memanggil Ayahnya. Paet menurutinya tapi Nun yang keluar. Sontak dia waspada melihat pria asing itu. Dia hendak berbalik mau memanggilkan Pattapon. Tapi Khem langsung berteriak menghentikannya sambil menodong pistol.


Tapi belum sempat dia melakukan apapun, Pattapon tiba-tiba muncul dari belakangnya dan menghajarnya sampai pingsan dengan balok kayu.

Keluarga Pattapon ternyata memang sudah bersiap menyerang Khem berkat Pat yang melihat pria mencurigakan ini dari lantai atas. Aneh karena Khem minta bertemu Pattapon padahal Pattapon bahkan tidak mengenalnya.


Keesokan harinya di rumah keluarga Suttagarn, Khun Ying mendapat kejutan mata Sake yang sudah mulai sembuh. Dia benar-benar bahagia karenanya.

Tapi sayang, kebahagiaannya tidak nerlangsung lama saat ia menyadari keanehan absennya Pa. Dimana dia? Kenapa dia tidak melihat Pa sedari kemarin? Ia semakin curiga saat semua orang terdiam canggung.


Khun Ying langsung menuntut penjelasan Sake. Sake akhirnya menceritakan segalanya. Jelas saja Khun Ying kesal karena jadi satu-satunya orang yang tidak mengetahui masalah ini.

Kate meyakinkannya untuk tidak cemas, lagipula Pa sudah diperbolehkan pulang hari ini. Tetap saja Khun Ying tidak terima dan menuntut Sake untuk memberitahunya jika masalah seperti ini terjadi lagi.


Mereka pun mulai sarapan. Tapi anehnya, Kate tiba-tiba merasa bau supnya amis padahal yang lain tidak merasa seperti itu.

Merasa aneh dengan pendapat Kate, A dan Bee mencoba mengendus dan mencicipi sup itu tapi mereka juga sama sekali tidak merasa supnya amis, enak banget malah. (hmmm... jangan-jangan Kate hamil?)


Di rumah sakit, Kate membantu Pa ganti baju lalu meninggalkannya untuk mengurus administrasi. Saat turun, tak sengaja dia bertubrukan dan membuat tas orang itu terjatuh.

Kate membantu memungut tasnya. Tapi saat bangkit lagi, tiba-tiba saja dia merasa pusing dan mual. Dia langsung berlari ke toilet.

Kate masih agak pusing dan mual saat dia berjalan keluar dari toilet. Tepat saat itu juga, ada seorang ibu hamil baik hati yang menawarinya minyak angin dan berkomentar kalau ini pasti kehamilan pertamanya.

Kate menyangkalnya, dia tidak hamil, dia cuma pusing, mual, merasa segalanya amis... dia langsung terdiam menyadari semua itu gejala kehamilan.


Khun Ying langsung turun dari kursi rodanya saat melihat Pa. Sedih dan merasa bersalah karena menempatkan Pa dalam bahaya.

Tak ingin terjadi apapun lagi dengan putrinya, Khun Ying meminta Pa untuk berjanji kalau dia akan lebih berhati-hati mulai sekarang.

"Setiap hari aku menjalani hidupku demi kalian berdua. Jika terjadi sesuatu padamu dan Sake, aku tidak akan bisa hidup"

Pa berjanji lalu memeluk ibunya dengan penuh haru. Chard pun berkaca-kaca melihat keluarga baik hati yang selama ini dilayaninya tersebut.

 

Tersenyum melihat keluarganya, Sake menggoda Pa cengeng dan menghapus air matanya.

Hah? Pa heran, Sake sudah bisa melihat air matanya. Sake baru sadar, pandangan matanya sudah pulih sepenuhnya. Mereka bertiga sontak berangkulan penuh syukur. Tapi... dimana Kate?


Kate melamun di kamar sambil tersenyum memandangi testpack. Tapi kemudian dia mendengar A dan Bee memanggilnya. Kate buru-buru menyembunyikan testpack-nya dibatal bantal sofa sebelum mereka masuk dan memberitahu kalau Sake mencarinya.

Kate gugup harus bertemu Sake, tapi dia cepat-cepat menguasai diri dan turun bersama Bee. A tidak ikut dan saat itulah dia melihat testpack yang tampak nongol dari bawah bantal itu. Dia langsung melongo shock melihat hasilnya.


Begitu Kate tiba di ruang tamu, Sake langsung menarik Kate kedalam pelukannya. Kate sampai bingung sendiri mendapat pelukan dadakan itu.

Melepaskan pelukannya, Sake menatap Kate dengan intens dan menyampirkan rambut Kate ke belakang telinga. Kate sontak mengerti.

"Mataku sudah sembuh," ujar Sake "terima kasih kau telah menemaniku di saat paling buruk. Terima kasih."

Sake kembali mendekap Kate erat dan mereka begitu larut dalam suasana sampai lupa kalau ada yang sedang menonton mereka.

Khun Ying sampai harus berdehem untuk menarik perhatian mereka dan mengumumkan kalau mereka harus merayakan kabar baik ini.


Ngomong-ngomong tentang kabar baik, Kate juga punya kabar baik. Dia meminta mereka untuk menunggunya di sini lalu naik kembali ke kamarnya tapi malah mendapati A sedang memegang testpack-nya. Bee malah salah paham mengira A yang hamil.

"Nong Kate, aku tidak salah paham, kan? Ini artinya kau..."

"Iya, aku hamil"

"OMG! Inikah berita baik yang mau kau katakan pada Sake?"

Kate mengangguk, A dan Bee langsung bersorak saking bahagianya lalu menuntun Kate turun untuk memberitahu Sake.


Tapi setibanya di bawah, Sake malah mau keluar. Polisi sudah menangkap orang yang menaruh bom itu di gudang dan orang itu mau negosiasi dengannya.

Menyadari masalah itu lebih penting saat ini, Kate akhirnya mengurungkan niatnya, lain kali saja dia beritahu.


Sake pun pergi ke kantor polisi. Pattapon menjelaskan apa yang terjadi pada Khem. Dia melarikan diri dari Master Ad tapi Master Ad mengirim seseorang untuk membunuhnya.

Dia berhasil menyelamatkan diri. Dia menyadari pada akhirnya dia akan mati kalau dia terus melatikan diri. Makanya dia mendatangi Pattapon untuk bisa bertemu Sake.

Pattpon menjelaskan kalau Khem ingin bernegosiasi agar Sake meringankan hukumannya sebagai ganti kesaksiannya bahwa Master Ad lah dalang dibalik semua ini.

Dia menyatakan kalau dia punya bukti nyata dan bukan cuma omongan. Pattapon lalu menunjukkan sesuatu di ponselnya. Sake tampak senang melihat itu.


Kate menelepon Ibunya, memberitahu tentang kehamilannya dan mengaku kalau dia belum memberitahu Sake karena semua orang masih disibukkan oleh kasus bom itu. Nun tentu saja turut bahagia dan menceritakan pengalamannya semasa mengandung kate dulu.


Polisi mendatangi rumah Master Ad untuk membawanya diinterogasi. Tapi Master Ad dengan entengnya membela diri bahkan mengancam polisi untuk berhati-hati kalau dia bakalan turun pangkat.

Pak polisi tidak gentar dengan ancamannya, mereka tidak akan datang kemari jika mereka tidak memiliki bukti yang kuat.


Sake memberitahu Pa tentang bukti yang dimiliki Khem. Saat Khem berhasil mengalahkan pembunuh yang dikirim Master Ad untuk membunuhnya, dia berhasil membuat orang itu mengakui dalam rekaman video kalau Master Ad lah orang yang memerintahkannya. Dia lalu memperlihatkan rekaman video itu.

Si pembunuh berkata kalau dia diperintahkan Ek (Tangan Kanannya Master Ad) untuk membunuh Khem tapi dia sendiri mengaku ketakutan jadi dia diam-diam merekam bukti saat Ek memberinya perintah itu. Si pembunuh menyerahkan bukti itu pada Khem dan begitulah bagaimana Khem mendapatkan bukti itu.


Master Ad akhirnya memenuhi panggilan polisi. Dia mengakui kalau Khem dulu pernah menjadi anak buahnya. Tapi dia berbohong mengklaim kalau dia sudah lama memecat Khem karena Khem memggunakan namanya demi keuntungan pribadinya.

Khem pasti ingin balas dendam makanya Khem menuduhnya. Sementara tentang nama Ek, dia beralasan kalau itu mungkin saja orang lain, orang yang bernama Ek kan banyak.

Dia menyangkal sebagai dalang pengeboman itu, dia tidak ada urusan dengan keluarga Suttagarn jadi tidak ada alasan baginya untuk melakukan itu. Tidak ada untungnya baginya untuk membunuh Sake.

Polisi mempercayainya begitu saja dan jadilah Master Ad melenggang bebas dari kantor polisi. Begitu dia aman di mobilnya, dia mendapat telepon dari Picai, seorang pimpinan partai.


Sake mendapat telepon dari Picai juga untuk menghentikan tuntutannya terhadap Master Ad karena dia adalah kunci dalam pemilihan yang akan datang. Tapi tentu saja Sake menolak permintaan itu.


Pa cemas, karena biarpun menurut rekaman itu Ek memberi perintah agar Khem dibunuh tapi itu kan tidak akan langsung menjadikan Master Ad sebagai dalangnya. Kalau pimpinan partai itu membantu Master Ad maka dia pasti akan bebas.

Tapi secara mengejutkan Pattapon dan Sake memberitahu mereka bahwa sebenarnya mereka masih punya bukti lain yang tidak polisi beberkan pada Master Ad. Si pembunuh itu sebenarnya masih hidup dan ada rekaman video lainnya.

Mereka lalu menunjukkannya pada Khun Ying dan Pa. Rekaman yang mereka maksud adalah rekaman candid saat Ek memerintahkan si pembunuh untuk membunuh Khem dan mengakui kalau Master Ad akan memberinya uang kalau dia sukses melaksanakan misinya.


Kate mengintip dari celah pintu dan memutuskan kalau saat ini bukan saat yang tepat untuk memberitahukannya pada semua orang. Kate akhirnya menelepon Pu dan curhat kalau dia merasa kesepian, semua orang sedang sibuk.

Kate mengaku kalau Pa menanyakan tentang Pu jadi mungkin Pa merindukan Pu. Pu bahagia mendengarnya. Dia langsung mencari kontak Pa, tapi bimbang antara harus menghubunginya atau tidak.


Pa sedang rapat bisnis dengan keluarganya saat chat dari Pu masuk. Dia langsung menjauh dan mendapati kiriman stiker dari Pu. 


Master Ad marah besar pada Ek dan langsung menggamparnya. Bagaimana tidak emosi, dia dipaksa mengundurkan diri dari partai dan dia langsung menyalahkan kebodohan Ek atas semua kesialannya ini.

Ek berusaha menenangkannya dan meyakinkannya kalau rekaman video itu tidak akan bisa menjatuhkan Master Ad, dia sudah berkonsultasi dengan pengacara mereka.

Tapi Master Ad sama sekali tidak bisa ditenangkan karena Picai bilang kalau Sake punya bukti lain yang bisa membuatnya dipenjara. Master Ad tak mau tahu, pokoknya Ek harus segera mencari bukti itu dan bawa kepadanya lalu bunuh siapapun yang memegang bukti itu.


Tanpa mereka sadari, Id ada di luar dan mendengarkan segalanya. Cemas dan takut, dia langsung menelepon ibunya dan meminta Ibu untuk menyuruh Jiab menjemputnya besok. Tapi Ibu cuek, lagi keasyikan nonton drama di TV.

Id lalu memutar salah satu video rekaman candid. Ternyata dia juga punya bukti saat Master Ad menelepon Sake dan mengancam kalau pengeboman itu bukan yang terakhir kalinya.

Mungkin dia takut terjadi sesuatu padanya, jadi dia memutuskan untuk mengirim rekaman video itu pada Ibunya, tapi Ibu terlalu asyik nonton TV sampai tidak sadar ada chat masuk.


Keesokan harinya, Sake tampak senang membaca berita di koran yang mengabarkan kalau Master Ad sudah didepak dari partai.

Tapi walaupun sekarang Master Ad sudah kehilangan kekuasaannya, Sake merasa mereka tetap harus waspada. Khun Ying juga tak bisa tenang sepenuhnya, Master Ad bisa saja menyerang mereka lagi.

Khun Ying bersyukur Sake dan Kate belum melakukan program bayi tabung, jika tidak maka ia pasti akan mencemaskan keselamatan putra dan cucunya. Kate cuma diam, masih ragu memberitahukan kehamilannya.


Setelah selesai sarapan A dan Bee langsung memprotesnya, mau sampai kapan Kate merahasiakan masalah ini. Kate berniat menunggu sampai kasus ini selesai saja, dia yakin tidak akan lama lagi.

Tapi tidak akan lama lagi itu kapan? 1-2-3-4-5 bulan? Perutnya Kate pasti sudah membesar saat itu. Lebih baik dia memberitahu semua orang saja. Saat ini yang harus Kate khawatirkan adalah dirinya sendiri dan bukannya orang lain.


Ad kesal dengan semua berita di koran-koran. Ek berusaha menenangkannya dan memberitahu info yang dia dengar dari anak buahnya Picai kalau bukti yang dimiliki Sake itu adalah sebuah rekaman video lain. Kalau begitu, Master Ad menduga pasti ada pengkhianat lain selain Khem.

Id pamit pulang ke Master Ad dengan alasan ibunya sakit. Awalnya Master Ad masa bodoh karena sibuk memikirkan siapa pengkhianat satunya... tapi kemudian pikiran itu tiba-tiba muncul dan dia pun langsung keluar dan mencegah Id pergi saat dia masih bicara di telepon dengan Jiab.


Dia bahkan langsung merampas ponselnya Id, memberitahu orang diseberang kalau Id tidak akan pergi kemanapun lalu membuka galerinya Id, mencari video yang dicurigainya. Tapi dia tidak menemukannya, karena Id sudah menghapusnya semalam.

Id berusaha tetap tenang, meyakinkan Master Ad kalau dia tidak akan melakukan itu karena dia adalah milik Master Ad. Dulu dia memang bagian dari Suttagarn tapi dia sudah dibuang oleh mereka.

Kalau begitu, Master Ad menuntut Id untuk mencari cara menipu Sake agar dia bisa mendapatkan rekaman video itu.


Master Ad mengurung Id kembali ke kamarnya dan menuntutnya menelepon Sake. Id menurutinya tapi berkali-kali dia menelepon, Sake selalu me-reject-nya bahkan pada akhirnya dia mematikan ponselnya.


Kate hendak merapikan sprei saat tiba-tiba pusing menderanya sampai dia tak sadarkan diri. Panik, A dan Bee membaringkannya dan memberinya minyak angin.

Bee berusaha membujuk Kate untuk memberitahukannya pada Sake agar dia bisa diperiksa ke dokter. Tapi Kate bersikeras tidak mau.

"Baiklah, kalau kau tidak mau kasih tahu, aku saja yang beritahu dia," ujar Bee lalu memberikan telepon ke A menyuruh A saja yang bicara dengan Sake.

Tapi Kate tetap ngotot tidak mau memberitahu sekarang dan merebut telepon itu dari mereka. Dia berjanji akan memberitahu Sake kalau dia sudah pulang nanti malam saja.


Pu datang untuk mengunjungi Pa. Saat melihatnya, A dan Bee langsung rebutan memeluk Pu. Pu senang bertemu mereka, tapi dimana Kate?

Dia sedang tidak enak badan, tapi Pu tidak usah tanya karena mereka tidak bisa memberitahu. Mereka langsung naik sambil mendengus  kesal, menggerutui kekeraskepalaan Kate.


Pu lalu menceritakan tentang kecemasannya perihal kondisi Kate pada Pa sampai Pa cemburu dibuatnya. Dengan sebal dia menawarkan bantuannya untuk mencari tahu kondisi Kate tapi saat dia bangkit, luka punggungnya langsung sampai membuat Pu cemas. Melarang Pa bergerak, Pu akhirnya berinisiatif menelepon Kate.


Kate meyakinkannya kalau dia baik-baik saja. Dia hendak turun mau menemui Pu tapi A dan Bee langsung heboh mengejarnya. Kate malah mempercepat langkahnya demi menghindari mereka.

Tapi gara-gara itu, dia jadi kepleset dan langsung terjatuh saat dia hampir mencapai lantai bawah. Untunglah dia jatuh tepat menimpa Pu dan tidak mrngalami luka apapun.

A dan Bee makin heboh memaksa Kate untuk periksa ke dokter. Pa dan Pu bingung sendiri dengan kehebohan  mereka, perasaan Kate tidak terluka deh, kenapa mereka malah heboh mau ke dokter? Ada apa sebenarnya? Kate jadi galau.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments