Peng Peng dan pengawalnya tiba di sebuah perkemahan. Tapi Pengawal memberitahu bahwa ini bukan pangkalan militer di Jiang Utara, ini cuma tempat perngiriman makanan dan beberapa keperluan militer.
Yang tidak Peng Peng sangka, Yang Yan ada di sana dan langsung menyapanya dengan manis. "Ada acara besar apa sampai sang Dewi datang kemari?"
"Aku harus menemani suamiku. Aku tak punya pilihan."
"Aku tahu betul seperti apa seragam tentara. Penampilanmu sangat cantik dan trendy."
"Siapa bilang? Pakaian semacam ini sudah nggak jaman. Aku dandan seperti ini cuma supaya tidak dikenali."
Tapi saat mengalihkan perhatiannya pada pengawalnya Peng Peng, Yang Yan tampak curiga. Si pengawal tampaknya menyadari tatapannya Yang Yan dan karenanya dia buru-buru mengajak Peng Peng melanjutkan perjalanan.
Mereka pun kembali memacu kuda-kuda mereka ke suatu arah dan Peng Peng meneriakkan janji bahwa dia akan membawakan kue osmanthus untuk Yang Yan saat dia kembali nanti.
Tak bisa menghilangkan perasaan curiganya pada Pengawalnya Peng Peng, Yang Yan mencoba tanya ke salah satu prajurit tentang jalan mana yang menuju ke pangkalan militer di Jiang Utara.
Tapi si pengawal malah menunjuk arah yang berlawanan dari arah yang dituju Peng Peng tadi. Yang dituju Peng Peng tadi arah menuju Qing Bu.
Yang Yan sontak cemas dan memerintahkan si pengawal untuk memberitahukan masalah ini ke Jiu Wang. Dia sendiri langsung pergi menyusul Peng Peng.
Setelah beberapa lama berkendara, Peng Peng mulai menyadari ada yang aneh. Kenapa mereka belum sampai-sampai juga, apa dia yakin kalau ini arah yang benar. Si pengawal meyakinkan kalau ini jalan yang benar.
Peng Peng mengiyakanya saja, padahal sebenarnya dia mulai curiga. Tapi dia yakin tak punya dendam apapun dengan si pengawal, tapi kenapa si pengawal ingin membunuhnya.
Peng Peng pun beralasan sakit perut dan mencoba melarikan diri. Tapi si pengawal malah menghunus pedang dan mengejarnya. Untunglah Yang Yan tiba saat itu juga dan langsung menembakkan anak panah pada si pembunuh.
Dalam usahanya menghindari anak panah itu, si pembunuh pun terjatuh dari kudanya. Yang Yan dan si pembunuh akhirnya bertarung sementara Peng Peng heboh sendiri menyemangati Yang Yan.
Si pembunuh dengan mudah mengungguli Yang Yan. Terpaksalah Yang Yan harus menyeret Peng Peng melarikan diri dari sana.
Tapi di depan mereka tiba-tiba ada lebih banyak pengendara kuda. Peng Peng semakin ketakutan mengira mereka komplotannya si pembunuh.
Tapi saat rombongan itu semakin dekat, ternyata mereka rombongannya Jiu Wang yang datang menyelamatkan mereka dan mengepung si pembunuh dengan pedang-pedang terhunus.
Peng Peng tampak sangat kelelahan saat Jiu Wang menghampirinya dan langsung pingsan seketika. Untunglah Jiu Wang sigap menangkapnya.
Saat Peng Peng membuka matanya, dia mendapati dirinya di perkemahan dan Yang Yan memberitahu bahwa Jiu Wang sedang menginterogasi si pembunuh.
Si pembunuh itu ngotot mengklaim kalau dia tidak disuruh siapapun dan menyuruh Jiu Wang untuk membunuhnya saja. Jiu Wang menolak sampai dia mengetahui kebenarannya lebih dulu.
Jiu Wang sebenarnya sudah mencurigai si pembunuh sedari dulu dan menyuruh seseorang untuk menyelidikinya. Dia sudah tahu siapa sebenarnya yang mengirim si pembunuh kepadanya, dia hanya tidak tahu apa rencana si pembunuh dan majikannya itu. Dan kenapa sekarang dia berniat membunuh Peng Peng.
Di tempat lain, para pembunuh lainnya sedang berkumpul bersama majikan mereka yang ternyata Pangeran Zhao.
"Hari ini, mari kita tangkap semuanya sekaligus. Aku sudah menahan diri cukup lama. Hari ini, akhirnya aku akan melawan mereka."
Di perkemahan, Jiu Wang memberitahu Peng Peng bahwa orang yang mengirim si pembunuh itu adalah Qi Sheng (Hah? Jiu Wang yakin pelakunya Qi Sheng atau cuma mau ngadu domba Qing Sheng dan Peng Peng?).
Dia mengklaim bahwa orang-orangnya yang terlibat dalam aksi penculikan Peng Peng tengah malam waktu itu, sudah dibunuh. Dia yakin kalau Qi Sheng melakukan ini untuk mengkambinghitamkannya.
"Demi menyingkirkanmu, dia bahkan rela mengorbankan istrinya sendiri?" Tanya Peng Peng tak yakin.
Jiu Wang meyakinkan Peng Peng bahwa Qi Sheng rela melakukan apapun demi mendapatkan tahta. Peng Peng bertanya-tanya, Jiu Wang kan juga mengincar tahta, lalu apakah dia juga akan melakukan hal yang sama?
"Peng Peng, aku tidak akan melakukan hal sekeji itu. Itulah perbedaanku dengan Qi Sheng. Hatiku selalu tertuju padamu. Apa kau masih ingat apa yang kukatan hari itu?"
"Iya," bohong Peng Peng.
"Apa sekarang kau merasakan keamanan yang kujanjikan waktu itu?"
Peng Peng berusaha menghindari topik itu dengan alasan masih shock atas kejadian barusan, dan untunglah Jiu Wang setuju untuk tidak memaksa Peng Peng.
Yang Yan masuk saat itu dengan membawa kabar buruk. Qi Sheng dan pasukannya sedang menuju kemari. Begitu Qi Sheng tiba, dia langsung melabrak Jiu Wang, mengira dialah yang mencoba membunuh Peng Peng.
Jiu Wang membela diri dan Peng Peng pun membelanya dan meyakinkan kalau Jiu Wang lah yang telah menyelamatkannya. Pembunuhnya sendiri sudah diinterogasi. Dalangnya adalah orang lain.
Qi Sheng tanya siapa. Tapi sebelum Peng Peng sempat menjawab, Jiu Wang langsung menyela duluan dan mengklaim bahwa sebelum si pembunuh mengaku siapa majikannya, dia err... mengebiri dirinya sendiri. (Kok aku bingung yah, kalau dikebiri kan mulutnya masih bisa ngomong dan masih bisa diinterogasi? Tapi percakapan mereka terkesan si pembunuh sudah tidak bisa diinterogasi lagi)
Kedua pangeran itu dan Peng Peng terus saling menatap dengan curiga. Tapi tiba-tiba api membakar perkemahan mereka. Para pengawal kontan membuat barisan untuk melindungi Qi Sheng dan Peng Peng.
Tak berapa lama kemudian, pasukan pembunuh datang dan langsung menyerang semua orang. Sementara para pria sibuk bertarung, Peng Peng sibuk sendiri mondar-mandir kebingungan tak tahu harus bagaimana.
Tiba-tiba salah satu pembunuh menargetnya. Panik, Peng Peng berusaha menyerang si pembunuh dengan melempar batu-batu terdekat dan sukses menimpuk kepalanya.
Satu pembunuh jatuh, datanglah pembunuh kedua. Tak punya senjata lagi, Peng Peng malah bergaya s~~si untuk merayu si pembunuh, tapi gagal. Si pembunuh sontak mengayunkan pedangnya untuk membunuh Peng Peng.
Tapi untunglah Yang Yan datang tepat waktu dan menyayat si pembunuh. Jiu Wang menyuruhnya melarikan diri. Peng Peng berlari ke dalam hutan seorang diri dan Qi Sheng melihatnya menghilang ditelan kabut.
Tiba-tiba dua orang pembunuh mengejar Peng Peng. Jiu Wang langsung pergi mengejar mereka. Qi Sheng pun berniat menyusul, tapi seorang pengawal menghadangnya karena dia sudah ditugaskan oleh Kaisar untuk melindungi keselamatan Putera Mahkota.
Kedua pembunuh itu berhasil mengejar Peng Peng. Peng Peng mencoba menakut-nakuti mereka dengan bergaya ala jagoan kungfu. Tapi mereka tidak takut dan langsung saja menyerangnya.
Untunglah Jiu Wang tiba tepat waktu. Dia berusaha melawan mereka, tapi salah satu pembunuh berhasil melukainya. Mereka mencoba menyerang Peng Peng lagi, tapi Jiu Wang berhasil menghalau dan menyeret Peng Peng melarikan diri.
Di perkemahan, para prajurit berhasil mengalahkan semua pembunuh dan Qi Sheng langsung pergi mencari Peng Peng.
Peng Peng memapah Jiu Wang hingga mereka tiba di sungai. Tak ada jalan lain, mereka memutuskan untuk berenang menyeberangi sungai itu. Tapi di tengah-tengah sungai, Jiu Wang tiba-tiba pingsan. Peng Peng terpaksa harus berenang sembari menyeretnya.
Qi Sheng tiba di sungai tak lama kemudian tapi Peng Peng tidak kelihatan di mana-mana. Dia jadi semakin cemas, apalagi dia mengira kalau Peng Peng tidak bisa berenang.
Para prajuritnya sudah mengatasi kedua pembunuh itu dan meminta Qi Sheng untuk kembali, takut pasukan pembunuh datang lagi. Qi Sheng menolak dan langsung berteriak-teriak memanggil Peng Peng, tapi tak ada jawaban.
Teringat kenangan mereka selama ini, Qi Sheng memutuskan berenang menyeberangi sungai itu dan memerintahkan para prajuritnya untuk berpencar.
Dia terus berenang dan berenang sembari berpikir. "Zhang Peng Peng, hidupmu adalah milikku. Kau tidak diizinkan mati!"
Peng Peng susah payah menyeret Jiu Wang ke tepi sungai. Dia mencoba membangunkan Jiu Wang dengan berbagai cara, tapi dia tetap tidak bangun.
Terpaksa Peng Peng harus memberinya pernapasan buatan. Tapi karena dia tidak mau bibir mereka terlalu nempel, CPR-nya jadi aneh banget.
Tepat saat dia sedang meniupkan udara ke mulut Jiu Wang, Jiu Wang tiba-tiba melet dan terbangun. Peng Peng sontak menjauh dengan canggung.
Dia lalu membantu Jiu Wang berdiri dan membawanya mencari tempat di hutan untuk berlindung. Peng Peng berterima kasih karena Jiu Wang menyelamatkannya tadi.
"Aku tidak tahan melihatmu terluka."
Peng Peng lalu mengecek lukanya Jiu Wang dan merobek pakaiannya sendiri untuk dijadikan perban, sementara Jiu Wang hanya diam memandanginya dengan penuh cinta. Tapi tiba-tiba dia pingsan lagi.
Peng Peng jadi semakin cemas mendapati Jiu Wang demam tinggi. Jadilah Peng Peng musti mondar-mandir jatuh bangun dari hutan ke sungai untuk membasahi kain bajunya dan menggunakannya untuk mengompres Jiu Wang.
Dalam tidurnya, Jiu Wang mengigau mencemaskan Peng Peng. "Peng Peng! Berbahaya! Pergilah sekarang!"
Peng Peng terharu mendengarnya dan semakin yakin kalau Qi Sheng lah pembunuhnya. Qi Sheng bahkan tidak melindunginya dalam penyerangan tadi, malah Jiu Wang yang menyelamatkannya. Sepertinya Jiu Wang lebih bisa dipercaya.
Karena itulah Peng Peng memutuskan bahwa jika mereka selamat dari semua itu, Peng Peng janji akan memihak Jiu Wang.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam