Sinopsis Yali Çapkini (The Kingfisher) Episode 1 - Part 3

"Apa seperti ini cara orang Antep memperlakukan orang lain?" tanya Ferit yang tampak jelas geli dan tertarik dengan keketusan Seyran.

"Kalau memang harus. Kami bersikap sesuai situasi."

"Dan kalau tidak sesuai?"

"Silahkan kau kembali ke tempat asalmu."

"Kalau begitu, aku akan membawamu ke Istanbul agar kau belajar untuk menjadi manusia, cara melayani pelanggan yang baik dan benar, dan lain sebagainya. Bagaimana?"

"Omong kosong apa yang kau ucap itu? Dasar tidak sopan!"

Ferit hampir mau mendebatnya lagi, tapi tepat saat itu juga, pelayan toko dan majikannya datang. Ferit seketika menyadari kesalahannya dan langsung menyesalinya, maaf, dia kira kalau Seyran pelayan toko.

Seyran menerima maafnya dan langsung mengabaikannya untuk ngobrol akrab dengan pemilik toko, sama sekali tidak sadar kalau Ferit sedang memperhatikannya lekat-lekat, terpesona padanya.

Usai menyebutkan pesanannya, Seyran pun pergi sambil sekilas melempar tatapan kesal pada Ferit, membuat Ferit jadi semakin tertarik padanya.

Tapi kemudian Ferit dipanggil untuk segera kembali ke hotel karena mereka harus bertemu dengan Kazim. Mereka disambut dengan sangat meriah oleh Kazim. Seperti biasanya, Kazim rela mengeluarkan banyak uang untuk menyambut tamu di sebuah hotel mewah hanya demi menjaga image dan reputasi. 

Namun karena acara ini cuma pertemuan keluarga dan belum lamaran, jadi Ferit masih belum bertemu calonnya. Sepanjang malam para pria berpesta pora dan minum-minum, dan tak lama kemudian, Abidin harus bersusah payah memapah dan mengurus Ferit yang sudah mabuk berat.


Ferit ternyata juga menderita diabetes, makanya Abidin juga harus langsung mengecek gula darah Ferit. Dalam mabuknya, Ferit tanpa sadar mengoceh 'Pistacio Gaziantep' terus menerus. Hmm... sepertinya yang dia maksud dan dia pikirkan adalah Seyran. Mungkin karena tidak tahu namanya dan momen pertemuan mereka yang cukup berkesan karena kacang pistacio, makanya dia menyebut Seyran sebagai 'Pistacio Gaziantep'.

Keesokan paginya, Keluarga Kazim sudah mulai sibuk mempersiapkan acara lamaran nanti malam. Namun Suna sengaja dibiarkan tidur lebih lama, biar nanti wajahnya lebih fresh saat lamaran.

Pada saat yang bersamaan di hotel, Ferit diberitahu Abidin tentang ocehan mabuknya semalam yang sontak membuat wajahnya merekah bahagia memikirkan wanita cantik yang ditemuinya kemarin.

Dia mendadak jadi punya ide dan langsung memohon-mohon pada Abidin untuk membiarkannya jalan-jalan sendiri. Ini permintaan terakhirnya sebelum dia menikah.  Abidin sebenarnya enggan membiarkannya pergi sendiri, tapi Ferit terus memohon-mohon dengan gigih sehingga pada akhirnya Abidin pun mengalah.

Tak lama kemudian, Seyran keluar rumah untuk mengambil pesanan baklava, tapi malah mendapati Ferit ada di depan toko sedang membagi-bagikan 2 loyang baklava pistacio dan baklava walnut untuk anak-anak kecil di sana.

Karena kedua baklava itu sama persis dengan pesanannya Seyran, jelas saja Seyran jadi mengira Ferit mengambil pesanan baklava-nya dan langsung kesal membentaknya, "kenapa kau melakukan itu?!"

"Lalu apa yang harus kulakukan?" santai Ferit, "aku tidak punya cara lain untuk menarik perhatianmu, dan sekarang aku berhasil menarik perhatianmu."

"Apa kau maniak?! Dasar bodoh!"

"Bicaralah baik-baik."

"Goblok!"

"Aku mungkin membuatmu gila, tapi kau beruntung karena sebentar lagi aku akan kembali ke Istanbul."

Tepat saat itu juga, pemilik toko baru muncul dan memberitahu Seyran bahwa pesanan baklava-nya ada di dalam. Hah?! Jadi yang dibagikan Ferit tadi bukan pesanannya? Geli, Ferit malah semakin getol menggoda Seyran dengan berakting seolah dia adalah korban tuduhan sepihak Seyran.

Jelas saja Seyran jadi tambah kesal sama dia, "kalau kau muncul di hadapanku lagi, akan kubuat kau menyesal!"

Saat Seyran pulang tak lama kemudian, dia disambut seorang pekerja yang memanggilnya 'Nona'. Orang tuanya memang menyewa beberapa pekerja untuk mengurus rumah seharian ini, Seyran yang baru kali ini dipanggil 'Nona', jelas tidak terbiasa tapi senang juga sih. Namun yang paling mencengangkannya adalah kakaknya yang sedang didandani, hari ini Suna cantik sekali.


Malam tiba dan Keluarga Korhan pun datang tak lama kemudian. Suna dan Seyran dipingit dulu di dapur sementara yang lain ngobrol di lantai atas. Suna antusias banget ingin melihat calonnya, tapi dia dilarang mengintip, dan jelas saja keantusiasannya membuat Seyran jadi geli dan langsung menggoda kakaknya itu.

Namun saat tiba waktunya Suna untuk menampakkan diri dan menyajikan kopi untuk calon suaminya sekeluarga, dia malah gugup setengah mati. Tangannya bahkan gemetaran hebat sampai-sampai dia tidak kuat memegang nampan kopi.

Seyran sampai harus bertindak membantunya membawakan nampan itu ke lantai atas, namun dia hanya bisa membantu sampai di depan ruang tamu, selebihnya tetap harus Suna sendiri yang masuk dan menyajikan kopi-kopi itu pada calon suami dan keluarga calon suaminya.

Tapi karena Seyran juga penasaran dengan calon kakak iparnya, jadi dia memutuskan untuk mengintip, tapi alangkah kagetnya dia saat melihat calon suaminya Suna ternyata pria yang berdebat dengannya tadi siang.

Tepat saat itu juga, Ferit juga melihatnya dan jelas langsung antusias sampai-sampai dia tidak peduli untuk melihat calon istrinya sendiri.

Saking gugupnya saat harus menyajikan kopi ke Ferit, Suna malah tak sengaja tersandung karpet dan akhirnya terjatuh dan menumpahkan semua kopinya yang jelas saja membuat Kazim tak senang. Cemas, Seyran langsung masuk dan membantu Suna.

Namun Suna terlalu malu dengan situasi ini dan langsung kabur kembali ke kamarnya, Seyran lah yang akhirnya harus bersusah payah membersihkan kekacauan ini. Melihat Seyran di hadapannya, Ferit tiba-tiba memikirkan sesuatu entah apa, lalu membisiki sesuatu ke ibunya. Entah apa yang dia bisikkan, namun tak pelak itu langsung membuat Gulguen melotot kaget. Gulguen bahkan langsung mengajak Kazim, Bibi dan Orhan untuk bicara di luar. 

Tak lama kemudian setelah Orhan, Gulguen, Kazim dan Bibi selesai berdiskusi, semua orang pun kembali ke ruang tamu. Anehnya, hanya Seyran yang dipanggil kembali ke ruang tamu, sementara Suna disuruh menunggu di kamar. 

Sekarang waktunya acara utama, Orhan pun mulai menyatakan tujuan utama mereka datang kemari, yaitu melamar Putrinya Kazim untuk Ferit, "dengan rahmat Allah yang maha pengasih dan maha penyayang, kami ingin melamar putri anda, Seyran, untuk putra kami, Ferit."

WHAT?!!! Seyran?! Seyran shock sampai-sampai dia cuma bisa membeku saat ayahnya langsung menerima lamaran itu dengan senang hati, dan dia langsung didorong untuk berdiri di samping Ferit dan cincin tunangan pun disodorkan di hadapan mereka.

Ferit senang banget, "aku muncul di hadapanmu lagi, buatlah aku menyesal," bisik Ferit.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments