Sinopsis Yali Çapkini (The Kingfisher) Episode 1 - Part 1

Keluarga konglomerat Korhan memulai hari-hari mereka seperti biasanya. Para pelayan sedang sarapan subuh-subuh sebelum memulai pekerjaan mereka masing-masing.


Usai sholat subuh, Latif, kepala pelayan Keluarga Korhan langsung sibuk memberi berbagai instruksi pada para bawahannya. Biarpun dalam urusan kerja dia sangat keras dan tegas, namun sebenarnya dia berhati lembut, terutama pada anak kecil, anaknya seorang pelayan bernama Sultan. 

Ada beberapa orang yang merupakan keluarga inti Korhan:

  1. Halis Aga, tetua sekaligus kepala keluarga.
  2. Ifakat adalah menantu tertua Keluarga Korhan. Suaminya (putra tertua Halis Aga) sudah meninggal dunia, dan dia juga tidak memiliki anak. Namun karena masih dianggap menantu tertua, jadi posisinya dalam keluarga, bisa dibilang, adalah nyonya rumah.
  3. Orhan (Putra kedua Halis Aga)
  4. Gulguen (Istrinya Orhan)
  5. Ferit (Putra bungsunya Orhan dan Gulguen). Bisa dibilang, Ferit adalah lubang hitam di keluarga ini karena dia hobi pesta pora dan main wanita. 
  6. Fuat (Kakaknya Ferit) 
  7. Asuman (Istrinya Fuat). 

Pastinya dengan anggota keluarga sebanyak itu, para pelayan juga harus selalu ingat dan mengetahui segala macam kebutuhan, kesukaan atau ketidaksukaan masing-masing majikan mereka.


Para anggota keluarga inti baru bangun agak siangan. Segalanya tampak normal-normal saja awalnya dengan semua orang melakukan kegiatan mereka masing-masing. Namun saat Halis Aga melihat keluar jendela kamarnya, dia malah melihat ada serombongan polisi mendatangi mansion mewah mereka. Hah? Ada apa ini sampai-sampai polisi datang sepagi ini?

Latif, Orhan dan Halis Aga turun untuk mengecek keadaan. Para polisi itu membawa seorang ibu yang tampak panik luar biasa lalu tiba-tiba saja ibu itu menuduh Ferit menculik putrinya. Hah?!

Jelas saja semua orang bingung dan tak percaya. Ibu itu pasti salah, tidak mungkin Ferit melakukan hal tak senonoh semacam itu, tapi si ibu keukeuh menuduh Ferit menculik putrinya, dan tampak jelas dia serius dengan tuduhannya. Halis Aga dengan kesal langsung menyuruh Latif untuk membangunkan Ferit yang masih tidur.


Namun alangkah terkejutnya Latif saat dia membuka kamar Ferit dan mendapati Ferit benar-benar tidur dengan seorang wanita. Namun jangankan Latif, Ferit sendiri saja kaget dengan wanita itu dan bingung sendiri kenapa bisa ada wanita itu di sini, Ferit bahkan tidak mengenalnya, bagaimana bisa wanita itu masuk ke kamarnya?


Wanita muda itu langsung bergegas pakai baju dan lari memeluk ibunya sambil mewek yang sontak saja mengagetkan semua orang, mengira kalau Ferit benar-benar menculik anak gadis orang. 

Yang tidak mereka ketahui, wanita itu sebenarnya menyelinap masuk sendiri ke kamarnya Ferit semalam, dan Ferit sama sekali tidak menyadarinya karena dia tertidur sangat lelap.

Wanita itu membuat rencana seolah Ferit-lah yang membawanya pulang lalu mengirim pesan ke ibunya menuduh Ferit melakukan hal tak senonoh padanya. Entah apa tujuannya, entah biar dia dinikahkan dengan Ferit atau mungkin ingin memeras uang Keluarga Korhan.


Padahal semalam Ferit mabuk berat sampai teler dan yang membawanya pulang adalah supirnya yang bernama Abidin. Supirnya inilah satu-satunya saksi mata, orang yang paling tahu kalau semalam Ferit bahkan tidak mampu berdiri di atas kakinya sendiri, apalagi macem-macemin anak gadis orang.

Tapi karena masalah ini melibatkan polisi, semua orang jadi tak percaya pada Ferit, dan tak pelak membuat Halis Aga begitu murka dan yang kena semprot adalah Orhan yang tidak becus mendidik anak. 

Nama dan reputasi keluarga mereka jadi tercoreng gara-gara insiden ini, maka hanya ada satu cara untuk mengatasinya. Yaitu, menikahkan Ferit secepatnya.

Tapi Halis Aga ogah menjadikan wanita itu sebagai menantu, jadi dia menyuruh Ifakat untuk mencarikan gadis lain yang lebih pantas menjadi menantu Keluarga Korhan, harus gadis dari Kota Gaziantep, kampung halamannya Halis Aga.

Sudah pasti saat Ferit mendengar ini, dia menolak menikah, bersikeras mau menyelesaikan masalah ini dengan cara kabur ke luar negeri saja. Tapi keputusan Halis Aga tidak bisa diganggu gugat. Apalagi menyelesaikan masalah dengan kabur ke luar negeri sudah pernah dilakukan Ferit sebelumnya, tapi hasilnya? Tidak ada. Ferit tetap saja tidak berubah.

Ferit gigih menolak menikah, apalagi dia masih muda. Dia bahkan belum bisa mengurus dirinya sendiri, apalagi menikah dan mengurus hidup anak gadis orang, dan lagi, Ferit sebenarnya punya pacar yang bernama Pelin. Jelas dia sebenarnya tidak serius pacaran sama Pelin, makanya dia juga ragu untuk menikahi Pelin, masa tiba-tiba dia harus nekat mengajak Pelin menikah?

Namun Gulguen tak kalah gigih meyakinkannya bahwa hidup Ferit tidak akan berubah meski dia menikah nantinya. Tidak ada untungnya juga dia menentang Kakek, karena bagaimanapun, Ferit masih mengandalkan keuangan keluarga. 

Lagipula, Ferit tidak akan menikah dengan Pelin, melainkan wanita lain dari Kota Gaziantep. Yang itu artinya, Ferit akan menikah dengan orang asing. Mereka akan mencarikan gadis yang penurut dan kalem, gadis yang cuma perlu diam di rumah dan tidak akan mengganggu kehidupan Ferit. Akan jauh lebih baik jika Ferit memiliki putra nantinya, dengan begitu, Kakek pasti akan membebaskan mereka.

 "Tidak akan ada yang berubah dalam hidupmu, ibu janji," janji Gulguen.

"Bu, apa ibu mengerti apa yang ibu katakan itu? Hanya karena Kakek menyuruhku, aku harus menundukkan kepalaku, begitu?"

"Kau tidak punya pilihan lain."

Ferit masih keukeuh menolak menikah. Capek berdebat tanpa hasil, Gulguen akhirnya berhenti membujuk Ferit, dan mengubah kata-katanya menjadi ancaman dan menyuruh Ferit untuk intropeksi diri.

Kota Gaziantep adalah sebuah kota tua di Turki yang kaya akan sejarah dan budaya kuno. Di kota inilah, kita bertemu dengan Suna dan Seyran, dua kakak-beradik cantik yang saling menyayangi walaupun sifat keduanya sangat bertolak belakang. Suna adalah tipe anak yang penurut, sedangkan Seyran kebalikannya, tipe pemberontak. Dilihat dari rumah tua dan besar mereka, sepertinya mereka keluarga berada.


Err... Lebih tepatnya sih, dulu mereka keluarga berada saat Kakeknya Suna dan Seyran masih hidup. Keluarga mereka dulu terkenal sebagai tuan tanah terbesar di kota itu. Namun sekarang, ayah mereka yang bernama Kazim, mendapatkan uang dengan cara menjual tanah-tanah warisan mereka. Pastinya dengan keadaan seperti itu, harta mereka lama kelamaan akan habis.

Ayah mereka ini bisa dibilang seorang diktator yang kejam, terutama pada keluarganya sendiri. Suna dan Seyran selalu dipaksa untuk pakai rok, pokoknya mereka harus berpenampilan anggun kayak cewek rumahan hanya supaya mereka bisa menarik minat cowok untuk menikahi mereka.

Ya, intinya, dia tipe ayah yang berpikiran kuno bahwa wanita hanya berharga jika ada pria yang mau menikahinya. Tapi dia juga pilih-pilih dan pasti menolak lamaran siapa pun yang tidak bisa memenuhi keinginannya.

Kazim selalu memandang kedua anak gadisnya walaupun mereka anaknya sendiri hanya karena mereka terlahir sebagai perempuan, dia bahkan memandang rendah istrinya sendiri karena istrinya tidak bisa memberinya seorang putra. 

Istri dan kedua putrinya benar-benar bagai pembantu di rumah mereka sendiri, dan selalu disalah-salahkan atas segala kesialan hidupnya, padahal dia sendiri cowok yang nggak berguna. Dia bahkan tidak pernah mengizinkan mereka makan di meja makan bersamanya.

 

Kazim juga seorang suami dan ayah yang pelit namun hedon. Istri dan kedua putrinya sering kali disuruh jalan-jalan di pasar dengan berpenampilan cantik dan membawa beberapa tas belanjaan seolah mereka orang kaya-raya yang habis belanja banyak, padahal isi tas itu cuma kain-kain murah dan belanjaan bahan makanan, mereka bahkan cuma dibekali beberapa lembar uang yang tak seberapa, disuruh mencoba segala macam barang branded, tapi dilarang beli apa pun. 

Buat apa? Yah cuma buat pamer saja, biasalah, orang-orang yang terlihat kaya kan biasanya akan dihormati orang lain, dan pastinya juga untuk memamerkan kecantikan Suna dan Seyran, siapa tahu ada yang mau sama mereka.

Hari itu saat mereka jalan-jalan di pasar atas perintah Kazim, Suna mencoba sebuah gaun seksi yang sebenarnya sangat cocok untuknya. Suna suka banget sebenarnya, tapi mereka tidak bisa dan tidak mampu membelinya, jadi Seyran terpaksa pura-pura mengkritik baju itu dan mencapnya tidak cocok buat Suna.

Kazim rela menghamburkan uang banyak untuk memberi makan mewah untuk orang lain hanya demi menjaga image dan reputasi, sedangkan keluarganya sendiri dipaksa untuk makan makanan sisa. Mereka benar-benar diperlakukan bagai babu di rumah mereka sendiri.

Seyran yang paling tidak senang dengan situasi ini dan selalu berusaha protes pada ibunya, tapi ibunya terlalu takut melawan Kazim, jadi dia memaksa anak-anaknya untuk menurut saja.


Selain mereka sekeluarga, di rumah itu juga tinggal Bibinya Suna dan Seyran. Bibi tidak pernah menikah, karena itulah dia tinggal bersama mereka. Hanya Bibi satu-satunya orang di rumah itu yang diizinkan makan di meja makan bersama Kazim.

Si Bibi, walaupun tampaknya sama seperti Kazim yang ngebet ingin segera menikahkan Suna dan Seyran secepatnya, namun Bibi jelas tidak sekejam Kazim dan yang dia lakukan hanya menuruti apa pun perintah Kazim. Biarpun Bibi yang paling berani bicara pada Kazim, namun jelas dia juga takut pada kekejaman Kazim.

Suna sih senang-senang saja menjalankan perintah ayah mereka karena dia memang ingin segera menikah, dengan siapa pun boleh. Namun Seyran sebaliknya, dia memiliki cita-cita menuntut ilmu setinggi mungkin, makanya dia dan ayahnya tidak pernah sejalan, namun kekejaman ayahnya membuatnya terpaksa harus menuruti apa pun perintah Kazim.

Selain itu, Seyran juga sebenarnya sudah punya pacar yang bernama Yusuf, tapi karena kondisi keluarganya Seyran yang melarang pacaran, jadi mereka hanya bisa pacaran diam-diam. Apalagi Seyran tidak bisa sembarangan keluar rumah, jadi mereka hanya bisa bertemu jika Seyran bisa curi-curi kesempatan saja.

Dari interaksi mereka, jelas Yusuf-lah yang paling antusias dengan hubungan mereka. Makanya dia tidak sabaran ingin Suna segera menikah agar dia dan Seyran juga bisa menikah setelahnya, padahal target utama Seyran bukan menikah, melainkan pendidikannya.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam