Sinopsis Leh Ratree Episode 5 - Part 1


Keesokan harinya, Sake tidak konsen kerja karena memikirkan Kate. Ladda datang membawakan kopinya dan memberitahunya bahwa Kate izin cuti karena ayahnya sakit.
Saat Ladda ingin membuang salah satu bunga yang kering, Sake langsung bereaksi seperti tak rela bunganya Kate itu dibuang. Tapi dia cepat sadar dan mengizinkan Ladda membuangnya.


Ibunya Id sangat panik karena Sake sudah punya istri baru. Tapi Id tetap tak percaya, dia sangat yakin kalau Sake tak mungkin sudah punya wanita lain secepat itu.


Tiba-tiba mereka kedatangan tamu dan yang datang adalah sepupunya Id, Jiab, yang baru saja keluar dari penjara kemarin.

Dia datang untuk minta pekerjaan karena dia dengar Id sekarang menikah dengan orang kaya. Permintaan Jiab itu memberi Id sebuah ide bagus.


Kate akhirnya pulang dan langsung disambut oleh kedua pembantunya yang sangat penasaran dengan keadaan Pattapon. Mereka lalu membicarakan masalah ini di kamarnya Kate. 

Sake kebetulan pulang saat itu dan melihat mereka masuk kamarnya Kate. Dari luar, dia mendengar Kate menangis. Dia ingin masuk tapi ragu.


Setelah Kate tenang, dia masuk ke kamarnya Sake untuk membantu Sake memilihkan baju pesta. Sake sedang sibuk berpikir di kamar mandi saat dia datang. Dia tak membahas masalah apa yang diketahuinya tentang kondisi Pattapon dan hanya bertanya Kate dari mana.

Kate tidak memberitahukan yang sebenarnya dan hanya berkata kalau ayahnya sakit lalu cepat-cepat mengalihkan topik membahas baju pestanya Sake. Sake pun tak membahasnya lebih jauh tapi masalah ini terus membuatnya resah.


Id dan ibunya membawa Jiab ke sebuah apartemen mewah yang Id dapatkan dari suaminya. Dia mengizinkan Jiab tinggal gratis di apartemen ini tapi dengan syarat. Jiab harus melakukan sesuatu untuknya. Di apartemen itu ada sebuah teropong yang menghadap rumah keluarga Suttagarn.

Tugasnya Jiab adalah menggunakan teropong itu untuk mengawasi dan memata-matai hubungan Sake dan istri barunya. Dia juga harus mencari informasi tentang segala sesuatu mengenai wanita itu. Siapa wanita itu? Apa sebenarnya tujuan wanita itu tinggal di rumah Suttagarn? Dan yang paling penting, dia harus mencari tahu apakah wanita itu benar-benar istri barunya Sake? 

Melalui teropongnya, Jiab melihat kedua pembantu Kate keluar. Dia lebih fokus pada Bee dan langsung punya ide bagus.


Keesokan harinya, Jiab membuntuti A dan Bee ke pasar lalu pura-pura tak sengaja menyenggol Bee sampai belanjaannya terjatuh. 

Sesuai harapannya, dia langsung berhasil menarik perhatian Bee. Dia bahkan bersikap sok perhatian dengan membantu mengelap bibir Bee yang belepotan es krim gara-gara tubrukannya tadi, lalu mentraktir mereka makan dengan alasan untuk menebus kesalahannya. (adoh! adoh! merinding sendiri rasanya liat Bee tersipu malu sama jiab XD)

Dia sengaja mentraktir banyak makanan lalu mulai membangun kedekatan dengan berpura-pura seolah dia baru ingat kalau dia pernah melihat mereka tinggal di rumah besar dekat rumahnya. Bee jadi semakin senang, benar-benar mengira kalau mereka bertetangga.


Pu langsung pergi ke rumah sakit setelah mendengar kondisi Pattapon. Dia bertemu Kate dan Nun di lobi, lalu bersama-sama mereka pergi menemui dokter yang menyarankan agar Pattapon segera dioperasi, ia lalu memberikan laporan perkiraan biaya operasi yang jumlahnya 200 ribu bath.

Pu ingin membantu tapi Nun menolaknya, dia tidak ingin merepotkan Pu dan ibunya lebih banyak lagi. Kate setuju dengan ibunya, dia ingin menangani masalah biaya operasi ini sendiri. 

Terpaksalah Pu akhirnya menerima keputusan itu dengan berat hati, tapi dia mengingatkan Kate bahwa dia akan selalu ada untuk Kate jika Kate merasa tak sanggup menanggung semua ini.


Jiab mengantarkan A dan Bee pulang naik motornya, tapi sepanjang perjalanan dia malah jadi risih sendiri karena mereka terus menerus berteriak-teriak heboh. 

Apalagi Bee malah keenakan ngelus-ngelus d~~a Jiab dan menolak melepaskan walaupun mereka sudah sampai rumah.


Dengan gaya flirty, Jiab berjanji pada Bee kalau dia akan datang lagi kapan-kapan. Bee pasti girang banget deh. wkwkwk. 

Setelah A dan Bee masuk, Jiab langsung melapor pada Id bahwa dia sudah berhasil mendekati dua pembantu di rumah ini dan sebentar lagi mereka pasti akan segera mendapat informasi.


Khun Ying mengeluh pada Pa karena hari ini Sake melewatkan janji bertemu dokter untuk membicarakan masalah program bayi tabung. 

Pa mengingatkan ibunya bahwa sejak awal Sake memang tidak setuju dengan program bayi tabung itu, dia menyetujui Kate tinggal di rumah ini pun hanya demi menyingkirkan Id. 

Tapi Pa menduga mungkin Khun Ying bisa mendapatkan cucu sesuai keinginannya tanpa perlu melakukan program bayi tabung.

"Apa maksudmu?"

"Aku tidak terlalu yakin. Tapi apa ibu tidak memperhatikan bahwa belakangan ini, P'Sake tampak cemas"

"Kau pikir... Sake jadi seperti ini karena Kate?"


Di kamarnya, Sake tidak bisa konsen dengan pekerjaannya karena terlalu mencemaskan Kate yang masih belum pulang sampai larut malam. 

Dia bahkan terus melihat keluar jendela dan menatap hapenya dengan gelisah, mungkin ingin menghubungi Kate tapi ragu. Akhirnya dia keluar ke halaman depan untuk menunggu kedatangan Kate.


Tak lama kemudian, akhirnya dia melihat sebuah taksi datang. Sake panik lalu langsung pura-pura bersikap seolah tak sedang menunggu kedatangan siapapun.

Saat Kate bertanya apa yang dilakukannya di luar tengah malam begini, Sake beralasan kalau dia cuma sedang tidak bisa tidur. 

Kate percaya lalu menawarkan secangkir susu hangat agar Sake bisa tidur. Sake berusaha memancing Kate untuk mengatakan sesuatu. Tapi Kate tetap tak mau bicara.


Di kantor keesokan harinya, Kate ikut rapat bersama Sake. Tapi lagi-lagi dia tidak konsen, bahkan sampai salah memberikan laporan untuk Sake. Setelah rapat usai, Kate terus termenung memikirkan kesulitan yang dialami keluarganya.


Ibunya memang punya tabungan 140 ribu baht, tapi tentu saja jumlah itu masih kurang untuk membiayai operasi Pattapon. Kate menangis frustasi, dia tidak tahu bagaimana caranya mendapatkan uang 60 ribu baht. Tak disadarinya, Sake melihatnya dari luar.


Sake jadi gelisah seharian. Malam harinya, dia galau antara ingin menemui Kate di kamarnya tapi ragu. Tiba-tiba dia berpapasan dengan Khun Ying yang langsung memandangnya dengan curiga karena Sake berdiri di dekat pintunya kamarnya Kate.


Khun Ying memutuskan kalau mereka berdua harus bicara. Khun Ying menuntut Sake untuk mengemukakan pendapatkan tentang program bayi tabung.

Sake mengaku jujur kalau dia tak setuju. Dia mengerti keinginan Khun Ying untuk memiliki keturunan. Tapi Sake selalu berpikir bahwa seorang anak haruslah terlahir dari cinta kedua orang tuanya.

"Maksudmu kau ingin aku menunggu sampai kau menemukan seorang wanita yang kau cintai? Atau kau ingin aku menunggu sampai kau dan Kate saling jatuh cinta?"

Senyum Sake langsung mengembang lebar mendengarnya walaupun dia pura-pura menyangkal "Bagaimana bisa aku mencintainya? Dia sudah punya kekasih"

"Dan bagaimana jika dia tidak punya kekasih? Apa kau dan Kate akan saling jatuh cinta?"

Sake langsung canggung lalu buru-buru mengalihkan topik dan mengklaim kalau masalah ini tidak ada hubungannya dengan masalah cinta. Lagipula belakangan ini dia sangat sibuk dan dia juga tidak siap melakukan program itu.

Dia berusaha menghindar, tapi Khun Ying menghentikannya dan memperingatkan bahwa tujuan utama Kate tinggal di rumah ini adalah untuk mengandung anaknya Sake. Jika Kate tidak hamil maka Kate harus keluar dari rumah ini. Sake galau deh. hihi!


Pa sedang meninjau lokasi tanah pinggir sungai yang rencananya akan dijadikan resort. Tiba-tiba Pu datang menyusulnya, Pa heran melihatnya, kenapa Pu datang kemari. 

Pu bertanya apakah Pa sudah melihat design yang dia kirim, Pa berkata belum. Pu tiba-tiba menyeretnya secara paksa ke mobilnya untuk menunjukkan contoh design-nya.

Pa menolak melihatnya, dia tidak mood dan hanya mau melihat kalau dia sedang mood untuk melihatnya. Lagipula kenapa juga Pu tiba-tiba memaksanya melihat design-nya. Pu akhirnya mengaku jujur kalau dia sedang membutuhkan uang. 

Karena itulah dia memaksa Pa melihat designnya. Jika Pa menyetujui design-nya ini, dia ingin mengambil upahnya lebih cepat.

"Kenapa kau butuh uang? Untuk apa? Apa ada masalah?"

"Aku akan memberikannya pada Kate. Keluarganya sedang membutuhkan uang"

"Kate lagi? Memangnya ada apa kali ini?"

"Karena Paman Pat menderita kanker makanya dia harus segera dioperasi"

Pa kaget "Ayahnya Kate kena kanker?"

Pu tercengang menyadari Pa tidak tahu menahu tentang penyakitnya Pattapon. Pa heran kenapa Kate tidak memberitahu mereka padahal masalah ini kan cukup serius. 

Pu dengan santainya menduga mungkin karena Kate pikir kalau mereka itu orang jahat. Pa langsung menatapnya tajam.


Pu terus berusaha membujuk Pa untuk membantunya, dia benar-benar butuh uang. Pa akhirnya menyerah, tapi dia menyatakan kalau dia sendiri yang akan menangani biaya perawatan Ayahnya Kate.

"Oooh, kau cute juga, Jae (panggilan untuk kakak perempuan)," goda Pu sambil berusaha mencubit pipi Pa.

Tapi Pa tak suka mendengar sebutan itu dan langsung mengancam serius "Kalau kau berani memanggilku Jae lagi, akan kutampar mulutmu sampai berdarah."

"Baik... Jae" (ha!)


Tapi sebagai ganti bantuannya, Pa ingin Pu melakukan sesuatu untuknya. Beberapa saat kemudian, Pu mendayung perahu untuk Pa. 

Dia memberitahu Pu bahwa dia menyukai rumah Pu yang berada di pinggir sungai. Dan karena itulah, dia terinspirasi untuk membuat hotel boutique pinggir sungai.

Pu tak percaya mendengarnya "Apa semua anggota keluarga Suttagarn memang seperti ini?"

"Seperti apa?"

"Menginginkan milik orang lain"

"Hei, kakakku dan aku tidak pernah berpikir untuk memaksa siapapun. Jika orangnya sendiri tidak mau, maka kamipun tak mau merendahkan diri kami dan mengganggu mereka"

"Aku kan cuma bercanda"

Pu tiba-tiba menunjuk sebuah tempat dan mengajak Pa untuk mencari makanan. Pa menolak, lagipula dia tidak lapar. 

Tapi Pu lapar, jadi kalau Pa tidak mau turun maka dia boleh menunggu di perahu sendirian. Apa boleh buat, terpaksalah Pa akhirnya ikut.


Kate masuk ke ruangan Sake dengan membawakan obatnya Sake. Sake memandangnya dengan cemas, tapi karena Kate tak mengatakan apapun, akhirnya dia cuma bisa diam. 

Dia lalu meminum obatnya tanpa mengeluh, tapi setelah itu dia baru bertanya apakah obatnya ganti karena biasanya warna obatnya tidak seperti itu.

Kate langsung shock dan baru ingat kalau dia salah ngasih obat, itu obat painkiller untuk menstruasinya. hahaha! 

Panik, Kate langsung memukul-mukul punggung Sake supaya Sake memuntahkan pilnya. Tapi perbuatannya malah membuat Sake jadi kesakitan.


"Cukup!" teriak Sake "Aku tidak akan mati karena minum painkiller, tapi aku mati karena kau memukuli punggungku"

Kate meminta maaf, dia sungguh-sungguh menyesal. Sake cemas, ada apa dengan Kate belakangan ini. Dia berusaha membuat Kate mengatakan masalahnya agar dia bisa membantu. Tapi Kate tetap bersikeras mengklaim tidak ada masalah apa-apa, dia cuma salah ngasih obat.


Pu membawa Pa ke sebuah desa yang jalannya tak rata. Pu berjalan dengan santai, bahkan melewati jembatan kayu usang dengan mudah. Sementara Pa berjalan dengan kikuk, apalagi dia pakai high heels. 

Dia berhenti didepan jembatan kayu usang dengan takut-takut. Pu langsung tertawa melihatnya lalu mengulurkan tangan untuk membantu Pa sampai akhirnya dia menyeberang dengan selamat.


Pu mengajaknya makan jajanan tradisional. Pa tampaknya belum pernah memakan makanan itu, dia mencoba mencicipinya dengan raut wajah pesimis tapi langsung terbelalak kagum setelah merasakan kelezatannya. 

Bibi penjual lalu mengajarinya cara membungkus makanan itu dengan daun pisang. Awalnya dia canggung, tapi lama kelamaan dia mulai bisa menikmati suasana dan bisa bercanda tawa dengan Pu.


Begitu kembali ke kantor, Pa memberikan laporan kesehatan dan biaya perawatan Pattapon pada Sake. Jelas-jelas Sake tersenyum senang walaupun dia bersikap sok jual mahal, kenapa juga Pa memberikan ini padanya.

Pa memberitahunya tentang niat Pu membantu Kate, karena itulah dia memberitahu Pu kalau dialah yang akan membantu biaya perawatannya. 

Dia mengisyaratkan Sake bahwa merekalah yang harus membantu Kate karena sekarang Kate sudah menjadi bagian dari keluarga mereka.

Sake tetap pura-pura tak peduli bahkan langsung menyingkirkan laporan itu. Tapi malam harinya di rumah, dia malah sibuk menatap laporan itu sambil berpikir.


Sake lalu turun setelah semua orang tidur, rumah sudah gelap tapi dia melihat lampu dapur masih menyala dan ada suara-suara aneh di sana. 

Cemas, Sake langsung masuk dapur dan mendapati Kate sedang sibuk menyiapkan berbagai bahan dan alat untuk membuat kue. Apa yang sedang Kate lakukan tengah malam begini.

Kate langsung canggung lalu mengaku kalau dia mau membuat cupcake. Takut Sake marah, dia cepat-cepat meyakinkan Sake kalau dia pasti akan membayar biaya pinjam peralatan setelah dia menerima uangnya nanti.

"Memangnya aku bilang kalau aku marah?"


Kate senang dan langsung nyerocos panjang lebar, memberitahu Sake tentang bahan-bahan kuenya dan bagaimana cara membuatnya dan lain sebagainya. 

Dan Sake mendengarkan ocehannya tanpa mengeluh, tapi dia bertanya-tanya Kate mau membuat cupcake sebanyak ini, memangnya orang-orang akan membeli semuanya?

"Tentu saja. Putri temannya ibuku memesan 100 cupcake untuk penikahannya besok. Lalu sisanya, aku akan menitipkannya ke coffee shop di kampus ku. Dan yang paling penting, mereka tidak memungut biaya. Kalau dihitung-hitung, aku akan untung 70 baht per cupcake"

"Kau mendapat untung sebanyak itu? Baiklah, aku akan membantumu. Aku juga butuh uang belakangan ini, jadi siapa tahu aku dapat bagian"


Kate pun mulai bekerja menakar bahan-bahan sementara Sake membantu sebisanya. Sake lalu membantu membukakan bungkus tepung, tapi dia agak kesulitan melakukannya malah membuat Kate jadi belepotan tepung.


Kate kesal, dia lalu mengambil sebaskom air sambil melirik Sake dengan tatapan licik. Dia lalu berjalan ke belakangnya Sake dan sengaja menunggu. Sake heran lalu berbalik ke belakang dan Kate langsung bergerak cepat menumpahkan air itu ke Sake sambil berpura-pura seolah dia 'tak sengaja'. hahaha!


Ujung-ujungnya mereka malah saling balas dendam ciprat-cipratan adonan... sampai akhirnya Kate mengambil pisau.


Sake sontak ketakutan dan memutuskan mundur lalu keluar dari dapur. Kate tersenyum geli mengingat tingkah Sake dan Sake pun tampak tersenyum bahagia.

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments