Sinopsis Drama Taiwan Bromance Episode 11 - Part 2

Setelah beberapa hari menghilang, Zhe Rui akhirnya membuka kliniknya kembali. Ya Nuo langsung mendatanginya dan menuntutnya untuk mengungkapkan kebenarannya karena Ya Nuo yakin kalau Zhe Rui diancam sama Han Sheng. Zhe Rui harus mengatakan kebenarannya agar mereka bisa mencari solusinya bersama-sama. Jika dia tidak bisa membantu, maka Zi Feng akan bisa membantunya.

Tapi mendengar Ya Nuo menyebut nama Zi Feng jelas membuat Zhe Rui jadi emosi hingga dia ngotot menolak mengatakan kebenarannya, bersikeras menyatakan bahwa dia tidak diancam oleh siapa pun.

Ya Nuo tak percaya, "kau tidak mungkin melakukan hal semacam itu. Kau tidak pernah berbohong padaku, kenapa kau berbohong padaku sekarang?"

"Begitulah kebenarannya."

"Aku tidak percaya. Kau pernah bilang padaku bahwa kau akan selalu mendukungku dan melindungiku karena kau adalah Kak Zhe Rui-ku. Kenapa kau malah jadi begini?"

"Aku tidak sebaik yang kau pikir! Tidak ada yang mengancamku. Alasanku melakukannya adalah karena aku cemburu. Aku cemburu karena Du Zi Feng merebutmu dariku."

"Kak Zhe Rui, kau ngomong apa sih? Du Zi Feng bahkan tidak tahu kalau aku wanita. Di matanya, aku ini pria."

Dia tidak tahu sekarang. Tapi saat waktunya tiba, dia akan tahu kalau kau wanita, bukan? Makanya aku cemburu. Saat aku melihatmu bersamanya dan saat hubungan kalian semakin berkembang, aku tidak tahan lagi. Ya Nuo, aku tidak tahan lagi! Karena aku mencintaimu. Aku mengenalmu lebih dulu, aku yang menyukaimu lebih dulu, seharusnya aku yang bersamamu dan bukannya Du Zi Feng!"

Tapi sikap kasarnya hari ini jelas membuat Ya Nuo jadi ketakutan padanya. Ya Nuo sungguh kecewa melihat Zhe Rui berubah jadi orang yang seperti ini padahal biasanya Zhe Rui bukan orang yang egois. Bahkan saking takutnya, Ya Nuo langsung berjengit mundur saat Zhe Rui hendak menyentuhnya.

Reaksinya itu kontan memicu emosi Zhe Rui hingga dia mengakui kalau dia memang egois. Cinta membuatnya menjadi egois, dan bukankah Ya Nuo juga sama? Ya Nuo egois karena mengabaikan cintanya, Ya Nuo egois karena tidak menghargai kesetiaannya.

"Aku tidak begitu. Aku tidak pernah berpikir seperti itu."

Ya Nuo benar-benar sedih dengan semua ini hingga dia langsung pergi , berusaha menahan tangisnya sepanjang jalan... namun pada akhirnya dia tidak tahan lagi dan langsung menangis sekeras-kerasnya.

Tepat saat itu juga, Zi Feng mendadak muncul. Dia tidak menanyakan apa pun, dan hanya memeluk Ya Nuo, membiarkan Ya Nuo menangis dalam pelukannya.

 

Setelah Ya Nuo sudah tenang tak lama kemudian, Zi Feng membawanya ke atas bukit. Ya Nuo mengaku bahwa ini adalah pertama kalinya sejak dia kecil, dia menangis seperti ini. Dia benar-benar berterima kasih pada Zi Feng karena Zi Feng mau menjadi sandarannya untuk menangis, dan sekarang Zi Feng bahkan membawanya ke bukit tempat rahasianya ini.

"Karena aku sudah membawamu ke sini, jadi tempat rahasia ini bukan milikku seorang. Lain kali baik kau sedih maupun senang, kau bisa datang kemari kapan saja."

"Maksudmu, di masa mendatang, tempat ini adalah tempat rahasia kita berdua?"

"Iya."

"Oh ya, apa yang kau lakukan di sana tadi?"

Zi Feng mengaku bahwa tadi dia ingin menemui Zhe Rui karena Zhe Rui mengajukan pembatalan kontrak kerja sama, tapi di tengah jalan malah menemukan Ya Nuo menangis.

"Apa kau tidak ingin tahu apa yang kubicarakan dengan Kak Zhe Rui?"

"Bagiku, tidak penting apa pun yang kalian berdua bicarakan. Aku hanya berharap kau tidak akan bersedih lagi."

"Aku sudah tidak sedih lagi. Terima kasih."

"kalau begitu, beri aku senyuman."


Tapi Ya Nuo cuma memberinya seulas senyum tipis. Zi Feng tidak puas dan langsung menyeret Ya Nuo ke tepi jurang dan memaksanya untuk berteriak melampiaskan semua emosinya.

"Pi Ya Nuo! Kau tidak boleh bersedih lagi! Ayo, coba kau teriak juga."

Ya Nuo ogah, tapi Zi Feng langsung mengancamnya dengan menggelitikinya. Jelas saja Ya Nuo jadi panik dan akhirnya meneriakkan kata-kata itu. 

"Hapus air matamu dan tenangkan dirimu!"

"Hapus air matamu dan tenangkan dirimu!"

"Aku yang terbaik!"

"Aku yang terbaik!"

"Semangat, Pi Ya Nuo!"

"Semangat, Pi Ya Nuo!"


"Di masa depan, selain Du Zi Feng, kau tidak boleh menangis karena pria lain!"

"Di masa depan, selain Du Zi Feng... hah? Kau bilang apa?"

Zi Feng mendadak canggung dan bingung bagaimana harus menjelaskan kalimat yang rada ambigu itu... kata-kata yang bisa dibilang, seharusnya diucap pria kepada wanita... "Itu karena kau adalah..."

"Aku adalah?"

"Kau adalah... saudara tersumpahku. Makanya kau tidak boleh menangis karena pria lain."

Oh, cuma itu. Baiklah, Ya Nuo akhirnya meneriakkan kata-kata itu walaupun rasanya sangat menggelikan.

Hmm, entah apa yang Zi Feng pikirkan saat menatap Ya Nuo, tapi hari ini dia tampak beda dari biasanya. Bahkan tiba-tiba saja dia menggenggam tangan Ya Nuo seperti menggenggam tangan pacar, seolah dia sudah tidak lagi menahan diri dan perasaannya terhadap Ya Nuo.

 

Hari ini Nana membawa Qing Yang ke sebuah rumah yang ternyata rumah masa kecilnya dulu, rumah mendiang ibunya. Dulu karena ibunya sakit keras, mereka terpaksa harus menjual rumah ini.

Tapi Nana tahu kalau ibunya sangat mencintai rumah ini. Ibunya pernah bilang bahwa rumah ini bukan sekedar rumah, melainkan tempat yang menyimpan kenangan masa mudanya. Rumah ini juga menyimpan kenangan masa kecil Nana.

Makanya Nana berencana menggunakan uang 20 juta NTD itu untuk membeli rumah ini kembali. Sebelum ibunya meninggal dunia, Nana pernah berjanji akan membeli rumah ini kembali. Sayangnya Nana belum berhasil memenuhi impiannya yang satu ini.

Keesokan harinya, Nana membawa Qing Yang berziarah ke makam ibunya. Dia memberitahu ibunya segala hal yang terjadi padanya belakangan ini lalu memperkenalkan Qing Yang sebagai temannya yang sangat baik, manis dan penuh perhatian.

Di taman hiburan, Zi Feng malah mendadak didatangi Han Sheng. Pastinya dia datang bukan cuma untuk sekedar bertamu, melainkan mau mengetes apakah Zi Feng sudah tahu kalau ayahnya masih hidup atau tidak.

Dia beralasan kalau dia mau pinjam uang sama Zi Feng lalu mulai membahas tentang Tuan Du yang dulu selalu sangat dermawan, suka bagi-bagi angpao yang jumlahnya cukup besar. Seandainya Tuan Du masih ada di sini, Han Sheng tidak mungkin harus meminjam uang sama Zi Feng.

Zi Feng jelas tidak cukup bodoh untuk terpancing. Dia santai saja menulis cek sejumlah yang Han Sheng inginkan dan sama sekali tidak membahas tentang ayahnya yang masih hidup. Han Sheng jadi berpikir kalau Zi Feng sepertinya belum mengetahui tentang ayahnya. Dia sebenarnya sudah menyuruh orang untuk menyelidiki keberadaan Tuan Du, namun sayangnya, dia belum mendapatkan hasil.

Dengan ditemani Guang Chao, Zi Han baru saja selesai menemui klien dan hendak kembali ke kantor. Tapi sesampainya di parkiran, mereka malah mendapati dua orang preman seenaknya nyender ke mobil mereka.

Guang Chao berusaha bicara baik-baik sama mereka. Tapi Zi Han malah mendadak nyolot dengan gaya kasarnya seperti biasanya. Jelas saja sikapnya membuat kedua preman itu jadi kesal dan malah jadi kurang ajar pada Zi Han.

Jelas saja Zi Han kesal dan langsung menendang mereka tanpa memedulikan konsekuensi dirinya yang jelas bukan lawan mereka berdua. Untungnya Guang Chao sigap menyeretnya melarikan diri bersamanya.

Tapi dalam prosesnya, Zi Han malah mendadak terpesona sama Guang Chao yang hari ini terlihat macho. Pfft! Guang Chao cepat-cepat menarik Zi Han bersembunyi dan berhasil mengecoh kedua preman itu.

Zi Han malah masih saja bersikeras untuk keluar untuk melawan kedua pria itu. Tapi Guang Chao sontak menariknya kembali dan meng-kabedon-nya sambil tegas mengomelinya karena bertindak sembrono.

Bukannya Guang Chao tidak berani melawan mereka, hanya saja dia sadar akan kekuatannya. Dia tidak mungkin sanggup melawan kedua pria itu seorang diri, dia hanya ingin melindungi Zi Han, dia tidak ingin Zi Han terluka... dan dia juga tidak ingin kehilangan Zi Han. Pfft!

Guang Chao mendadak malu setelah mengucap kalimat terakhirnya. Berhubung sekarang sudah aman, dia langsung mengajak Zi Han kembali ke mobil. Tapi gara-gara kejadian tadi, sepatu high heels Zi Han jadi rusak dan sekarang dia kesulitan berjalan. Tidak masalah, Guang Chao langsung saja membopongnya.

Hari ini weekend, Zi Feng mengajak Ya Nuo keluar jalan-jalan. Tapi saat Ya Nuo menunggu di tempat janjian mereka, tiba-tiba saja muncul pesepeda motor bawa moge yang kontan membuat Ya Nuo terkagum-kagum sama mogenya.

Yang tak disangkanya, si pesepeda motor itu ternyata Zi Feng. Ya Nuo girang banget dan langsung memeluknya sambil melompat-lompat heboh. Sungguh dia tidak menyangka kalau Zi Feng ternyata bisa mengendarai motor juga.

"Kau bilang ini keren. Bukankah kau bilang ini keren karena kau ingin mengendarainya?"

"Aku kan cuma asal ngomong, kau malah menganggapnya serius."


Tapi tentu saja Ya Nuo senang banget bisa mengendarai untuk pertama kalinya dalam hidupnya. Awalnya dia agak ragu-ragu, tapi akhirnya dia mantap melingkarkan lengannya ke pinggang Zi Feng.

 Hari ini Zi Feng membawanya ke sebuah pantai yang indah nan sepi. Zi Feng menemukan tempat ini secara tak sengaja dan Ya Nuo adalah orang pertama yang dia bawa kemari.

"Kau membawaku kemari untuk berbagi tempat ini denganku?"

"Benar. Kuharap mulai sekarang, kau bisa memberitahuku segalanya. Baik itu sesuatu yang kau sukai atau sesuatu yang membuat bahagia atau sedih... atau mungkin sebuah rahasia yang belum kuketahui." (Hmm... apa maksudnya? Apa ada makna tertentu di balik kalimat terakhirnya?)

Ya tersentuh mendengarnya, "terima kasih. Eh, kapan-kapan, bolehkah aku..."

Zi Feng mendadak merasa romantis hingga dia langsung mendekat dan bertanya, "apa?"

"Bolehkah aku mengendarai moge itu?"

Pfft! Itu doang? Zi Feng sontak kecewa. Tidak usah menunggu kapan-kapan, sekarang saja, ayo! Tapi dia tidak membiarkan Ya Nuo berkendara sendirian, malah sengaja memakai alasan mengajari Ya Nuo untuk nempel-nempel sama Ya Nuo yang jelas saja membuat Ya Nuo jadi gugup dan tersipu malu.


Malam harinya, mereka duduk bersama di ayunan kesukaannya Ya Nuo di mana Ya Nuo bercerita bahwa sejak dia kecil, hanya Xiao Jing satu-satunya temannya. Karena itulah, setiap kali Ya Nuo merasa sedih, dia selalu main ayunan di sini. Karena dengan terbang tinggi, dia akan bisa melupakan semua kekhawatirannya.

"Di masa mendatangi, kau bisa mengatakan segalanya padaku. Aku akan menemanimu di ayunan dan mendengarkanmu."

"Benarkah? Kau tidak boleh melupakan kata-katamu sendiri."

Tapi, biarpun Ya Nuo senang memiliki Zi Feng yang mau mendengarkan segala kekhawatirannya, Ya Nuo mendadak sedih teringat Zhe Rui dan merasa bersalah karena selama ini dia tidak pernah memperhatikan kekhawatiran Zhe Rui. 

Ya Nuo masih sangat percaya pada Zhe Rui karena Zhe Rui yang dikenalnya selama ini, bukanlah seseorang yang akan menyakiti temannya sendiri. She Rui sangat baik, dia bahkan tidak tega menyakiti binatang kecil. Jadi tidak mungkin dia akan melakukan sesuatu yang akan menyakiti temannya sendiri.

"Zi Feng, bagaimana menurutmu?"

"Selama kau bilang kau mempercayainya, aku juga akan mempercayainya."

"Kau mempercayaiku sebesar itu?"

"Iya."

"Apa kau mempercayaiku dalam segala hal?"

"Benar."

Tapi ucapan Zi Feng itu membuat Ya Nuo jadi merasa bersalah, "maafkan aku."

"Kenapa kau meminta maaf?"

"Karena... aku memiliki rahasia yang belum kuberitahukan padamu."

"Kalau begitu, bisakah kau memberitahuku sekarang?"

Bersambung ke episode 12

Post a Comment

0 Comments