Sinopsis Drama Taiwan Bromance Episode 12 - Part 2

Mereka akhirnya setuju untuk mengambil baju pilihan Ya Nuo itu. Ya Nuo jadi penasaran dengan sejarah kisah cinta Tuan Du dan Kakak Feng. Bagaimana dulu mereka pertama kali bertemu?

 

Kalau menurut cerita kedua orang tuanya, Kakak Feng yang menyatakan cinta duluan. Tuan Du kaget banget waktu itu sampai pikirannya nge-blank, dan satu-satunya yang dia pikirkan cuma menyetujuinya. Ya Nuo jadi penasaran sama Zi Feng, apakah Zi Feng lebih suka jika wanita menyatakan cinta duluan?

"Tidak. Aku lebih suka pria yang berinisiatif. Menyatakan cinta kan ditujukan pada orang yang kita sukai, jadi harus dikatakan secara langsung."


Tiba-tiba Zi Feng celingukan memastikan tidak ada yang melihat, lalu tangannya mulai nakal merangkul Ya Nuo bagaikan merangkul pacar hanya untuk menanyakan pertanyaan yang sama pada Ya Nuo, Ya Nuo lebih ditembak atau menembak duluan?

"Aku... tidak masalah pihak mana yang berinisiatif. Yang penting kedua belah pihak saling menyukai."

"Oh begitu," ujar Zi Feng sambil memikirkan entah apa. Mungkin... berencana nembak Ya Nuo?

Dia lalu cepat-cepat mengalihkan topik kembali ke orang tuanya, meminta Ya Nuo untuk membujuk ayahnya agar dia mau melakukan pemotretan foto pernikahan ini. Ya Nuo langsung setuju tanpa ragu.

Hari ini 3 keluarga bertemu di restoran. Namun Han Sheng diam-diam menyuap seorang pelayan untuk membantunya melaksanakan entah apa pun rencananya pada Tuan Du.

Di toilet pria, Han Sheng kebetulan bertemu dengan Ya Nuo yang langsung to the point mengonfrontasinya tentang masalah Zhe Rui karena beberapa hari ini kliniknya Zhe Rui tutup dan tidak bisa dihubungi sama sekali. 

Jangan bilang kalau ini ada hubungannya dengan Han Sheng. Tapi tentu saja Han Sheng santai menyangkal, bahkan dengan nada mengejek, menyarankan Ya Nuo untuk lapor polisi saja kalau dia tetap tidak bisa menemukan Zhe Rui.

Paman Tian begitu terharu melihat Tuan Du kembali dan masih hidup. Sayangnya, Tuan Du sama sekali tidak mengingatnya dan hanya menyapanya dengan cara formal selayaknya berkenalan dengan orang asing.

Han Sheng datang sendirian karena ayahnya sedang di luar negeri. Tapi para anak buahnya sudah bersiap di luar, menunggu aba-aba dari si pelayan agar mereka bisa beraksi. 

Begitu dia muncul, Tuan Du sepertinya merasa aneh padanya. Han Sheng jelas khawatir kalau-kalau Tuan Du mengingatnya. Bahkan saat Tuan Du mendadak menyatakan bahwa dia mengingatnya, Han Sheng seketika tegang, sebelah tangannya seketika bersiap menjatuhkan lap sebagai aba-aba bagi si pelayan untuk memanggil para anak buahnya.

"Waktu itu... aku melihatmu di parkiran," ujar Tuan Du. 

Oalah, ternyata Tuan Du cuma ingat waktu melihat Han Sheng di parkiran mobil setelah dia nge-teh bersama Zi Feng waktu itu. Han Sheng yang lega, seketika menarik kembali lapnya dan Han Sheng membatalkan rencananya untuk melakukan penyerangan.

Usai makan malam, Zi Feng membawa Ya Nuo duduk bersama di taman. Zi Feng agak khawatir karena dia memperhatikan sepanjang makan malam tadi, Ya Nuo tampak terganggu oleh Han Sheng.

Ya Nuo mengakuinya, dia mengkhawatirkan Zhe Rui yang beberapa hari ini menghilang, dia curiga kalau ini ada hubungannya dengan Han Sheng. Tapi waktu dia menanyakannya pada Han Sheng, Han Sheng malah mengejeknya dan menyuruhnya lapor polisi saja.

Zi Feng tidak kaget dengan reaksi Han Sheng itu, anak itu memang selalu menyimpan pikirannya sedalam-dalamnya di dalam hatinya. Dia tidak akan pernah mengaku bahkan sekalipun benar dia pelakunya.

Han Sheng memang mencurigakan. Tapi masalahnya, karena hubungan mereka dan orang tua mereka, Zi Feng tidak bisa asal membuat kesimpulan dan menuduh Han Sheng tanpa bukti yang konkret.

Sejak dia masih kecil, Tuan Wu selalu baik padanya. Bahkan saat dia dan Han Sheng melakukan kenakalan, Tuan Wu biasanya lebih membelanya dan menghukum Han Sheng dengan keras. Tuan Wu juga yang memberinya dukungan pasca menghilangnya ayahnya. 

Karena itulah, demi Tuan Wu, Zi Feng bisa menoleransi Han Sheng selama Han Sheng tidak melewati batas. Dan Ya Nuo tidak perlu khawatir masalah Zhe Rui, Zi Feng janji akan berusaha mencarinya.

Paman Tian baru saja keluar dari kamar Nana. Dia berusaha menunjukkan wajah cerianya di hadapan Nana, namun begitu menutu pintu, Paman Tian langsung menangis diam-diam.

Qing Yang kebetulan muncul saat itu dan jelas penasaran sekaligus khawatir melihat Paman Tian menangis. Paman Tian beralasan kalau dia menangis bahagia karena barusan ngobrol sama Nana.

Tapi Qing Yang tak percaya karena jelas tangisan Paman Tian barusan adalah tangisan sedih. Dia jadi salah paham mengira kalau Nana memperlakukan Paman Tian dengan buruk lagi. Dia bahkan langsung mengonfrontasi dan memarahi Nana saat itu juga.

Nana diam saja, tidak membela diri atau menjelaskan apa pun, wajar saja kalau Qing Yang jadi semakin salah paham. Dia bahkan langsung menyeret Nana dengan kasar ke hadapan Paman Tian dan memaksanya untuk meminta maaf pada Paman Tian karena telah membuat Paman Tian menangis.

Bahkan saat Nana tidak segera menurut, dia langsung membentak Nana tanpa menyadari kalau Nana sendiri kaget mendengar Paman Tian menangis diam-diam tadi. Nana akhirnya menurutinya dan meminta maaf. Tapi begitu kedua pria itu keluar, Nana sontak menangis diam-diam.

Ya Nuo, Zi Han dan Tuan Du baru kembali dari rumah sakit. Hasil pemeriksaan dokter menyatakan bahwa Tuan Du hanya tidak mengingat masa lalunya, namun ingatannya yang sekarang tidak ada masalah.

Hilangnya ingatan Tuan Du kemungkinan karena efek operasi otak dan juga efek trauma psikologis. Ya, sayangnya, karena Tuan Du tidak ingat apa-apa, jadi mereka juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi sehingga menyebabkan Tuan Du jadi seperti ini.

 

Usai pertemuan dengan semua orang, Zi Feng jalan-jalan bersama Ya Nuo. Ya Nuo lega karena Tuan Du sekarang sudah mulai familier dengan semua orang dan hubungan mereka sekeluarga juga semakin dekat.

Ya Nuo kagum juga dengan hubungan pasutri itu, terutama Kakak Feng. Cinta Kakak Feng terhadap Tuan Du tak pernah memudar dimakan waktu. Kasih sayang mereka sebagai keluarga sama sekali tidak hilang biarpun Tuan Du amnesia.

Tepat saat itu juga, tiba-tiba ada hujan hujan salju buatan. Wah! Ya Nuo sontak berputar-putar heboh saking girangnya. Romantis banget, rasanya kayak sedang jatuh cinta.

"Dalam suasana yang romantis seperti ini, alangkah romantisnya jika seseorang bisa bersama orang yang dia cintai, berjalan bersama, bergandengan tangan, bisa merasakan perasaan satu sama lain tanpa mengucap sepatah kata, bisa merasakan cinta dan afinitas yang langka pada satu sama lain."

"Dua orang bisa saling bertemu memang sebuah afinitas yang langka... seperti kau dan aku. Ayahku bilang bahwa kau adalah orang yang bisa membuka hatiku dan bisa kuandalkan. Dia ingin aku menghargai afinitasku padamu dan menjagamu dengan baik."

Ya Nuo tersipu malu mendengarnya, "Apa aku sebaik itu?"

"Bagiku, kau memang sebaik itu."

"Kalau begitu, kau harus mendengarkan kata Paman. Kau harus menghargaiku dengan baik."

Malam harinya, Zi Feng membawa Ya Nuo ke plaza tempat pertama kali dia dan Ya Qi bertemu. Dia sama sekali tidak membahas tentang Ya Qi, dan hanya keheranan dengan keanehan Ya Nuo.

Soalnya kali ini kok Ya Nuo santai saja melihat segala keindahan ini, biasanya dia pasti akan melompat-lompat heboh kalau melihat hal-hal indah semacam ini. Apa jangan-jangan Ya Nuo pernah datang kemari sebelumnya?

Waduh! Canggung, Ya Nuo akhirnya berakting melompat-lompat heboh. Tapi karena aktingnya kentara terlalu lebay, jadi itu sama sekali tidak menghilangkan kecurigaan Zi Feng. Ya Nuo cepat-cepat beralasan bahwa dia sesantai ini cuma karena Zi Feng pernah mengiriminya foto-foto tempat ini sebelumnya.

Dia lalu cepat-cepat beralih topik mengajak Zi Feng melihat-lihat pohon natal yang kontan mengingatkan Ya Nuo saat dia menjadi Ya Qi. Dulu, dia selalu berpikir bahwa sepatu kaca itu pasti akan sangat menyakiti kaki. Namun sekarang, dia rela mengenakannya demi Zi Feng.

Tanpa Ya Nuo sadari, Zi Feng tiba-tiba menatapnya dengan intens dan berpikir, "terima kasih. Karenamu, aku bisa melihat dengan jelas seperti apa itu cinta."

Dari pohon natal, mereka pun pindah ke kereta labu, tempat pertama kali Zi Feng bertemu dengan Ya Qi. Apa Ya Nuo tahu apa ini?

"Iya tahu, ini kereta labu. Cinderella bertemu dengan pangeran karena dia mengendarai kereta labu ini."

Dulu, Zi Feng selalu merasa bahwa cerita ini sangat kekanak-kanakan. Namun setelah dia memikirkannya baik-baik, dia baru menyadari bahwa ternyata Cinderella itu sangat menyedihkan. Karena Cinderella pasti menderita menanggung kesepiannya dan melindungi rahasia yang tak bisa dia katakan.

Hmm, kata-kata itu jelas sangat mengena bagi Ya Nuo. Cinderella memang sangat menderita. Tapi, momen paling membahagiakan bagi Cinderella, pastinya saat dia bertemu dengan pangeran. Namun itu rasanya terlalu mustahil karena rasanya seperti mimpi. Setelah tengah malam, dia harus terbangun dari mimpinya dan harus kembali ke dunianya yang tanpa pangeran.

Zi Feng bertanya-tanya, seandainya Ya Nuo adalah Cinderella, jika jam 12 malam berdentang, akankah dia akan pergi meninggalkan pangeran?

"Mungkin tidak, karena aku ingin pangeran melihat diriku yang sebenar-benarnya. Bahkan sekalipun aku bukan putri yang cantik, asalkan dia bersedia menerimaku, kami bisa bersama selama-lamanya."

Jawaban Ya Nuo itu sontak membuat Zi Feng mantap menggenggam tangan Ya Nuo lalu menyeretnya ke tengah kereta labu dan berkata, "Pi Ya Nuo, aku bersedia menjadi pangeranmu yang akan menjagamu selamanya dan memberimu kebahagiaan."

OMG! Ya Nuo jelas kaget mendapat pernyataan cinta dadakan ini, "Kau ngomong apa sih?... kau serius?"

"Iya."

"Mana mungkin aku adalah Cinderella di cerita dongeng."

Mendengar itu, Zi Feng tiba-tiba saja menariknya mendekat dan langsung menciumnya, "aku mencintaimu."

Bersambung ke episode 13

Post a Comment

0 Comments