Sinopsis Leh Ratree Episode 6 - Part 1



Khun Ying senang karena masalah dengan Id barusan, membuat Sake dan Kate jadi harus tinggal sekamar. Mungkin dengan ini dia akan bisa mendapatkan cucu lebih cepat dan sesuai cara yang diinginkan Sake.

Dia setuju dengan Sake, anak yang terlahir dari cinta kedua orang tuanya memang lebih baik daripada anak yang terlahir dari orang tua yang tidak saling mencintai.


A cemas, takut Sake ngapa-ngapain Kate. Bee dengan santainya mengingatkan A tujuan Kate tinggal di rumah ini. Bagaimanapun metode yang harus digunakan, Kate tetap harus mengandung anaknya Sake.

Walaupun saat ini Kate tidak mencintai Sake, tapi seiring berjalannya waktu Kate pasti akan jatuh cinta pada Sake.

"Coba pikirkan. Pria seperti Khun Sake itu tidak gampang dicari. Dia tampan, kaya dan baik hati juga. Siapapun yang berakhir bersamanya pasti akan bahagia. Kau tidak perlu mencemaskan apapun"

"Tapi jika Khun Sake hanya menginginkan anak dan tidak tulus pada Nong Kate, lalu apa yang harus Nong Kate lakukan?"


Sementara itu di kamar, Sake merenung galau di kamar mandi. Tapi tak lama kemudian dia membuat keputusan lalu keluar dan mendapati Kate tidur di lantai.

Awalnya dia berniat membangunkan Kate tapi malah terdiam saking terpesonanya melihat wajah polos Kate dalam tidurnya.


Perlahan dia mendekat, mau menci~m Kate... dan DUK!! Kate tak sengaja bergerak dan jadilah kepala mereka saling terantuk.


Sake langsung berdiri panik dan canggung lalu mengomeli Kate untuk tidur di kasur. Kate tak enak dan bersikeras mau tidur di sofa saja.

Tapi Sake juga terus bersikeras menyuruh Kate untuk tidur di kasur saja, sementara dia akan tidur di sofa.


Ujung-ujungnya mereka malah otot-ototan, Kate ngotot tidur di sofa dan Sake ngotot agar Kate tidur di kasur. Dia sampai mengancam kalau Kate ngotot mau tidur di sofa maka sebaiknya mereka tidur bareng di sofa saja.

Bahkan untuk membuktikan ancamannya, dia langsung mendorong dan menindih Kate di sofa. Kate panik dan akhirnya mau juga tidur di kasur. Tapi hmm... Sake kayaknya keenakan deh sampai tidak segera menjauh. heee.


Tak mereka sadari, mereka sedang diintip Id melalui teropong. Id langsung panik dan kesal, ibunya ikut mengintip dan langsung membully Jiab lagi.

Karena tertutup tirai, mereka jadi tidak melihat dengan jelas dan salah mengira kalau Sake dan Kate sedang bermesraan di sofa.


Sake akhirnya tidur di lantai dan Kate menyiapkan alas tidur yang nyaman untuknya. Tapi mereka sama-sama canggung sampai tidak bisa tidur. Awalnya mereka saling membelakangi. Tapi kemudian mereka sama-sama bergerak saling menghadap satu sama lain pada saat yang bersamaan.

Jadilah mereka semakin canggung lalu pindah posisi saling membelakangi lagi. Tak nyaman, Kate pun langsung geser menjauh ke sisi sebelah.


Kate bermimpi buruk. Dalam mimpinya, dia melihat ayahnya berjalan ke tepi atap gedung dan berkata padanya bahwa dia harus pergi.

Dia merasa bersalah telah berbuat banyak dosa pada semua orang jadi sekarang saatnya membayar semua dosa-dosanya. Kate berusaha menghentikannya tapi Pattapon malah melompat dari gedung. Kate sontak menjerit pilu.


Sake terbangun mendengar jeritan Kate lalu tiba-tiba saja Kate terjatuh menindihnya sambil berteriak-teriak memanggil ayahnya.

Sake cepat-cepat menyadarkannya dan meminta Kate untuk beralih dari atasnya. Kate pun cepat-cepat menyingkir dan meminta maaf, barusan dia bermimpi buruk tentang ayahnya.

"Kate, mimpi hanyalah sebuah mimpi. Jangan terlalu banyak dipikirkan" ujar Sake menghibur Kate.

Kate tampak tersentuh dengan perhatian Sake. Tapi kemudian mereka jadi canggung kembali dan Sake cepat-cepat menyuruh Kate untuk kembali ke kasur dan tidur.


Keesokan paginya, Khun Ying dan Pa turun ke ruang makan tapi Sake dan Kate belum keluar dari kamar mereka. Semua orang termasuk para pelayan tampaknya sudah berpikir yang aneh-aneh.

Sake dan Kate akhirnya turun bersama tak kemudian. Tapi sesampainya di ruang makan, Sake mendapati orang-orang menatap mereka dengan pandangan aneh.

Para pelayan bahkan langsung menggodai mereka, apa mereka berdua semalam bisa tidur nyenyak? Tidak ada sesuatu yang mengganggu mereka kan semalam?

Kate terdiam canggung dan Sake meyakinkan mereka bahwa tidak terjadi apapun antara dia dan Kate, lalu protes menyuruh semua orang untuk berhenti bersikap aneh atau dia akan menghentikan semua ini dan pindah rumah. Khun Ying pun cepat-cepat mengalihkan topik dan meminta sarapan disiapkan sekarang juga.


Nun gelisah setelah mengetahui perintah Khun Ying yang menyuruh Kate pindah ke kamarnya Sake.

Tapi Pattapon berpikir lain, dia yakin kalau Sake adalah seorang gentleman dan dia tidak akan melakukan apapun Kate. Dan jika benar-benar terjadi sesuatu diantara mereka berdua maka itu artinya, Sake serius dengan Kate.

Dan jika itu terjadi, dia pasti akan sangat bahagia "Aku sudah tidak sekuat dulu lagi. Aku bahkan tak tahu berapa lama aku akan bisa menjagamu dan anak-anak kita. Aku akan meninggal dunia dengan tenang jika ada seseorang sebaik Khun Sake yang menjaga Kate untukku"

"Bagus sekali jika Khun Sake benar-benar serius pada Kate seperti yang kau katakan. Tapi aku takut kalau..."

"Putri kita itu sangat manis. Tidak ada seorangpun yang bisa menolak gadis manis seperti Kate. Dan karena mereka punya kesempatan untuk dekat satu sama lain seperti ini. Khun Sake pasti akan jatuh cinta pada Kate"


Tak disadari oleh mereka, semua pembicaraan mereka sebenarnya didengar oleh Pu yang saat itu kebetulan hendak mengunjungi Pattapon.


Pembicaraan mereka membuat Pu jadi sedih dan stres hingga dia melampiaskannya dengan cara menggebuk drum dan ngeband di sebuah club bersama teman-temannya.


Pa datang tak lama kemudian mencari Pu dan kaget juga melihat Pu bisa main drum. Pu mencoba memanggilnya tapi Pu mengabaikannya (yah, iyalah neng. Band-nya kan masih belum selesai).

Tak terima diacuhkan, Pa langsung mengambil tongkat lalu merusak penampilan band dengan menggebukkan tongkatnya ke drum.

Dan saat si penyanyi protes, Pa malah merebut mic-nya lalu menggunakan mic itu untuk melabrak Pu. Pa berusaha membela diri kalau dia masih ngeband. Tapi Pa tak suka dengan sikap Pu yang membuatnya harus menunggu.

Ujung-ujungnya mereka malah perang mulut pakai mic dan Pa langsung memutuskan untuk memecat Pu atas kerjanya yang tidak profesinal. 

Pu berusaha mengejar Pa. Di tengah lorong, mereka tak sengaja menubruk seorang. Sebenarnya sih nyenggol dikit tapi orang itu dan teman-temannya tak terima dan langsung menghajar Pu.

Pa langsung panik dan berusaha membantu menghajar salah satunya. Tapi orang itu langsung mendorong Pa sampai dia membentur meja dan perutnya tak sengaja tertusuk pecahan gelas.

Teman-teman band-nya Pu datang membantu tak lama kemudian dan orang-orang itu akhirnya berhasil dibekuk. Pu langsung menghampiri Pa dan mengomelinya karena ikut campur dalam perkelahian antar pria.


Tapi sedetik kemudian dia langsung cemas melihat perut Pa yang berdarah lalu cepat-cepat menggendong Pa ke rumah sakit. Pa sebenarnya merasa lukanya tidak parah, tapi Pu panik luar biasa seolah takut Pa akan mati.


Kate menemukan Sake sedang merenung di balkon lagi. Dia sudah menduga kalau Sake tidak bisa tidur seperti biasanya, makanya dia membuatkan susu hangat untuk Sake.

Saat Sake meminum susunya tanpa mengeluh, Kate langsung senyam-senyum. Senang karena akhirnya Sake patuh padanya dan tidak marah-marah seperti biasanya, dia lalu membantu mengelap bibir Sake.


Jiab meneropong kemesraan mereka dan langsung menelepon Id. Dia melapor bahwa diantara Sake dan Kate sepertinya benar-benar ada sesuatu.

Malam ini mereka juga masih tidur sekamar, apalagi saat ini mereka sedang asyik bermesraan. Jiab bahkan menambah-nambahkan kalau Sake dan Kate saling senderan mesra.

"Aku sebenarnya kasihan padamu. Istri baru suamimu sangat cantik. Pria manapun tidak akan bisa menahan diri"

Id kesal dan langsung membanting hapenya.


Begitu mendengarnya, Ibunya Id langsung nyerocos panik. Apa yang akan Id lakukan sekarang, gadis itu masih muda dan sangat cantik dan ditambah lagi Khun Ying mendukungnya. Kalau begini caranya lalu bagaimana bisa Id mendapatkan suaminya kembali.

Ujung-ujungnya dia malah mengeluhkan Id, kesal karena dia pikir kalau dia bisa jadi kaya melalui Id tapi nyatanya Id malah kehilangan suaminya yang kaya raya itu.

"Sudahlah, bu. Aku masih punya cara. Aku berusaha keras untuk mendapatkan Sake, aku tidak akan membiarkannya menjadi sia-sia. Aku tidak akan meninggalkan rumah itu dengan tangan kosong. Aku harus mendapatkan kekayaan keluarga Suttagarn"

"Lalu apa yang akan kau lakukan?"

"Aku akan menggugat cerai. Aku akan meminta ganti rugi sampai mereka kehilangan semua uang mereka"


Setelah dari rumah sakit, Pu mengantarkan Pa pulang. Pa menyuruh Pu untuk menurunkannya di luar pagar karena dia mau masuk rumah diam-diam agar tidak menarik perhatian orang rumahnya, kalau orang serumah sampai melihat lukanya maka masalahnya akan jadi semakin besar.

Tapi sebelum Pa masuk rumah, Pu meminta maaf dan berterima kasih atas bantuan Pa tadi. Tapi Pa langsung mengoreksi, dia melakukan itu tadi hanya karena dia tidak berpikir. Kalau dia berpikir, maka sudah pasti dia tidak akan mengorbankan dirinya membantu Pu tadi.

Pu tak percaya "Bahkan dengan hanya melihat wajahmu saja aku tahu kalau kau sungguh-sungguh mengkhawatirkanku, iya kan? Begini saja, mari kita berjanji"

"Janji apa?"

"Janji bahwa mulai sekarang, kita akan menjadi teman" ujar Pu lalu mengulurkan tangan dan Pa menjabatnya. Sekarang mereka resmi jadi teman.


Keesokan harinya, Id mendatangi Khun Ying di kantor bersama seorang pengacara. Si pengacara menyerahkan bukti foto yang memperlihatkan Sake berbagi kamar dengan wanita lain saat dia masih terikat pernikahan sah dengan Id. Dan karena itulah Id akan menggugat cerai.

Si pengacara belum selesai ngomong tentang undang-undang perceraian, Khun Ying langsung menyela dan dengan santainya menyuruh Id untuk membawa surat cerai saja kalau dia mau bercerai.

Kenapa juga dia musti repot-repot melakukan gugatan, Sake pun pasti akan menandatangani surat cerainya dengan senang hati.


Id dengan liciknya menyatakan kalau dia akan balas dendam atas luka yang keluarga Suttagarn torehkan padanya. Dia bukan hanya akan menggugat cerai tapi juga menuntut harta gono-gini, dan dia juga akan membuat masalah ini jadi hot issue.

Id dengan penuh percaya diri menyatakan bahwa dia pasti akan menang, karena itulah dia menyarankan Khun Ying untuk menyiapkan pengacara handal.

"Kalau kau begitu percaya diri, maka lakukanlah dan silahkan kau menggugat. Apalagi yang kau tunggu?" tantang Khun Ying.


Begitu dia pulang, Ibunya Id langsung antusias mengompori Id untuk meminta harta gono-gini yang sangat banyak. Dia bertanya-tanya berapa kira-kira kekayaan yang dimiliki keluarga Suttagarn. Seratus juta? Satu milyar?

Jiab langsung ikut nimbrung dan berkata kalau keluarga Suttagarn pasti punya kekayaan lebih dari 10 milyar. Dan sepengetahuannya, jika suami-istri bercerai maka mereka harus membagi setengah kekayaan mereka.

Ibunya Id langsung senang, kalau begitu Id akan jadi janda kaya nanti. Dia bahkan tidak perlu bekerja lagi seumur hidupnya. Tapi Id cemas, karena Khun Ying tampak tidak takut sedikitpun dengan ancamannya tadi.

Dia yakin Khun Ying pasti punya rencana rahasia. Ibunya Id tidak melihat apa masalahnya, dia kan istri sahnya Sake dan suaminya selingkuh, jadi Id pasti akan menang.


Begitu mengetahui masalah ini, Sake berniat untuk melakukan jalan damai saja. Kalau Id sampai menggugat maka masalah ini akan menjadi skandal besar yang bisa merusak reputasi keluarga mereka.

Tapi Khun Ying tak setuju, Id lah yang bersalah lebih dulu dengan membohongi mereka. Jadi dia tidak peduli walaupun reputasi keluarga mereka akan tercemar, asalkan hal itu bisa membebaskan Sake dari jeratan Id selama-lamanya.

Terlepas dari masalah ini, Sake dan Kate harus tetap tinggal sekamar. Sake tak setuju, kalau Khun Ying terus memaksanya melakukan hal ini maka hal ini justru akan berpengaruh buruk pada kasus ini. Khun Ying tak peduli, hanya ini satu-satunya cara untuk menyingkirkan Id.

"Aku selalu bilang padamu kalau Idsaya hanya menginginkan uangmu, tapi kau tak pernah mempercayaiku. Dan hari ini kita akhirnya melihat jati diri wanita itu yang sebenarnya"


Kankernya Pattapon memang sudah diangkat, tapi dokter memberitahu Nun bahwa dia masih harus menjalankan kemo untuk mencegah sel kankernya menyebar ke seluruh tubuh.

Dokter menyarankan agar kemonya dilakukan sesegera mungkin, lalu menyerahkan laporan perkiraan biaya kemo yang ternyata jauh lebih mahalnya daripada biaya operasinya.


Nun langsung rapat bersama ketiga anaknya dan Pu. Mereka bingung harus dari mana lagi mendapatkan uang sebanyak itu untuk membiayai kemonya Pattapon.

Kate lah yang paling optimis diantara mereka, dia yakin kalau mereka bisa selama mereka saling bahu membahu.

Pu pun berjanji akan ikut membantu juga. Tapi Nun menolak, bantuan Pu yang sebelumnya saja sudah membuat Nun tak enak padanya dan ibunya.

Pu tersinggung dan meminta Nun untuk tidak memandangnya dan ibunya seolah mereka adalah orang asing. Walaupun keluarganya tidak sekaya keluarga Suttagarn, tapi dia rela membantu Pattapon tanpa mengharap imbalan. Nun akhirnya terdiam.


Saat mengantarkan Pu keluar, Kate meminta Pu untuk tidak salah paham dengan maksud ibunya. Mereka tidak pernah memandang Pu sebagai orang asing, mereka hanya bersikap sopan pada Pu.

"Kate, jika kau memang tidak memandangku sebagai orang asing. Maka tidak perlu ada kata 'sopan' diantara kita"

"Baiklah"

Pu lalu mengajak Kate makan siang bersama. Tapi Kate tidak bisa, dia harus segera kembali ke kantor dan bertemu Khun Ying. Tiba-tiba dia memekik panik karena lupa, dia lupa memberitahu Khun Ying kalau Pa sedang sakit jadi dia izin cuti.

Pu langsung cemas mendengarnya, apa Pa baik-baik saja. Kate mengaku tak tahu, dia hanya mendengar kalau Pa sedang sakit.

Khun Ying langsung menelepon Pa begitu mendengar kabar sakitnya. Tak ingin membuat ibunya cemas, Pa meyakinkan ibunya kalau dia cuma sakit perut biasa dan dia juga sudah minum obat. Tak lama kemudian, seorang pelayan masuk dengan membawakan kiriman balon-balon dan boneka sapi dari seseorang yang mengaku temannya Pa.


Pa aneh sendiri melihat hadiah yang kekanak-kanakan itu. Pu menelepon tak lama kemudian dan Pa langsung memprotes hadiahnya, memangnya Pu pikir dia anak kecil.

Pu malah menyuruhnya untuk menekan tangan si boneka sapi, Pa mencoba menekannya dan langsung kaget dan tertawa melihat si boneka sapi tiba-tiba joget.

"Apa kau suka? Kupikir kau sedang sendirian di rumah jadi kubawa boneka itu untuk menemanimu. Bagaimana? Kau tertawa, kan? Tapi jangan tertawa terlalu keras, kalau tidak mungkin perutmu akan meledak"


Pu lalu pamit pulang. Pa heran, memangnya dia ada dimana sekarang. Di depan rumah Pa, jawab Pu.

Pa langsung membuka jendela kamarnya dan benar-benar mendapati mobilnya Pu parkir di depan pagar. Pa langsung mengundangnya masuk. Tapi Pu tidak mau, dia takut diusir lagi seperti dulu. Pu pun pergi, Pa mendesah melihatnya lalu kembali memainkan boneka sapi jogetnya.


Pulang malam harinya, Kate memberitahu A dan Bee tentang kondisi ayahnya sudah membaik tapi masih harus kemo. Itu artinya dia harus membuat lebih banyak uang.

A dan Bee berusaha menyemangatinya, selama mereka berusaha maka mereka pasti bisa mengatasi semua masalah satu demi satu.

Selain itu, Kate masih punya mereka berdua yang pasti akan membantu Kate. Kate langsung memeluk mereka dengan sayang, mencari ketenangan dari pelukan mereka. Tak mereka sadari, Sake mendengarkan semua percakapan mereka dari luar dapur.


Kate masuk kamar tak lama kemudian dengan membawakan obat rutinnya Sake. Tapi saat Kate hendak pergi, Sake menghentikannya dan bertanya-tanya apa yang sebaiknya mereka lakukan saat sedang cemas atau depresi.

Mengira Sake yang sedang membicarakan dirinya sendiri, Kate menyarankan agar Sake melakukan sesuatu yang dia sukai saja untuk mengalihkan pikirannya dari masalah sejenak.

"Lalu apa yang kau sukai?" tanya Sake

Kate bingung tapi kemudian menjawab "Aku... biasanya ke dapur untuk memasak atau membuat kue"

"Kalau begitu besok kau tidak usah bekerja. Aku ingin kau membuatkan makan malam untukku, buat saja apapun yang kau suka. Buat yang lezat, aku bisa makan apapun"

Kate makin bingung tapi kemudian mulai tersenyum menyadari perhatian Sake padanya.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments