Ya Nuo galau, jelas dia tidak bisa memberitahu Zi Feng tentang rahasianya sekarang. Bolehkah dia memberitahukannya setelah ulang tahunnya yang ke-26 nanti? Hanya setelah ulang tahunnya yang ke-26, dia akan bisa mengungkapkan apa rahasianya.
Demi menjaga rahasia ini, sudah banyak orang yang menderita. Karena itulah, bagi Ya Nuo, rahasia ini sekarang adalah sebuah siksaan baginya.
"Tapi... jika suatu hari kau mengetahui rahasiaku ini, bisakah kau jangan menyalahkanku atau marah padaku? Karena aku akan sangat-sangat sedih."
Zi Feng langsung setuju tanpa ragu, "aku janji tidak akan marah padamu jika saat itu tiba."
"Sungguh?" Ya Nuo langsung mengulurkan tangannya ke Zi Feng dan Zi Feng langsung memberikan tangannya sebagai bentuk janjinya. Ya Nuo senang, "kau sangat baik padaku."
Malam itu juga, Ya Nuo memutuskan untuk menulis surat yang nantinya akan dia berikan ke Zi Feng, surat yang berisi pengakuannya bahwa dia sebenarnya adalah wanita, wanita sejati dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Maaf, aku menulis surat karena mengatakannya secara langsung rasanya sangat sulit. Aku tidak yakin memiliki cukup keberanian untuk menatap matamu dan berkata bahwa kita bukan lagi saudara.
Jika kau bertanya padaku bagaimana aku menyembunyikan rahasia ini selama 26 tahun, sebenarnya, tidak begitu sulit selama 25 tahun dan 265 hari ini. Bagiku, baik sebagai wanita atau pria, asalkan orang tuaku bisa merasa tenang, biarpun aku kesepian, semua itu tidak masalah.
Namun yang paling sulit adalah 100 hari setelah mengenalmu, karena setiap hari semakin dekat dengan ulang tahunku yang ke-26, ketakutanku semakin bertambah. Awalnya, aku tidak mengerti apa yang kutakutkan.
Belakangan aku baru mengerti, itu karena aku peduli. Itu karena, aku mencintaimu. Betapa membosankannya hidup tanpa penyesalan. Aku sangat bahagia bisa mengenalmu, sungguh... Ya Nuo.
Ya Nuo lalu memasukkan surat itu ke amplop dan mengalamatkannya untuk Zi Feng untuk dia berikan pada Zi Feng nantinya, saat waktunya tiba.
Keesokan harinya di kantor, Zi Feng memanggil ibu dan adiknya ke kantor, ingin mengatakan sesuatu tapi galau. Kakak Feng dan Zi Han sampai gregetan menunggunya bicara, Zi Feng pikir mereka nganggur banget apa?
Tepat saat itu juga, Zi Feng mendapat chat dari Ya Nuo yang memberitahu bahwa Tuan Du ingin melihat-lihat kantornya Zi Feng. Kesempatan! Zi Feng langsung setuju, akhirnya dia punya kesempatan untuk mempertemukan ayahnya dengan seluruh keluarga.
Saat Ya Nuo dan Tuan Du datang, Kakak Feng dan Zi Han sudah menunggu dengan antusias dan mata berkaca-kaca. Zi Han bahkan langsung menangis dan memeluk ayahnya erat-erat. Tapi tentu saja Tuan Du jadi bingung dan canggung, jadi satu-satunya yang bisa dia lakukan hanya menenangkan Zi Han dengan kebingungan.
Kakak Feng lebih tenang menghadapi masalah ini, tidak masalah biarpun Tuan Du hilang ingatan, yang penting dia kembali. Masalah ingatan Tuan Du, mereka bisa berusaha bersama-sama untuk mengembalikan ingatan Tuan Du.
Zi Han mencoba mengajaknya pulang ke rumah mereka, namun Tuan Du jelas kurang nyaman pulang bersama mereka, karena baginya, sekarang ini mereka adalah orang asing. Dia memberitahu mereka bahwa dia memiliki tempat tinggal dan ada seseorang yang mengurusnya, rasanya tidak etis jika dia tiba-tiba pergi begitu saja.
Baiklah, Kakak Feng tidak mempermasalahkannya, "Tapi... saat aku merindukanmu, bolehkah aku mengunjungimu?"
"Terima kasih. Terima kasih semuanya. Walaupun aku tidak mengingat kalian semua, tapi kalian masih sangat baik padaku. Nanti saat aku pulang, aku akan berusaha keras untuk mengingat semua orang kembali."
"Tidak usah terlalu terburu-buru, sungguh." Kakak Feng dengan lembut menggenggam tangan Tuan Du dan meyakinkannya bahwa dia sama sekali tidak menyalahkan Tuan Du karena tidak mengingat mereka.
Dia langsung menyentuh wajah Tuan Du, mengagumi ketampanannya biarpun sudah semakin menua 7 tahun. Tapi dia menyadari Tuan Du tidak nyaman dengan sentuhannya, jadi dia cepat-cepat menarik tangannya kembali biar tidka menakuti Tuan Du.
Dengan berat hati Kakak Feng melepaskan suaminya, berterima kasih pada Ya Nuo karena sudah mengurus Tuan Du mewakili Zi Feng dan meminta Ya Nuo untuk mengantarkan Tuan Du pulang. Setelah mereka pergi, Kakak Feng langsung memeluk kedua anaknya, tak lupa meminta Zi Feng untuk berterima kasih pada Ya Nuo mewakilinya.
Tak lama setelah itu, Zi Feng menggunakan alasan terima kasihnya Kakak Feng untuk membawa Ya Nuo candlelight dinner di restoran mewah pakai setelan jas custom made yang Zi Feng pesan waktu itu, setelan jas serba putih, errr... kayaknya itu setelan jas couple.
Seperti biasanya, makan di restoran mewah dengan suasana romantis seperti ini juga pengalaman pertamanya Ya Nuo. Zi Feng jelas bangga menjadi 'pertamanya' Ya Nuo lagi.
Jelas makan malam kali ini bukan sekedar traktiran Kakak Feng sebagai ungkapan terima kasih. Bukan cuma makanan mewah, Zi Feng bahkan memainkan piano untuk Ya Nuo. Romantis banget deh pokoknya. Ya Nuo bahagia.
Usai makan malam, mereka jalan-jalan di mana Ya Nuo terus terang mengaku kagum pada Zi Feng yang bisa banyak hal. Dia tidak menyangka kalau Zi Feng bisa bermain piano juga. Apa yang tidak Zi Feng bisa?
"Ada sesuatu yang masih kupelajari," aku Zi Feng.
"Apa itu?"
"Cara membuatmu lebih bahagia."
Pfft!... kayaknya sejak Ya Nuo nangis waktu itu, Zi Feng sekarang jadi mulai agresif mengejar Ya Nuo. Bahkan saat mereka hendak menyeberang jalan, Zi Feng tiba-tiba menggenggam tangan Ya Nuo bak menggenggam tangan pacar yang jelas saja mengagetkan Ya Nuo sekaligus membuatnya bahagia.
Berniat membantu suaminya untuk mendapatkan kembali ingatan masa lalunya, Kakak Feng meminta Paman Tian untuk mengatur pertemuan 3 keluarga geng mereka. Dia yakin jika Tuan Du bertemu dengan semua orang, itu akan bisa memancing ingatannya.
Paman Tian pun langsung menghubungi Han Sheng untuk memberitahunya tentang Tuan Du. Dari Paman Tian-lah, Han Sheng jadi tahu kalau Tuan Du hilang ingatan, fakta itu jelas membuatnya bisa merasa lega, dan dia langsung sadar kalau Zi Feng cuma pura-pura tidak tahu apa-apa yang dia datang minta uang waktu itu.
Paman Tian baru tiba di taman hiburan untuk menemui putrinya tapi malah mendapati Nana terkilir kakinya. Terkilirnya sepertinya cukup parah, Paman Tian jadi cemas setengah mati dan langsung menuntunnya pergi ke rumah sakit.
Bahkan selama mereka menunggu hasil pemeriksaan medisnya Nana, Paman Tian yang paling gugup dan cemas, padahal Nana sendiri santai. Nana jadi tersentuh melihat kekhawatiran Paman Tian hingga dia yang harus menenangkan Paman Tian dan meyakinkan Paman Tian kalau dia baik-baik saja, tidak akan terjadi apa pun padanya..
"Tentu saja. Tidak mungkin terjadi apa-apa. Nanti malam aku akan memasakkan sup iga untukmu. Orang bilang bahwa apa yang kita makan akan menutrisi tubuh kita. Sup iga baik untuk menutrisi tulangmu."
Nana geli mendengarnya, "ibuku juga pernah mengatakan hal yang sama."
"Ibumu juga berkata seperti itu? Berarti aku benar. Kalau begitu nanti aku akan sepanci besar memasakkan sup iga untuk menutrisi tulangmu."
Aww, hubungan mereka akhirnya mulai membaik sekarang, bahkan sudah bisa bercanda tawa bersama. Namun kemudian dokter memanggil Nana dan memberitahu bahwa kanker tulangnya kambuh.
Paman Tian sontak menolak mempercayainya, bahkan jadi panik luar biasa dan ingin membawa Nana periksa ke rumah sakit lain. Tapi saking paniknya, Paman Tian sampai bingung tak tahu jalan keluar dari rumah sakit itu... sampai kemudian Nana berteriak memanggilnya, "AYAH!"
Seketika itu pula Paman Tian langsung membeku saking kagetnya, akhirnya, pertama kalinya Nana memanggilnya ayah. Dan seketika itu pula dia langsung menangis sesenggukan, tidak terima putrinya yang masih semuda ini, malah harus mengalami sakit yang begitu parah.
Nana tetap tenang menghadapi semua ini karena memang sebelumnya dokter sudah pernah memperingatkannya akan kemungkinan kambuh. Peringatan itu sekarang menjadi kenyataan. Nana hanya tidak menyangka akan terjadi secepat ini.
Tapi karena sekarang sudah menjadi kenyataan, jadi satu-satunya yang bisa mereka lakukan adalah menerimanya agar setidaknya mereka memiliki harapan untuk bertahan hidup. Sekarang ini, Nana hanya ingin meminta Paman Tian untuk berjanji satu hal padanya. Dia ingin Paman Tian merahasiakan masalah ini dari semua orang, terutama Qing Yang. Paman Tian agak ragu awalnya, namun karena Nana mendesak, dia akhirnya setuju.
Zi Feng membawa Ya Nuo ke toko bridal. Dia memberitahu bahwa beberapa hari lagi adalah ulang tahun pernikahan kedua orang tuanya yang ke-30 tahun. Dulu, kedua orang tuanya membuat janji akan melakukan foto pernikahan lagi di ultah pernikahan mereka yang ke-30 tahun.
Namun menghilangnya Tuan Du membuat Kakak Feng putus harapan untuk melakukan janji mereka itu. Tapi karena sekarang ayahnya sudah kembali, jadi Zi Feng memutuskan untuk membantu mereka mewujudkan janji mereka. Kakak Feng belum tahu, Zi Feng mau kasih surprise buat dia nanti.
Tujuannya membawa Ya Nuo kemari adalah untuk membantunya memilihkan gaun pengantin yang paling cocok untuk Kakak Feng. Zi Feng percaya pada Ya Nuo, Ya Nuo kan punya selera yang bagus, Kakak Feng pasti puas dengan pilihannya. Wah! Ya Nuo jelas bangga diberi kepercayaan sebesar ini.
Sementara Zi Feng pergi mencarikan setelan jas buat ayahnya, jiwa wanita Ya Nuo langsung tergugah melihat baju-baju pengantin yang sangat cantik ini. Dia langsung mengambil satu gaun pengantin brokrat yang menurutnya paling cantik dan paling mewah. Dia santai saja menempelkan gaun itu di badannya sendiri, selayaknya wanita kalau lagi mencoba baju untuk dirinya sendiri.
Tapi tiba-tiba saja Zi Feng mendadak balik. Ya Nuo refleks berakting seolah dia cuma sedang menilai baju pengantin itu dari sudut pandang cowok. Menurutnya ini bagus dan cocok buat Kakak Feng.
Tapi Zi Feng mengklaim kalau dia tidak bisa menilainya jika cuma dilihat seperti ini, jadi dia meminta Ya Nuo untuk mencobanya. Hah? Zi Feng beralasan kalau ukuran badan Ya Nuo sepantaran Kakak Feng. Lagipula, sebelumnya Ya Nuo pernah pakai baju cewek waktu di pertunjukkan. Jadi tidak masalah dong.
Err... baiklah. Ya Nuo akhirnya menurutinya. Dan saat Zi Feng melihatnya tak lama kemudian, dia langsung terpesona menatap Ya Nuo bagaikan err... menatap calon pengantinnya.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam