Hari itu, Eve dan Mit membicarakan tentang catatan Eve yang mengatakan kalau pria dalam mimpinya itu akan menyatakan cinta di hari ultahnya yang ke-27 tahun, dan ultah Eve yang ke-27 itu besok.
Masalahnya, mimpi itu sudah 15 tahun yang lalu dan sebenarnya dia sudah tidak ingat apakah pria dalam mimpinya menyatakan cinta atau tidak. Mit memperingatkan, bahwa sebelum Pun menyatakan cinta, dia haruslah menyukai Eve terlebih dulu.
Tapi selama ini, pernahkah Pun menunjukkan rasa suka? Eve langsung terdiam teringat kejadian waktu itu.
Flashback... Pernah suatu hari Eve baru datang dan melihat Pun, dia langsung dadah-dadah tapi Pun langsung menghindarinya.
Lalu bagaimana dengan nomor ponsel dan akun Line-nya Pun, apa Eve memilikinya? Kali ini Eve berkata kalau dia memilikinya. Mereka bahkan pernah ngobrol.
Flashback.... Suatu hari, Eve diam-diam mengintip Pun dari balik pom bensin. Dia lalu mengirim lagu tentang ungkapan cinta ke Pun. Dia melihat Pun menerimanya dan langsung menatapnya penuh harap... tapi Pun malah cuek dan menaruh ponselnya lagi di saku.
Eve ketawa garing teringat kenangan nggak enak itu. Tapi dia tetap yakin kalau Pun akan menyatakan cintanya. Mit langsung sinis, teruslah bermimpi, besok itu Eve sudah ultah ke-27 tapi dia tidak pernah melihat Pun menunjukkan rasa sukanya.
Sebentar... "Apa dia bahkan tahu kalau besok adalah hari ultahmu?" Eve langsung shock, iya yah, Pun belum mengetahuinya.
Tak lama kemudian, dia mendatangi Pun dengan alasan memberinya makanan lalu mencoba mengundangnya ke pesta ultahnya besok. Pun tampak ragu, dia mau bilang kalau besok dia... tapi belum sempat ngomong, ada pelanggan preman yang datang bersama pacarnya.
Pun pergi untuk melayani pelanggan itu. Tapi saat dia sedang mengisikan bahan bakarnya, pacar preman itu melihat Pun dan langsung tertarik. Melihat cowoknya sedang asyik mendengarkan lagu, wanita itu mencoba menanyakan nama Pun.
Tapi saat Pun mau menjawab, pria itu melihat tatapan Pun pada pacarnya dan langsung ngamuk, bahkan menuduh Pun sedang menggoda pacarnya. Pun mencoba menjelaskan kalau wanita itu sendiri yang tanya namanya, tapi wanita malah menyangkal.
Jelas saja si preman semakin kesal pada Pun dan langsung mendorongnya hingga membuat pipa bahan bakar yang sedang Pun pegang terlepas. Sepertinya sih tidak kena sepedanya, tapi si preman itu langsung heboh menuduh Pun menggores sepedanya dan menuntut ganti rugi.
Pun cuma bisa diam tak bisa melawannya. Tapi Eve tidak terima dan langsung maju membela Pun. Jelas-jelas goresan di sepedanya terlalu besar, tidak mungkin itu hasil goresan pipa bahan bakar.
Si preman dan pacarnya langsung nyinyir menduga kalau Eve itu istrinya Pun. Cantik-cantik tapi cuma bisa dapat cowok petugas pom. Eve tidak terima, "Memangnya kenapa kalau dia petugas pom bensin? Setidaknya dia punya pekerjaan. Tidak seperti kalian! Dan kalian minta ganti rugi untuk itu? Bukankah goresannya terlalu besar?"
Nom dan Kitty datang saat itu juga. Eve pun langsung meminta Nom untuk memeriksa CCTV agar mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi dan siapa sebenarnya harus bertanggung jawab. Si preman dan pacarnya sontak ketakutan dan bergegas pergi.
Eve tidak membiarkannya pergi begitu saja dan menuntutnya untuk membayar bensinnya dan meminta maaf pada Pun. Si preman kesal setengah mati, tapi terpaksa melakukannya.
Nom tidak suka dengan cara yang Eve lakukan tadi. Bagaimanapun mereka itu pelanggan mereka. Bagaimana jika reputasi SPBU ini hancur. Eve jelas kesal, mereka duluan yang cari perkara, masa dibiarkan begitu saja.
"Sudah cukup!" Bentak Pun. "P'Eve, kurasa sudah kelewatan."
Semua orang langsung bubar. Eve masih menginginkan jawaban Pun atas undangan pesta ultahnya. Tapi Pun berkata kalau sepertinya dia tidak bisa datang karena besok dia ada ujian akhir dan mengucapkan selamat ultah saat itu juga.
Eve jadi murung setelah itu. Ya dan Mong datang tak lama kemudian sambil memuji apa yang Eve lakukan tadi. Tapi pujian mereka malah membuat Eve tambah murung. Ada apa dengan Eve?
"Aku hanya merasa kalau Pun tidak peduli padaku."
"Pun itu bodoh. Jika tidak, dia pasti sudah lama punya pacar. Lebih baik jangan pedulikan dia."
Eve kaget, Pun belum pernah punya pacar? Mong membenarkan, Pun tidak pernah punya pacar karena belum pernah menyukai siapapun. Tapi, Ya ingat kalau Pun itu menyukai seseorang kok.
Pun bertemu wanita itu saat dia sedang memotret. Dia memotret wanita itu secara diam-diam di jalan. Ya dan Mong langsung heboh membicarakan wanita yang ditaksir Pun secara diam-diam itu. Tapi mereka tak tahu karena Pun tak pernah memperbolehkan mereka melihat foto wanita itu. Eve langsung patah hati mendengarnya.
Keesokan malamnya, Eve berjalan pulang sambil menelepon Mit dan curhat sedih tentang Pun yang sepertinya sudah punya seseorang yang dia sukai dan mungkin yang akan datang hari ini ke perayaan ultahnya cuma Ya dan Mong.
Tapi yang tak disangkanya, Pun sudah menunggu di depan rumahnya sambil memotreti gedung sebelah. Eve tercengang melihatnya, katanya hari ini Pun ada ujian. Pun berkata kalau ujiannya selesai lebih awal tadi, jadi dia langsung datang kemari.
"Aku tidak kecepetan, kan?" Tanya Pun. Tidak, Eve tersenyum bahagia melihatnya.
Dia lalu membawa Pun masuk sambil menanyakan ujiannya. Pun mengaku kalau dia akan lulus setelah selesai ujian nanti. Dia lalu memberikan sebuah hadiah ultah untuk Eve, tapi meminta Eve untuk membukanya nanti saja. Itu cuma hadiah kecil, jadi dia malu kalau Eve membukanya sekarang.
Eve penasaran apa yang Pun potret di luar tadi. Pun langsung memperlihatkan foto-foto berbagai gedung yang selama ini dipotretnya sebagai referensi studi-nya.
"Kau pekerja keras, yah." Komentar Eve.
Pun mengangguk membenarkannya. Dia ingin mengatakan sesuatu, tapi dia tampak begitu malu untuk mengatakannya. Eve menatapnya dengan antusias, mengharapkan Pun akan menyatakan cinta padanya... sampai dia tidak sadar kalau dia sudah menumpahkan supnya.
Pun bergegas mencari tisu, tapi Eve bilang kalau tisunya di kamar mandi dan memberitahu Pun kalau kamar mandinya di sebelah kiri. Pun mengikuti petunjuknya, tapi dia salah dengar dan akhirnya malah ke kanan.
Eve sontak panik karena di sebelah kanan itu kamar tidurnya. Dia berusaha menghentikan Pun, tapi terlambat. Pun sudah masuk dan melihat deretan catatan-catatan mimpinya yang tertempel di tembok.
Eve sontak panik dan buru-buru mengalihkan pandangan Pun dari semua itu. Apa Pun melihat sesuatu? Pun mengakuinya, Eve menulis tentang kerja di perusahaan kopi, dapat tambahan gaji. Dan sepertinya ada gambarnya di situ.
Dia mau melihatnya sekali lagi, tapi Eve langsung menahan kepalanya. Pun tidak mengerti, apa maksud semua catatan ini. Eve canggung mengakui kalau semua yang ada di dinding itu adalah segala hal yang dia lihat di dalam mimpinya.
"Aku memimpikan masa depanku sejak aku masih kecil dan biasanya selalu akurat. Dan aku bermimpi tentangmu. Aku sudah tahu sebelumnya kalau kita berdua akan bertemu. Walaupun kau tidak seperti apa yang kulihat di dalam mimpiku, tapi aku yakin kalau masa depanmu akan baik."
"Lalu apa yang akan terjadi?"
"Aku tidak mau bilang."
"Apa kita akan menikah?"
"Hah? Jadi kau membacanya?"
"Kau menulisnya besar-besar."
Dia penasaran mau membaca kelanjutannya. Tapi Eve terlalu malu dan buru-buru menutupi mata Pun. Tapi Pun sungguh ingin tahu kelanjutannya. Baiklah, tapi Eve menuntut Pun untuk memberitahunya lebih dulu. "Apa perasaanmu padaku yang sebenarnya?"
Pun melepaskan tangan Eve dari matanya lalu menggenggamnya. Dia hendak mengakui sesuatu, tapi tiba-tiba saja bel pintu berbunyi dan Mit teriak-teriak heboh memanggil Eve.
Terpaksalah Eve langsung menyeret Pun keluar dari sana untuk menyambut tamunya. Ya dan Mong datang tak lama kemudian dan mereka pun makan-makan bersama dengan gembira.
Nom kesal saat Kitty memberitahunya bahwa Ya dan Mong gantian shift dengannya demi menghadiri acara ultahnya Eve, apalagi mereka pergi tanpa izin darinya. Dia bahkan sampai berniat memotong gaji mereka saking kesalnya.
Dia lalu membaca laporan entah apa yang kontan membuatnya cemas dan menyuruh Kitty untuk menghubungi Mong secepatnya.
Acara ultahnya Eve akhirnya berakhir, ketiga petugas pom bensin pun pamit. Mong bercanda menyuruh Eve untuk sering-sering ultah biar bisa mentraktir mereka terus. Pun tampak tak ingin pergi, tapi terpaksa dia harus pergi.
"Jadi, pada akhirnya dia tidak menyatakan cinta kepadamu, yah?" Tanya Mit.
Eve mengangguk lesu. Mungkin mimpinya Eve agak salah. Sudahlah, tidak usah dipermasalahkan. Atau jangan-jangan hari ini sebenarnya bukan hari ultahnya Eve?
"Dasar gila! Siapa yang tidak ingat ulang tahunya sendiri?"
"Yah sudah, aku pergi."
Setelah Mit pergi, Eve mendapat chat dari Pun yang mengucap selamat tidur dan berkata kalau lagu yang Eve kirim itu bagus. Eve lalu membuka hadiah pemberian Pun. Hadiah itu ternyata sebuah pigura foto.
Tapi yang tidak disangkanya, foto di dalamnya adalah fotonya Eve yang Pun ambil secara diam-diam saat Eve tengah berusaha mengejarnya dulu. Memikirkan ucapan Ya dan Mong kemarin tentang wanita yang diam-diam disukai Pun dan dia potret secara diam-diam, Eve langsung paham kalau wanita itu adalah dirinya. Dia sontak jejeritan heboh saking senangnya.
Pun tengah menunggu lampu merah sambil tersenyum menatap fotonya Eve. Ternyata waktu itu, dia melihat Eve saat dia hampir ketabrak. Terpesona, dia pun langsung memotret Eve.
Setibanya kembali di pom bensin, Nom langsung ngomel-ngomel karena mereka lama sekali, ada yang perlu dia katakan pada mereka. Ya dan Mong langsung masuk ke kantornya Nom yang tampak benar-benar cemas.
Pun sendiri mendapat pesan dari Eve yang mengirimkan gambar hadiahnya yang sekarang dia pajang di dinding kamarnya, diantara catatan-catatan mimpinya. Saat dia mengzoom gambarnya, dia membaca salah satu catatan mimpi Eve tentang dirinya: Dia seorang insinyur di masa depan. Tapi entah mengapa, Pun malah tampak sedih. Tepat saat itu juga, mereka melihat ada yang datang.
Eve ditelepon Kitty tak lama kemudian yang mengabarkan ada masalah di coffe shop-nya Eve dan meminta Eve datang ke sana. Eve tampak malas dan meminta Kitty menelepon Mit saja, tapi Kitty bilang kalau Mit tidak mengangkat teleponnya dan terus bersikeras meminta Eve datang secepat mungkin. Anehnya, suara Kitty terdengar gemetar.
Ternyata Kitty sedang diteror oleh si preman yang datang membawa seluruh geng premannya.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam