Sinopsis Drama Taiwan Bromance Episode 6 - Part 3

Bertekad membantu Ya Nuo untuk menjadi percaya diri menjadi wanita, keesokan paginya Xiao Jing mendadani Ya Nuo dengan dandanan wanita dan menyeretnya ke sebuah kolam renang yang ramai orang.

 

Ya Nuo jelas malu dan ragu-ragu awalnya. Tapi Xiao Jing ngotot memaksa Ya Nuo untuk jalan dengan penuh percaya diri di hadapan banyak orang. Kecantikan wanita itu bisa dibuktikan dari pandangan pria-pria bodoh.

Xiao Jing akan berdiri di tengah, Ya Nuo harus jalan ke arahnya. Kalau Ya Nuo menolak, maka Xiao Jing mengancam akan memberitahu Zi Feng kalau Ya Nuo menyukai Zi Feng. Hadeh! Baiklah!

Ya Nuo awalnya cukup galau. Tapi akhirnya, setelah dia menenangkan dirinya, dia mulai bisa berjalan dengan penuh percaya diri dan membuat para pria di kolam renang kesengsem padanya. 

Bahkan saat akhirnya dia berhasil mencapai Xiao Jing, para pria itu langsung heboh bertepuk tangan untuknya. Ya Nuo senang. Pertama kalinya dalam hidupnya dia mendapatkan perhatian dari banyak pria, rasanya menyenangkan.

"Kalau begitu, saat kau menjadi wanita nantinya, Du Zi Feng pasti akan tergila-gila padamu. Dia mungkin akan jadi macan garang yang akan menerkam domba kecil."

Eeeh, baru juga diomongin, Zi Feng beneran muncul di sana. Untungnya sih Zi Feng tidak melihatnya, tapi tetap saja Ya Nuo langsung menyembunyikan diri dengan heboh, takut ketahuan.

Tapi Xiao Jing penasaran soalnya Zi Feng sedang bersama ibunya dan seorang wanita muda. Wah! Kayaknya Zi Feng mau dijodohin sama wanita muda itu deh. Xiao Jing langsung kepo ingin membuntuti mereka yang tampaknya mau ke restoran, tapi ganti baju Ya Nuo dulu deh.

Kakak Feng menyuruh Zi Feng untuk memperkenalkan dirinya pada si gadis yang bernama Eva itu. Maksudnya memperkenalkan hal-hal pribadinya, tapi Zi Feng malah nyerocos panjang lebar tentang pekerjaannya yang malah jadi kayak mempromosikan taman hiburannya pada klien. Wkwkwk! Kakak Feng pusing.

Tepat saat itu juga, Xiao Jing muncul dengan menyeret Ya Nuo yang sudah ganti jadi cowok lagi, dan seketika itu pula Zi Feng mendadak jadi canggung pada Ya Nuo. Dia bahkan terlalu malu untuk menatap mata Ya Nuo bak kepergok selingkuh.

Kakak Feng memperkenalkan Eva pada mereka sebagai wanita yang dia perkenalkan pada Zi Feng, siapa tahu mereka berjodoh, Zi Feng kan sudah berusia 30 tahun, sudah waktunya memikirkan masalah pernikahan.


Ya Nuo tetap berusaha bersopan santun dengan memuji gadis itu, lalu mereka berdua bergegas pindah ke meja sebelah, tapi tetap mengawasi Zi Feng dengan ketat. Ya Nuo pura-pura tak tertarik, padahal jelas dia penasaran.

Menurut penilaian Xiao Jing, gadis itu bukan tipenya Zi Feng. Zi Feng kan bukan penyuka gadis yang lemah lembut. Dan Xiao Jing memang benar.


Saat Eva menanyakan tipe gadis seperti apa yang disukai Zi Feng, Zi Feng tanpa ragu menjawab dengan menyebutkan segala karakteristik Ya Nuo sebagai orang yang dia sukai: Penuh perhatian, berani, tidak terpengaruh oleh hal-hal kecil, selalu memikirkan orang lain, mandiri, tidak bergantung pada orang lain, dan memiliki rasa keadilan.

"Semua itu terdengar seolah kau menyukai gadis yang maskulin," komentar Eva.

Zi Feng tersenyum membenarkannya sembari melirik sekilas ke Ya Nuo, "dia juga harus manis dan lembut."

Eva langsung sadar kalau dia bukan tipenya Zi Feng dan langsung bergegas pamit. Tapi karena Kakak Feng menyuruh Zi Feng untuk mengantarkan Eva, Zi Feng pun harus pergi... tapi terlebih dulu dia pamit pada Ya Nuo.

Malam harinya, dia menggalau ria di cafenya Qing Yang. Tiba-tiba dia ingin mengetes perasaannya dengan tiba-tiba mendekat ke Qing Yang seolah mau menciumnya, dia mau lihat apakah dia benar-benar punya perasaan pada cowok.

Qing Yang sampai tegang dibuatnya. Tapi untungnya Zi Feng ternyata tidak punya perasaan pada Qing Yang. Tapi tetap saja itu tidak menghapus kegalauan Zi Feng. Tadi siang dia kencan buta, terus tiba-tiba Ya Nuo muncul, seketika itu pula dia jadi merasa tegang dan tidak tenang, pokoknya perasaannya aneh deh... seolah dia ketahuan selingkuh.

Aneh banget, kan? Ya Nuo kan cowok dan saudara tersumpahnya, kenapa dia malah punya perasaan seperti ini terhadap Ya Nuo? Tapi... dia benar-benar merasa seperti itu.

Qing Yang mengerti, "kurasa kau... jatuh cinta. Kau jatuh cinta pada Ya Nuo."

"Bagaimana mungkin? Aku dan Ya Nuo kan brother."

"Kau peduli dan khawatir pada Ya Nuo, dan juga, menurutku interaksi kalian berdua lebih dari sekedar brother."

"Kenapa kau mengatakan hal yang sama dengan Zi Han?"

"Orang lain bisa melihat dengan lebih jelas."

"Jadi maksudmu... Ya Nuo lebih dari sekedar brother bagiku? Ya Tuhan! Kenapa aku malah jatuh cinta sama cowok?! Seharusnya kan aku menyukai wanita!"

"Kau memiliki kebebasanmu sendiri dalam masalah cinta terlepas dari masalah gender."

Di taman hiburan keesokan harinya, Zi Feng malah mendapati Ya Nuo sedang ngobrol akrab sama Zhe Rui, apalagi Zhe Rui pakai acara mengelap bibir Ya Nuo yang belepotan mustard. Pemandangan itu sontak membuat Zi Feng cemburu. Maka dia langsung menyela mereka dan mengajak Ya Nuo pergi dengan alasan mau rapat.

Padahal rapat yang dia maksud seharusnya dilakukan besok, tapi sekarang sengaja dia majukan gara-gara pemandangan tak menyenangkan tadi. Bahkan Zi Feng sendiri sadar kalau kelakuannya ini kekanak-kanakan, tapi bodo amatlah.

Qing Yang bingung karena Nana tidak bisa dihubungi sekali sejak dia pergi malam itu. Paman Tian geli melihatnya, baru kali ini dia melihat Qing Yang begitu peduli dengans seorang wanita. Biarpun sekarang Nana bukan pacarnya, tapi siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan.

Tepat saat itu juga, Paman Tian mendapatkan sebuah surat. Namun yang tak disangkanya, itu bukan surat biasa, melainkan surat gugatan pengadilan yang dilakukan Nana. Hah? Kenapa Nana menggugat Paman Tian? Paman Tian salah apa ke Nana?


Usai meeting dengan klien, Zi Feng tanpa ragu memuji kinerja Ya Nuo dalam rapat tadi. Ya Nuo senang, dia malah jadi semakin antusias. Bahkan saat mereka naik lift, dia langsung semangat mengecek kembali dokumennya, tidak sadar kalau Zi Feng sedang memperhatikannya lekat-lekat, terpesona.

 
Tiba-tiba segerombolan orang masuk lift... sehingga Zi Feng terdesak sangaaaat dekat ke Ya Nuo sampai jidat mereka saling berbenturan. Parahnya lagi, tiba-tiba Zi Feng terdorong cukup keras... hingga bibirnya nempel ke pipi Ya Nuo. Pfft! Mereka jadi tambah canggung dan gugup karenanya.


Saat Zi Feng dan Ya Nuo hendak naik mobil, tiba-tiba ada dua pencuri yang nyolong dokumen yang dibawa Ya Nuo. Ya Nuo dan Zi Feng sontak lari mengejar mereka. Tapi karena kedua pencuri itu berpencar, jadi Zi Feng dan Ya Nuo juga berpencar... sampai saat Zi Feng sudah cukup jauh dari Ya Nuo dan si pencuri mendadak berhenti begitu saja. Hah?

Zi Feng seketika sadar kalau kedua orang ini bukan pencuri, dan mereka berpencar sebenarnya hanya untuk mengecoh dan menjauhkannya dari Ya Nuo. Target mereka bukan mencuri dokumen, bukan pula menyerang Zi Feng, melainkan Ya Nuo. Gawat! Zi Feng sontak lari ke mengejar Ya Nuo.


Ya Nuo sendiri sudah kecapekan mengejar si pencuri. Namun saat dia kehilangan jejak si pencuri, dia malah menemukan dokumennya tergeletak begitu saja di lantai.

Zi Feng menemukannya saat itu. Tapi baru juga dia lega, tiba-tiba saja dia melihat seseorang mengarahkan senjata ke Ya Nuo. Panik, Zi Feng sontak mendorong Ya Nuo bersama sehingga pelurunya mengenai punggung Zi Feng. OMG!

Ya Nuo sontak menjerit panik saat dia melihat darah di punggung Zi Feng. Tapi syukurlah Zi Feng ternyata tidak kenapa-kenapa dan warna merah itu cuma cat. Penyerang mereka tadi ternyata cuma pakai pistol cat, tapi tetap saja Ya Nuo panikbukan main dan langsung memeluk Zi Feng dengan berlinang air mata, "kupikir aku akan kehilanganmu. Aku tidak ingin kehilanganmu. Aku tidak boleh kehilanganmu. Mengerti, tidak?!"

Zi Feng begitu tersentuh mendengarnya dan langsung memeluknya... seolah dia akhirnya menerima fakta tentang perasaannya terhadap Ya Nuo.

Bersambung ke episode 7

Post a Comment

0 Comments