Sinopsis Love Between Fairy and Devil Episode 4 - Part 1

Chang Heng dengan kejamnya menghukum mati Qing Chang, dia bahkan sangat murka pada Lan Hua sehingga dengan kejamnya dia juga langsung membunuh Lan Hua... dan seketika itu pula Lan Hua terbangun dari mimpinya dengan terengah-engah. Fiuh! Ternyata cuma mimpi buruk.

Di kamarnya sendiri, Qing Chang juga merasakan apa yang Lan Hua rasakan. Qing Chang yang selama ini terkenal sebagai monster yang tak memiliki perasaan apa pun, kali ini berkat Lan Hua, dia bukan hanya bisa merasakan sedih, namun juga bisa merasakan rasa takut, perasaan yang sudah lama sekali tak pernah dirasakannya. Lega menyadari kalau yang barusan ternyata cuma mimpi, Lan Hua pun lanjut tidur. 

Besok paginya, Qing Chang sudah mendatangi kamarnya, mencoba membangunkannya dan memaksanya untuk memperbaiki buku kehidupan. Tapi Lan Hua masih ngantuk dan jadi kesal diganggu, jadi dia asal saja menyuruh Qing Chang untuk menghitung semua bunga yang ada di rumah bunganya saja kalau Qing Chang nganggur.

Lucunya, dia tidak sadar kalau perintah asalnya itu langsung mengaktifkan Segel Suci Xilan yang ada pada Qing Chang sehingga mau tidak mau, Qing Chang harus melaksanakan perintahnya... menghitung bunga satu per satu. Wkwkwk! Dan dia sama sekali tidak mampu melawannya karena tubuhnya bergerak secara otomatis melaksanakan perintah.

Qing Chang kesal banget dan langsung memanggil Shang Que. Dia ingat kalau Klan Xilan memiliki Kaidah Xilan yang di dalamnya tercatat banyak rahasia tak diwariskan. Dia yakin cara mematahkan mantra sihirnya ini pasti ada dalam Kaidah Xilan.

Shang Que mengaku tahu, malah sebenarnya Kaidah Xilan itu ada di rumah keluarganya karena dulu ditemukan oleh keluarganya. Shang Que pun bergegas pergi lagi untuk mengambil benda itu, sementara Qing Chang terus melanjutkan menghitung semua bunga yang ada di rumah bunga itu.


Saat Shang Que kembali tak lama kemudian, Qing Chang sudah selesai menghitung bunga dan sekarang tangannya pegal. Kaidah Xilan itu berbentuk gulungan yang tampaknya tipis. Tapi begitu gulungannya dibuka, ternyata panjaaaaaaaaang sekali.

Kedua pria itu sampai kerepotan membaca semua informasi yang ada di sana. Tapi akhirnya dia menemukan juga informasi tentang segel sihir itu. Segel sihir itu bernama Mantra Penyatuan Hati. 

Begitu Mantra Penyatuan Hati itu berhasil, maka si pembaca mantra dan yang dibacakan mantra akan merasakan suka dan duka bersama, akan merasakan luka dan mati bersama, fisik dan mental mereka akan merasakan segala hal yang sama seolah mereka satu tubuh. 

Pokoknya intinya, yang dibacakan mantra akan bisa merasakan semua yang dialami oleh si pembaca mantra, namun tidak berlaku sebaliknya. Apa pun yang diperintah oleh si pembaca mantra, yang dibacakan mantra akan langsung mematuhinya tanpa bisa melawan.


Maka itu artinya, jika ada orang yang ingin membunuh Qing Chang, maka orang itu hanya perlu membunuh Lan Hua. Qing Chang jelas kesal menyadari Lan Hua sekarang adalah kelemahan terbesarnya.

Menyebalkan sekali. Apakah itu artinya, kelak dia akan diperangkap oleh tanaman ini dan gagal melaksanakan tugasnya karena dikendalikan olehnya? Menurut Shang Que, sebaiknya Qing Chang jangan emosi dulu.

Soalnya menurut pandangan Shang Que, sepertinya si siluman bunga ini sama sekali tidak tahu kalau dirinya adalah orang Klan Xilan. Dia yakin kalau Lan Hua mengucapkan mantra itu secara tak sengaja dan sama sekali tidak tahu bagaimana cara menggunakannya.

Baiklah, Qing Chang memutuskan untuk tidak ambil pusing dulu tentang masalah ini. Yang penting sekarang adalah memperbaiki buku kehidupan Gadis Chidi biar dia bisa segera menemukan inti jiwa Gadis Chidi untuk membuka segel 10.000 pasukan Klan Bulan-nya untuk memusnahkan Dunia Khayangan. Setelah itu, dia pasti akan bisa menemukan cara untuk mematahkan Mantra Penyatuan Hati ini.

Saat Lan Hua terbangun tak lama kemudian, dia mendapati Qing Chang sudah ada di depan kamarnya dengan muka dingin menahan kesal lalu tiba-tiba saja berkata, "8.452."

"Apanya yang 8.452?" bingung Lan Hua.

"Di rumah bungamu, ada 8.452 kuntum bunga."

Hah? Jadi Qing Chang beneran menghitung bunga sesuai omongannya? Lan Hua sontak ngakak geli mendengarnya, mengira kalau Qing Chang tuh polos banget sampai menuruti perintahnya padahal kan dia cuma asal ngomong.

"Ingat baik-baik! Semua yang kau katakan sangat penting bagiku. Kelak jangan asal bicara lagi!" perintah Qing Chang.

Baiklah. Tapi Lan Hua sebenarnya terharu loh. Selama ini, semua orang selalu meremehkannya dan tidak pernah ada yang mendengarkan ucapannya karena dia hanya tanaman biasa. Sejak gurunya pergi, tidak ada seorang pun yang peduli padanya. Baru Qing Chang yang mendengarkan ucapannya. (Pfft! Itupun karena terpaksa)

Malas mendengarkan ocehannya lebih jauh. Qing Chang langsung menyuruhnya untuk memperbaiki buku kehidupan sekarang juga. Tapi Lan Hua terlalu malas melakukannya, lagipula, dia tidak merasa itu penting-penting banget.

Jadi dia berusaha cari-cari alasan untuk menundanya dengan mengklaim kalau dia lapar, dan dia beneran lapar sampai perutnya bunyi dan seketika itu pula perut Qing Chang juga ikutan berbunyi. Pfft!

Terpaksalah dia harus ikut sarapan. Lan Hua mendadak ingat kalau dia belum tahu siapa nama si peri pendosa ini. Qing Chang hampir mengucap nama lengkapnya, tapi Lan Hua mendadak bersin cukup keras sehingga dia cuma sempat mendengar sebagian dan sekarang dia mengira kalau nama Qing Chang adalah Dongfang Qiang. 

Dia bahkan seenaknya memanggil Qing Chang dengan sebutan Da Qiang. Tapi dia kurang suka sama nama marganya, soalnya mirip sama nama marga Dongfang Qing Chang yang sudah mati itu. 

Apa?! Qing Chang jelas tersinggung dikira sudah mati, apalagi dia selama ini digambarkan sebagai penjahat yang sangat kejam dan keji, dan dikira mati karena kalah perang dengan pasukan langit. Tapi... pada akhirnya dia memutuskan untuk diam saja dan bersabar demi buku kehidupan Gadis Chidi itu.

Tapi Lan Hua malah terus saja nyerocos tentang Dongfang Qing Chang berdasarkan apa yang dia baca di buku sejarah. Bahwa Dongfang Qing Chang itu bukan hanya kejam, namun juga jelek minta ampun. 

Pokoknya dia benar-benar digambarkan seperti monster yang sangat amat jelek, rambutnya panjang dan penuh kutu, tidak pernah mandi dan sikat gigi selama puluhan ribu tahun, makanya badannya dan mulutnya bau busuk banget. Menjijikkan banget deh pokoknya. 

Tapi Lan Hua meyakinkan kalau Da Qiang jauh lebih tampan dan lebih baik daripada Dongfang Qing Chang, jadi Da Qiang tidak perlu bersedih hanya karena namanya hampir mirip sama Dongfang Qing Chang.

Pfft! Qing Chang jadi kesal banget mendengar semua itu, "karena kau sangat memahami Raja Bulan, apa kau tahu dia suka makan apa?"

"Tidak."

"Dongfang Qing Chang suka memakan peri berkulit tipis, berdaging empuk, putih dan gendut sepertimu. Peri yang dia makan jumlahnya sudah ribuan. Dikukus, direbus, dikeringkan, dibakar, dan juga... dimakan mentah."

Wuih! Serem! Lan Hua sontak memalingkan muka dengan ketakutan mendengar semua itu. 

Tapi tak lama kemudian, Lan Hua malah dengan penuh semangat membacakan cerita sejarah perang besar 30.000 tahun yang lalu dan kekalahan Dongfang Qing Chang. Jelas saja Qing Chang marah tidak terima dirinya digambarkan bertekuk lutut pada Gadis Chidi. Apalagi Lan Hua sengaja menambah-nambahkan cerita biar ceritanya terdengar lebih keren buat ujian perinya nanti.

Parahnya lagi, Lan Hua kemudian mengajaknya untuk bikin kue. Karena ternyata hari ini adalah hari perayaan kemenangan Klan Khayangan terhadap Dongfang Qing Chang. Sontak saja Qing Chang murka hingga dia langsung membanting mangkok adonannya sampai terbelah dua.

Tapi Lan Hua dengan polosnya mengira kalau Da Qiang bukan marah, tapi cuma karena dia tidak tahu cara bikin kue saja. Maka Lan Hua bahkan dengan senang hati dan antusias mengajari Da Qiang cara membuat kue festival yang baik dan benar, benar-benar tidak memperhatikan ekspresi penuh amarah Qing Chang.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments