Zi Feng mendadak bangun saat Ya Nuo hendak pergi. Untungnya Ya Nuo cepat-cepat menutupi badannya dengan jaket sehingga rahasianya Ya Nuo masih tetap aman. Tapi tak pelak kejadian barusan membuat Ya Nuo jadi canggung sama Zi Feng.
"Tadi itu... karena kau kedinginan dan batuk-batuk. Aku hanya ingin menghangatkanmu, makanya aku masuk ke tendamu."
"Aku mengerti. Terima kasih."
"Di luar dingin dan berangin, bukankah lebih baik kau masuk tenda dan beristirahat?"
"Tidak perlu. Selama kau ada di sini, aku akan merasa hangat. Aku akan baik-baik saja."
Zi Feng berusaha membujuknya mendekat, tapi Ya Nuo malah cuma mendekat selangkah. Tiba-tiba Zi Feng batuk-batuk lagi yang sontak membuat Ya Nuo khawatir sehingga dia langsung mendekat dan mengelus dada Zi Feng, tapi Zi Feng tiba-tiba menangkap tangannya dan sontak saja sentuhan itu membuat Ya Nuo jadi gugup.
Ya Nuo benar-benar bingung dengan perasaannya. Dia benar-benar merasa jantungnya berdebar dengan kencang, tapi dia tidak tahu apa sebabnya. (Pfft! Jatuh cinta mungkin?)
Setelah beberapa lama duduk di sana, Ya Nuo malah tak sengaja ketiduran dengan kepala tersandar di bahu Zi Feng. Namun sedetik kemudian dia terbangun saat kepalanya terjatuh dari bahu Zi Feng.
Karena sudah larut malam, mereka memutuskan untuk balik ke tenda masing-masing saja. Tapi tiba-tiba mereka mendengar suara dengkuran Guang Chao yang membahana. Ya Nuo jadi ogah balik ke tenda. Maka Zi Feng langsung saja mengajak Ya Nuo tidur di tendanya. Ya Nuo seperti biasanya, menolak.
"Kayak kita tidak pernah tidur bareng saja," heran Zi Feng, "baiklah, aku saja yang tidur sama Ah Chao, kau tidur di tendaku."
"Jangan! Kau sedang tidak enak badan, butuh istirahat."
Hadeh! Baiklah, Ya Nuo akhirnya setuju untuk tidur bersama Zi Feng. Keesokan harinya saat dia bangun, Ya Nuo mendapati wajah Zi Feng di hadapannya, tampaknya masih tidur. Maka Ya Nuo pun memanfaatkan momen itu untuk mengagumi wajah Zi Feng.
Dengan jari telunjuknya, dia mulai menelusuri hidung dan mulut Zi Feng sambil berkata dengan cukup lantang, "hidungnya lumayan mancung, dan bentuk bibirnya memiliki rasanya tersendiri. Huhuhu."
"Terus? Lanjutkan," kata Zi Feng yang ternyata sudah bangun sedari tadi. Wkwkwk!
Ya Nuo sontak membeku canggung dan buru-buru menghindar dengan alasan mau cari air minum, haus.
Tapi di luar, dia malah langsung berhadapan dengan Zi Han yang shock melihatnya keluar dari tenda kakaknya. Wkwkwk!
"Kenapa kau keluar dari tenda kakakku?"
"Aku..."
"Jadi... kau suka kakakku?"
"Bu..."
"Jadi... kalian berdua pacaran?"
"Bukan..."
"Aku nggak mau dengar!!! Huaaaaaa!!!!" Heboh Zi Han dan langsung bergegas pergi sambil mewek.
Duh, Ya Nuo jadi tak enak dengan situasi ini. Zi Feng santai saja meyakinkannya untuk tidak ambil pusing, lagian Ya Nuo juga tidak berencana menerima perasaan Zi Han. Dan tidak usah khawatir, anak-anak Keluarga Du tidak serapuh yang Ya Nuo pikir. Zi Han akan baik-baik saja setelah menangis.
Dalam perjalanan mengambil air, tiba-tiba saja ada bambu melayang ke arah mereka entah dari mana beberapa kali. Untungnya Zi Feng berhasil menangkis semuanya. Jelas mereka diserang oleh beberapa orang yang bersembunyi di antara pepohonan.
Tiba-tiba Zi Feng merasakan kehadiran orang mendekat, dia sontak melayangkan tinjunya, namun untungnya tidak sampai kena karena ternyata dia cuma Qing Yang yang kebetulan sedang jalan-jalan. Jelas mereka semua jadi khawatir menyadari ada orang yang membuntuti mereka sampai ke gunung ini hanya untuk mencelakai Zi Feng.
Sepertinya penyerangnya kali ini adalah geng yang sama dengan yang menyerangnya di depan taman hiburan waktu itu. Zi Feng punya ide untuk terus memancing orang-orang itu. Jika orang-orang itu terus beraksi, maka mereka pada akhirnya pasti akan mengetahui siapa dalangnya. Tapi karena terlalu berbahaya bagi semua orang untuk meneruskan acara kemping ini, mereka pun memutuskan untuk bergegas pulang.
Saat tengah mengemasi barang-barang di dalam tendanya, Zi Feng tak sengaja menemukan kaleng permennya Ya Nuo. Zi Feng penasaran apa isinya sehingga membuat Ya Nuo begitu menghargai kaleng permen yang tampak jelas sudah sangat lawas itu.
Mumpung Ya Nuo lagi mengemasi barang-barang di luar, Zi Feng iseng saja membukanya, tapi malah kaget mendapati isinya ternyata jepit rambut bunga pink yang sama persis dengan jepit bunga pink milik penyelamatnya dulu.
Zi Feng langsung saja mengonfrontasi Ya Nuo tentang jepit rambut bunga pink itu. Gugup dan bingung, Ya Nuo berbohong kalau jepit rambut itu dia beli baru-baru ini, niatnya mau dia kirim bersama dengan surat yang dia tulis atas nama Yan Ting itu buat menghibur Zi Feng, tapi kemudian dia berubah pikiran karena dia pikir mengirim jepit rambut ini bersama dengan suratnya bakalan terkesan terlalu disengaja.
Zi Feng tak percaya, sepertinya jepit rambut ini tidak terlihat seperti barang baru. Zi Feng tidak senang dengan situasi ini. Sudah satu bulan mereka saling mengenal, selama itu, sudah banyak hal yang mereka lewati bersama, mereka bahkan menjadi saudara tersumpah. Maka tidak seharusnya mereka saling menyembunyikan rahasia pada satu sama lain.
Apa boleh buat, Ya Nuo akhirnya terpaksa harus mengaku bahwa jepit rambut ini memang miliknya sendiri dan dialah yang sebenarnya menyelamatkan Zi Feng, bukan Yan Ting. Malah sebenarnya, Ya Nuo tidak tahu siapa itu Yan Ting.
Namun tentu saja dia tetap harus sedikit mengarang cerita demi menutupi rahasianya. Dia berkata bahwa jepit rambut ini awalnya adalah pemberian Xiao Jing.
Sejak masih kecil, Xiao Jing sering menggodainya kalau dia seperti cewek, makanya waktu mereka main di sungai, Xiao Jing menjepitkan jepit rambut ini ke rambutnya. Saat itulah mereka tak sengaja menemukan Zi Feng yang tenggelam.
Ya Nuo menyelamatkannya. Namun karena waktu itu Ya Nuo mendengar ada orang datang, makanya dia buru-buru pergi dan saat itulah tak sengaja jepit rambutnya terjatuh. Kemungkinan orang yang datang setelahnya itu adalah si gadis bernama Yan Ting yang Zi Feng pikir adalah penyelamatnya.
Alasan kenapa dia tidak memberitahu Zi Feng tentang masalah ini adalah karena Zi Feng selalu ingin membalas budi pada penyelamatnya padahal Ya Nuo selalu merasa kalau itu bukan apa-apa. Karena ini juga, makanya dia menulis surat atas nama Yan Ting dengan harapan Zi Feng bakalan berhenti mencarinya. Begitulah kebenarannya, apa Zi Feng akan percaya? Ya Nuo sudah takut saja kalau Zi Feng tidak akan percaya dan marah.
Namun yang tak disangkanya, Zi Feng malah mengucap terima kasih padanya, pada penyelamatnya. Akhirnya, Zi Feng bisa juga mengucapkannya secara langsung. Ya Nuo senang, terima kasih sudah mempercayainya.
Tapi... bisakah mulai sekarang Zi Feng jangan memandangnya sebagai penyelamatnya? Perlakukan saja dia sebagai saudara seperti biasanya, berinteraksi dengannya seperti biasanya, jangan ada yang berubah. Itu saja keinginan Ya Nuo.
Baiklah, Zi Feng setuju. Tapi karena jepit rambut ini berpasangan, jadi Zi Feng kembalikan deh ke yang punya. Tapi Ya Nuo malah mengembalikan jepit rambut itu ke Zi Feng lagi dan meminta Zi Feng untuk menyimpannya.
"Jepit rambut ini menyimpan takdir pertemuan pertama kita. Ini juga mewakili kepedulianmu terhadap saudaramu. Mari kita menyimpan masing-masing satu dan makna di dalamnya."
Zi Feng bersikeras mengantarkan Ya Nuo sampai rumah, tapi menyangkal kalau dia melakukannya karena mengkhawatirkan keselamatan Ya Nuo, mengklaim kalau dia cuma mau minta air minum, soalnya dia haus.
Baiklah, Ya Nuo akhirnya menyambut Zi Feng di rumahnya. Ayah dan ibunya Ya Nuo kebetulan sedang tidak di rumah. Gara-gara segalanya serba dadakan, Ya Nuo jadi tidak punya persiapan dengan segala hal yang bisa dilihat Zi Feng di rumah.
Dan sekarang Zi Feng mendadak kepo tentang kalender hitung mundur yang ada di dinding, apalagi di bagian belakang ada tulisan 'My daughter welcome home', maksudnya apa ini?
Bingung, Ya Nuo akhirnya mengarang alasan bahwa itu maksudnya adalah adik perempuannya. Dia punya adik perempuan yang sekarang tinggal di luar negeri. Kalender hitung mundur ini adalah untuk menyambut kepulangannya, adik perempuannya itu akan pulang 53 hari lagi.
Wah! Zi Feng sontak tertarik dan penasaran mendengar Ya Nuo punya adik perempuan. Kenapa Ya Nuo tidak bilang-bilang sebelumnya. Zi Feng mengerti, orang tua Ya Nuo memasang kalender hitung mundur ini, pasti karena mereka sangat amat merindukan putri mereka. Ya Nuo membenarkannya, kedua orang tuanya memang sangat menanti-nantikannya.
"Bagaimana denganmu?" tanya Zi Feng.
"Aku?... Aku juga menantikannya."
"Nanti kalau adikmu pulang, kenalkan dia padaku. Bilang padanya kalau aku tidak sabar ingin bertemu dengannya."
"Baiklah. Aku akan memperkenalkannya padamu."
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam