Sinopsis Who Rules The World Episode 33

Raja Yongzhou khawatir setelah mendapat kabar aliansi Youzhou dan Jizhou yang sepertinya akan menyerang Qingzhou. Makanya ia memanggil kedua perdana menterinya untuk meminta pendapat mereka.

Lagi-lagi, kedua perdana menteri memiliki pemikiran yang berbeda dan bertolak belakang. Perdana Menteri Wang menyarankan agar sebaiknya Yongzhou diam saja dan melihat dari samping karena dia yakin bahwa biarpun Youzhou dan Jizhou beraliansi, tapi belum tentu mereka bersatu sepenuhnya. Dia yakin kalau Youzhou pasti akan tetap waspada terhadap Huang Chao, sedangkan Huang Chao pasti sedang memikirkan cara untuk menelan Youzhou.

Tapi Perdana Menteri Qin tidak setuju, dan menyarankan Raja untuk bekerja sama secara diam-diam dengan Qingzhou untuk mengacaukan rencana aliansi Youzhou dan Jizhou. Jika sampai Qingzhou berhasil ditaklukkan, maka sudah pasti pasukan Youzhou dan Jizhou akan bisa dengan mudah mengepung Yongzhou.

Apalagi belakangan ini, Pangeran Xie Yue-lah yang mulai mengurus pemerintahan Qingzhou. Sudah pasti Qingzhou akan bisa dikalahkan dengan mudah oleh Youzhou dan Jizhou. Pilar kerajaan Qingzhou adalah Raja Feng, jika beliau sampai tumbang, maka runtuhlah kekuatan Qingzhou.

Mendengar itu, perdana Menteri Wang akhirnya setuju dengan pendapat Perdana Menteri Qin. Raja pun setuju dan langsung memerintahkan kedua perdana menteri untuk bersiap mengirim pasukan ke perbatasan Qingzhou.

Dengan bantuan Bos Tie, Lan Xi dan Bai akhirnya bisa memasuki Pasar Tersembunyi dan pura-pura mau beli Jamur Darah yang berguna untuk mengobati sakit keras. Hanya pengawalnya si tabib hebat yang menemui mereka dan bertransaksi mewakili si tabib hebat.

Namun Bai dan Lan Xi bisa melihat kalau si pengawal itu memiliki aura pembunuh yang sangat kuat, ilmu bela dirinya hebat, kemungkinan punya pengalaman di medan perang. Orang yang memiliki ciri-ciri seperti ini, seharusnya hanya pengawal istana kekaisaran.

Ada aroma Rumput Ling di kotak Jamur Darah yang mereka beli ini, biasanya ini adalah wewangian khusus yang digunakan hanya oleh orang-orang istana. Jamur Darah ini juga jelas barang yang bagus dan berkualitas, orang biasa tidak akan mungkin bisa mendapatkannya. Jadi kemungkinan besar, si tabib hebat itu adalah kasim yang mengurus Biro Obat di istana kekaisaran.

Tiba-tiba mereka menyadari si pengawal tabib hebat mengikuti mereka. Entah apa yang terjadi, namun keesokan harinya, Zhong Li bisa dengan cepat menyergap dan menangkap si tabib hebat yang sesuai dugaan mereka adalah Kasim Hu dari Biro Obat Istana Kekaisaran.

Mereka langsung to the point menanyakan masalah Racun Qianji dan siapa orang yang membelinya belakangan ini. Kasim Hu mengaku tidak ada dan dia benar-benar jujur. Racun Qianji adalah racun yang sangat langka dan harganya sangat mahal, tidak banyak orang yang mengetahuinya dan sejauh ini dia hanya pernah menjualnya dua buah.

Dia tidak pernah menanyakan identitas para pembelinya, namun dia selalu menyuruh pengawalnya untuk membuntuti setiap pembelinya dan menggambar wajah-wajah mereka buat jaga-jaga melindungi nyawanya sendiri. Dia menyimpan gambar-gambar para pembeli obatnya di Istana Kekaisaran.


Kasim Hu lalu membawa mereka masuk istana dengan menyamarkan mereka menggunakan seragam kasim, dan menunjukkan buku gambar khusus para pelanggan yang pernah membeli obat padanya.

Gambar orang yang membeli Racun Qianji adalah seorang wanita yang tidak mereka kenal, namun Lan Xi mengenali aksesoris baju yang dipakai wanita itu, karena aksesoris itu biasanya dipakai orang istana Yongzhou. 

Wanita inilah pembeli pertama Racun Quanji dan hanya wanita ini satu-satunya orang luar Istana Kekaisaran yang pernah membeli racun itu. Sedangkan pembeli kedua adalah orang dalam Istana Kekaisaran, seorang kasim bernama Zhang Jin yang ternyata kasim pribadinya Kaisar. Lan Xi langsung menuntut Kasim Hu untuk menjual Racun Qianji padanya sambil mengancam akan membongkar rahasianya jika dia menolak menjual racun itu.

Begitu mendapatkan racunnya, Lan Xi dan Bai mau langsung pergi. Namun tiba-tiba saja terdengar suara pengawal istana bergerak mendekat mau menangkap penyusup. Waduh! Tapi jelas bukan Kasim Hu yang melapor karena sedari tadi dia selalu bersama mereka sepanjang waktu.

Dan jelas bukan mereka sebenarnya penyusup yang dicari karena ternyata Istana Kekaisaran sedang gempar karena Kaisar tiba-tiba mati dibunuh orang. Semua orang mengira pelakunya adalah penyusup, padahal sebenarnya itu adalah ulah Kasim Zhang Jin yang ternyata orang suruhan Wu Yuan.

Kutukan Darah di tubuh Wu Yuan mulai semakin parah karena Ajaran Lanyin dan Biyue hanya bisa mencegahnya untuk sementara. Dia sudah tidak punya banyak waktu, makanya dia menyuruh anak buahnya untuk mempercepat rencana mereka untuk mendapatkan Pelat Xuanji yang asli.

Wu Yuan menyuruh Kasim Zhang Jin membunuh Kaisar demi mendapatkan Pelat Xuanji asli dan setelah Zhang Jian berhasil, Wu Yuan berjanji akan mengeluarkan Kasim Zhang Jian keluar istana dengan selamat. 

Bai dan Lan Xi cepat-cepat menyembunyikan diri di dalam lemari sebelum Jenderal Dong masuk untuk mencari si penyusup dan menginterogasi Kasim Hu. Sayangnya Akting Kasim Hu kurang meyakinkan, makanya Jenderal Dong jadi curiga. Dan di saat seperti ini, Lan Xi masih sempat-sempatnya menggoda Bai.

Untungnya sebelum pengawal kerajaan sempat membuka lemari persembunyian Bai dan Lan Xi, pengawal lain mendadak muncul melaporkan menghilangnya Kasim Zhang Jin, dan Jenderal Dong dipanggil Putra Mahkota.

Dengan itu, Jenderal Dong akhirnya tidak lagi mencurigai Kasim Hu. Bai dan Lan Xi pun bisa menyelinap keluar dari istana dengan selamat. Di tengah jalan, mereka tak sengaja bertemu dengan Sekte Tianshuang.

Karena seluruh ibu kota dikunci, mereka semua akhirnya memutuskan untuk mencari penginapan terdekat. Han Pu langsung mengecek racun itu pada sebuah apel, dan benar saja, jarum peraknya tidak bisa mendeteksi adanya racun, namun hanya dalam waktu beberapa detik, apel segar itu langsung membusuk.

Lang Hua sontak merasa bersalah pada Bai, namun Bai langsung memaafkannya dengan mudah, dia sama sekali tidak ada dendam apa pun pada Lang Hua. (Hah? Setelah apa yang dilakukan Lang Hua yang hampir membuatnya mati? Baik hati banget Bai memaafkan Lang Hua semudah itu).

 

Tapi tak lama kemudian, Zhong Li datang mengabarkan bahwa mereka menemukan mayat Kasim Zhang Jin di gerbang istana. Dari lukanya, sepertinya dia dibunuh Sekte Duanhun (Dasar Wu Yuan pengkhianat!).

Lang Hua jadi curiga kalau kematian ayahnya juga berkaitan dengan Sekte Duanhun dan langsung berniat mencari mereka untuk balas dendam. Tapi Bai sontak melarangnya dan mengingatkannya untuk tidak gegabah.

Karena dengan kematian Kaisar, semua prefektur pasti akan bersiap untuk berperang. Keadaan seluruh negeri sekarang sedang tidak aman, jadi lebih baik mereka diam saja. Tapi Bai berjanji akan mencari pelakunya dan membalaskan dendam mereka.

Seburuk-buruknya Kaisar, Putra Mahkota jelas lebih buruk. Dia langsung panik luar biasa dengan kematian ayahandanya dan langsung memanggil Wu Yuan ke istana karena dia sangat bergantung pada bantuan Wu Yuan untuk menjadi penasehatnya, karena jelas Putra Mahkota tidak memiliki pendirian dan kebijakannya sendiri. Dia tidak memiliki bakat sedikit pun untuk menjadi seorang pemimpin negara. Orang seperti ini jelas bisa dimanfaatkan dan dikendalikan dengan sangat mudah oleh Wu Yuan.

Sebenarnya Jenderal Dong curiga dan tidak mempercayai Wu Yuan, apalagi Wu Yuan sudah terkenal memiliki hubungan baik dengan Huang Chao. Namun Wu Yuan selalu punya alasan akan setiap perbuatannya, dan meyakinkan semua orang bahwa semua yang dia lakukan adalah demi kebaikan bangsa dan negara, dan Putra Mahkota langsung mempercayainya begitu saja.

Jenderal Dong ingin menutupi berita kematian Kaisar demi melindungi Negara Dong, karena sudah pasti kabar kematian Kaisar akan membuat keenam prefektur menyerang Negara Dong.

Tapi Wu Yuan tidak setuju dan ngotot meyakinkan semua orang untuk menyebar kabar ini ke seluruh negeri, dengan alasan biar keenam prefektur saling berperang dan menyerang satu sama lain. Dia meyakinkan bahwa dia punya cara untuk membantu Putra Mahkota memenangkan pertempuran.

Alih-alih mencari tahu apa rencana Wu Yuan, Putra Mahkota malah dengan bodohnya mempercayainya begitu saja dan langsung melaksanakan saran Wu Yuan saat itu juga tanpa mempertanyakan apa pun.

Di Yongzhou, seseorang diam-diam mendatangi Perdana Menteri Wang... yang ternyata adalah mata-mata Prefektur Jizhou, malah dia sebenarnya memang orang asli Jizhou.

Semua informasi yang Perdana Menteri Wang kirimkan ke Jizhou juga sampai ke tangan Wu Yuan, semua informasi itulah yang dipakai Wu Yuan untuk menyebabkan perpecahan di keluarga kerajaan Yongzhou untuk menghancurkan Yongzhou.

Anak buahnya Wu Yuan datang kali ini untuk memerintahkan Perdana Menteri Wang untuk memulai rencana mereka menghancurkan keluarga kerajaan Yongzhou dengan memanfaatkan Feng Ju.

Dari hasil penyelidikan Paviliun Air Yinquan, mereka menemukan informasi bahwa ada satu pelayan yang pergi meninggalkan istana tepat setelah Ratu Yige mati. Ciri-ciri fisik si pelayan istana itu persis seperti yang digambar Kasim Hu. 

Wanita ini masih hidup, Lan Xi dan Bai pun bergegas pulang ke Yongzhou untuk bertemu wanita ini dan mengonfrontasinya. Ketakutan sekaligus merasa bersalah setelah mendengar Lan Xi ternyata anaknya Ratu Yige, si pelayan akhirnya mengaku bahwa memang benar dialah yang membeli racun itu.

Dulu, dia serakah dengan uang pemberian Selir Baili yang membayarnya untuk membeli racun itu. Namun sungguh awalnya dia mengira kalau itu obat dan dia tidak tahu menahu obat itu akan digunakan untuk apa... hingga kemudian Ratu Yige mati beberapa detik setelah meminum obat itu.

Saat itulah dia menyadari obat apa yang dia beli itu. Dia jadi sangat ketakutan dan langsung meminta keluar dari istana. Memang seharusnya Ratu Baili tidak akan melepaskannya karena dia memegang rahasia besar Ratu Baili. Namun ada orang yang menyelamatkannya begitu dia keluar istana. Tapi dia benar-benar tidak tahu siapa orang yang menyelamatkannya itu.

Lan Xi sekarang mengerti kenapa orang istana selalu ingin mencelakainya dan menganggapnya ancaman. Ternyata kematian ibunya tidak sesederhana yang dia pikir. Berdasarkan semua bukti yang mereka temukan, kemungkinan kematian ibunya bukan hanya terkait persaingan harem, melainkan ada pejabat istana yang terlibat.

Karena kekuatan Ratu Yige terlalu kukuh, makanya pejabat istana merasa keberadaan Ratu Yige bisa memengaruhi pengambilan keputusan mereka. Karena itulah, Lan Xi memerintahkan Paviliun Air Yinquan untuk terus menyelidiki kasus ini sampai ke akar-akarnya. Lan Xi bersumpah akan menghukum pelakunya dan menegakkan keadilan untuk mendiang ibundanya.

 

Hmm... kemungkinan penyelamat si pelayan itu adalah Perdana Menteri Wang, dan kemungkinan dia menyelamatkan pelayan itu untuk dimanfaatkan di kemudian hari untuk menghancurkan keluarga kerajaan. 

Dan sekarang lah saat yang tepat, begitu Perdana Menteri Wang mendapat kabar bahwa Lan Xi sudah menemukan si pelayan, dia langsung memerintahkan anak buahnya untuk mulai melaksanakan rencana mereka.

Lalu dia mendatangi Ratu Baili untuk menghasutnya tentang Lan Xi, mengklaim bahwa Lan Xi sudah mendapatkan bukti konkret bahwa Ratu Baili-lah pembunuh Ratu Yige dan Lan Xi akan segera melaporkannya pada Raja.

Tapi Ratu Baili dengan santainya mengingatkan Perdana Menteri Wang bahwa dia melakukan itu dulu karena hasutan Perdana Menteri Wang. Jika Raja sampai tahu, bukankah Perdana Menteri Wang akan celaka?

Karena masalah ini tidak akan menguntungkan bagi satu sama lain, Perdana Menteri Wang punya usulan bagus untuk memanfaatan pasukan baru Feng Ju untuk mengkambinghitamkan Lan Xi, menuduh Lan Xi mau melakukan kudeta. Dengan cara ini, mereka bisa menyingkirkan Lan Xi selamanya sekaligus mengubur kasus kematian Ratu Yige dan memaksa Raja untuk turun tahta.

Caranya harus dilakukan pada hari ulang tahun Raja. Pada saat itu, Ratu harus bisa membuat Raja menyerahkan pelat pemindahan pasukan Raja. Perdana Menteri Wang mengklaim bahwa jika dia memiliki pelat itu, maka dia bisa akan bisa mengerahkan pasukan lalu menuduh Lan Xi mau datang untuk melakukan kudeta dan memaksa Raja untuk tahta. Ratu Baili dengan mudahnya mempercayai bualan Perdana Menteri Wang bahwa rencana ini akan sangat berguna untuk membantu Feng Ju naik tahta.

Pada saat yang bersamaan, Lan Xi mendapat kabar dari Qi Wu tentang Raja Yongzhou yang mengirim pasukan ke perbatasan Qingzhou. Memang sekarang ini Raja hanya akan melihat perkembangan situasi, baru membuat keputusan.

Tapi dengan dikerahkannya pasukan ke perbatasan Qing Zhou, kemungkinan Raja berencana menyerang dan menaklukkan Qingzhou sebelum Qingzhou ditaklukkan oleh pasukan gabungan Youzhou dan Jizhou. 

Lan Xi khawatir. Ibu kota Yongzhou sekarang ini sedang lemah, jika sampai ada yang merencanakan sesuatu, maka akibatnya bisa fatal. Bai diam saja, namun jelas kabar ini membuat Bai jadi mengkhawatirkan keluarganya di Qingzhou.

Di Qingzhou, Pangeran Xie Yue mendapat update dari para bawahannya tentang pasukan Youzhou yang sudah semakin mendekati Kota Lang. Mereka tidak melihat pasukan Jizhou, namun dengan adanya Huang Chao, mereka yakin kalau pasukan Jizhou sedang dalam perjalanan.

Pasukan Yongzhou juga sudah tiba di perbatasan, namun utusan dari Yongzhou mengirim surat yang menawarkan bantuan mereka untuk Qingzhou. 

Tapi para jenderal tidak percaya dengan surat itu mengingat Raja Yongzhou adalah orang yang ambisius, sudah pasti Yongzhou juga ingin menaklukkan Qingzhou. Selain itu, tidak baik jika Qingzhou melawan Youzhou dan Jizhou dengan bantuan Yongzhou.

Maka Xie Yue pun memerintahkan jenderalnya untuk membawa pasukan Kavaleri Feng Yun untuk menjaga Kota Lang dari pasukan Youzhou, dan pasukan lain ke Kota Ling untuk bersiaga dengan kedatangan pasukan Jizhou. Dan begitu mendapat kabar tentang keberadaan Xi Yun, Xie Yue langsung memerintahkan kasimnya untuk mengirim kabar ke Xi Yun.

Bersambung ke episode 34

Post a Comment

0 Comments