Chul Min berpamitan pada si asisten yang marah-marah karena dia mau pergi dengan Tae Sik padahal dia sudah memperingatkan Chul Min untuk tidak bicara dengan Tae Sik.
"Kemana kau mau pergi?"
"Aku akan segera kembali" jawab Cul Min tak mau memberitahu detilnya sama sekali
Si asisten memperingatkannya kalau bertanding di pertandingan formal itu tidak mudah apalagi dia sudah berjuang keras selama ini, si asisten bisa menduga kalau apa yang akan dilakukannya dengan Tae Sik nanti pasti ada hubungannya dengan kekasihnya.
Tapi Chul Min cuma menjawabnya dengan menyerahkan buku rekening bank padanya, dia meminta si asisten untuk menyerahkan buku rekening bank itu pada Jeong Hwa seandainya terjadi sesuatu padanya.
"Seandainya terjadi sesuatu, apa yang harus kami lakukan? Kau hanya hidup sekali"
"Aku tak punya penyesalan dalam hidupku"
Malam harinya, Chul Min menemani Jeong Hwa di kamar pasien karena besok dia akan dioperasi.
"Ahjussi, kau benar"
"Tentang apa?"
"Aku ingin bersamamu melihat matahari terbenam. Melihat Secantik apa Ding Ga. Juga, aku ingin melihat secantik apa rumah kita setelah kau merenovasinya. Lalu..."
"Lalu apa lagi?"
"Berbaring di tempat tidur dan melihat wajahmu terus-menerus selama 23 jam. Dan melihat wajahku sendiri selama 1 jam. Tapi, kalau kau ternyata wajahmu tidak sama dengan yang selama ini aku bayangkan dan kalau ternyata kau jelek, apa yang harus kulakukan?"
"Kalau dibandingkan dengan yang kau bayangkan, aku jauh lebih jelek. Kau harus mempersiapkan batinmu. Kau mungkin takkan bisa mengenaliku"
"Itu tidak mungkin. Aaah, Aku benar-benar gugup"
Keesokan harinya, Chul Min mengantar Jeong Hwa masuk ke ruang operasi. Jeong Hwa mengucap sampai jumpa padanya dan Chul Min membalasnya dengan kata yang sama.
"Kau tidak akan pergi kan? Kau akan menungguku disini kan?"
Mata Chul Min berkaca-kaca, tapi dia mampu menjawabnya dengan tenang "Memangnya aku mau pergi kemana? Aku tak punya tempat lain untuk dituju"
"Aku akan segera kembali"
Chul Min melepaskan pegangan tangannya pada Jeong Hwa dan sia masih sempat melihat Jeong Hwa berpose untuknya sebelum pintu ruang operasi ditutup. Dan setelah itu senyumnya langsung menghilang.
Chul Min menemui seseorang yang memberikannya sebuah passport dan identitas baru dengan nama 'Kim Hak Sun', dengan nama baru itu, Chul Min akan berubah menjadi seseorang yang tak pernah melakukan pelanggaran hukum, tak pernah dipenjara dan tak punya catatan kriminalitas sama sekali.
Di bandara, dia termenung melihat batu Jeong Hwa yang selalu dibawanya. Sesampainya di Thailand, dia dituntun oleh seseorang masuk ke sebuah tempat yang sangat gelap. Dia mempersiapkan dirinya untuk bertanding di sebuah tempat yang sangat gelap seperti sebuah penjara.
Pertandingan ilegal itu sebenarnya adalah tempat para penjudi mempertaruhkan uang mereka pada siapa yang menurut mereka akan menang nanti dan Chul Min diharuskan untuk bertarung sampai menang atau mati.
Chul Min dimasukkan ke sebuah arena pertandingan yang pintunya dikunci, it's pretty bloody fight and the point is he wins the fight.
Tae Sik juga menonton pertandingan itu, tapi saat melihat lawan Chul Min kalah, seorang bos mafia dari Cina memarahinya karena dia mempertaruhkan banyak uangnya untuk lawannya Chul Min tapi ternyata dia kalah dan semua uangnya hilang. Bos mafia Cina itu menyuruh Tae Sik untuk segera mengembalikan semua uangnya kalau tidak dia akan membunuh Tae Sik.
Sementara itu Jeong Hwa sudah diperbolehkan untuk membuka perban matanya, dia menangis haru saat matanya bisa melihat tangannya sendiri namun dia sendirian di rumah sakit.
Setelah selesai bertanding, Chul Min menyaksikan 2 orang pria melakukan sebuah transaksi berlian ilegal dan salah satu dari pria itu menjanjikan uang tambahan 20 juta kalau Chul Min berhasil membawa berlian yang sudah disembunyikan di sebuah mainan itu kembali ke Korea.
Saat berjalan sendirian di tepi pantai, Chul Min menelepon rumah sakit untuk menanyakan hasil operasi Jeong Hwa, pihak rumah sakit memberinya sebuah kabar baik dan Chul Min banyak-banyak mengucap terima kasih setelah mendengar operasinya berhasil. Chul Min lalu ditelepon oleh seseorang yang menanyakan apakah dia sudah sampai ke Korea, Chul Min mengiyakannya, juga memberitahu orang itu kalau dia sedang berada di tepi pantai.
Orang itu mengatakan kalau dia akan menelepon Chul Min kembali setelah dia sampai di stasiun Incheon nanti dan tepat setelah teleponnya terputus, sebuah mobil tiba-tiba mengebut ke arahnya dan menabraknya. Saat melihat Chul Min masih hidup, para penjahat itu menusuk punggungnya dan mengambil berliannya.
Mereka memberi isyarat pada bos mereka yang sedang berada di mobil, kalau mereka sudah menemukan berliannya dan si bos mengangguk pada mereka, dan mereka sepertinya ingin benar-benar menghilangkan jejak dengan menusuk Chul Min sekali lagi, dan saat mereka bersiap untuk benar-benar membunuhnya, sebuah mobil lain datang dari arah berlawanan.
Para penjahat itu langsung mengurungkan niatnya untuk membunuh Chul Min dan kembali ke mobil mereka untuk melarikan diri dan meninggalkan Chul Min tergeletak di jalan dan berdarah. Dan bos kedua penjahat itu ternyata adalah Tae Sik.
Jeong Hwa melakukan pemeriksaan mata sebelum dia diperbolehkan pulang, namun perhatian utamanya bukan kesehatan matanya sendiri, tapi kabar tentang Chul Min. Jeong Hwa mendatangi kantor polisi untuk melaporkan hilangnya Chul Min.
Polisi menanyai tentang hubungannya dengan orang yang dilaporkannya itu, apakah dia istrinya, Jeong Hwa menjawab tidak. Apakah dia saudaranya, tidak juga. Tanpa tahu no KTP-nya apalagi tak punya hubungan legalitas dengan orang hilang yang dilaporkannya, membuat polisi tak bisa menangani kasus ini dengan mudah. Polisi itu mengatakan kalau memang cuma masalah pertengkaran cinta maka sebaiknya ia pulang dan menunggunya di rumah saja.
Beberapa orang datang untuk memaksa Jeong Hwa pindah karena mereka ada proyek di area itu, Jeong Hwa tak mau pindah tapi akhirnya dia kalah dan terpaksa meninggalkan apartemennya itu.
Sebelum pergi, tiba-tiba seorang pengantar barang datang membawakan sebuah paket untuk Jang Chul Min, sebuah bando yang mirip dengan yang pernah diberikan biarawati.
Jeong Hwa datang ke rumah sakit tempat ahjussi yang korban lintah darat yang membakar dirinya sendiri itu dirawat, biarawati memperkenalkannya pada ahjussi dan ahjussi mempersilahkannya duduk.
"Syukurlah, akhirnya kau bisa melihat. Chul Min sering membicarakanmu. Dia bilang kau sangat cantik"
Jeong Hwa tersenyum mendengarnya. Ahjussi itu lalu memberitahunya tentang hari saat kecelakaannya dulu tepat bersamaan dengan hari kecelakaan Jeong Hwa. Jeong Hwa sangat terkejut mendengarnya.
Jeong Hwa mendatangi sungai tempat bermain Chul Min waktu kecil dan termenung disana sambil mengelus batu Chul Min.
Sejak bisa melihat kembali Jeong Hwa akhirnya bisa memahat lagi. Dia mencoba memahat wajah Chul Min dengan mereka-reka bentuk wajahnya berdasarkan instingnya. Namun dia tetap tak bisa mendapatkan bentuk wajah yang sesuai, Jeong Hwa memeluk patung tak sempurna itu dan menangis.
2 tahun kemudian.
Jeong Hwa kini telah memiliki usaha tembikar sendiri. Seorang pelanggan pria datang dan memesan beberapa pot bunga darinya untuk dijual kembali dan Jeong Hwa menerima semua pesanannya dengan senang hati.
"Kau belum menikah kan?" tanya pria itu
"Aku sudah menikah" jawab Jeong Hwa (Jeong Hwa menganggap kalau dia sudah menikah dengan Chul Min sekaligus untuk menghindari rayuan pria itu)
"Kenapa semua wanita cantik dan mapan selalu dimiliki orang" keluh pria itu
Saat dia sedang membuat pot-pot pesanannya tiba-tiba Jeong Hwa ditelepon seseorang, Jeong Hwa berjanji pada orang itu kalau dia pasti akan segera datang minggu ini.
Minggu depannya, dia pergi ke sebuah rumah sakit untuk memijat para pasien disana. Direktur rumah sakit datang dan memuji tindakannya yang selalu membantu para pasien disana.
"Kalau orang lain, pasti mereka sudah melarikan diri" kata direktur
Jeong Hwa lalu mengunjungi seorang kakek yang saat melihat Jeong Hwa datang, si kakek langsung mengeluh badannya sakit semua. kakek itu langsung berbaring tengkurap agar Jeog Hwa bisa memijatnya, Jeong Hwa memberi kakek pot bunga buatannya dan kakek memujinya karena Jeong Hwa tidak cuma pintar memijat tapi juga cekatan.
"Oh, tubuh kakek sekarang lebih empuk, kakek pasti sering berolahraga"
Saat mendengar suara Jeong Hwa pasien disebelah si kakek langsung berbalik untuk melihatnya dan pasien itu ternyata Chul Min. Chul sangat terkejut melihat Jeong Hwa, tapi dia menahan diri untuk tidak bicara apapun dan kembali memalingkan wajahnya.
Jeong Hwa mendatanginya tapi Jeong Hwa tidak mengenalinya dan menyapa Chul Min dengan ramah "Apa kabar, sepertinya anda pasien baru"
"Dia baru dipindahkan dari rumah sakit Incheon beberapa waktu yang lalu" kata kakek
Karena Chul Min tidak menjawab pertanyaannya maka Jeong Hwa bertanya apakah dia tidak bisa bicara, kakek disebeahnya mengatakan kalau Chul Min bisa mendengar, tapi sejak dia datang, dia tidak pernah bicara sepatah kata pun.
"Aku akan memijatmu" kata Jeong Hwa
Dia membalikkan badan Chul Min lalu memijat bahunya, dari pijatannya Jeong Hwa bisa merasakan otot-ototnya sangat kaku namun Chul Min tetap diam.
Jeong Hwa lalu membalikkan tubuhnya kembali dan mereka berpandangan, mata Chul Min berkaca-kaca tapi Jeong Hwa sama sekali tak mengenalinya maka dia cuma tersenyum padanya.
Jeong Hwa lalu membalikkan tubuh Chul Min sampai tengkurap dan memijat punggungnya. Sementara Jeong Hwa memijatnya, tangan Chul Min gemetaran menggenggam sesuatu dengan sangat erat.
Tiba-tiba Jeong Hwa merasa punggung pria tak dikenalnya itu seperti punggung Chul Min yang pernah ia pijat, ia melihat papan namanya dan kecewa melihat namanya ternyata Kim Hak Sun sementara Chul Min berusaha keras untuk menahan tangisnya.
Setelah selesai memijat, Jeong Hwa mendoakan kesembuhannya lalu pamit pergi. Setelah melihat Jeong Hwa pergi, Chul Min akhirnya melepaskan genggaman tangannya dan menjatuhkan batu Jeong Hwa, dia menangis haru senang sekaligus sedih akhirnya bisa melihat Jeong Hwa.
Jeong Hwa mengantarkan pesanan pelanggannya dengan membawa Ding Ga dan kura-kura peliharaannya. Jeong Hwa menitipkan kura-kura peliharaannya itu karena si kura-kura sepertinya sakit jadi dia akan membawanya ke dokter hewan nanti, dia lalu keluar bersama Ding Ga.
Chul Min muncul dan melihatnya pergi bersama Ding Ga. Dia masuk ke toko pelanggan Jeong Hwa dan melihat pot bunga buatan Jeong Hwa. Pria langganan Jeong Hwa itu memberitahu Chul Min kalau pot yang sedang dilihatnya itu baru dikirim.
"Apa kau mau membelinya?"
Chul Min mengangguk, maka pria itu membungkuskannya. Sementara pria itu membungkus potnya, Chul Min melihat kura-kura peliharaan Jeong Hwa.
Setelah Chul Min keluar toko, tiba-tiba Ding Ga datang berlari ke arahnya sampai membuat Chul Min terjatuh, Ding Ga terus menggonggonginya dan Jeong Hwa berlari untuk mengejarnya dan saat melihat Chul Min terjatuh dia langsung menyeret Ding ga menjauhi Chul Min. Jeong Hwa membantunya berdiri, takut kalau Ding Ga tadi melukainya.
"Maaf, biasanya dia tidak seperti ini. Apa kau baik-baik saja? Kau tidak terluka kan?"
Chul Min tidak menjawabnya dan saat dia mau pergi, Jeong Hwa menahannya, Jeong Hwa mengenalinya sebagai pria yang ia pijat di rumah sakit.
"Kau mau kemana? Mari kuantar" kata Jeong Hwa
Chul Min hanya menjawabnya dengan senyum dan gelengan kepala. Saat dia pergi, Ding Ga terus menerus menggonggong dan bertingkah.
"Ding Ga. Ada apa denganmu? Kalau kau terus seperti ini, akan kuhukum kau"
Mereka melihat Chul Min pergi sebelum Jeong Hwa membawa Ding Ga pergi, setelah tak lagi mendengar suara gonggonggan Ding Ga, Chul Min menangis sepanjang jalan.
Jeong Hwa dan Ding Ga kembali ke toko pria itu untuk menjemput kura-kuranya tapi Jeong Hwa malah tidak menemukan kura-kura peliharaannya itu di tempat tadi ia menaruhnya.
"Kura-kura disini tadi kemana?"
"Bukankah tadi kau taruh disana?"
Jeong Hwa lalu melihat Ding Ga terus menerus menggonggong dan akhirnya dia mengerti. Pria itu melihat mata Jeong Hwa berkaca-kaca.
"Jeong Hwa ssi, ada apa?"
"Apakah tadi...ada pria pincang yang datang?"
Pria itu mengiyakannya. Jeong Hwa menangis dan berlari mencari keberadaan Chul Min namun tak bisa menemukan keberadaannya dimanapun. Sementara itu Chul Min sudah turun ke stasiun subway bawah tanah. Jeong Hwa terduduk di tepi jalan dan menangis.
Jeong Hwa menelepon pihak rumah sakit untuk menanyakan tentang pria pincang itu dan direktur rumah sakit memberitahunya kalau pria itu sudah meninggalkan rumah sakit beberapa hari yang lalu, Jeong Hwa hampir putus asa mendengarnya. Namun tiba-tiba ia teringat sesuatu.
Chul Min membawa kura-kura peliharaan Jeong Hwa dan pergi ke sungai tempat bermainnya masa kecil dulu. Di sungai itu ia melepaskan kura-kuranya yang langsung berenang kembali ke sungai. Ia menghampiri sebuah meja dan menyentuh huruf-huruf braille yang berada di atas meja. Saat itu tib-tiba terdengar suara Jeong Hwa memanggilnya.
"Ahjussi, aku sudah bilang kan. Saat aku membuka mataku, aku hanya ingin melihat wajahmu. Tapi kenapa kau membiarkanku hanya melihat diriku sendiri?"
Chul Min akhirnya mau berbalik untuk melihat Jeong Hwa namun langsung menunduk kembali. Jeong Hwa berjalan mendekatinya.
"Maafkan aku. Aku sungguh-sungguh minta maaf" kata Jeong Hwa
Chul Min menggelengkan kepalanya dan berusaha menahan tangisnya. Jeong Hwa memegang wajahnya dan meminta Chul Min untuk melihatnya, melihat ke dalam matanya. Chul Min melihatnya dan Jeong Hwa langsung memeluknya.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam