Sinopsis Someday or One Day Episode 6 - Part 3

Malam harinya, Zi Wei memikirkan si gadis kecil bernama Huang Yu Xuan itu dengan kebingungan, dia merasa sepertinya familier dengan nama itu, di mana dia pernah mendengar nama itu?                 
 
 
 
Tiba-tiba dia ingat Yun Ru pernah memberitahunya tentang mimpinya sebagai Huang Yu Xuan dan dirinya sebagai Quan Sheng. Zi Wei sontak tersenyum bahagia memikirkan kembali cerita Yu Xuan tentang betapa bahagianya Yu Xuan dan Quan Sheng.
 
 
Di sekolah keesokan harinya pada jam istirahat, Zi Wei tiba-tiba mendapat secarik pesan dari seorang gadis di kelas 8, itu kelasnya Yun Ru. Yun Ru kah yang memanggilnya? Mengira Yun Ru yang memanggilnya, Zi Wei langsung mengajak Jun Jie ikut. Jun Jie menolak, pura-pura cuek padahal jelas-jelas dia penasaran dan khawatir juga.
 
Zi Wei akhirnya pergi sendiri ke tempat yang sudah di tentukan, di belakang gedung sekolah yang sepi. Zi Wei bertanya-tanya kenapa Yun Ru memanggilnya ke tempat ini. Mungkinkah... Yun Ru ingin menyatakan cinta lagi padanya?
 
Tiba-tiba dia mendengar suara Yu Xuan memanggil namanya. Zi Wei langsung berbalik dan melihat Yu Xuan yang langsung menyatakan cinta lagi padanya dan kontan membuatnya sumringah. 
 
Suasana sangat romantis dengan gaun-gaun musim gugur yang berjatuhan di sekitar mereka... sampai saat dia menyadari tidak ada dedaunan yang berjatuhan dan semua itu cuma khayalannya semata. 
 
 
Nyatanya tidak ada Yu Xuan di hadapannya. Tapi tak pelak khayalan itu membuatnya bahagia banget hingga dia bertanya-tanya apa yang akan dia lakukan jika itu benar-benar terjadi.
 
Tiba-tiba ada yang memanggil namanya lagi. Zi Wei langsung berbalik dengan senyum merona mengharap Yu Xuan yang datang, tapi senyumnya seketika hancur begitu melihat yang datang.
 
Jun Jie diam-diam membuntuti Zi Wei sebenarnya, dan sekarang dia mengintip dari balik tembok. Tapi tiba-tiba Yu Xuan menepuknya dari belakang. Loh! Kalau Yun Ru di sini, terus siapa yang sedang bersama Zi Wei?
 
Kedua orang itu langsung mengintip dan ternyata gadis yang sedang menyatakan cinta sama Zi Wei itu teman sekelasnya Yun Ru yang naksir Zi Wei. Zi Wei jelas canggung mendadak ditembak seperti ini, apalagi dia bahkan tidak mengenal gadis itu. Siapa namanya?
 
Gadis itu memperkenalkan namanya adalah Cai Wen Rou. Mendengar itu, Zi Wei langsung menolaknya dengan beralasan bahwa menurut ramalan seorang dukun, dia tidak boleh berhubungan dengan gadis bermarga Cai. Jika tidak, maka umurnya akan pendek. Wkwkwk! Bisa aja si Bambang.
 
Wen Rou jelas kecewa dan sakit hati mendengarnya, dia langsung pergi dengan kesal tapi malah mendapati Yu Xuan lagi ngintip, dia sontak melempar tatapan setajam silet pada Yu Xuan sebelum kemudian pergi.

 
Saat tengah menjaga toko kaset, Yu Xuan termenung memikirkan ucapan Zi Wei pada Wen Rou tadi. Soalnya kata-katanya itu sama persis dengan apa yang dia dengar dari Kun Bu dulu.
 
Dulu waktu mereka masih kuliah, (sepertinya waktu itu Quan Sheng dan Yu Xuan belum jadian) Kun Bu pernah bercerita bahwa pernah ada cewek bermarga Lin yang menembak Wang Chuan Sheng. Tapi ditolak sama Quan Sheng dengan kata-kata yang sama seperti yang diucapkan Zi Wei. Yu Xuan jadi bingung, apakah semua ini hanya kebetulan?
 

 
Keesokan harinya saat baru tiba di kelas, Yu Xuan malah menemukan foto-fotonya yang diambil secara diam-diam. Wah! Si pelaku sudah mulai beraksi lagi sepertinya.
 
Dia langsung memanggil Jun Jie dan Zi Wei ke tempat sepi untuk mendiskusikan masalah ini. Yu Xuan sudah menanyai teman-temannya yang datang lebih dulu, tapi tidak ada seorang pun yang melihat siapa yang menaruh foto-foto ini di laci mejanya.
 
Yu Xuan yakin kalau si pelaku melakukan ini untuk menguji apakah dia mengingat sesuatu atau tidak. Atau mungkin si pelaku ingin memperingatkannya bahwa dia selalu mengawasinya.
 

Yu Xuan semangat banget karena akhirnya berhasil memancing si pelaku, padahal Zi Wei dan Jun Jie justru khawatir. Menurut Zi Wei, ini adalah peringatan bahwa dia bisa melakukan apa pun pada Yun Ru kapan pun dia mau.
 
"Tentu saja aku tahu itu. Tapi ini lebih baik daripada dia bersembunyi di kegelapan terus dan tidak melakukan apa-apa. Jika dia bertindak, maka dia pasti akan meninggalkan bukti."
 
Contohnya foto-foto ini. Perhatikan baik-baik. Jelas dari foto-foto ini, si pelaku membuntutinya setiap hari sepulang sekolah dari jam 4:30 sore sampai 9:30 malam. Jelas ini membuktikan kalau si pelaku memang berasal dari sekolah mereka ini.
 
Sepanjang perjalanan dan sekolah ke toko kaset, tidak ada pemandangan yang menarik. Jadi jika ada seorang siswa yang terus menerus memotret di jalanan, pasti ada orang yang memperhatikannya. 
 
Mereka ikuti saja jalan yang biasa dia lalui sepulang sekolah dan tanya-tanya pada orang di sekitar sana.
Tapi Jun Jie merasa masalah foto ini ada yang aneh, dia rasa masalah ini tidak sesederhana itu. Selama ini si pelaku sudah bersembunyi cukup lama, kenapa sekarang tiba-tiba dia memotret Yun Ru untuk memberinya peringatan?
 
Dan lagi, dalam insiden waktu itu, si pelaku sama sekali tidak meninggalkan bukti apa pun. Lalu kenapa sekarang dia malah meninggalkan bukti yang bisa menuntun mereka padanya? Tapi Zi Wei rasa lebih baik mereka coba saja dulu tanya-tanya pada warga sekitar sepulang sekolah nanti.
 
 
Sekarang berhubung jam makan siang sudah usai, mereka pun memutuskan balik ke kelas. Tapi tiba-tiba Jun Jie dan Zi Wei melihat ada guru piket yang lagi patroli. Gawat! Mereka berdua langsung menyuruh Yun Ru bersembunyi. Kalau pak guru sampai melihat seorang gadis sendirian bersama dua lelaki di ruangan kosong, dia pasti mikir yang aneh-aneh.
 
Jadilah Yu Xuan bersembunyi, sementara kedua lelaki itu ketahuan pak guru dan akhirnya dihukum membersihkan kelas yang kotor seusai jam sekolah. Yun Ru datang tak lama kemudian, berniat ingin membantu. Tapi karena debunya banyak banget, dia jadi terbatuk-batuk.
 
Jun Jie langsung menawarkan maskernya untuknya. Yu Xuan menolak, menyuruh Jun Jie untuk memakainya sendiri. Tapi Jun Jie ngotot menyuruh Yun Ru memakainya, dan jadilah mereka otot-ototan tanpa menyadari Zi Wei yang cemburu melihat mereka.
 
Tidak tahan lagi, dia langsung melerai mereka, menyuruh Yun Ru memakai maskernya Jun Jie dan menyuruh Jun Jie untuk memakai maskernya. Dia sendiri langsung pergi dengan alasan mau membersihkan auditorium. Dengan begini pekerjaan mereka bisa cepat selesai dan bisa segera melaksanakan misi mereka mencari petunjuk tentang si pelaku.
 
 
 Tapi Yu Xuan curiga kalau itu cuma alasan. Lagian auditorium kan biasanya cukup bersih. Dia yakin banget kalau Zi Wei pasti cuma beralasan biar bisa leyeh-leyeh di auditorium. Gerutuannnya terasa aneh bagi Jun Jie.
 
Jun Jie teringat pengakuan Yun Ru dulu bahwa dia tidak punya teman karena dia tidak tahu bagaimana bicara pada orang lain. Tapi Yun Ru yang sekarang, bisa dengan mudahnya bicara dan menggerutui orang lain.
 
 
Yu Xuan memang benar. Zi Wei bahkan tidak mengerjakan apa-apa, dan cuma leyeh-leyeh di kursi piano, lagi galau memikirkan perasaannya terhadap Yun Ru yang sekarang dan bingung kenapa dia merasa kesal melihat Yun Ru ngobrol sama Jun Jie.
 
Yu Xuan mendadak muncul saat itu, dan langsung menuduh Zi Wei bolos piket. Dia lalu duduk di samping Zi Wei lalu mulai memainkan lagu Last Dance dengan piano itu, dan Zi Wei sontak terpana menatapnya.
 
Yu Xuan tiba-tiba menatapnya dan mereka pun bersitatap cukup lama, sama-sama terpesona pada satu sama lain... sebelum kemudian mereka sama-sama tersadar dan buru-buru menjauh dengan canggung. Jun Jie baru muncul saat itu dan mengajak mereka pergi.
 

 
Tapi hujan mendadak turun deras, mereka jadi tidak bisa melaksanakan misi mereka. Yu Xuan juga harus bekerja di toko kaset sebentar lagi. Yu Xuan tiba-tiba ingat kalau dia bawa payung. Tapi payungnya cuma payung lipat kecil yang jelas kekecilan untuk mereka bertiga.
 
Akhirnya dia menyuruh Jun Jie saja yang sepayung berdua dengan Yun Ru dan mengantarkan Yun Ru ke toko kaset, sengaja mendekatkan mereka dengan gaya sok cool. Tapi Jun Jie jelas tahu kalau Zi Wei cuma pura-pura.
 
Sebenarnya tadi sebelum masuk auditorium, dia sempat melihat mereka saling berpandangan, jelas dia sadar kalau Zi Wei dan Yun Ru saling menyukai satu sama lain. Maka sekarang dia sengaja mengalah dengan menyuruh Zi Wei saja yang mengantarkan Yun Ru.
 
 
Yu Xuan dengan cepat menyela dan mengajak mereka untuk sepayung bertiga saja daripada ribut dan langsung menyeret mereka jalan. Tapi payung itu dengan cepat terbang tertiup angin dan tersangkut di pohon, membuat mereka jadi basah kuyup.
 
Jun Jie ingin mengambil payung itu, tapi Yu Xuan berteriak mencegahnya dan mengajak mereka untuk lari saja dan langsung lari duluan. Zi Wei tampak jelas semakin terpesona padanya.
 
Kedua lelaki itu pun bergegas menyusulnya, mereka berlari di bawah guyuran hujan dengan penuh keceriaan hingga mereka tiba di toko kaset. Tokonya tidak dikunci tapi tidak ada orang di dalamnya. Wah! Paman Wu ceroboh sekali. 
 
 
Yu Xuan masuk duluan untuk mengambilkan handuk untuk mereka. Namun saat Jun Jie hendak menyusul, Zi Wei tiba-tiba mencegahnya dan berkata, "apa kau ingat bahwa kau pernah bilang padaku bahwa aku terlalu peduli pada Chen Yun Ru? Sekarang aku mengerti kenapa kau mengatakan itu. 
 
Kurasa... aku telah jatuh cinta pada Chen Yun Ru."
 
Bersambung ke episode 7

Post a Comment

0 Comments