Saat Sichon kembali tak lama kemudian, dia langsung sinis saat mendapati Jan masih belum selesai dan lagi-lagi, dia langsung menyindir status kebangsawanan Jan dan menuduh Jan manja karena statusnya itu.
Jan lama-lama jadi kesal juga mendengar sindirannya dan langsung menegaskan kalau dia tidak selembek yang Sichon pikir hanya karena dia bangsawan. Dia bahkan langsung menantang Sichon untuk berlomba memetik anggur bersamanya.
Namun saat Jan mulai menghitung mundur, seketika itu pula Sichon tiba-tiba terpaku sedih karena teringat kenangan indahnya bersama Jan semasa Jan dirawat di rumah sakit, dulu, Jan juga pernah mengajaknya berlomba, dan saat Sichon kalah, Jan menghukumnya dengan mencoreng muka Sichon dengan menggambar kumis kucing.
Namun kenangan yang begitu indah itu dulu, sekarang justru menjadi kenangan yang sangat menyakitkan bagi Sichon, membuatnya semakin benci pada Jan hingga dia langsung menarik Jan dengan kasar dan berkata bahwa dia tidak akan pernah lagi jatuh ke dalam tipu daya Jan.
Hah? Jan jelas bingung apa maksudnya dan kesal dengan sikap kasarnya, "apa yang merasukimu? Kau kalah terus ingin perang, begitu?"
"Pura-pura berlomba, padahal kau hanya ingin memanfaatkanku, kan?!"
"Aku tidak berpikir begitu!"
"Aku tidak percaya! Wanita sepertimu itu licik dan penuh tipu daya!"
"Bagaimana kau bisa tahu? Kita baru bertemu."
"Aku tahu! Jangan pernah berpikir kalau aku akan membantumu lagi! Kau harus menyelesaikan seluruh plot ini, mengerti?!"
Hmm... Tapi nyatanya sebenarnya dia tidak sekejam itu untuk membiarkan Jan bekerja sendirian, jadi dia mengirim Kong dan Kla untuk membantu Jan. Yang dia perintahkan sebenarnya cuma membantu Jan, tapi Kong dan Kla malah mengambil alih seluruh pekerjaan Jan karena mereka pikir inilah perintah bos mereka.
Tapi Kong penasaran kenapa Jan malah mengerjakan pekerjaan buruh seperti mereka padahal dia kan istri bos. Canggung, Jan beralasan kalau dia hanya bosan di rumah, makanya dia ingin membantu Sichon.
Jom tidak langsung mengonfrontasi Thungpang malah membuntutinya secara diam-diam. Tapi dia tidak sadar kalau Thungpang mengetahuinya, jadi Thungpang sengaja mengerjainya dengan bermain petak umpet dengannya.
Tapi saat tengah bersembunyi, Thungpang malah melihat ada beberapa pekerja kebun anggur ayahnya yang entah kenapa ada di sini. Thungpang jadi penasaran dan langsung membuntuti mereka.
Tapi saat dia tiba di area gudang, tiba-tiba Jom muncul dari belakangnya. Jom memang sempat kehilangan jejaknya tadi, namun dia berhasil mengetahui keberadaannya kembali dengan cepat dari kamera CCTV.
Jom tidak percaya begitu saja saat Thungpang mengaku kalau dia datang atas undangan Sichon, namun saat Thungpang mengajaknya untuk membuntuti para pekerja yang masuk ke area gudang ini, Jom memutuskan untuk memercayainya dan mengikutinya.
Yang tidak mereka sangka, ternyata mereka malah menemukan beberapa pekerja perkebunannya Sichon dan beberapa pekerja perkebunannya Thanom sedang judi. Thungpang sontak kesal dan nekat mengonfrontasi mereka.
Jom pun langsung menelepon Sichon untuk melaporkan masalah ini. Jan pun mengetahui masalah ini saat Kong dan Kla dipanggil salah satu pekerja. Saat Jan tiba di sana, dia mendapati Sichon sedang mengomeli para pekerja yang kedapatan berjudi itu. Bukan cuma mengomeli sih, Sichon begitu kecewa dan marah pada mereka karena mereka melakukan perbuatan yang melanggar hukum, jadi dia memutuskan untuk memecat mereka.
Salah satu pekerja bernama Mink berusaha meminta maaf dan meminta diberi kesempatan kedua, tapi Sichon tegas menolak. Tapi Jan bersimpati pada mereka dan langsung meminta Sichon untuk memberi mereka kesempatan kedua. Sichon ngotot menolak, kesempatan buat apa? Agar mereka bisa melakukan kesalahan yang sama lagi?
"Bagaimana kita tahu kalau mereka akan melakukan kesalahan yang sama lagi?"
"Jika mereka tahu mana yang benar dan salah, mereka tidak akan pernah berjudi sejak awal. Aku tidak percaya orang-orang ini akan berubah semudah itu."
"Tapi menurutku, tidak semua orang bisa mengetahui benar atau salah dengan sendirinya. Beberapa orang membuat kesalahan lebih dulu sebelum kemudian belajar. Beri mereka kesempatan dan dukung mereka, mungkin itu akan membantu mengubah mereka."
Jan percaya bahwa setiap orang berhak diberi kesempatan untuk memperbaiki diri mereka sendiri. Sichon sinis tak mempercayainya, tapi baiklah, kita lihat saja siapa yang benar dan siapa yang salah.
Karena itulah, Sichon pun batal memecat mereka. Namun tentu saja dia tidak melepaskan mereka sepenuhnya dan tetap menuntut mereka untuk mengakui kejahatan mereka pada polisi. Jika mereka menolak, maka mereka akan dipecat. Bukan cuma itu saja, mereka juga wajib dihukum dengan potong gaji.
Para pekerja akhirnya menyetujui permintaannya, tapi hmm... sepertinya si Mink ini agak mencurigakan. Jelas dia sangat kesal dan tidak terima dengan paksaan Sichon untuk mengakui kejahatan mereka pada polisi, dan mungkin dia ada niat untuk balas dendam. Sebelumnya juga dia tampak bernafsu saat melihat Jan bekerja sendirian di perkebunan.
Jom dan Thungpang bersama-sama menemani para pekerja ke kantor polisi, Thungpang ingin bertanggung jawab sendiri terhadap beberapa pekerja perkebunannya sendiri, namun Jom meyakinkan bahwa Sichon sudah membantu menjaminkannya untuk mereka.
"Kalau begitu, sampaikan pada P'Sichon bahwa aku akan mengganti uangnya nanti."
"Tidak usah. P'Sichon tidak ingin perkebunan anggurmu dalam masalah juga. Dia yang akan mengambil tanggung jawab sepenuhnya."
"Tidak usah! Tidak usah! Mereka para pekerjaku, aku yang akan bertanggung jawab."
"Kalau begitu, katakan sendiri pada P'Sichon."
"Terima kasih. Sampaikan juga terima kasihku pada P'Sichon."
"Jika kau ingin berterima kasih padanya... kurasa cukup dengan berhenti datang ke kebun anggur kami."
Thungpang sontak berubah kesal mendengarnya, "Pernahkah kau memandangku sebagai orang baik?"
"Seseorang sepertiku selalu menilai sesuai dengan tindakan dan bukan cuma dengan kata-kata. Jika kau ingin terlihat sebagai orang baik, maka kau harus berperilaku baik."
"Aku berperilaku buruk bagaimana?!"
Misalnya... perbuatan nakal Thungpang malam itu. Jom tahu kalau Thungpang yang waktu itu masuk rumahnya dan menaruh semut di bawah kasurnya sehingga dia jadi gatal-gatal. Dari mana dia tahu? Dari melihat ruam kemerahan yang terlihat jelas di lengan Thungpang. Pfft! Canggung, Thungpang mengklaim kalau dia digigit nyamuk.
Jom mana mungkin percaya, maka kemudian dia mengancam, "jika lain kali kau masuk kamarku, aku akan 'bergulat' denganmu."
"Dasar gila! Ini kantor polisi!"
Sesuai janji, Sichon membawa Jan makan malam di rumah Bibi Samorn. Setelah mendengar kisah tadi, Bibi Samorn langsung setuju sama Jan. Kedua wanita itu benar-benar punya pemikiran yang sama bahwa memecat para pekerja itu bukan solusi yang tepat. Bahkan sekalipun Sichon ingin memberi mereka pelajaran, namun terkadang pelajaran tetap tidak bisa mengubah manusia.
Kesamaan pemikiran mereka itu membuat Bibi Samorn dan Jan jadi cepat akrab. Namun begitu mereka pulang tak lama kemudian, Sichon mendadak menyindir Jan dengan berkomentar bahwa Bibi Samorn menyukai Jan itu cuma karena Bibi Samorn belum mengenal aslinya Jan.
"Memangnya kau pikir kau tahu bagaimana aku yang sebenarnya?"
"Lebih dari yang kau pikir."
Jan kesal banget mendengarnya, namun emosinya cepat mereda saat teleponnya berbunyi dan P'Mek lagi. Sichon lagi-lagi langsung sinis menyindir hubungan Jan dengan si P'Mek itu, dan jelas saja Jan jadi tambah kesal memperingatkan Sichon bahwa ini adalah urusan pribadinya.
Bersambung ke episode 4
1 Comments
Makasih... makasih...
ReplyDeleteLanjut lagi...
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam