Sinopsis Something About 1% Episode 13 - Part 2


Setelah makan, Da Hyun ingin langsung pulang. Tapi Jae In terus berusaha membujuk Da Hyun untuk menginap di rumahnya saja. Dia bahkan berusaha ngegombal mengklaim kalau dia masih sangat cemas dan tidak akan bisa tidur tenang tanpa Da Hyun di sisinya.

Saat Da Hyun masih tetap bersikeras mau pulang, Jae In juga tetap ngotot memaksa Da Hyun untuk tidur di sini, sementara dia akan menginap di hotel. Sebelum pergi, dia memberitahu Da Hyun bahwa rumahnya ini adalah tempat paling aman bagi Da Hyun.


Jae In pun pergi. Tapi tak lama kemudian dia kembali lagi karena lupa membawa laptopnya. Dia masuk tepat saat Da Hyun baru keluar dari kamar mandi dengan rambut masih basah dan berbalut kimono saja. Suasana sontak berubah horor dan Da Hyun cepat-cepat menyembunyikan dirinya kembali ke dalam kamar mandi.😂


Da Hyun tengah berusaha menenangkan dirinya saat Jae In tiba-tiba mengetuk pintunya dan menyuruhnya keluar. Tapi Da Hyun menolak keluar dan menyatakan mau keluar setelah Jae In pergi. Jae In menggodanya dan berkata kalau dia hanya akan pergi setelah Da Hyun keluar.

"Kemarin hampir saja terjadi sesuatu yang buruk padaku karenamu" ujar Da Hyun mengingatkan Jae In.

"Baiklah, baiklah. Aku pergi. Kunci pintunya dengan baik"

 

Da Hyun akhirnya mendengar suara pintu ditutup tak lama kemudian. Da Hyun pun keluar... tanpa menyadari Jae In yang ternyata ada di belakangnya. Mengira Jae In sudah benar-benar pergi, Da Hyun pun menghela nafas berat.

"Kenapa kau mendesah seperti itu?" tanya Jae In mengagetkan Da Hyun "Tidak akan ada yang akan memakanmu hidup-hidup"

 

Da Hyun makin gugup saat jae In malah berjalan mendekatinya. Dia berusaha balik ke kamar mandi, tapi Jae In mencegahnya dan memerangkapnya di tembok.

"Aku berusaha keras untuk tidak ingin memakanmu hidup-hidup, tapi sepertinya aku tidak tahan lagi"


Jae In pun langsung mencondongkan dirinya untuk mencium Da Hyun mesra. Da Hyun melingkarkan tangannya memeluk Jae In dan membalas ciumannya. 
 
Jae In akhirnya melepaskan diri dan memperingatkan Da Hyun bahwa sepertinya dia akan melakukan sesuatu yang berbahaya. Tapi Da Hyun hanya diam, maka Jae In pun kembali menciumnya.


Keesokan harinya, beberapa pegawai SH Group berkumpul di papan pengumuman yang menyatakan bahwa Ayah Tae Ha dipecat dan Tae Ha diangkat menjadi direktur manajemen. Jae In menelepon Tae Ha dan memerintahkannya untuk memastikan pihak direksi berada di pihak mereka selama mereka menjalani investigasi nantinya. Tae Ha cemas kalau ayahnya tidak akan mundur begitu saja, tapi Jae In santai saja menanggapinya, Ayah Tae Ha tidak punya pilihan dalam masalah ini.


Malam harinya, Ayah dan Ibu Tae Ha datang ke rumah Kakek untuk membicarakan masalah ini. Tapi Kakek hanya mau bicara dengan Ayah Tae Ha. Ibu Tae Ha menuding Jae In sebagai dalang dibalik pemecatan suaminya. Tapi Ibu Jae In langsung membela Jae In dan menekankan kalau Ayah Tae Ha sendiri yang bersalah.


Di ruang kerja Kakek, Kakek memberikan amplop berisi tiket pesawat pada Ayah Tae Ha dan memberitahu Ayah Tae Ha kalau dia pasti akan lebih memilih untuk pindah ke luar negeri daripada masuk penjara.

Ini adalah solusi terbaik untuknya. Kakek tak peduli biarpun Ayah Tae Ha adalah menantunya, dia takkan pernah memaafkan Ayah Tae Ha jika Ayah Tae Ha berani membuat perusahaan sebagai kolateral hanya untuk membuat dirinya sendiri makin kaya.

"Perusahaan itu bukan milik kita berdua. Kita punya banyak pegawai dan semua keluarga mereka bergantung pada kita. Berani sekali kau mempermainkan perusahaan ini?!"

Ayah Tae Ha berusaha membela diri dan mengklaim kalau ini kesalahpahaman. Tapi Kakek jelas tak percaya. Jika pihak kejaksaan mulai mengejarnya nanti, apa dia juga akan bilang kalau ini kesalahpahaman?

Lebih baik Ayah Tae Ha mengaku jujur dan menerima hukuman yang pantas untuknya lalu pergi ke Amerika. Lagipula kenapa juga Ayah Tae Ha malah bekerja sama dengan Han Joo Chemicals. Mereka tidak punya uang sebanyak itu. Kalau iya maka sudah pasti itu uang kotor atau uang pinjaman dari bank.

"Ini adalah hal paling berbahaya yang pernah kau lakukan!" semprot Kakek penuh amarah.

 

Keesokan harinya, Joo Hee mendatangi kantor Jae In tapi langsung dihentikan oleh sekretarisnya Jae In. Joo Hee langsung kesal mendengarnya "Apa kau tahu aku siapa?"

Tapi Sekretaris tetap bersikeras menuntut Joo Hee untuk memberitahukan identitasnya dan siapa yang mau dia temui. Joo Hee dengan sombongnya memberitahukan identitasnya dan niatnya kemari adalah untuk menemui Jae In. Tapi Sekretaris tetap mencegahnya masuk dan memberitahunya kalau dia tidak bisa bertemu Jae In kecuali dia sudah buat janji.


Tepat saat itu juga, Jae In datang. Dia berusaha mengabaikan Joo Hee, tapi Joo Hee langsung mencengkeram tangan Jae In dan ngotot mau bicara dengan Jae In. Jae In langsung menampik tangan Joo Hee dengan kesal dan mengkonfrontasi kedatangannya.

Joo Hee dengan gaya memelasnya beralasan kalau dia melakukan ini hanya supaya Jae In tahu kalau dia memilih Jae In dan bukannya SH Group. Dia mengklaim bahwa keyakinan Jae In bahwa dia lebih mencintai SH Group itu tidak benar, dia lebih mencintai Jae In. Karena itulah dia menyerahkan wanita itu pada Tae Ha.

"Jadi maksudmu, semua ini adalah kesalahanku?"

Joo Hee menyangkalnya dan mengklaim kalau itu kesalahannya sendiri. Jae In bahkan tidak mau memandangnya sedikitpun gara-gara wanita itu, karena itulah dia cemburu berat hingga dia sangat membenci wanita itu.

"Memangnya apa yang dilakukan Da Hyun sampai kau membencinya?" bentak Jae In "Kau melakukan apapun semaumu. Jadi persiapkan dirimu mulai sekarang. Tunggu dan lihat saja apa yang akan kulakukan nanti."

Dia lalu memerintahkan para pegawainya untuk mengeluarkan Joo Hee dari tempat ini.

 

Jae In sekarang dipanggil kembali ke kantor pusat dan Ketua Tim Kang akan ikut bersamanya, karena itulah hari ini dia mengemasi barang-barangnya. Setelah itu, Ketua Tim Kang menyalami para rekannya. Dia berusaha mengajak rekan-rekannya untuk ikut bersamanya pindah ke kantor pusat. Tapi tak ada seorangpun yang mau berurusan dengan Jae In lagi.


Soo Jung mengikuti audisi untuk jadi idol. Tapi lagi-lagi dia gagal. Saat dia berjalan pergi, tak sengaja dia bertubrukan dengan Ji Su. Ji Su meminta maaf dan berbalik pergi, tapi Soo Jung tiba-tiba menghentikannya dan meminta bantuannya. Beberapa saat kemudian, mereka latihan dance bersama.


Ibu kepala panti asuhan terkejut saat dia mendapati donasi sebesar 100 juta won disumbangkan atas nama Da Hyun. Tentu saja ia terheran-heran, dari mana Da Hyun mendapatkan uang sebanyak itu.

 

Da Hyun sedang berjalan pulang seorang diri di jalan yang sepi sambil sesekali menoleh ke belakang dengan gugup. Dia masih sangat ketakutan sampai-sampai dia langsung melompat mundur saat ada sebuah mobil lewat.

 

Pengacara Park kembali ke kantornya, tapi malah mendapati Joo Hee sedang menunggunya di sana dan langsung memohon-mohon padanya untuk membantunya karena Jae In tidak mau lagi menemuinya.

"Kenapa juga kau melakukan sesuatu yang sangat buruk seperti itu?" semprot Pengacara Park.

Pengacara Park mengklaim kalau dia juga tidak akan bisa membantu Joo Hee tapi Joo Hee terus memohon-mohon padanya.

 

Setibanya di depan rumahnya, Da Hyun malah mendapati Pengacara Park sedang menunggunya bersama Joo Hee. Pengacara Park meyakinkan Da Hyun untuk tidak cemas dan berjanji akan mengusir Joo Hee kalau Da Hyun menginginkannya.

Tapi Da Hyun akhirnya berbaik hati mengundang mereka bicara di atas. Joo Hee meminta Da Hyun untuk memaafkannya dan mengakui kalau dia memang bersalah. Tapi Da Hyun tidak mau, kenapa juga dia harus memaafkan Joo Hee.

Saat Joo Hee menculiknya, Joo Hee juga sama sekali tidak punya niatan untuk melepaskannya. Dan faktanya Joo Hee memang benar-benar menculiknya, dia yakin kalau Joo Hee sadar betul dengan keseriusan perbuatannya itu.

Joo Hee terus mengucap maaf dan meminta Da Hyun untuk menghentikan Jae In. Dia beralasan kalau dia hanya kumat sesaat saja, itu saja. Lagipula Da Hyun kan baik-baik saja, tidak terjadi apapun padanya.

 

Jelas saja Da Hyun makin kesal mendenngarnya. Ucapan Joo Hee itu jelas menunjukkan kalau dia sama sekali tidak merasa bersalah. Dia hanya merasa marah karena segalanya tidak berjalan sesuai harapannya.

"Tidak, aku tidak baik-baik saja. Aku masih tidak bisa keluar malam hari seorang diri karena aku masih sangat ketakutan. Dan aku terbangun tengah malam karena aku terus teringat akan apa yang terjadi hari itu. Aku bahkan tidak bisa berpikir lurus karena aku selalu berpikir bagaimana jika ada orang jahat itu menculikku lagi. Dan semua itu tidak akan bisa diselesaikan hanya dengan permintaan maaf!"

"Lalu kau mau aku bagaimana? Apa yang harus kulakukan agar kau menghentikan Jae In? Apa aku harus berlutut dan memohon?"

"Aku sudah bilang, kan? Jae In bukan seseorang yang bisa disuruh-suruh oleh orang lain, termasuk aku"


Tepat saat itu juga, orang yang mereka bicarakan muncul. Dia langsung kesal melihat Joo Hee, tapi lebih kesal lagi melihat Pengacara Park yang membawa Joo Hee kemari. Da Hyun cepat-cepat membela Pengacara Park dan mengklaim kalau dialah yang mengundang mereka kemari.

Jae In langsung marah pada Da Hyun, mengatainya bodoh karena mengundang wanita seperti Joo Hee ke rumahnya. Bagaimana kalau Joo Hee melakukan sesuatu lagi pada Da Hyun? Dia langsung mengusir Joo Hee sekarang juga dan mengancamnya untuk tidak lagi muncul di hadapannya.

Da Hyun menyela dan meyakinkan Jae In kalau dia baik-baik saja. Dia memberitahu Jae In kalau Joo Hee datang untuk minta maaf padanya. Da Hyun masih ragu, tapi pada akhirnya dia memutuskan untuk memaafkan Joo Hee.

Joo Hee langsung berterima kasih. Tapi Da Hyun menegaskan bahwa Joo Hee tidak perlu berterima kasih atas maafnya. Karena dia hanya memaafkan Joo Hee tapi dia tidak akan pernah melupakan apa yang pernah Joo Hee perbuat padanya.


Jae In pun langsung memerintahkan Pengacara Park untuk membawa Joo Hee keluar dari sini. Setelah mereka pergi, Jae In langsung mengomeli Da Hyun. Dia heran Da Hyun itu terlalu baik atau bodoh sebenarnya? Da Hyun menyangkalnya dan terduduk kembali dengan lemas.


Joo Hee sekarang kepedean mengira masalahnya sudah beres. Tapi Pengacara Park memberitahunya bahwa ini bukan akhir melainkan baru permulaan. Dia lalu menyerahkan berkas gugatan dan semua bukti yang memberatkan Joo Hee termasuk pernyataan orang yang Joo Hee suruh menculik Da Hyun dan rekaman percakapan telepon mereka.

"Hiduplah dengan tenang dan jangan lagi berusaha menculik orang. Jika kau muncul di hadapan Jae In lagi, tidak akan ada seorangpun yang bisa menghentikannya dari apa yang akan dia lakukan padamu"


Ibu Tae Ha menemui Ibu Jae In. Saat Ibu Jae In menyinggung kepergian Ibu Tae Ha yang akan ikut suaminya, Ibu Tae Ha langsung menyindir Ibu Jae In yang sekarang pasti sangat senang karena SH Group akan jadi milik Jae In sepenuhnya.

Ibu Tae Ha mengingatkan Ibu Jae In untuk tidak terlalu senang karena dia dan Jae In bukan keluarga sedarah. Apalagi Jae In belakangan ini tergila-gila pada seorang gadis yang bahkan tidak punya apapun, sama seperti yang dilakukan mendiang ayah Jae In dulu. Dia bahkan menyalahkan Da Hyun sebagai penyebab semua masalah ini.

Ibu Jae In langsung membela Jae In dan mengklaim kalau Jae In tidak mungkin jatuh cinta pada seseorang yang tidak punya apapun. Jae In tidak akan bersikap sebodoh itu. Ibu Jae In yakin ada sesuatu tentang Da Hyun yang tidak mereka ketahui.


Ibu Tae Ha menanggapinya dengan sinis lalu pergi. Tapi dibalik ketenangannya, Ibu Jae In sebenarnya tidak tenang dan langsung membaca kembali data diri Da Hyun.

 

Media memberitakan Han Joo Chemicals yang sedang menghadapi investigasi finansial atas dugaan cash flow mencurigakan antara Han Joo Chemicals dan SH Group.


Sementara itu, Jae In piknik bersama Da Hyun sambil membicarakan kasus itu. Da Hyun menduga kalau dalang dibalik ancaman bom di hotelnya Jae In dan pembobolan rumahnya adalah ulah Ayah Tae Ha. Jae In membenarkannya, hotelnya adalah target pertama Ayah Tae Ha dan dia membobol rumah Da Hyun gara-gara surat wasiat itu.

"Kau benar-benar hidup di dunia yang aneh. Kau mengencani seseorang setelah menandatangani kontrak dan orang itu diculik di dunia-mu"

"Itu karena kau bertemu dengan orang paling aneh yang pernah kukenal"

"Termasuk kau?"

"Tidak. Bukan aku"

"Kau kan orangnya?"


Jae In terus menyangkal. Tapi yang Da Hyun maksud adalah sumbangan ke panti asuhan. Jae In kan yang menyumbang uang itu? Saat Jae In memalingkan muka tak nyaman, Da Hyun langsung senang "Kenapa kau melakukan hal yang baik?"

"Aku cuma... karena tak ada hal buruk yang terjadi, jadi kupikir aku harus melakukan sesuatu yang baik sebagai gantinya. Karena itulah aku melakukannya"

Saat Da Hyun terus menatapnya, Jae In langsung mengulurkan tangan dan meminta Da Hyun untuk menghadiahinya stempel 'Kerja Bagus'. Da Hyun tidak menyetempelnya, tapi menulis stempel itu dengan tangannya.

Jae In menatapnya dengan penuh cinta lalu mengecup kening Da Hyun. Da Hyun kaget lalu celingukan melihat keadaan sekitar. Setelah yakin keadaan aman, dia langsung membalas memberi kecupan di pipi Jae In.

Bersambung ke episode 14

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam