Sinopsis Shining For One Thing Episode 6 - Part 2

Selama beberapa waktu kemudian, mereka pun rutin belajar bersama sambil bercanda tawa dengan gembira. Dan kerja keras Bei Xing akhirnya berbuah manis. Saat pengumuman nilai ujian diumumkan, Bei Xing berhasil masuk 50 besar.

 

Zhan Yu tiba-tiba menghadang Bei Xing dan langsung menyodorkan es krim, mengklaim kalau itu pemberian orang lain yang tidak dia sukai, makanya dia kasih ke Bei Xing. Pfft! Dia kepedean banget kalau Bei Xing pasti akan menerima apa pun pemberiannya.

Tapi Bei Xing menolak, "Zhan Yu, jika kau merasa aku berhenti mengikutimu itu memalukan, dan kau ingin membuktikan kalau kau masih menarik, maka lupakan saja, tidak perlu melakukan itu," ujar Bei Xing lalu langsung pergi, meninggalkan Zhan Yu yang kebingungan, sama sekali tidak mengerti apa maksud Bei Xing itu.

Wan Sen baru keluar dari kelas tapi malah mendapati Zhan Yu ada di depan menunggunya dan tiba-tiba saja menantangnya untuk tanding basket lagi dengannya. Wan Sen setuju. 


Sesuai perjanjian dengan Pak Gao, Bei Xing akhirnya pindah ke kelas 3 - 1. Pak Liu sebenarnya ingin dia duduk di bangku single paling belakang, karena memang cuma bangku itu yang kosong.

Tapi Gao Ge memperhatikan Wan Sen menatap Bei Xing dengan gelisah. Dia langsung mengerti kalau Wan Sen ingin duduk dengan Bei Xing. Maka dia dengan senang hati menyatakan mau pindah duduk di bangku belakang dan menyerahkan bangkunya ke Bei Xing. 

Kedua siswi langsung duduk di bangku baru mereka masing-masing bahkan sebelum Pak Liu sempat memprotes mereka. Wan Sen langsung sumringah.

Malam harinya, Bei Xing mentraktir Wan Sen, Gao Ge dan Chao Yang untuk merayakan keberhasilannya. Bei Xing masih meyakini kalau Wan Sen menyukai Gao Ge, makanya dia blak-blakan memberitahu Gao Ge bahwa dia mencemaskan Wan Sen, namun dia sama sekali tidak nafsu padanya, jadi Gao Ge jangan salah paham sama mereka.

Yang tak disangkanya, Mai Zi mendadak muncul dan langsung ikutan duduk bersama mereka yang kontan saja membuat Bei Xing mencemaskan Wan Sen. Tapi ternyata dia dipanggil kemari oleh Gao Ge yang sengaja melakukan ini untuk membantu Wan Sen, soalnya dia menyadari bahwa kehadiran Mai Zi bisa membuat Bei Xing mencemaskan Wan Sen.

Usai makan, mereka main kembang api. Tapi alih-alih di pantai, Gao Ge mengusulkan agar mereka melakukannya di sekolah. Hmm, sepertinya dia sengaja untuk menarik perhatian ayahnya dan berhasil.

Saat mereka tengah menikmati indahnya kembang api, Pak Gao mendadak lari ke mereka sambil teriak-teriak heboh. Yang lain sontak panik melarikan diri sebelum ketahuan, tapi Gao Ge santai saja berdiri di sana menunggu datangnya datang.

Chao Yang berusaha menyeretnya lari, tapi Gao Ge keukeuh mau tetap di sana menghadapi ayahnya. Akhirnya Chao Yang memutuskan untuk menemaninya menghadapi Pak Gao. Gao Ge mengklaim bahwa ini salahnya seorang, tapi Chao Yang cukup setia kawan dan mengklaim kalau dia juga turut andil.

Jadilah mereka berdua sama-sama dihukum lari sepuluh putaran. Bei Xing yang melihat mereka dari sesemakan, jadi bingung sendiri, kenapa Gao Ge tidak melarikan diri? Mai Zi menjelaskan bahwa memang inilah yang diinginkan Gao Ge. Dia sengaja melakukannya untuk membuat ayahnya marah.

 

Mai Zi pernah berpikir kalau Gao Ge benar-benar menyukainya waktu Gao Ge menyuruhnya untuk membuat ayahnya marah, tapi sekarang dia menyadari kalau dia cuma dimanfaatkan. Entah siapa yang disukai Gao Ge sekarang.

Loh? Bei Xing bingung, jadi bukan Wan Sen yang disukai Gao Ge? Kenapa Wan Sen waktu itu malah mengiyakannya?

"Aku kan sudah pernah bilang padamu," ujar Wan Sen mengingatkan.

"Bilang apa?" tanya Bei Xing nggak nyambung. Tapi sudahlah, dia malas bicara sama Wan Sen lagi, Wan Sen selalu saja seperti ini. Mai Zi tidak mau terlibat lebih jauh dan memutuskan minggat duluan.


Saat mereka lari bersama melaksanakan hukuman mereka, Gao Ge baru mengetahui bahwa Chao Yang sering nongkrong di gudang belakang sekolah untuk latihan komedi karena Chao Yang bercita-cita jadi komedian.

Dia sudah beberapa kali ketahuan Pak Gao. Mendengar itu, Gao Ge mendadak menyatakan bahwa dia mau ikut Chao Yang latihan kapan-kapan dengan alasan kalau dia juga mau belajar komedi. (Hmm, entah rencana baru apa lagi yang mau dia lakukan untuk membuat ayahnya marah)

Keesokan harinya, Pak Liu mengumumkan pertandingan basket antara kelas mereka dengan kelas 3 - 9. Anak-anak awalnya tidak ada yang mau, tapi karena Wan Sen sudah bersedia menerima tantangannya Zhan Yu, akhirnya dia menjadi orang pertama yang angkat tangan.

Malam harinya, Bei Xing sengaja tidak langsung pulang soalnya dia mau membuat spanduk untuk menyemangati Wan Sen. Dalam prosesnya, pipinya Bei Xing tercoreng cat. Wan Sen galau kuadrat... sebelum akhirnya memberanikan diri mengulurkan tangan ke pipi Bei Xing untuk menyeka catnya. Wkwkwk!


Dia jadi canggung dan malu setelahnya, dan langsung bergegas pergi. Bei Xing pun tersipu malu dan gugup sampai-sampai dia tak segera beranjak. Tapi saat mereka hendak pulang, hujan tiba-tiba turun deras. Karena Bei Xing tidak bawa payung, mereka pun pulang sepayung berdua.

"Sebenarnya, aku selalu ingin berterima kasih padamu," ucap Bei Xing.

"Kenapa?"

"Karena kau membuatku tahu bahwa masa muda bisa begitu indah."

Keesokan harinya saat baru sampai sekolah, Bei Xing malah mendapati spanduknya sudah dirusak entah oleh siapa. Wan Sen sebenarnya tak mempermasalahkannya, tapi Bei Xing tidak terima begitu saja dan bersikeras mau membuat spanduk baru.

Saat dia sedang mencari barang di gudang, Teng Teng mendadak muncul. Bei Xing langsung bisa menduga kalau Teng Teng-lah yang merusak spanduknya. Tapi dia tidak ada waktu untuk buat perhitungan dengan Teng Teng sekarang, dia mau membuat spanduk baru.

Kesal, Teng Teng langsung balas dendam dengan mengurung Bei Xing di gudang itu. Tapi tidak masalah, Bei Xing tetap punya segudang akal untuk menyemangati Wan Sen. 

Saat pertandingan hampir dimulai, Wan Sen dari lapangan melihat Bei Xing mengibarkan spanduknya dari jendela gudang. Jump ball dimulai, tapi tepat saat itu juga, Wan Sen melihat Bei Xing hampir terjatuh dari jendela yang sontak membuatnya lari meninggalkan lapangan dan pertandingan, dan bergegas pergi ke gudang menyelamatkan Bei Xing.

Saat Wan Sen menurunkannya dari jendela, tiba-tiba saja Bei Xing teringat saat dia terjebak dalam kebakaran dulu. Waktu pertandingan basket antar SMP dulu, Bei Xing malah terjebak dalam kebakaran di dapur sekolah. Untungnya diselamatkan seorang remaja lelaki. Dalam usaha melindunginya, lengan kiri atas anak lelaki itu sedikit terluka dan terbakar karena terkena besi panas.

Bei Xing sebenarnya tidak begitu ingat wajah penyelamatnya karena dia menghirup banyak asap waktu itu. Namun saat dia sudah selamat dan membuka matanya kembali, yang dia lihat adalah Zhan Yu yang lengan kirinya diperban. 

Makanya selama ini Bei Xing selalu berpikir bahwa Zhan Yu-lah yang menyelamatkannya. Namun sekarang, Bei Xing mulai ragu.

Saat Bei Xing dibawa ke UKS, Zhan Yu mendadak muncul dan langsung mengkhawatirkannya. Tapi Bei Xing yang sekarang mulai meragukan siapa sebenarnya pahlawannya yang menyelamatkannya dulu, mengabaikan kekhawatirkan Zhan Yu dan tanya dari mana asalnya luka di lengan kiri Zhan Yu itu.

Bingung, Zhan Yu mengaku kalau ini gara-gara cakaran kucing. Ah! Berarti jelas bukan Zhan Yu pahlawan yang menyelamatkannya waktu itu. Dan saat inilah tiba-tiba Wan Sen entah kenapa menaikkan manset lengan kirinya. Hmm? Mencurigakan.

Bingung, Zhan Yu cepat-cepat beralih topik, menanyakan apakah Bei Xing mau melihatnya bermain. Bei Xing tegas menolak. Zhan Yu agak terluka mendengar penolakannya, tapi dia memutuskan mundur dan pergi.

Saat itulah, Bei Xing tiba-tiba berpaling ke Wan Sen dengan tatapan tajam dan bertanya penuh curiga, "Zhang Wan Sen, apa kita saling mengenal sebelumnya?"

Bersambung ke episode 7

Post a Comment

0 Comments