Sinopsis Dr. Frost episode 3 - Part 1

 Episode 3: Mask Manual


2 orang ahjussi yang sedang mabuk, masuk ke sebuah gudang kosong dengan langkah terhuyung-huyung. Ahjussi yang pertama sangat yakin di gudang itu tidak ada siapa-siapa tapi ahjussi yang kedua merasa sepertinya ada seseorang di gudang itu, ahjussi kedua juga merasa ada bau yang aneh di tempat itu. Ahjussi yang pertama mencoba mengendus bau yang katanya aneh itu lalu ia memutuskan bahwa bau aneh itu adalah bau badannya ahjussi kedua.
Saat mereka hendak duduk dan melanjutkan acara minum-minum mereka, ahjussi kedua melihat ada sesuatu yang aneh tak jauh dari tempat mereka berdiri. Ahjussi pertama melihatnya juga dan ternyata yang mereka lihat adalah seseorang yang terlihat sedang tidur dilantai. Dengan kesal, ahjussi pertama berteriak membangunkan orang itu dan menyuruh orang itu pergi. Tapi orang yang tidur itu bergeming.

Karena tidak mendapat jawaban, ahjussi pertama langsung mendekati orang yang tidur itu sambil terus berusaha membangunkan dan menyuruh orang itu pergi. Tapi apapun yang dilakukan ahjussi pertama sama sekali tidak berhasil membangunkan orang itu.

"Dasar! Kau pikir ini lucu? Huh? Apa kau pikir lucu?" seru ahjussi yang pertama kesal


Ahjussi pertama lalu mencoba menggulingkan tubuh orang itu sampai telentang. Namun sekali melihat wajahnya, ahjussi pertama langsung terjatuh ketakutan. Ahjussi kedua bingung kenapa ahjussi pertama ketakutan seperti itu, maka dia pun mencoba menyalakan pemantik api untuk menerangi wajah orang yang tertidur itu.

Pemantik pun menyala... dan seketika itu pula ahjussi kedua meloncat mundur ketakutan karena ternyata orang yang tertidur itu adalah mayat seorang pria yang wajahnya hampir rusak babak belur.

 

Kedua ahjussi itu langsung lari tunggang langgang ke arah yang berbeda sampai ahjussi pertama menabrak sesuatu didepannya. Ahjussi pertama mengangkat pandangannya melihat apa yang ditabraknya dan langsung berteriak histeris karena ternyata yang ditabraknya adalah mayat pria kedua yang mati digantung.


Beberapa saat kemudian, polisi datang memeriksa TKP dan membawa kedua mayat pergi dari sana. Si polisi muda memberitahu detektif Nam bahwa sebelumnya, kedua pria itu dilaporkan sebagai orang hilang.

Pria pertama bernama Park Do Chul dilaporkan hilang oleh istrinya sekitar 5 hari yang lalu. Park Do Chul adalah seorang pekerja di kantor konstruksi dan menurut laporan dari istrinya, Do Chul pergi setelah menerima sebuah panggilan telepon. Pria kedua bernama Goo Ji Sung, seorang pria yang bekerja di sebuah mall. Dia dilaporkan menghilang sejak acara kumpul bersama rekan-rekan kerjanya minggu yang lalu.


Di kampus, Para mahasiswa sedang berkumpul didepan kelas membaca sebuah pengumuman dari Frost yang memutuskan untuk membatalkan kuliah selama 3 minggu. Dan sebagai gantinya, Frost memberi tugas menyuruh para mahasiswa mengumpulkan essay penelitian tentang perilaku manusia. Song Sun yang juga ikut membaca pengumuman itu, langsung geleng-geleng kepala.


Frost dan Sung Ah makan siang bersama di sebuah restoran Kimchi Jigae. Setelah beberapa saat memandang Sung Ah, Frost bertanya apa yang sebenarnya ingin Sung Ah ketahui. Sung Ah langsung menyangkalnya dan berkata bahwa dia datang ke restoran itu cuma untuk makan Kimchi Jigae. Tapi Frost sama sekali tidak mempercayainya.

"Manusia memiliki 2 macam ekspresi wajah. Yang pertama, adalah ekspresi yang hanya bertahan sebentar saja. Dan kedua, adalah ekspresi wajah yang tetap. Ekspresi yang mengungkapkan perasaan yang sebenarnya adalah ekspresi yang pertama. Saat ini, ekspresimu adalah ekspresi yang kedua. Ekspresi yang pertama muncul diwajahmu sesaat yang lalu saat kau pertama kali duduk didepanku yang mana saat itu alismu sedikit terangkat"

Frost memperhatikan bagian pupil mata Sung Ah mulai membesar, biasanya pupil mata yang membesar menandakan bahwa orang itu sedang penasaran.


Sung Ah akhirnya menyerah lalu berterus terang mengatakan apa yang membuatnya penasaran sembari menatap Kimchi Jigae pesanan Frost yang sama sekali belum tersentuh "Pertama, anda dan Kimchi Jigae sama sekali tidak cocok"

Sung Ah heran kenapa Frost datang ke restoran ini dan memesan Kimchi Jigae kalau dia bahkan tidak mau memakan Kimchi Jigae pesanannnya. Frost lebih heran lagi pada Sung Ah, kenapa Sung Ah ingin tahu masalah itu. Sung Ah memberitahu Frost bahwa dia ingin tahu tentang Frost karena dia memutuskan untuk memilih Frost sebagai orang yang akan dia jadikan obyek essay penelitian perilaku manusia. haha...

"Kau akan menganalisaku?" tanya Frost tak percaya


Seorang ahjumma pelayan restoran itu lalu datang membawakan Kimchi Jigae pesanan Sung Ah lalu meletakkannya didepan Sung Ah dengan sangat kasar sampai supnya mengenai bajunya Sung Ah lalu pergi begitu saja

"Hei, bibi!" teriak Sung Ah kesal

"Apa?" balas ahjumma judes

Kejudesan ahjumma itu membuat Sung Ah jadi takut "Eh... tolong tambah acarnya"



Frost heran melihat kesabaran Sung Ah menghadapi pelayan ahjumma yang kasar itu, dia bertanya-tanya jika restoran ini adalah restoran kelas atas apakah Sung Ah juga akan bersabar seperti yang dilakukannya pada ahjumma tadi.

"Itu... apa yang kau harapkan bisa berbeda tergantung restorannya. Ahjumma itu mungkin tidak pernah mendapat pelatihan seperti halnya para pelayan di restoran lain" ujar Sung Ah


Setelah mereka keluar restoran, Sung Ah benar-benar heran kenapa Frost datang ke restoran itu jika dia bahkan tidak mau makan. Dia lalu menawarkan segelas kopi untuk Frost tapi Frost langsung geleng-geleng kepala menolaknya. Sung Ah bertanya kemana Frost mau pergi sekarang. Frost berkata bahwa dia ingin pergi dimana dia tidak bisa diganggu oleh orang lain, tempat dimana dia bisa mengamati orang-orang.

"Aku bisa membawamu ke tempat itu. Dengan bantuan pihak ketiga, kemungkinan untuk mendapatkan jawaban benar akan semakin tinggi" ujar Sung Ah menawarkan bantuannya

Frost tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke wajah Sung Ah sampai membuat Sung Ah gugup lalu menolak tawaran Sung Ah "Jika pihak ketiga (Sung Ah) terlalu emosional, maka dia adalah penghalang bagiku"


Sung Ah ditelepon detektif Nam, dia menjawab teleponnya dengan ceria sampai saat dia mengetahui kalau detektif Nam meneleponnya bukan untuk bicara dengannya tapi untuk bicara dengan Frost karena Frost tidak punya ponsel. Sung Ah dengan penuh kekecewaan akhirnya menyerahkan ponselnya ke Frost.


Beberapa saat kemudian, mereka tiba di TKP. Sung Ah bertanya apakah Frost berniat membeli ponsel tapi Frost berkata bahwa dia merasa lebih nyaman tanpa ponsel.

Sung Ah langsung protes "Tidak seharusnya kau membuat orang lain kesusahan hanya untuk membuat dirimu sendiri merasa nyaman"

"Aku membuatmu kesusahan?" tanya Frost

Sung Ah tetap bersikeras meminta Frost untuk memiliki sebuah ponsel "Aku juga punya kehidupan pribadi. Aku ini bukan penelepon otomatis atau sejenisnya. Akhir-akhir ini, aku lebih sering mendapat telepon untukmu daripada untuk diriku sendiri"


Mereka kemudian menemui detektif Nam di TKP yang menunjukkan tempat kedua korban ditemukan dan juga foto mayat kedua korban dan memberitahu mereka identitas kedua korban yang dilaporkan hilang 5 hari yang lalu. Kedua korban diketahui merupakan teman dekat sejak SMA. Korban yang pertama, Goo Ji Sung, terbunuh dengan cara diserang dibagian wajahnya sampai wajahnya hampir rusak. Sedangkan korban kedua, Park Do Chul, terbunuh dengan cara digantung oleh pembunuhnya.

"Pembunuhan seperti ini biasanya dikarenakan dendam, bukan?" tanya detektif Nam "Penyerangannya juga sangat kejam. Pembunuhnya mungkin mengalami gangguan mental, iya kan?"


Di kantor polisi, Frost sibuk mengamati foto-foto korban sementara Sung Ah sibuk sendiri menulis catatan tentang Frost di buku jurnalnya sambil terus menerus mengamati Frost.



Si polisi muda memberi detektif Nam informasi bahwa terakhir kali Ji Sung pergi setelah acara kumpul bersama rekan kerja adalah jam 11 malam dan saat itu rekan kerjanya yang bernama Seo Hak Soo mengantarkannya pulang dan menurunkannya didekat apartemennya. Tapi anehnya tidak ada rekaman video CCTV yang menunjukkan kalau Ji Sung masuk ke apartemennya. Detektif Nam menduga mungkin Ji Sung diculik.

"Park Do Chul juga pergi dari rumahnya pada jam yang sama"

Detektif Nam lalu menyuruh polisi muda mencari tahu tentang Park Do Chul dari kantor tempat kerjanya karena dia dengar Do Chul sering membuat masalah dalam pekerjaannya dan punya reputasi yang buruk. Dia menyuruh polisi muda untuk mencari tahu siapa saja yang mungkin punya dendam pada Park Do Chul. Dia juga menyuruh polisi muda untuk memeriksa apakah diantara Do Chul dan Ji Sung ada hubungan yang berkaitan dengan uang.


Detektif Nam lalu mengalihkan perhatiannya ke Frost "Apa kau menemukan sesuatu?"

Saat itu Frost melihat kedatangan seorang ahjumma yang dari ekspresi wajahnya terlihat shock, dagunya kaku dan ahjumma itu terlihat menggosok-gosok kedua tangannya dengan gugup. Dari semua itu, Frost dengan penuh keyakinan memberitahu detektif Nam bahwa ahjumma itu adalah keluarga korban.
 

Saat menyadari bahwa ahjumma itu sedang melihat foto-foto korban, Sung Ah langsung berusaha menghalangi foto-foto itu dari pandangan ahjumma. Sayangnya ahjumma itu sudah terlanjur melihat salah satu foto korban yang ternyata suaminya. Ahjumma itu adalah istri dari Park DooChul. Setelah sudah cukup tenang, dia menceritakan kejadian saat suaminya mulai menghilang.

 
Flashback,
Hari itu adalah hari minggu, biasanya Park Do Chul tidak pergi kemanapun di hari minggu. Namun pada hari minggu itu, saat Doo Chul dan istrinya sedang bersantai di rumah, tiba-tiba Do Chul menerima sebuah telepon yang membuatnya terkejut dan marah. Lalu tanpa memberitahu apapun pada istrinya, Do Chul langsung pergi begitu saja.


Kembali ke masa kini,
Istrinya Do Chul terisak sedih mengingat terakhir kalinya dia melihat suaminya. Detektif Nam bertanya, apakah dia tahu siapa Go Ji Sung. Istrinya Ji Sung ternyata tahu kalau suaminya dan Ji Sung adalah teman dekat sejak SMA.

"Apa beberapa hari terakhir ini, mereka berdua sering bertemu dan saling menghubungi?" tanya detektif Nam

"Dia cukup sering berkunjung ke rumah kami. Tapi akhir-akhir ini aku tidak bertemu dengannya" jawab istrinya Do Chul

"Kalau begitu, apakah anda tahu siapa orang yang mungkin punya dendam atau pernah bermasalah dengan Park Do Chul?"

"Dia jarang membicarakan masalah pekerjaannya"

Tapi kemudian, dia memberitahukan sesuatu yang terjadi sekitar sebulan yang lalu. Sebulan yang lalu, ada seseorang yang datang ke rumah mereka.


Flashback,
Do Chul dan istrinya sedang nonton TV bersama saat mereka kedatangan tamu seorang wanita muda bernama Jin Sun Mi, Jin Sun Mi adalah pegawai mall tempat Ji Sung bekerja tapi dia datang untuk mencari Do Chul.

Saat Do Chul melihat siapa tamunya, dia langsung kesal pada Sun Mi "Hei nona. Apa kau tahu jam berapa sekarang? Apa yang akan kau dapatkan dengan datang jauh-jauh kesini?"


Lalu tanpa mempedulikan kebingungan istrinya, Do Chul langsung keluar dan menutup pintu. Dari dalam rumah, istrinya Do Chul mendengar suaminya dan Sun Mi bertengkar. Dari pertengkaran mereka, istrinya Do Chul mendengar Sun Mi menuntut Do Chul untuk meminta maaf.


Kembali ke masa kini,
Setelah istrinya Do Chul menceritakan kejadian itu, Frost memperhatikan istrinya Do Chul menundukkan pandangannya sambil mengusap-usap dahinya dengan tangannya.

Dari cerita istrinya Do Chul tersebut, detektif Nam menduga bahwa Do Chul mungkin berselingkuh. Tapi istrinya dengan penuh keyakinan berkata bahwa suaminya tidak berselingkuh.


Sementara Frost dan detektif Nam sibuk menganalisa kasus ini, Sung Ah masih sibuk sendiri dengan catatan jurnalnya. Sekilas, Frost mengintip jurnalnya Sung Ah sebentar lalu bertanya apakah Sung Ah sedang sibuk menganalisa seseorang. Sung Ah langsung berusaha menyembunyikan isi jurnalnya dari Frost dengan canggung sembari berbohong menyangkal pertanyaan Frost.


Cerita istrinya Do Chul tadi membuat Detektif Nam jadi curiga, kenapa wanita muda pegawai mall tempat Ji Sung bekerja datang menemui Doo Chul.

Frost mulai mengingat kembali gerak-gerik istrinya Do Chul yang mengusap dahinya setelah dia menceritakan kedatangan Sun Mi ke rumah mereka mencari Do Chul, biasanya gerakan mengusap dahi menandakan seseorang merasa malu. 

Detektif Nam jadi yakin kalau Do Chul pasti berselingkuh. Tapi Frost tidak sependapat, karena saat detektif Nam bertanya apakah Do Chul berselingkuh, istrinya Do Chul langsung menyangkalnya dengan penuh keyakinan.

"Dia merasa malu karena dia mengira kau mungkin akan salah paham" ujar Frost


Setelah Frost menyatakan semua dugaannya itu, Sung Ah langsung menulis sesuatu didalam buku jurnalnya. Si polisi muda datang memberikan sebuah catatan daftar telepon Do Chul dan Ji Sung. Dari data itu, didapati bahwa orang yang terakhir kali ditelepon Do Chul adalah Ji Sung dan begitu pula sebaliknya. Mereka saling menelepon pada malam yang sama tapi setelah itu ponsel mereka sama-sama dimatikan. Detektif Nam lalu memerintahkan polisi muda untuk menyelidiki pegawai wanita bernama Jin Sun Mi.


Malam harinya, di bar Mirror, bartender yang lebih tua tengah menyajikan pesanan 2 pelanggan wanita cantik sambil berusaha mempesona kedua wanita itu. Tapi sayang, usahanya tidak berhasil karena kedua wanita itu lebih tertarik dengan kedua bartender lainnya yang jauh lebih muda darinya.


Saat itu, seorang wanita yang berkaki seksi datang dan langsung duduk didepan Frost sambil bergaya seksi. Sayang, walaupun bodinya sangat aduhai tapi wajahnya kurang cantik. Dengan gaya menggoda, dia berusaha merayu Frost dan meminta Frost minum dengannya tapi Frost dengan dinginnya menolak ajakan wanita itu.


Wanita itu langsung tersinggung kenapa Frost tidak mau minum-minum dengannya "Memangnya apa kekuranganku? Aku kaya. Kau lihat sendiri kan, aku memiliki tubuh yang indah dan wajah yang cantik. Aku juga pintar. Aku ini sempurna"

"Saya rasa saya sudah pernah bilang bahwa saya tidak mau"

"Bar macam apa ini? Aku datang kemari setelah mendengar banyak orang yang memuji bar ini, tapi sepertinya semua itu cuma kebohongan! Kau juga terlihat seperti anjing poodle-ku. Breng**" maki wanita itu


Setelah wanita itu pergi dengan marah. Bartender yang lebih tua langsung menirukan perkataan wanita itu dengan nada menyindir "Aku kurang apa? Wajah? Tubuh? Tentu saja wajah. Rasanya jauh lebih lucu karena dia sendiri tidak tahu apa kekurangannya"

Tapi setelah mengingat penampilan wanita itu yang tampaknya sangat kaya raya, bartender yang lebih tua langsung memprotes penolakan Frost karena takutnya mereka akan kehilangan pelanggan mereka.

Dengan kesalnya, bartender yang lebih tua menyindir Frost dengan menggunakan kata-kata makian wanita itu "Kau terlihat seperti anjing poodle. Breng**"


Detektif Nam mendatangi Frost di bar untuk menunjukkan laporan kejadian. Dari laporan itu, diketahui bahwa wanita bernama Jin Sun Mi ternyata sudah meninggal dan orang yang pertama kali menemukan jasad Sun Mi adalah Ji Sung. tapi kemudian Ji Sung meninggal setelah dia mengunjungi rumahnya Park Doo Chul.

Frost lalu mengalihkan perhatiannya pada detektif Nam. Dan setelah melihat ekspressi detektif Nam, Frost bertanya apakah detektif Nam berpikir bahwa semua pembunuhan ini saling berkaitan. Detektif Nam langsung membenarkannya.

Detektif Nam menduga bahwa kedua pria itu awalnya berusaha menutupi kematian Sun Mi sebagai aksi bunuh diri tapi setelah itu ada banyak yang menuntut agar dilakukan penyelidikan ulang terhadap kematian Sun Mi. Detektif Nam lalu mengajak Frost untuk menemui orang-orang yang melakukan penuntutan penyelidikan ulang itu di mall.


Keesokan harinya di ruang otopsi, Sung Ah berusaha keras menguatkan diri sebelum dia melihat kedua mayat, tapi begitu kain penutup kedua mayat itu terbuka, Sung Ah langsung mual-mual lalu cepat-cepat melarikan diri dari sana.


Setelah Sung Ah keluar, dokter yang mengotopsi kedua mayat berusaha melaporkan hasil penyelidikannya, tapi baik detektif Nam maupun Frost terus menerus menyelanya. Tanpa mempedulikan dokter, detektif Nam dan Frost mulai menganalisa sendiri kematian kedua pria itu.


Detektif Nam memperhatikan kerusakan organ dalam sementara Frost menduga penyebab kematian Do Chul adalah dicekik hingga dia kekurangan oksigen. Setelah melihat bekas lebam melintang di leher Do Chul, detektif Nam menduga bahwa Do Chul mati dicekik dengan sabuk. Dan untuk membuktikan dugaannya, detektif Nam langsung mengeluarkan sabuknya sendiri lalu mencoba mencekik dokter dengan sabuknya itu.


Frost menduga orang yang mencekik itu pastinya orang yang memiliki kekuatan lebih besar dari Do Chul. Detektif Nam menduga bahwa penyerangnya pasti seorang pria yang punya kekuatan lebih besar dari Do Chul.

"Kedua pria ini sengaja dibuat dehidrasi dan organ dalam mereka kosong. Dengan kata lain..." ujar dokter

Tapi belum sempat melanjutkan kata-katanya, Frost langsung menyela lagi "Besar kemungkinan mereka berdua dikurung"

Dokter langsung ngambek "Kalian berdua lakukan sendiri saja"



Dia hendak pergi namun Frost cepat-cepat menghentikannya karena dia yakin bahwa masih ada yang ingin dokter katakan. Heran dengan ketepatan Frost, dokter itu langsung bertanya pada detektif Nam "Siapa orang itu?"

"Dia Dr. Frost, profesor psikologi universitas Yonggang. Dia cuma perlu memeriksa sedetik dan selesailah sudah. Tidak ada seorangpun yang bisa menghindar"

Dokter itu lalu memberitahu bahwa dia menemukan noda darah Ji Sung di kepalan tangan Do Chul dan begitu pula sebaliknya. Yang artinya kedua pria itu sempat saling berkelahi.


Setelah memeriksa mayat, mereka kemudian pergi ke mall. Dalam perjalanan dengan menggunakan mobil antiknya Sung Ah, Frost menyindir reaksi Sung Ah saat dia melihat mayat tadi "Kau bukan cuma emosional tapi juga bereaksi berlebihan"

"Seorang profesor yang sama sekali tidak bereaksi setelah melihat kedua mayat yang sangat mengerikan itu, jauh lebih tidak normal" balas Sung Ah


"Itu hanya karena pengalaman pertamamu. Baik mayat maupun cinta, kau akan semakin lebih baik seiring berjalannya waktu" goda detektif Nam

"Detektif Nam!" protes Sung Ah sampai hampir saja dia membuat mobilnya oleng


"Fokus saja menyetir. Aku jauh lebih takut pada mobil antik ini ketimbang kedua mayat itu" protes Frost

"Apa?"

"Kau bahkan tidak bisa mengontrol emosimu, lalu bagaimana kau akan melakukan observasimu?"

"Aku punya caraku sendiri"

"Kalau begitu kita lihat saja bagaimana essay-mu nanti"

Sementara Frost dan Sung Ah sibuk bertengkar, detektif Nam di jok belakang cuma terdiam sambil tersenyum geli mendengarkan perdebatan Frost dan Sung Ah.


Sesampainya di mall, mereka berjalan-jalan sambil ngobrol. Sung Ah yang masih kesal pada Frost, bertanya pada detektif Nam apakah Frost memang selalu kejam seperti itu? Apakah Frost selalu mengacuhkan orang dan berlagak seolah dia jauh lebih baik dari orang lain.

"Kau tahu bagaimana membaca orang rupanya" puji detektif Nam membenarkan pertanyaan Sung Ah

"Jadi metodemu (untuk penelitian) adalah membentuk sebuah rappo (hubungan baik)?" sindir Frost

"Apa? ppoppo (ciuman)?" tanya detektif Nam salah dengar.

"Bukan ppoppo tapi rappo. Artinya saling berhubungan baik satu sama lain" Sung Ah membenarkan.


Sung Ah lalu bertanya kapan detektif Nam dan Frost pertama kali bertemu. Detektif Nam mengatakan bahwa mereka bertemu sekitar 5 tahun yang lalu. Sung Ah penasaran dengan mereka berdua karena saat dia memperhatikan mereka berdua di kantor polisi kemarin, mereka berdua tampak sangat sinkron satu sama lain, jika Frost mengatakan satu hal maka detektif Nam pasti langsung mengerti.

"Kami berdua memang kombinasi yang terbaik, iya kan?" ujar detektif Nam bangga

"Tidak" jawab Frost

"Dasar"

"Tapi apakah ada kasus-kasus yang tidak bisa kalian selesaikan?" tanya Sung Ah sambil minum

Pertanyaan itu tampaknya membuat Frost dan detektif Nam cukup shock sampai mereka langsung berhenti mendadak. Akibat pemberhentian dadakan itu, Sung Ah tak sengaja menubruk Frost dan membuat air yang sedang diminumnya terciprat ke bajunya.

Tanpa menjawab pertanyaan Sung Ah dan sepertinya Frost sengaja mengalihkan topik, Frost menyuruh Sung Ah untuk berhenti meneliti tentangnya karena saat ini mereka sedang menyelidiki sebuah kasus pembunuhan. (penasaran, kasus apa yang tidak bisa mereka pecahkan itu)


Mereka kemudian berpisah jalan, Frost dan detektif Nam pergi berdua sementara Sung Ah ke kamar kecil untuk mengurusi bajunya yang terciprat air.

Saat sedang mencari sebuah kamar kecil, tak sengaja Sung Ah melihat 2 orang pegawai mall sedang membicarakan Ji Sung yang selama ini menghilang, ternyata sudah meninggal.

"Dia meninggal?" pegawai yang pertama kaget mendengarnya

"Iya, mayatnya ditemukan bersama dengan pelanggan yang dulu membuat masalah disini" kata pegawai kedua

"Mereka berdua?"

"Iya. Setiap kali aku teringat apa yang telah dilakukannya padamu dan Sun Mi, rasanya aku..." ujar pegawai kedua kesal


Setelah pegawai kedua pergi, Sung Ah memperhatikan pegawai pertama tampak termenung sedih dan menggumam lirih "Sun Mi"

 

Lalu sambil pura-pura mencari keberadaan detektif Nam, Sung Ah mulai mendekati pegawai yang bernama Ji Hye itu. Sung Ah memberitahu Ji Hye bahwa dia sedang mencari partnernya dalam menyelidiki kasus pembunuhan Park Do Chul dan Go Ji Sung. ji Hye akhirnya mulai memberitahu Sung Ah tentang Sun Mi.

Sun Mi adalah orang yang bekerja di berbagai pekerjaan paruh waktu sejak dia masih SMA. Terlepas dari beratnya pekerjaannya, tapi Sun Mi selalu ceria.

"Setiap kali aku bersama Sun mi, aku selalu merasa lebih baik" ujar Ji Hye sembari mengingat bagaimana Sun Mi selalu bisa menghiburnya. Tapi kemudian dengan nada penuh penyesalan Ji Hye berkata bahwa semua keceriaan Sun Mi jadi hancur karenanya.


Flashback,
Suatu hari, Do Chul datang ke mall itu untuk membeli baju dan Ji Hye lah yang melayaninya. Namun saat keadaan sedang sepi, Do Chul dengan liciknya memegang bokong Ji Hye. Reflek, Ji Hye langsung memukul tangan Do Chul.

 

Tapi si licik Do Chul, dengan memanfaatkan statusnya sebagai pelanggan, tidak terima dengan pukulan Ji Hye. Ji Hye dengan penuh sopan santun, berusaha memperingatkan Do Chul bahwa jika dia melakukan itu pada pelanggan maka hal itu akan menjadi masalah besar. Tapi Do Chul malah tidak terima dibilang membuat masalah.



Saat itulah, Sun Mi datang untuk melabrak Do Chul karena dia melihat sendiri bahwa sejak Do Chul datang, dia sudah memperhatikan Ji Hye lalu menyentuhnya dan sentuhan itu bisa diartikan sebagai pelecehan seksual. Tapi Do Chul tetap tidak terima dengan tuduhan Sun Mi.

Dengan senyum liciknya, dia beralasan bahwa dia menepuk Ji Hye hanya untuk menyemangati Ji Hye karena tampaknya Ji Hye sedang kesusahan, karena itulah dia sama sekali tidak terima dengan tuduhan pelecehan seksual itu.


Saat Go Ji Sung datang, bukannya membela anak buahnya, dia malah memarahi Sun Mi dan lebih membela Do Chul.


Seorang manager wanita bernama Kang Soo Jin, terburu-buru datang dan langsung meminta maaf pada Do Chul. Sun Mi langsung protes atas permintaan maaf Soo Jin karena bukan mereka yang salah, tapi Soo Jin secara diam-diam langsung mengisyaratkan Sun Mi diam lalu meminta maaf sekali lagi pada Do Chul


Kembali ke masa kini,
Ji Hye menceritakan pada Sung Ah bahwa Sun Mi memotret kejadian waktu itu dengan ponselnya dan berkata padanya bahwa dia akan menuntut Do Chul. Tapi belum sempat melakukan apapun, Ji Sung malah mengancam mereka. Dengan alasan tidak mau merusak image mall, Ji Sung mengancam akan menghukumnya jika dia tidak menghentikan Sun Mi.

Sung Ah tidak percaya mendengarnya "Jadi pihak perusahaan mengancam pegawainya sendiri?"

Ji Hye membenarkannya, gara-gara insiden itu Sun Mi tidak bisa bekerja selama 3 bulan, padahal Sun Mi bekerja sangat keras demi membiayai biaya perawatan ayahnya di rumah sakit.



Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments