Sinopsis Who Rules The World Episode 3

Alasan Hei membuat perkara dengan Qi Yun, jelas untuk memancing ayahnya Qi Yun, Tuan Qi. Saat Qi Yun menceritakan kejadian tadi, Tuan Qi langsung bisa menduga siapa orang yang bermasalah dengan putranya itu dan langsung pergi mencari Hei dengan membawa Qi Yun dan memaksanya untuk meminta maaf pada Hei.

Hei terus pura-pura ngambek, jelas tujuannya untuk semakin memancing ikan besar, dan berhasil dengan mudah saat Tuan Qi menawarkan 30% hartanya untuk Hei asalkan Hei mau membantunya mendapatkan sesuatu, yaitu mendapatkan surat deklarasi hak jual-beli garam yang sekarang ini dikuasai Keluarga Shang.

Keluarga Shang bersekongkol dengan mantan perdana menteri Shangzhou untuk mendapatkan surat deklarasi itu. Hei jual mahal menuntut setengah harta Keluarga Qi. Walaupun sempat kaget dan ragu, tapi akhirnya Tuan Qi setuju, tentu saja demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar nantinya.

Tuan Qi memberitahunya bahwa surat deklarasi itu dipegang oleh Tuan Shang, Kepala Keluarga Shang. Biasanya dia rutin mendatangi Paviliun Lifang (rumah bordir) setiap tanggal 3 setiap bulan... yang itu artinya, hari ini.

Maka malam harinya, mereka pun pergi mendatangi paviliun itu. Bai juga diajak dengan samaran sebagai pria. Begitu Tuan Shang datang, mereka memperhatikan salah satu penari jelas-jelas melakukan tarian menggoda pada Tuan Shang, jelas dialah wanita penghibur langganan Tuan Shang. Bai langsung sinis melihat para pria murahan yang sedang menonton para penari itu.

"Tidak semua pria begitu rendahan," ujar Hei membela diri.

Bai sinis, "aku tidak percaya kau tidak merasakan apa pun."

Bai tiba-tiba mendekat padanya dengan tatapan menggoda yang kontan membuat Hei gugup hingga dia cepat-cepat mengalihkan pandangannya. Tapi reaksinya itu malah membuat Bai jadi semakin getol menggodanya dan menyentuhnya yang terang saja membuat Hei jadi tambah salting. Hehe.

Hei sontak menampik tangannya dan buru-buru menjauh. Tapi setelah dia tenang, dia mulai menjalankan rencana liciknya. Dia membuat si wanita penghibur pingsan lalu menyuruh Bai untuk menyamar jadi wanita penghibur dan menggoda Tuan Shang. Apa?!

Bai jelas menolak, tapi Hei mengingatkannya bahwa jika dia mau menangkap Sekte Duanhun, maka dia harus membuat Tuan Shang mengakui hubungannya dengan Sekte Duanhun. Dan juga, Bai harus membuat Tuan Shang mengeluarkan surat deklarasi penjualan garam.

Terpaksalah Bai harus melakukannya. Dengan cerdiknya dia menuntut Tuan Shang untuk mengusir kedua pengawalnya lalu mulai menari tarian menggoda Tuan Shang. Saat Tuan Shang menyuruhnya berhenti hanya karena sudah tidak sabaran untuk 'begituan', Bai langsung memancingnya dengan membanding-bandingnya dengan Tuan Muda Qi.

Tuan Shang berhasil terpancing dengan mudah karena tidak terima dibanding-bandingkan dengan Keluarga Qi. Dia bahkan langsung menyombong dan menyatakan bahwa Keluarga Qi sebentar lagi pasti akan segera hancur karena dia memiliki surat deklarasi penjualan garam. 

Tuan Shang bahkan langsung mengeluarkan surat deklarasi itu untuk membuktikan ucapannya dan gembar-gembor mengaku bahwa dia punya bekingan, yaitu Sekte Duanhun. Hubungannya dengan Sekte Duanhun tidak biasa.

Seketika itu pula, Hei muncul dan langsung menotok Tuan Shang sehingga dia tidak bisa bergerak. Tapi saat mengalihkan pandangannya ke Bai, Hei mendadak membeku saking terpesonanya melihat Bai yang hari ini terlihat sangat cantik.

Terang saja Bai langsung berusaha menggodanya, tapi Hei langsung menampik tangannya, tapi malah membuat Bai berakhir dalam pelukannya. Pfft! 

"Tuan Muda, apakah kecantikanku yang seperti ini, bisa disukai oleh Tuan Muda?" goda Bai.

Hei terpesona, "memang secantik bunga dan sangat anggun."


Tapi sedetik kemudian dia sadar dan buru-buru melepaskan diri dengan canggung. Bai akhirnya melepaskan totokan Tuan Shang dan mulai menginterogasinya tentang letak markas Sekte Duanhun dan kenapa dia berhubungan dengan Sekte Duanhun.

Tapi Tuan Shang cuma memberitahu mereka bahwa cabang markas Sekte Duanhun memang ada di kota ini, tapi dia menolak memberi jawaban pasti, lalu nekat melarikan diri dengan melompat jendela. 

Bai dan Hei santai saja. Dengan bantuan rajawalinya Hei, mereka pun terbang mengikuti jejak Tuan Shang. Sembari terbang, Hei kembali menatap Bai, benar-benar terpesona melihatnya begitu cantik dan memesona malam ini.


Begitu mereka tiba di markas Sekte Duanhun, mereka langsung dikepung dan diserang oleh anggota sekte dengan formasi khusus sekte tersebut. Tapi tetap saja mereka bukan tandingan kedua pendekar sakti itu, kerja sama mereka begitu apik hingga berhasil mengalahkan para anggota sekte itu dengan mudah. Sayangnya, ketua sekte itu berhasil kabur.

Hei berusaha mengejarnya tapi gagal, tapi dalam prosesnya, dia menemukan selembar sarung tangan. Di bagian ujungnya ada sebuah gambar sulaman yang sama sekali tidak dimengerti oleh Bai.

Hei memberitahunya bahwa gambar sulaman itu adalah gambar Qiongqiong dan Juxu (Jangkrik dan Belalang), dua monster yang sangat mirip dan selalu bersama... sama seperti mereka berdua. Hmm, benar juga sih. Bai dan Hei sangat berbeda dari segi kepribadian, namun di sisi lain, mereka juga memiliki banyak kesamaan.

Hei penasaran ke mana Bai akan pergi setelah ini mengingat perkara di Kota Yu ini bisa dibilang berakhir, Bai santai saja menjawab bahwa dia akan membawa Han Pu ke Sekte Tianshuang, dia sama sekali tidak menyadari ekspesi sedih Hei mendengar jawabannya.

Keesokan harinya, Bai diberitahu bahwa kediaman Keluarga Shang kemarin malam kebakaran, Tuan Shang kabur dengan membawa anak dan istrinya. Bai langsung salah paham mengira kalau ini ulah Hei dan langsung kesal menyindirnya habis-habisan, mengira Hei melakukan ini demi menguasai semua harta Keluarga Shang.

Tapi bukannya membela diri, Hei malah semakin mengomporinya untuk terus merutukinya. Namun sedetik kemudian Bai melihat dan mengenali dua orang pengawal Keluarga Shang yang tengah membagi-bagikan makanan untuk para fakir miskin.

Bai akhirnya mengerti, Hei justru menyelamatkan Keluarga Shang. Dia jadi malu dan canggung hingga dia memutuskan untuk berpisah di sini saja, dia bahkan tidak ingin bertemu lagi dengan Hei.

Hei menyusulnya dan berusaha menawarinya uang, tapi Bai menolaknya dengan penuh harga diri. Tiba-tiba ada seekor anak burung sakit yang jatuh ke tangan Bai, malah kemudian Han Pu menemukan sarang burung yang terjatuh dan ternyata ada dua ekor anak burung yang sakit dan ditinggalkan induknya.

Dia langsung meminta Hei untuk merawat dan memelihara burung itu, mereka masing-masing ambil satu. Hei menolak, Bai langsung sinis menyindirnya, mengira kalau orang yang hidup enak dan mewah seperti Hei, pasti tidak tahu bagaimana rasanya tidak memiliki ibu.

Namun yang tak disangkanya, Hei justru berkata, "aku tahu. Sejak masih kecil, aku sudah tidak punya Ibu."

Bai sontak merasa bersalah mendengarnya. Hei akhirnya bersedia merawat satu burung lalu mereka pun berpisah arah.


Bai dan Han Pu tiba di Desa Tai di Shangzhou, tapi malah melihat ada banyak rakyat jelata yang memasuki kota. Dari penjual mie, Bai mengetahui bahwa mereka adalah pengungsi dari Kota Luo karena kabarnya, Kota Luo akan diserang oleh Shangzhou. 

Kota Luo adalah kota yang diurus keluarga kekasisaran. Menyerang Kota Luo, sama artinya menyerang kekaisaran. Jelas sumber dari segala kekacauan yang terjadi di seluruh negeri ini adalah gara-gara hilangnya Pelat Xuanji. Semua prefektur mulai berani melawan kekaisaran.

Ke depannya mungkin akan semakin banyak perselisihan. Sudah satu bulan para rakyat jelata itu berdatangan kemari, para pedagang sudah tidak sanggup dan tidak bisa lagi memberi mereka makan gratis.

Saat itu juga, para rakyat itu berusaha menyerang kedai bakpao saking laparnya, tapi mereka dihalangi oleh para prajurit. Prihatin, Bai pun menggunakan uang perak terakhirnya untuk membelikan bakpao untuk mereka.


Dalam perjalanannya pulang, Hei juga banyak bertemu dengan rakyat jelata di sepanjang jalan. Sama seperti Bai, dia juga berusaha sebisa mungkin menolong mereka. Makanya dia sengaja tidak memutar jalan biarpun dia sadar bahwa mereka akan melewati perbatasan Kota Luo. Hei khawatir, mungkin akan sulit bagi Kota Luo untuk bertahan dengan keadaan mereka yang sekarang. 

Dugaannya memang benar. Wali Kota Kota Luo sedang gelisah memikirkan bagaimana caranya melawan pasukan Shangzhou karena Kota Luo hanya memiliki 3.000 pasukan, akan sulit bagi mereka untuk mengalahkan Shangzhou yang memiliki 10.000 pasukan.

Di tengah keputusasaan mereka, muncullah seorang pemuda bernama Yu Wu Yuan. Dia sendirian, namun dia datang dengan niatan untuk membantu mereka untuk bernegosiasi dengan Raja Shangzhou supaya Raja Shangzhou menarik pasukannya dan menghentikan perang ini. 

Hmm, tapi apakah dia bisa? Masalahnya, dari segi penampilan saja, dia sepertinya cuma orang biasa. Bahkan saat dia keluar menghadapi jenderal Shangzhou dan menuntut untuk bicara langsung dengan Jenderal Besar Shangzhou, dia diremehkan terang-terangan.


Han Pu capek dan kelaparan, perjalanan ke Sekte Tianshuang ternyata sangat panjang dan berat, harus melewati gunung dan hutan yang sangat luas. Karena sudah tidak punya uang, Bai memancing ikan untuknya.

Tapi saat mereka tengah membakar ikan, Han Pu tak sengaja meniup baranya terlalu keras tepat ke arah Bai yang jelas saja membuat muka Bai coreng-moreng. Han Pu jadi ketakutan dan langsung melarikan diri melewati sesemakan yang lebih tinggi dari badannya.

Tapi di tengah jalan, tiba-tiba saja dia hampir dibunuh orang. Untung saja Bai muncul tepat waktu dan melindunginya. Penyerangnya itu ternyata Pengawalnya Pangeran Huang Chao, mereka kebetulan lewat sana dan mengira kalau Han Pu adalah pembunuh yang bersembunyi di sesemakan.

Bai menuntut mereka untuk meminta maaf, dan saat mereka menolak, sontak saja Bai dan Huang Chao langsung adu kekuatan. Kemampuan dan kekuatan mereka imbang sehingga membuat Bai kagum juga karena ini pertama kalinya dia bertemu pria lain selain Hei yang memiliki tampang dan aura yang tak kalah dari Hei.

Huang Chao juga kagum dengan kehebatan bela dirinya Bai dan langsung tertarik ingin mengetahui nama Bai. Bai sengaja merahasiakannya, malah Han Pu yang dengan gaya angkuhnya memperkenalkan namanya sendiri lalu menyombong bahwa dirinya kelak akan menjadi pendekar yang jauh lebih hebat daripada Hei Feng Xi dan  Bai Feng Xi, dan hampir keceplosan berkata bahwa kakaknya ini adalah Bai Feng Xi. Untungnya Bai menutup mulutnya tepat waktu.

 Pangeran Huang Chao geli sekaligus kagum juga dengan tekad besar Han Pu, dia yakin Han Pu kelak akan menjadi orang hebat. Tapi dia mengingatkan bahwa Bai Feng Xi dan Hei Feng Xi sudah terkenal seama bertahun-tahun, tidak mudah untuk melampaui kedua pendekar hebat itu.

Alih-alih menyombong, Bai santai meremehkan ucapan Huang Chao, mengingatkannya bahwa Bai dan Hei suatu hari nanti akan menua, jadi pasti akan ada orang-orang yang menggantikan kedua pendekar itu di masa depan.

Bai mau pergi, tapi Pengawal Xue dengan cepat menghentikannya dan meminta maaf pada mereka dengan setulus hati. Huang Chao benar-benar penasaran dengan identitas wanita di hadapannya ini. Kemampuannya setara dengannya, tapi kenapa dia tidak pernah mendengar namanya di dunia persilatan?

"Nona adalah orang kedua di dunia ini yang membuatku tidak yakin bisa menang," ujar Huang Chao.

Mendengar dirinya disebut sebagai orang kedua, jelas membuat Bai penasaran, memangnya siapa orang yang pertama?

"Yu Wu Yuan," jawab Huang Chao. (Oh, dia juga pendekar hebat toh?)

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

0 Comments