Sinopsis Who Rules The World Episode 2

Begitu pulih, Bai Feng Xi mendatangi makam Ying Zhou dan berjanji pada mendiang bahwa dia pasti akan membantu Ying Zhou melakukan apa yang Ying Zhou minta.

Bai Feng Xi ternyata sudah tahu kalau Hei Feng Xi mengirim rajawalinya untuk menyerang orang-orang itu karena dia pernah melihat bekas cakaran rajawali di pepohonan. Yang tidak dia mengerti, kenapa Hei Feng Xi tidak menyelamatkan Ying Zhou, malah membiarkannya mati.

Hei menolak menjawab, Bai tentu saja kecewa mendengarnya dan memutuskan untuk berpisah sampai di sini. Yang tidak Hei ungkapkan pada Bai sebenarnya, Ying Zhou dibunuh oleh Raja Jizhou.


Bai masih harus mendapatkan Pil Dewa Hati dari Keluarga Han untuk menyembuhkan racunnya sepenuhnya. Namun setibanya di sana, dia malah mendapati seluruh anggota keluarga Han sudah dibantai dan kediaman Han dibakar.

Para pendekar mengira kalau Bai-lah pelakunya hanya karena selama ini Bai selalu bermasalah sama Tuan Han, mereka bahkan hampir mau menyerangnya. Untungnya Hei muncul menyelamatkannya tepat waktu dan bersaksi bahwa Bai selalu bersamanya selama beberapa hari ini.

Bai meyakinkan mereka bahwa bukan dia pelakunya dan berjanji akan membuktikannya pada mereka. Para pendekar itu pun akhirnya memutuskan mundur, itu pun hanya karena mereka mempercayai Hei, makanya mereka tetap menuntut Bai untuk memenuhi janjinya.

Bai dan Hei jelas sama-sama curiga dengan pembantaian keluarga Han. Maka mereka pun pergi ke kediaman keluarga Han untuk menyelidiki perkara ini. Dilihat dari kondisi luka semua mayat, Bai menduga kalau pelakunya dari sekte Duanhun.

Hei menduga bahwa kemungkinan besar mereka melakukannya demi mendapatkan resep obat Keluarga Han yang terkenal itu. Tapi Hei menghitung ada satu orang yang tidak ada dari total 55 anggota keluarga Han. 

Bai juga baru sadar bahwa mereka tidak melihat jasad anak kecil, Tuan Han memiliki seorang putra yang masih kecil bernama Han Pu. Kemungkinan dia disembunyikan pada saat kejadian dan masih hidup.

Mereka pun segera mencarinya... hingga mereka menemukan sebuah pintu ruang rahasia tempat Han Pu bersembunyi. Pastinya dia sangat ketakutan melihat mereka sehingga Bai harus membuatnya pingsan. Bersamanya, ditemukan pula buku resep obat Keluarga Han.

Hei menyarankannya untuk menggunakan ini untuk memancing Sekte Duanhun, tapi tentu saja resikonya adalah nyawa Bai mungkin akan berada dalam bahaya.

Bai membawa Han Pu pulang dan menjaganya sepanjang malam. Han Pu awalnya masih agak takut, tapi Bai dengan sabar dan lembut meyakinkannya bahwa dia akan melindunginya, Han Pu akhirnya mulai mempercayainya. Bai berjanji pada Han Pu bahwa dia pasti akan menyelidiki kematian keluarganya demi balas budi atas semua obat pemberian Keluarga Han selama ini.

Bai berpikir bahwa rencana Hei itu memang bagus, tapi terlalu beresiko baginya untuk melakukannya sekarang, apalagi sekarang dia harus melindungi Han Pu.

Maka dia dengan sengaja membalikkan rencana Hei itu ke Hei sendiri, dia memancing sekte Duanhun bahwa resep obat Keluarga Han ada pada Hei. Dan tak lama kemudian, Sekte Duanhun pun mengepung Hei di tengah hutan dalam perjalanannya pulang.

Tapi mereka sama sekali bukan tandingan Hei yang berhasil melumpuhkan mereka semua hanya dengan sekali tebas dengan kipas saktinya. Dari salah satu anggota sekte itu, mereka menemukan sebuah uang perak kecil dengan lambang 'Shang' yang kontan membuat Hei membatalkan kepulangannya.

Dia justru pergi menemui Bai dan Han Pu. Hei memperhatikan napas Bai masih pendek-pendek dan menyarankannya untuk membuat Pil Dewa Hati sendiri saja mumpung resep obat itu sekarang ada di tangannya.

Bai menolak karena bagaimanapun, obat itu adalah milik Keluarga Han. Jadi dia butuh izin Han Pu. Tapi masalahnya, Han Pu sekarang masih sangat trauma.

Mengalihkan topik, Hei berbagi apa yang dia dapatkan dari Sekte Duanhun yang menyerangnya tadi. Jelas dari uang perak itu, dalang dari kasus ini adalah Keluarga Shang, salah satu dari dua keluarga terkaya di Kota Yu.

Demi mencari tahu alasannya, Hei, Bai, dan Han Pu pergi bersama ke Kota Yu. Di tengah jalan, Hei dengan seenaknya memberi perintah pada Bai untuk menuangkannya teh. Terang saja kedua orang dewasa itu langsung saling sindir, dan Han Pu cuma bisa terdiam canggung di antara mereka.

Dari sesi sindir-sindiran inilah, diketahui bahwa Hei menyukai satu wanita bernama bernama Xi Yun. Mereka bertemu saat mereka masih kecil dan Hei sangat mengagumi Xi Yun karena saat Xi Yun masih berusaha 10 tahun, dia sudah membuat strategi pengawasan yang terkenal di seluruh dunia. Dia juga berbakat dalam sastra dan banyak menulis puisi.

Saat dia mulai merapalkan puisi karangan Xi Yun, Han Pu seketika sedih karena ayahnya dulu pernah mengajarinya puisi itu. Prihatin, Bai menyakinkannya untuk menangis saja dan meluapkan semua emosinya.

Han Pu pun menangis sampai dia tenang, dan setelah dia tenang, dia langsung mengeluh lapar. Yang jadi masalah, semua bekal makanan mereka sudah dihabiskan sama Bai. Pfft! Tapi jangan khawatir. Bai akan bertanggung jawab, dia pun pergi menyusuri hutan untuk mencari makanan.

Berduaan dengan Han Pu, Hei langsung meminta bantuan Han Pu untuk meracikkan Pil Dewa Hati untuknya. Dia sudah memiliki bahan-bahannya yang dia ketahui dari membaca buku resep itu, namun dia tidak bisa meraciknya dengan benar.

Han Pu dengan cerdasnya menduga kalau Hei mau membuat pil ini untuk Bai, dia memang memperhatikan dari wajahnya bahwa masih ada sisa racun di dalam tubuh Bai. Han Pu bersedia membantu, tapi dia menuntut Hei untuk keluar dari kereta.


Pangeran Huang Chao menemukan makam Ying Zhou dan langsung memerintahkan nak buahnya untuk membongkarnya untuk dimakamkan kembali secara layak di Jizhou. Dia juga memerintahkan anak buahnya untuk mencari Hei dan Bai karena mereka yakin pelat itu ada di tangan kedua orang itu sekarang.

Beberapa orang mendatangi Sekte Tianshuang mencari Bai, dan menuntut untuk menggeledah kediaman mereka. Tapi tentu saja mereka dihalangi oleh Ketua Sekte yang dengan penuh ketegasan meyakinkan mereka bahwa pelat itu tidak ada di sini, dan meyakinkan mereka bahwa Bai juga tidak mungkin menginginkan pelat itu demi kepentingan pribadinya, tidak ada seorang pun di antara anggota sekte yang menginginkan pelat itu. Ia bahkan mengancam akan memusuhi siapa pun yang berani mengganggu.

Ancamannya akhirnya sukses membuat para pendekar itu ciut, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mempercayainya dan mundur. Ketua Sekte pun langsung memerintahkan salah satu muridnya untuk mencari dan membawa Bai pulang.

Setibanya di penginapasan, Bai tiba-tiba mengucap terima kasih pada Hei. Han Pu tadi memberinya Pil Dewa Hati. Dia yakin sekali kalau Han Pu mendapatkan bahan-bahannya dari Hei.

Tapi setelah berterima kasih, sekarang dia memaksa Hei untuk ikut makan bersamanya, soalnya dia tidak punya uang. Astaga, Hei sampai heran. Padahal baru empat jam yang lalu Bai makan dan sekarang lapar lagi.

Di restoran, mereka menonton seorang pendongeng yang menceritakan cerita kehebatan Hei dan Bai. Tapi setelah beberapa lama mendengar ceritanya, Bai tiba-tiba meminta uang receh dari Hei.

Hei tidak punya uang receh, tapi Bai terus menatapnya penuh arti sampai akhirnya Hei menyerah lalu memberikan sebatang uang perak padanya. Bai langsung melemparnya ke si pendongeng hanya supaya si pendongeng mengubah urutan nama mereka. Soalnya sedari tadi, si pendongeng selalu menyebut nama Hei duluan, Bai tidak terima dinomorduakan.

Usai makan, mereka bertemu Zhong Li dan Han Pu. Sepertinya mereka sudah membuat jebakan untuk Sekte Duanhun, lalu sedetik kemudian, tiba-tiba muncullah beberapa orang Sekte Duanhun yang menghadang mereka.

Han Pu mengenali senjata-senjata mereka, sontak saja dia jadi murka dan mau menyerang mereka, tapi Bai menahannya. Bai, Hei dan Zhong Li saling bekerja sama melawan orang-orang itu dan berhasil mengalahkan mereka dengan cepat. Hanya tersisa dua orang yang masih hidup, namun saat mereka diinterogasi tentang letak markas Sekte Duanhun, kedua orang itu langsung bunuh diri.

Bai dengan bijak menasehati Han Pu untuk tidak membunuh siapa pun. Anggap saja kematian orang-orang ini sebagai pembalasan dendam Keluarga Han. Membunuh tidak akan membuatnya bahagia. Nyawa dibalas nyawa tidak akan ada akhirnya. Dia janji akan mengakhiri dendam Han Pu pada Sekte Duanhun, tapi tangan Han Pu tidak boleh sampai terkotori oleh darah.


Setelah mendengar orang-orangnya dibantai Bai dan Hei, Ketua Sekte Duanhun yang wajahnya misterius tertutup topeng, langsung memerintahkan mereka untuk memusnahkan pos Paviliun Air Yinquan yang berada di Kota Yu. 

Ketua Sekte tahu betul bahwa Hei sangat mengandalkan pos-pos Paviliun Air Yinquan yang tersebar di seluruh negeri untuk mengumpulkan informasi dan mengamati dunia, menghancurkan pos Paviliun Air Yinquan sama artinya melemahkan kekuatan Hei.

Dia memang benar. Hei dengan cepat mengetahui kabar itu dari rajawalinya yang terbang melintasi jalan yang mereka lewati dan kabar itu kontan membuatnya resah. Dia tidak tahu bagaimana caranya menemukan menemukan Keluarga Shang tanpa bantuan pos Paviliun Air Yinquan

Bai santai, malah menurutnya, Hei sekarang terlalu manja karena terlalu mengandalkan pos-posnya. Bai benar juga sih. Dipikir-pikir, karena Sekte Duanhun menghancurkan posnya yang berada di Kota Yu, berarti mereka kemungkinan sudah menyiapkan jebakan di Kota Yu. Apa Bai masih mau lanjut?

"Tentu saja, kenapa tidak? Aku pemberani dan tidak takut," ujar Bai, tapi Bai perhatikan, sepertinya Hei sudah punya rencana.

Hei mengakuinya. Kota Yu adalah kota penting dan kota terkaya di Shangzhou. Keluarga Shang adalah salah satu dari dua pengganggu di kota itu. Bahkan sekalipun dia dan Bai bekerja sama, tidak akan mudah untuk mengalahkan Keluarga Sang. Cara terbaik untuk mengalahkan pengganggu adalah dengan menggunakan pengganggu lainnya.

Maka begitu mereka tiba di Kota Yu, Hei langsung membuat jebakan untuk memancing Keluarga Qi. Dan rencananya berhasil mudah dan cepat saat Qi Yun, Tuan Muda Keluarga Qi yang sombong dan manja, muncul di depan restoran dan langsung tertarik dengan kuda yang dijaga Zhong Li, dan langsung ngotot mau membeli kuda itu.

Zhong Li keukeuh menghalanginya, Qi Yun jadi kesal dan langsung menyuruh pengawalnya untuk maju. Tapi alih-alih menghadapinya sendiri, Hei malah sengaja menyuruh Bai (yang dia panggil dengan nama samaran Xiao Xi) untuk menghadapi si pengawal.

Bai dengan mudahnya melumpuhkan kaki si pengawal dengan hanya sekali tendang. Qi Yun jadi ketakutan dan langsung kaburrrrrr.

Bai bingung dengan Hei, katanya dia mau bekerja sama dengan Keluarga Qi. Kenapa sekarang dia malah cari perkara dengan Keluarga Qi?

"Semakin kau kuat dalam kemitraan, semakin banyak yang akan kau dapat," ujar Hei.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments