Recap The Kinnaree Conspiracy Episode 10 & Episode 11

Kapten Paul membantu menyembunyikan Jan dengan baik saat kedua orang itu datang menggeledah rumahnya. In sebenarnya tahu kalau Jan disembunyikan di ruang bawah tanah saat dia tak sengaja menginjak bagian lantai yang terdengar kopong, tapi tentu saja dia diam saja pura-pura tak tahu.


Setelah In dan Jan pergi, Kapten Paul langsung beraksi menggoda Jan, bahkan menjilati darahnya Jan (ewww!) yang jelas saja sangat mengagetkan Jan hingga Jan refleks bereaksi memelintir dan menginjak muka Kapten Paul lalu bergegas kabur dari sana.
 


Karena sudah tidak punya tempat lain untuk bersembunyi, Jan teringat ucapan Choi tadi dan akhirnya pergi menemui Choi di tempat yang dia sebutkan itu, tidak sadar kalau Choi sebenarnya sudah tahu siapa dia dan hendak memanfaatkannya.

Fakta kalau Jan-lah tersangka pembunuhan Kapten Jean, Kinnaree langsung kesal menyadari kalau Jin Hok sudah berbohong padanya. Tapi karena Jin Hok mengetahui rahasianya, Kinnaree terpaksa menggunakan kekuasaannya untuk membantu Jin Hok keluar dari penjara, bahkan sebelum In sempat menginterogasi mereka.
 
 
Keesokan harinya, Pudsorn mendatangi gurunya, seorang tabib pengobatan herbal Cina yang bernama Hong Shin Sae untuk menanyakan jenis racun yang terkandung di kertas itu. Namun karena racun itu tidak berbau dan tidak berwarna, jadi Hong Shin Sae perlu waktu untuk menelitinya.
 
 
Pudsorn secara tak sengaja mengetahui alasan kenapa In begitu membencinya dari Lookchan. Makanya sekarang dia sengaja menghindari In. Bahkan saat tak sengaja bertemu In dan Saen, dia cuma mau bicara sama Saen, menganggap In tidak ada di depan matanya.
 
 
Saraphee diberitahu si petugas istana bahwa Kain Yang Kinnaree yang satu ini tidak memiliki nomor serial, yang itu artinya, kain ini bukan kain pemberian resmi dari Raja. Kain Yang hanya bisa didapatkan atas perintah resmi Raja. 

Siapa pun pemilik kain ini, dia telah melanggar aturan dengan memalsukan perintah Raja dan harus dihukum mati. Walaupun tidak ada yang bisa mengetahui siapa pemilik Kain Yang ini, tapi tentu saja Saraphee mencurigai seseorang.
 
Wichayen tidak sabaran ingin segera menuntaskan kasus ini dan ingin menetapkan Jan sebagai pelakunya. Gara-gara itu, In jadi semakin menggila ingin segera menangkap Jan untuk diinterogasi, dan ujung-ujungnya dia jadi bertengkar hebat lagi dengan Pudsorn dengan In yang lagi-lagi, menghina ayahnya Pudsorn dan menuduhnya penipu. (Sungguh aku bosan banget dengan pertengkaran mereka)
 
 
Pudsorn jadi sedih sepanjang hari gara-gara itu. Ibunya yang khawatir, akhirnya memberitahu Pudsorn tentang kebenaran di balik kematian istrinya In. Suatu malam, Ibunya In datang membawa menantunya yang sakit parah. Waktu itu Pudsorn masih kecil.

Waktu itu In tengah ditugaskan di Thanintaryi dan istrinya mengikutinya ke sana, namun di sana, Istrinya In mulai sakit. Karena In tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, jadi In mengirim istrinya kembali ke Ayutthaya sendirian untuk mendapatkan pengobatan.
 

Masalahnya, Istrinya In bukan sakit biasa, dia terkena penyakit menular sehingga dia harus diisolasi dan Ayahnya Pudsorn melarang seluruh keluarganya masuk ke kamar isolasi. Dia sendiri mengambil resiko tertular demi berjuang mengobati Istrinya In... hingga suatu hari, Ayahnya Pudsorn benar-benar tertular.
 
Sejak saat itu, seluruh keluarga Pudsorn dilarang mendekati kamar isolasi dan Ayahnya Pudsorn menyerahkan klinik ke tangan Pudsorn sepenuhnya. Walaupun waktu itu Pudsorn masih kecil, tapi dia sudah diajari segala macam ilmu medis, makanya Ayahnya Pudsorn bisa menyerahkan klinik kepadanya dengan tenang.

Demi menghindari penularan terhadap yang lain, Ayahnya Pudsorn akhirnya memutuskan untuk membawa Istrinya In mengungsi. Ayahnya Pudsorn menyadari mungkin dirinya juga tidak akan selamat, karena itulah saat dia berpamitan, dia memberi berbagai wejangan pada Pudsorn, termasuk meminta Pudsorn untuk menjaga kakaknya dengan baik. Dia sadar kalau Mee tidak berminat jadi dokter, pun begitu, dia tetap berharap kedua anaknya bisa menjadi dokter yang hebat suatu hari nanti.
 
 
Selama bertahun-tahun ini, Pudsorn selalu berharap ayahnya akan kembali. Namun sebenarnya, Ayah pernah mengirim surat terakhir ke keluarganya. Surat itu selama ini sengaja disembunyikan oleh Ibunya Pudsorn, tapi kali ini, akhirnya ia memutuskan untuk menyerahkan surat terakhir Ayah tersebut kepada Pudsorn. 
 
 

Yang jadi masalah, entah kenapa semua orang menyembunyikan masalah ini dari In sehingga In jadi salah paham mengira kalau Ayahnya Pudsorn membunuh istrinya yang pada akhirnya membuat In jadi seperti orang gila.
 
 
Kinnaree kembali ke Hong Shin Sae keesokan harinya untuk mendapatkan jawaban. Hong Shin Sae memberitahu Kinnaree bahwa kandungan dalam kertas ini adalah jamur E-Luang. Sebenarnya jamurnya sendiri tidak beracun. Jika dicampur dengan herbal tertentu, justru bisa bermanfaat sebagai obat. Namun jika dicampur dengan herbal tertentu lainnya, maka bisa jadi beracun.
 
 
Yang tidak Kinnaree ketahui, Hong Shin Sae, ternyata adalah selingkuhannya Kinnaree. Tapi Hong Shin Sae bukan komplotannya Kinnaree, dia bahkan tidak mengetahui identitas Kinnaree yang sebenarnya dan mengira kalau Kinnaree hanya gadis biasa.

Hong Shin Sae jelas orang baik, dia bahkan ingin sekali melamar Kinnaree dan ingin bertanggung jawab karena selama ini mereka sudah tidur bersama. Tapi tentu saja Kinnaree tidak bisa melakukannya, jadi dia sengaja mengulur waktu, meyakinkan Hong Shin Sae bahwa sekarang belum waktunya.
 
 
Masalahnya, karena tidak tahu apa-apa tentang Kinnaree dan hubungan Kinnaree dengan racun yang tengah ditelitinya ini, Hong Shin Sae santai saja berbagi informasi ini kepada Kinnaree.

Informasi yang kontan membuat Kinnaree cemas dan langsung memerintahkan Choi untuk menyelidiki tentang Pudsorn lalu menugaskan Jan untuk melakukan sesuatu untuknya.
 
 
Pudsorn pergi ke istana bersama Lookchan untuk mengabarkan informasi dari Hong Shin Sae kepada Saraphee. Saraphee pun berbagi kecurigaannya tentang siapa pemilik Kain Yang itu, keterlibatan pemiliknya Kain Yang ini dengan pembunuhan Kapten Jean dan kemungkinan adanya sebuah konspirasi besar untuk menggulingkan Raja.

Pudsorn ingin membahas masalah ini lebih jauh dengan Saraphee sehingga dia memutuskan untuk menginap di istana dan menyuruh Jeeb pulang duluan, dia bahkan melarang Jeeb menjemputnya besok, bersikeras mau pulang sendiri.

Sepanjang malam Pudsorn dan Saraphee membahas tentang Kain Yang Kinnaree itu dan apa hubungan kain itu dengan Kapten Jean, dan apa hubungan Kapten Jean dengan si pemilik kain itu.
Tapi apa pun itu, yang pasti, siapa pun yang berhubungan dengan kain itu, pasti akan terkena sial. Karena itulah, Saraphee mewanti-wanti Pudsorn untuk berhati-hati.
 
 

Pada saat yang bersamaan, Wichayen semakin tidak sabaran ingin menunjuk siapa pun orang Siam untuk dituduh jadi pembunuh Kapten Jean. Sikapnya itu semakin lama jadi semakin mencurigakan hingga In dan Robaire sama-sama berpikir bahwa mungkin Wichayen juga bisa dijadikan tersangka.
 
Siapa tahu Kapten Jean dan Wichayen punya konflik kepentingan politik sehingga Wichayen membvnvhnya, lalu Wichayen akan mengkambinghitamkan orang Siam agar Perancis punya alasan untuk menyerang dan menjajah Siam.

Kecurigaan Robaire terhadap Wichayen ini jelas menunjukkan bahwa posisi Robaire dalam kasus ini adalah netral, dia hanya ingin menemukan kebenarannya dan menegakkan keadilan tanpa memandang kewarganegaraan pelaku.
 


In berhasil menangkap anak buahnya Jin Hok lagi, dan setelah beberapa kali s1ks4an dan ancaman, si anak buah akhirnya mau buka suara. Dia berkata bahwa Kapten Jean punya hutang besar pada Kasino karena kalah judi, tapi dia meyakinkan In bahwa bosnya tidak mungkin membvnvh Kapten Jean. 

Tidak mungkin bosnya akan melakukan itu karena jelas dia akan merugi karena hutangnya Kapten Jean tidak akan terbayar. Terkait apa hubungan Kapten Jean dengan Tuan Chay, dia benar-benar tidak tahu.
 


Malam itu juga, In mendapat kabar dari mata-mata yang membuntuti Clara, bahwa malam ini Clara pergi berdoa ke gereja. Aneh sekali, malam-malam saat orang tidur, Clara malah ke gereja? Memangnya tidak bisa berdoa di rumah saja apa? Dia punya iman yang sangat kuat... atau... dia sengaja pergi ke sana sebagai alasan untuk menemui seseorang?

Tebakannya tepat, Clara memang bertemu seseorang di sana. Tidak jelas siapa, tapi dari sosoknya, kemungkinan Jan. In jadi semakin curiga dengan Clara, dia jelas sedang menyembunyikan sesuatu dari mereka.
 
 
Dalam perjalanan pulang, Pudsorn tiba-tiba diserang oleh seseorang yang mau mencuri barang bawaannya. Namun yang tak disangkanya, si pencuri itu ternyata Jan. 

Jan memang disuruh oleh Choi untuk mencuri barang bawaannya Pudsorn, dia bahkan diperintah untuk membunuh Pudsorn kalau Pudsorn melawan. Tapi Jan sejak awal tidak tahu siapa targetnya, apalagi dia tidak melihat wajah Pudsorn sejak dia membuntuti Pudsorn dari luar istana, dan jelas saja sekarang dia kaget saat menyadari siapa korbannya.
 
 
 
Kebetulan Robaire ada di dekat TKP saat kejadian ini terjadi dan langsung menyergap Jan. Jan berhasil melawan dan kabur, tapi Robaire sempat men3mbaknya. Entah kena atau tidak, tapi yang pasti, Jan berhasil mencuri Kain Yang Kinnaree itu.
 

Robaire sendiri jadi terluka, maka mereka pun pergi ke rumahnya Pudsorn untuk mengobatinya. Kali ini Mee yang bertindak menjahit lukanya Robaire dan dia benar-benar sudah semakin ahli dalam hal ini.
 
Saat In mendengar masalah ini, dia sontak mencemaskan Pudsorn. Tapi setelah melihat Pudsorn baik-baik saja, bahkan sedang bercanda tawa dengan semua orang, In mendadak emosi dan ngomel-ngomel seperti orang kesetanan lagi.
 
 
Apalagi saat dia mendengar bahwa Kain Yang Kinnaree itu hilang, dan kemungkinan pemiliknya adalah Jao Jom Kinnaree. In ngeyel menolak mempercayainya, meyakini selirnya Raja tidak mungkin akan melakukan hal semacam itu.

Tapi yang pasti, Kain Yang ini jelas sangat penting bagi pemiliknya mengingat begitu banyaknya kejadian yang berkaitan dengan Kain Yang ini. Apakah pelakunya sungguh Jao Jom Kinnaree ataukah dia hanya dikambinghitamkan oleh pelaku yang sebenarnya, yang punya jawabannya hanya Jao Jom Kinnaree.
 
Kinnaree sendiri sedang gelisah karena Jan tidak datang-datang. Dia tidak tahu kalau Jan tidak bisa datang karena ternyata kakinya benar-benar terkena peluru.
 
 
Keesokan harinya, Pai menjemput Pudsorn untuk mengobati Jan. Jan sebenarnya tak enak hati dan merasa sangat bersalah pada Pudsorn, tapi Pudsorn tetap melaksanakan tugasnya sebagai dokter dengan profesional dan mulai mengoperasi Jan. Pastinya tanpa bius sehingga Jan harus menahan sakit teramat sangat selama proses operasi.
 
 
Tapi tiba-tiba Pai memberitahu bahwa In dan Robaire baru saja tiba di rumahnya Juang karena mereka mengira Pudsorn sedang mengobati Juang seperti biasanya. Pudsorn terpaksa harus mempercepat proses operasi.

Jan benar-benar banyak berhutang budi pada Pudsorn sehingga dia memutuskan untuk mengembalikan yang dia curi dari Pudsorn kemari.
 


Walaupun penasaran dan agak curiga karena tidak mendapati Pudsorn di rumahnya Juang, tapi untungnya Robaire percaya waktu Pudsorn bahwa beralasan bahwa dia barusan mengobati saudaranya Pai. In masih agak curiga, tapi dia diam saja.

Tapi yang tidak diketahui semua orang, tepat setelah mereka pergi, Juang tiba-tiba didatangi Choi yang mencari Jan. Tapi Jan sendiri sudah pergi mendatangi Kinnaree untuk menyerahkan buntelan yang dia curi.

Kinnaree hampir saja senang, tapi ternyata isinya cuma kain biasanya yang sontak membuat sifat aslinya keluar, mengamuk seperti orang gila.

Bersambung ke episode 12

Post a Comment

0 Comments