Begitu tiba di Shanghai, Cong Rong langsung sibuk rapat dengan klien mereka. Klien mereka benar-benar puas dengan kinerja mereka dan berniat mentraktir mereka makan malam, tapi Shangguan menolak dengan sopan dengan alasan ada janji dengan klien lain.
Tapi sebenarnya itu cuma alasan buat menolak undangan itu. Pengacara harus tetap netral, sedangkan jika dia menerima undangan makan itu, mungkin dia akan terbawa perasaan yang pastinya akan membuatnya bias.
Sebagai atasan yang baik, dia tidak lupa memuji kinerja Cong Rong tadi lalu mengajak Cong Rong pergi ke sebuah pet shop. Sepertinya Shangguan sudah sering ke sana karena dia menyukai kucing, dia mengaku bahwa dia juga memelihara seekor kucing di rumah.
Saat Shangguan tanya apakah Cong Rong juga suka kucing, Cong Rong jadi teringat anjingnya Shao Qing dan langsung tanpa ragu menjawab bahwa dia lebih suka anjing yang putih dan gemuk.
Bahkan sampai malam tiba, tidak ada satu pun pesan balasan dari Shao Qing. Cong Rong lama-lama kecewa dan kesal sendiri. Dia bahkan menyatakan tidak akan mengangkat kalau Shao Qing menelepon.
Tapi sedetik kemudian Shao Qing menelepon, dan Cong Rong langsung antusias mengangkatnya. (Pfft! Katanya nggak mau angkat telepon?) Shao Qing meminta maaf karena baru telepon sekarang, soalnya operasinya cukup lama.
Cong Rong dengan antusias mengajaknya video call, tapi Shao Qing malah menolak dengan alasan kalau dia sudah sangat capek lalu cepat-cepat menutup teleponnya. Hah? Gitu doang? Cong Rong jelas kecewa dan kesal.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, mengaku layanan kamar. Tapi begitu dia membuka pintu, yang muncul malah Shao Qing yang langsung menariknya ke dalam pelukannya dan memeluknya erat-erat saking kangennya. Dia bahkan tidak peduli biarpun dia sebenarnya sangat capek, hanya bisa beberapa jam di sini dan harus naik pesawat lagi pagi-pagi sekali besok.
Tiba-tiba dia berbisik dengan nada nakal, "bagaimana kalau kita memanfaatkan waktu untuk melakukan hal yang diinginkan?" (Ow, apakah itu?)
Tak lama kemudian, mereka sudah duduk di sebuah warung kaki lima. Pfft! Ternyata ini yang ingin dilakukan Shao Qing, memenuhi janji makan malam mereka yang tertunda gara-gara kepergian Cong Rong yang dadakan. Cong Rong tak menyangka.
"Pengacara Cong, jangan-jangan kau... menantikan hal lain?" goda Shao Qing.
"Tidak! Pemikiranmu itu benar-benar berbahaya."
Cong Rong malu dan buru-buru mengalihkan perhatian ke makanan. Tiba-tiba bos tempat itu terburu-buru datang dengan heboh setelah diberitahu istrinya tentang kedatangan Shao Qing yang membawa wanita. Cong Rong heran, mereka berdua saling mengenal.
"Bukan hanya saling mengenal, kami juga teman sehidup semati," ujar si Bos sambil menunjukkan bekas operasi yang ada di kepalanya. Si Bos tampaknya benar-benar mengagumi Shao Qing dan mengetahui sedikit banyak tentang Cong Rong, dia bahkan semangat banget meyakinkan Cong Rong untuk menikahi Shao Qing.
Usai makan, Shao Qing menjelaskan bahwa si Bos itu dulu adalah pasien yang dia selamatkan dari ambang kematian pada operasi pertamanya. Itulah yang dimaksud dengan 'Teman sehidup semati'. Dia juga banyak bercerita tentang Cong Rong pada si Bos.
Pacar si Bos (yang sekarang sudah menjadi istrinya) sangat mencintai si Bos. Bahkan sebelum operasi, si Pacar memohon padanya untuk menyelamatkannya. Dia tidak peduli bagaimana hasilnya, bahkan sekalipun si Bos tidak bisa bergerak, tapi dia akan tetap menikahinya.
Itu adalah operasi pertamanya, Shao Qing sangat gugup waktu itu. Namun dia berkata pada dirinya sendiri bahwa dia harus berhasil, menyemangati dirinya sendiri untuk menyelamatkan si Bos agar si Pacar bisa mengucap semuanya langsung ke si Bos.
Cong Rong kagum, "Dokter Wen, kau sungguh hebat. Mereka pasti merasa sangat berterima kasih padamu."
Tapi Shao Qing justru merasa lebih berterima kasih pada si Bos. Keteguhan dan kegigihan pasien untuk sembuh adalah keyakinan yang mendukung para tenaga medis dan mempertahankan tujuan awal mereka.
Cong Rong jadi semakin kagum padanya dan langsung diam-diam memotretnya. Mengalihkan topik ke tangga jembatan penyeberangan, Cong Rong jadi ingat waktu kecil dia pernah taruhan sama temannya untuk turun tangga dengan mata tertutup. Alhasil, dia jatuh karena salah berpijak sehingga dua gigi depannya copot.
Shao Qing tiba-tiba usul agar Cong Rong mencobanya sekali lagi. Cong Rong awalnya takut, tapi Shao Qing meyakinkannya untuk percaya padanya. Cong Rong akhirnya mencobanya dengan dituntun pelan-pelan sama Shao Qing. Tapi di pertengahan, Shao Qing dengan sengaja menarik Cong Rong ke dalam pelukannya, lalu menciumnya mesra.
Kembali ke hotel, Shao Qing menceritakan hidupnya setelah berpisah dengan Cong Rong dulu. Dia mengaku mulai kurus sejak dia SMP dan dengan gaya soknya mengklaim bahwa wanita yang naksir dia, namun dia menolak semuanya demi Cong Rong.
Tapi dia mulai serius saat dia mengaku bahwa selama ini dia sering kali membayangkan seperti apa rasanya bersama Cong Rong. misalnya, saat SMP, dia ingin sekali ke rumah Cong Rong dan menunggunya di bawah untuk berangkat sekolah bersama, dan pulang sekolah bersama naik bis.
Lalu waktu SMA... waktu itu sebenarnya teman-temannya sudah pada pacaran. Tapi Shao Qing sama sekali tidak merasa itu penting. Nanti kalau Cong Rong kembali, dia juga pasti akan bisa menggenggam tangan Cong Rong biar mereka semua iri.
Lalu waktu kuliah, kuliah kedokteran itu sangat sulit, dia hanya punya waktu beberapa jam sebelum tidur untuk merindukan Cong Rong.
"Aku ingin kau menjadi pasien simulasiku, aku ingin memelukmu, aku ingin menyentuhmu," goda Shao Qing.
"Wen Shao Qing!"
"Maksudku menyentuh tulang belakangmu untuk mengetahui bagian mana yang skoliosis."
Cong Rong tiba-tiba ngantuk, tapi dia menolak tidur. Shao Qing pun dengan manisnya menyandarkan kepala Cong Rong ke bahunya agar Cong Rong bisa memejamkan matanya dengan nyaman.
Cong Rong mengaku bahwa dia sebenarnya juga ingin melakukan banyak hal bersama Shao Qing. Dia bahkan belum bilang apa saja yang diinginkannya, tapi Shao Qing tanpa ragu langsung menyetujuinya. Dia akan setuju untuk melakukan apa pun yang ingin Cong Rong lakukan.
Entah sejak kapan Cong Rong tertidur. Namun saat dia terbangun subuh-subuh, Shao Qing sudah tidak ada. Tapi dia meninggalkan sketsa gambar Cong Rong saat sedang tidur, lalu tepat saat itu juga, dia mengirim pesan yang memberitahu bahwa dia sudah di pesawat sekarang.
Di rumah sakit, Zhong Zhen meyakini kalau kakak sepupunya sudah tidak ada harapan sama Shao Qing, maka dia pun mulai berusaha mencari tahu dari Perawat Xia tentang dokter lain di rumah sakit ini yang masih lajang dan jabatannya lebih tinggi dari Shao Qing buat dia jodohkan ke kakak sepupunya.
Hmm, Perawat Xia jelas tahu banget kalau Zhong Zhen tidak sebaik itu untuk benar-benar menjodohkan kakaknya, dia hanya ingin memanfaatkan itu untuk keuntungan pribadinya sendiri. Perawat Xia menolak membantu.
Zhong Zhen jujur mengakuinya, awalnya dia berpikkir kalau dia akan bisa memanfaatkan hubungan kakak sepupunya dengan Shao Qing. Tapi kakak sepupunya menolak Shao Qing, kakak sepupunya itu memang pandai melihat orang dan tahu betul kalau Shao Qing itu bukan orang baik. (Pfft! Seandainya kamu tahu, Zhong Zhen)
Pokoknya, intinya, Zhong Zhen sekarang tidak punya pengimbang, mumpung sekarang dia masih magang, mending dia pindah ke departemen lain saja. Jika dia tidak segera pindah, maka cepat atau lambat, dia pasti akan segera dikirim ke kamar mayat sama 'Si Pembantai' itu.
Tapi Zhong Zhen tidak sadar bahwa saat dia mengucap itu, Shao Qing muncul di belakangnya dan tanya, "kau ingin pindah ke mana? Biar kubantu."
Wuih! Kata-kata yang terdengar biasa, namun bagi Zhong Zhen, rasanya terdengar sangat amat menyeramkan. Dia menyangkal, lalu cepat-cepat kabuuuuurrrrrr.
Saat dia hendak pulang tak lama kemudian, Shao Qing mengundang beberapa orang untuk datang makan malam ke rumahnya nanti malam, tapi dia sengaja merahasiakan tentang siapa tamu rahasianya.
Tentu saja tamu rahasianya adalah sang pacar yang pulang sore ini. Begitu mereka tiba di bandara, Shangguan ingin mengantarkannya, tapi Cong Rong menolak dan bergegas pergi naik taksi.
Begitu sampai apartemen, dia tidak langsung pulang ke rumahnya sendiri, malah langsung mengetuk pintu rumahnya Shao Qing, dan begitu pintu terbuka, dia langsung memeluk Shao Qing dengan manja. Kangen banget.
Shao Qing sebenarnya ingin mengatakan sesuatu, tapi Cong Rong dengan cepat membungkamnya. Jadilah mereka berpelukan mesra... saat tiba-tiba saja terdengar sapaan serempak dari dalam ruangan. Pfft!
Ternyata mereka sedang ditonton oleh para rekan kerja dan para anak magangnya Shao Qing. Sebenarnya ini yang mau Shao Qing bilang barusan, tapi Cong Rong malah menyuruhnya diam. Duh, Cong Rong kan jadi malu. Saking malunya, dia hampir mau kabur, tapi Shao Qing cepat-cepat menariknya masuk.
Cuma Zhong Zhen yang terlambat datang, makanya dia tidak melihat pemandangan itu sehingga dia belum mengetahui hubungan kakak sepupunya dan Shao Qing. Dia datang tak lama kemudian dengan membawa seekor ayam mentah, yang mau dimasak sekaligus dijadikan bahan percobaan untuk pembelajaran bedah para dokter magang.
Tapi Zhong Zhen malah sama sekali tidak fokus saking takutnya sama Shao Qing gara-gara kejadian tadi siang. Bahkan saat Shao Qing menyuruh mereka untuk menyentuh ayamnya untuk mencari otot-ototnya, Zhong Zhen malah mengelus tangan Shao Qing sambil melamun. Gara-gara itu, Shao Qing langsung menghukumnya untuk mengorek ayam ini sampai bersih.
Tak lama kemudian, semua masakan Shao Qing sudah matang. Tapi saat yang lain sudah berkumpul di meja makan, tiba-tiba Shao Qing memanggilnya ke dapur untuk menyuruhnya mencicipi sup.
Tapi begitu bibir Cong Rong monyong meniup supnya, Shao Qing tiba-tiba malah menjauhkan supnya lalu menciumnya. Pfft! Untungnya biarpun mereka melakukannya di hadapan banyak orang, cuma istrinya Dokter Chen yang melihat adegan mesra itu. Tapi tetap saja Cong Rong malu banget dilihat orang dan langsung gemas sama Shao Qing.
Cong Rong langsung mengambil satu-satunya kursi yang tersisa, yang berada di sebelahnya Shao Qing. Tapi Zhong Zhen tetap saja nggak nyambung, malah memprotes Cong Rong karena duduk di kursi khusus pacarnya Shao Qing.
Hadeh! Perawat Xia sampai harus menegur kebodohannya dan memberitahu bahwa pacarnya Shao Qing tuh Cong Rong. Zhong Zhen kaget, apalagi kemudian dia melihat Shao Qing terang-terangan menunjukkan kemesraan dengan menggenggam tangan Cong Rong
Shao Qing mengumumkan pada mereka semua bahwa sekarang Cong Rong sudah resmi bekerja di firma hukum, jadi pesta makan-makan ini anggap saja pesta perpisahannya Cong Rong.
Semua orang sontak mengeluh, soalnya mereka semua sudah cukup dekat dengan Cong Rong selama Cong Rong magang. Tersentuh, Cong Rong janji akan sering-sering main ke rumah sakit.
Pengumuman kedua adalah Shao Qing memberitahu mereka bahwa semua yang pernah dia katakan sebelumnya itu benar. Dia dan Cong Rong saling mengenal sejak mereka kecil. Dia sudah menunggu Cong Rong selama bertahun-tahun. Sekarang dia dan Cong Rong sudah jadian, jadi mulai sekarang, mereka tidak boleh lagi mengolok-oloknya dengan orang lain.
Zhong Zhen mendadak berusaha menjilat kakak sepupunya dengan menyodorkannya sup, tidak sadar kalau sup itu yang barusan membuat Cong Rong dicium dan dilihat orang. Cong Rong jelas langsung menolaknya dengan kesal sambil memelototi Shao Qing, tapi yang sedang dipelototi malah dengan seenaknya pasang tampang tanpa dosa.
Cheng Cheng membantu Wen Rang di toko bukunya. Belakangan ini buku puisinya Wen Rang cukup laris, dan itu berkat jasa Cheng Cheng yang hobi merekam kesehariannya Wen Rang lalu mengunggahnya di medsos, makanya sekarang Wen Rang cukup terkenal.
Saat hendak mengambil buku di rak atas, Cheng Cheng tak sengaja menjatuhkan buku tepat ke arah dirinya sendiri. Untungnya Wen Rang sigap menampik buku itu, tapi dalam prosesnya membuat posisi mereka jadi sangaaaat dekat.
Wen Rang tampak jelas terpengaruh oleh kedekatan mereka, tapi dia cepat-cepat menguasai diri dan bergegas keluar dengan alasan mau beli makanan. Saat Cheng Cheng melanjutkan pekerjaannya sendirian, tak sengaja dia menemukan sebuah disc yang tertulis tahun 2010-2013.
Dia jadi penasaran dan mumpung yang punya belum kembali, dia memanfaatkan kesempatan itu untuk membuka disc itu dan mendapati isinya ternyata video rekaman kenangan Wen Rang bersama mantannya.
Mereka tampak begitu bahagia bersama yang kontan membuat Cheng Cheng jadi sedih. Tiba-tiba Wen Rang kembali dan langsung menutup laptopnya, jelas dia tidak senang dan langsung mengusir Cheng Cheng.
Bahkan saat Cheng Cheng tidak segera pergi, Wen Rang sendiri yang langsung angkat kaki dari sana. Cheng Cheng sampai harus kerepotan menutup toko buku itu sebelum kemudian pergi mengejar Wen Rang.
Setelah beberapa lama dikuntit, Wen Rang akhirnya melunak. Cheng Cheng tanya apakah wanita itu adalah mantannya Wen Rang yang pernah Wen Rang sebutkan waktu mereka berkemah. Wen Rang mengiyakannya, tapi dia diam saja saat Cheng Cheng tanya siapa di antara mereka yang memutuskan hubungan duluan.
Cheng Cheng bisa menyimpulkan dari reaksinya itu bahwa Wen Rang-lah yang dicampakkan. Wah! Kok bisa wanita itu malah mencampakkan Wen Rang padahal Wen Rang adalah satu di antara sejuta.
"Aku satu di antara sejuta? Aku tidak punya reputasi, tidak kaya, hanya bisa menulis sedikit lagu dan sedikit puisi. Kenapa juga dia ahrus menyukaiku?"
"Berarti kau tidak mengerti. Orang bilang, penampilan yang cantik itu semuanya sama. Tidak spesial. Tapi jiwa yang menarik adalah orang bodoh."
Bukan berarti Cheng Cheng menghina Wen Rang bodoh, justru maksudnya adalah Wen Rang itu orang yang menarik. Jiwa Wen Rang menarik, dia sangat berbakat. Menurut Cheng Cheng, Wen Rang itu orang yang baik.
"Dia tidak memahamimu, lalu kau menyalahkan dirimu sendiri?" tanya Cheng Cheng.
Meski Cheng Cheng tidak begitu memahami puisi-puisinya Wen Rang, tapi Cheng Cheng bisa merasakan emosi Wen Rang saat menulis puisi-puisi itu. Dia saja bisa merasakan kebaikan Wen Rang, orang lain pun pasti bisa. Buktinya sekarang buku puisinya Wen Rang laris manis, itu artinya bakatnya diakui.
Tapi Wen Rang tak percaya, orang-orang itu membeli puisinya hanya karena sekarang dia jadi selegram. Dan dia akui, dia memang sedang menghukum dirinya sendiri. Mendengar itu, Cheng Cheng tiba-tiba memeluknya yang jelas saja membuat Wen Rang kaget.
Bersambung ke episode 15
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam