Sinopsis My Little Happiness Episode 13

Demi membantu Jing Jing menyelesaikan laporan power point-nya, Cong Rong rela begadang semalaman sampai pagi, dan selama itu, Shao Qing setia menemaninya.

Cong Rong bahkan sampai lupa bahwa tugasnya sendiri belum dia selesaikan. Untungnya Shangguan kemudian mendapat telepon yang mengatakan bahwa atasan mereka setuju untuk mengundur jadwal presentasi. Cong Rong langsung semangat pulang untuk menyelesaikan tugasnya sendiri.

Keesokan harinya, Shao Qing mengantarkan Cong Rong ke firma hukum dan dengan manisnya menyemangati Cong Rong dengan gambar kartun masa kecil mereka, dulu Cong Rong pernah mendorongnya untuk terus berlari dengan cara menyodok punggungnya pakai payung. Dan sekarang, gambar itu adalah kebalikannya, dia yang menyodok punggung Cong Rong, menyemangati Cong Rong untuk terus maju sampai garis finish.

"Aku akan menunggumu di garis finish," ujar Shao Qing.

Berkat semangat Shao Qing itu, Cong Rong pun berhasil menyelesaikan presentasi laporan akhir magangnya di hadapan para pengacara senior.

 

Gara-gara kejadian itu, restorannya Jing Jing disegel sama polisi yang jelas saja membuat Cheng Cheng merana. Untungnya Wen Rang yang bersedia menampungnya dan membantunya menyelidiki masalah ini.

Mereka diam-diam masuk ke restorannya Cheng Cheng melalui pintu kamarnya Wen Rang lalu mulai menyelidiki bahan makanan yang mana yang menyebabkan orang-orang itu keracunan makanan... hingga akhirnya Cheng Cheng menemukan kerang yang baunya sudah busuk.

Bersama-sama, mereka pergi ke toko seafood yang menjual kerang itu. Cheng Cheng yang maju, sedangkan Wen Rang mengawasi dan melindunginya dari kejauhan. 

Dengan kecerdikannya, Cheng Cheng berhasil memancing si penjual seafood untuk menunjukkan produk seafood beku yang harganya murah yang dia sembunyikan di gudang, atau lebih tepatnya, seafood yang sebenarnya sudah tidak layak konsumsi karena sudah tidak segar lagi. Bahkan gudang itu pun baunya busuk sekali.

Cheng Cheng diam-diam merekam semuanya. Tapi ujung-ujungnya dia malah terpancing emosi melabrak si penjual hingga dia bahkan terang-terangan bilang kalau dia sudah merekam semuanya.


Hadeh! Untungnya saja ada Wen Rang yang bertindak cepat menyeretnya melarikan diri sampai akhirnya mereka berhasil membuat si penjual kehilangan jejak. Dan di tengah keributan ini, Cheng Cheng jadi semakin terpesona pada Wen Rang dan bahagia banget melihat tangan Wen Rang yang masih memegangnya. Saking senangnya, dia bahkan memotret momen itu.


Mereka lalu melaporkan semua bukti yang mereka dapatkan barusan ke kantor polisi. Saat mereka keluar tak lama kemudian, Cong Rong datang dan Cheng Cheng dengan antusias memberitahu bahwa masalah restorannya sudah selesai sekarang.

Berhubung sudah selesai, Cheng Cheng mendadak usul agar mereka berpelukan. Dia berniat mau memeluk Wen Rang sebenarnya, tapi Wen Rang langsung mundur, membuat Cheng Cheng jadi harus segera mengalihkan pelukannya ke Cong Rong dengan canggung.

Kedua wanita lalu pindah ke taman, di mana Cheng Cheng dengan nada penuh cinta menceritakan tentang segala kebaikan dan perhatian Wen Rang padanya. Sayangnya, mereka belum pacaran sekarang. Pokoknya sejak melihat Wen Rang bermain gitar waktu itu, Cheng Cheng tiba-tiba merasa sangat terpesona. Tiba-tiba Wen Rang jadi sangat tampan di matanya.

Wah, wah, wah! Cheng Cheng nih jelas-jelas sedang mengalami gejala bucin. Tapi Cong Rong heran, Wen Rang tuh sangat beda dari mantan-mantannya Cheng Cheng. Wen Rang jelas bukan tipe cowok idamannya Cheng Cheng. Jadi bagaimana bisa Cheng Cheng jatuh cinta sama Wen Rang.

Cheng Cheng juga heran dengan dirinya sendiri, kenapa dulu dia menyukai cowok-cowok rendahan? Pokoknya mulai sekarang, Wen Rang adalah takdirnya. Dia akan mengejar Wen Rang mulai sekarang.

Sementara itu, para pengacara senior masih sibuk mendiskusikan laporan para pemagang. Di antara semuanya, hanya laporannya Jing Jing dan Cong Rong yang nilainya kurang lebih sama.

Beberapa mendukung Cong Rong atas keberhasilannya magang di rumah sakit Yunji. Sebelumnya, belum pernah ada satu pun yang benar-benar berhasil menyelesaikan magang di rumah sakit Yunji.

Tapi beberapa lainnya mendukung Jing Jing, terutama karena fakta bahwa dia berasal dari keluarga pengacara. Keputusan akhir ada pada Shangguan Yi, dan jelas dia lebih memilih Cong Rong.

Cong Rong bukan berasal jurusan hukum, dia juga punya banyak kelemahan, seperti terlalu idealis. Namun selama bertahun-tahun dia bekerja keras belajar hukum secara otodidak dan gigih dalam meraih impiannya. 


Tak lama kemudian, Cong Rong mendapatkan telepon dari firma hukum yang mengabarkan bahwa dia diterima. Wah! Cong Rong senang banget dan langsung berlari pulang sambil menghubungi Shao Qing, mengajaknya ketemuan di taman kompleks.

Shao Qing sudah menunggu saat Cong Rong tiba. Dia langsung to the point memberitahu Shao Qing bahwa dia diterima dan langsung menarik Shao Qing untuk memberinya kecupan singkat, pertanda mereka resmi jadian sekarang.

Shao Qing sontak menariknya mendekat dan menciumnya lebih lama. Ibunya Cong Rong kebetulan lewat saat itu dan langsung sinis melihat kedua anak muda berciuman di tengah jalan itu. Tapi sedetik kemudian dia sadar kalau mereka adalah Cong Rong dan Shao Qing, dan seketika itu pula reaksi sinisnya mendadak berubah kegirangan.


Tak lama kemudian, Shao Qing memaksa pulang naik tangga alih-alih naik lift hanya supaya dia bisa bermanja-manja sama sang pacar, mengklaim dirinya capek dan langsung memeluk Cong Rong.

Cong Rong jelas tak percaya, mana mungkin orang yang setiap hari berolahraga, bisa cepat capek.Shao Qing meralat dengan nada menggoda, dia tidak capek karena naik tangga, tapi karena tadi dicium paksa. Tapi Cong Rong boleh kok menciumnya paksa lagi sekarang.

Cong Rong sontak panik melarikan diri. Shao Qing dengan cepat menangkapnya dan berniat menciumnya lagi. Cong Rong refleks mundur, tapi malah hampir terjatuh gara-gara pintu di belakangnya yang mendadak terbuka.

Untungnya Shao Qing sigap menangkapnya sehingga mereka berakhir dalam posisi romantis. Larut dalam suasana, Shao Qing berniat menciumnya lagi... saat tiba-tiba saja terdengar suara Ibu berdehem. Pfft!


Ibu sudah menunggu di depan pintu sedari tadi dengan semua kopernya, soalnya Ibu berniat mau pulang malam ini juga. Mereka pun mengantarkan Ibu ke bandara. Tapi kemudian Ibu mengklaim kalau dia lapar dan menyuruh Cong Rong membelikan makanan untuknya.

Tapi jelas itu hanya alasan agar dia bisa bicara berdua dengan Shao Qing. Begitu Cong Rong pergi, Ibu menitipkan sebuah buku jurnal padanya untuk diberikan pada Cong Rong nanti. Itu adalah buku jurnal kerja mendiang ayahnya Cong Rong.

Selama ini, Ibu selalu membawa buku jurnal itu ke mana pun dia pergi, dan membacanya setiap kali dia merindukan mendiang Ayah. Sekarang Ibu memutuskan untuk memberikan buku itu pada Cong Rong.

"Bantu aku beritahu Cong Rong, walaupun salam hatiku aku takut dengan sifat keadilannya, namun aku mengerti bahwa sifat keadilannya ini adalah kebanggaanku. Aku minta bantuannya untuk menjaganya baik-baik."

Shao Qing meyakinkannya untuk tidak khawatir, dia pasti akan menepati janjinya untuk menjaga Cong Rong dengan baik.

Saat Cong Rong kembali tak lama kemudian, ibunya sudah naik pesawat. Shao Qing tiba-tiba menariknya ke dalam pelukannya dan berkata, "mulai sekarang, aku akan menggantikan ibumu untuk menjagamu."

Keesokan harinya adalah hari pertama Cong Rong mulai bekerja di firma hukum. Shao Qing sudah ada di depan menunggunya untuk mengantarkannya ke tempat kerja, dan langsung terpesona melihatnya tampak begitu cantik memakai setelan kerja resmi sambil menenteng buku jurnal pengacara milik mendiang ayahnya.

Mereka saling lirik-lirikan terus sepanjang jalan, masih agak canggung karena hari ini hari pertama mereka resmi pacaran. Begitu mereka tiba di depan kantor, Shao Qing tiba-tiba menggodanya dengan mendekatkan wajahnya seolah mau menciumnya. 

Cong Rong kepedean menutup mata, menanti ciumannya, padahal Shao Qing cuma menggodanya dan mendekat cuma untuk melepaskan sabuk pengamannya. Sudah sampai, turunlah. Pfft! Cong Rong antara kecewa dan malu, tapi tentu saja dia menolak mengakuinya.


Tapi saat dia hendak turun, Shao Qing malah menghentikannya. Dia lalu mengambil sebuah tas dari bagasi lalu berlutut di hadapan Cong Rong tanpa memedulikan tatapan para pejalan kaki hanya untuk menempelkan hansaplas di kaki Cong Rong, soalnya Cong Rong kan tidak terbiasa pakai sepatu high heels.

Bukan cuma itu saja, dia juga sudah menyiapkan sepasang sandal buat Cong Rong pakai saat tidak ada orang yang melihat. Haduh, haduh, pak dokter manis sekali. Cong Rong jadi semakin jatuh cinta padanya. Maka sebelum masuk, Cong Rong langsung menyuruh Shao Qing mendekat dengan alasan mau mengatakan sesuatu. Padahal begitu Shao Qing menunduk, dia langsung mengecup pipi Shao Qing dan mengajaknya makan malam bersama nanti malam.

Cong Rong pastinya antusias banget dengan meja kerja barunya. Para pengacara pun menyambutnya hangat. Pengacara Yang menghadiahinya sukulen sambil bertanya-tanya kenapa Cong Rong, yang seorang wanita, ingin menjadi pengacara?

"Memangnya kenapa kalau wanita? Apa di firma hukum ini masih ada diskriminasi gender?"

"Oh, bukan begitu. Maksudku, saat kau menjadi pengacara, maka kau harus berpisah dengan kelembutannya ini, lalu mulai berjalan menuju kemandirian, kuat dan berani untuk maju. Jika kau tidak percaya, lihatlah Pengacara Xu," ujar Pengacara Tang sembari menunjuk pengacara wanita yang meja kerjanya tepat di sebelah Cong Rong.

"Jangan hiraukan dia. Hanya pria yang tidak punya kemampuan yang keberatan wanita punya kemampuan," ujar Pengacara Xu. Dia tampak dingin, namun dia sebenarnya juga menyambut Cong Rong dengan hangat dengan memberinya buku nota baru.

Cong Rong benar-benar bahagia dan antusias, Shangguan pun senang melihatnya bahagia. Tapi dengan cepat dia berubah serius dan menyuruh Cong Rong masuk ke ruangannya.

Begitu Cong Rong masuk, dia melihat Shangguan mengonsumsi obat maag dan obatnya baru saja habis. Tapi Shangguan begitu serius dengan pekerjaannya sehingga dia berusaha keras mengabaikan sakitnya dan fokus memberi Cong Rong informasi bahwa Cong Rong selama satu tahun ke depan, akan magang menjadi asistennya dan membantunya menyelesaikan 10 kasus, dan baru setelah satu tahun dia boleh mengajukan sertifikasi profesi.

Sekarang dia menginstruksikan Cong Rong untuk menyiapkan perjalanan dinas mereka berdua, hari ini, berangkat satu jam lagi. Hah? Dadakan sekali.

Cong Rong sampai kerepotan melakukan belanja darurat sambil menelepon Shao Qing untuk mengabarkan hal ini, yang itu artinya, janji makan malam mereka terpaksa harus dibatalkan. Shao Qing tidak marah kan?

Tentu saja... tidak. Dia hanya mewanti-wanti Cong Rong untuk berhati-hati. Dia sendiri harus melakukan operasi sekarang. 

Selama mereka bicara di telepon, dia sedang cuci tangan, bersiap untuk operasi, jadi Zhong Zhen yang harus memegangi HP-nya. Zhong Zhen melihat nama kontaknya cuma 'Pacar', tanpa nama, dan kontan saja itu membuat Zhong Zhen salah paham mengira Shao Qing sudah punya pacar wanita lain dan bukan kakak sepupunya. Tapi alih-alih menjelaskan, Shao Qing malah sengaja bersikap ambigu dan membiarkan Zhong Zhen salah paham.

Karena terlalu mendadak, Cong Rong hanya bisa mendapatkan tiket kelas ekonomi, tapi Shangguan sama sekali tak mempermasalahkannya dan langsung fokus mengajari Cong Rong tentang kasus hak cipta yang akan mereka tangani di Shanghai, dia bahkan memberi Cong Rong kesempatan untuk menjelaskan pada klien mereka nanti.

Cong Rong jelas antusias dan senang banget. Tapi kemudian dia memperhatikan maag-nya Shangguan kumat lagi. Untungnya Cong Rong sudah menyiapkan segalanya, dia langsung mengeluarkan sekotak obat, membawanya ke kabin lalu kembali tak lama kemudian dengan segelas obat maag yang sudah dia seduh dengan air hangat. Shangguan tercengang sekaligus tersentuh. Hmm... sepertinya dia jadi semakin terpesona pada Cong Rong.

Bersambung ke episode 14

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam